BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Disusun oleh:
2020
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 2
2.4 Aspek yang Harus disiapkan dalam Pembelajran Luring Era New Normal….. 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sekarang ini memasuki masa New Normal atau kehidupan baru yang
mana pemerintah memberikan arahan agar masyarakat memakai masker, sering mencuci
tangan, menjaga jarak, dan lain sebagainya. Di era New Normal ini pemerintah Indonesia
mengeluarkan beberapa kebijakan seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) mengeluarkan kebijakan yakni terkait pelaksanaan tahun akademik
baru, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penggunaan fasilitas atau layanan sekolah.
Kegiatan pembelajaran jarak jauh sudah dilaksanakn sejak bulan April 2020 sampai saat
ini. Akan tetapi, dari kebijakan ini juga banyak pihak yang belum siap untuk
melaksankan pembelajaran melalui jarak jauh. banyak kalangan yang ternyata tidak bisa
mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh karena terbatasnya kemampuan
masyarakat, yang tidak memiliki perangakat yang menunjang pembelajaran jarak jauh.
Serta Pembelajaran daring/online dinilai oleh masyarakat tidak terlalu efektif dan efisien
dalam penyampaian materi, sehingga siswa dinilai perlu belajar secara tatap muka
berinteraksi langsung dengan guru dalam proses pembelajaran.
1
Dalam menyikapi hal ini, saya melakukan sebuah penelitian untuk mengkaji dan
mengetahui tentang bagaimana “Kesiapan Sekolah dan Siswa dalam Pembelajaran
Luring di Era New Normal” dengan meneliti kesiapan sekolah dan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran luring di era New Normal, serta memberikan wawasan
mengenai strategi pelaksanaan pembelajaran luring di era New Normal yang dapat
digunakan sebagai referensi untuk mempersiapkan pembelajaran luring di era New
Normal. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan sekolah dan siswa dapat lebih
mempersipkan diri untuk melaksankan pembelajaran luring dengan baik sesuai dengan
aturan pemerintah.
1.2.1 Bagaimana kesiapan sekolah dan siswa dalam pembelajaran luring di era New
Normal?
1.2.2 Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran luring di era New
Normal?
1.2.3 Seperti apa strategi yang perlu disiapkan dalam pembelajaran luring di era New
Normal?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui kesiapan sekolah dan siswa terhadap pembelajaran lurimg di era New
Normal.
1.3.2 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran luring di era
New Normal.
1.3.3 Mengetahui strategi yang diterapkan oleh sekolah dalam pembelajaran luring di
era New Normal.
2
Pandemi Covid-19. Hasil dari pengetahuan tersebut akan dikemas dalam beberapa
bentuk, yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Laporan Kemajuan Penelitian Kesiapan Sekolah dan Siswa dalam Pembelajaran
Luring di Era New Normal. Laporan kemajuan akan dibuat pada saat penelitian
sedang berjalan.
1.4.2 Laporan Akhir Kesiapan Sekolah dan Siswa dalam Pembelajaran Luring di Era
New Normal. Laporan akhir akan dibuat pada saat penelitian sudah 100% selesai.
1.4.3 Artikel Ilmiah mengenai Penelitian Kesiapan Sekolah dan Siswa dalam
Pembelajaran Luring di Era New Normal. Artikel ilmiah mengenai Kesiapan
Sekolah dan Siswa dalam Pembelajaran Luring di Era New Normal akan ditulis
sesuai konvensi ilmiah yang telah ditetapkan dan akan dimuat di sebuah jurnal
ilmiah, yaitu di jurnal UNY.
1.4.4 Video Dokumenter tentang Kesiapan Sekolah dan Siswa MAN 2 Cianjur dalam
Pembelajaran Luring di Era New Normal, peneliti akan menginformasikam
Kesiapan Sekolah dan Siswa MAN 2 Cianjur dengan membuat sebuah video
dokumenter, dimana video tersebut berisi video saat wawancara dengan kepala
sekolah, video fasilitas sekolah yang sesuai dengan protokol kesehatan, dan
video perlengkapan kesehatan yang menundukung untuk pelaksanaan
pembelajran tatap muka di era New Normal. Video dokumenter akan
dipublikasikan dengan cara diupload di Youtube kemudian link video tersebut
akan dbagikan ke banyak orang melalui media sosial, seperti Instagram,
Facebook, Twitter, dan Whatsapp. Video ini diharapkan bisa membuat edukasi
bagi seluruh lembaga sekolah, siswa, dan masyarakat yang akan melaksanakan
pembelajaran luring di era New Normal, agar dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang pelu disiapkan dan strategi apa yang perlu dilakukan untuk melaksakan
pembelajaran luirng di era New Normal dengan baik dan tetap mematuhi
protokol kesehatan.
1.5 Manfaat
3
1. Dapat memberikan edukasi bagi masyarakat luas mengenai Pembelajaran
Luring di Era New Normal.
1. Menjadi media pengenalan bagi sekolah, siswa dan masyarakat luas mengenai
hal-hal apa saja yang perlu dipatuhi dan disiapakan dalam Pembelajaran Luring
di Era New Normal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Normal menurut kamus besar bahasa indonesia berarti menurut aturan atau
menurut pola yang umum, sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah,
sesuai dengan keadaan yang biasa, tanpa cacat, tidak ada kelainan. Sedangkan Era New
Normal adalah zaman normal baru atau bersifat normal dengan sesuatu yang baru, hal
ini merupakan anggapan yang bersama-sama mewujudkan keadaan normal kembali
seperti biasanya dengan berbagai persyaratan yang ditentukan dengan protokol
kesehatan demi keselamatan semua orang. Sehingga di era New Normal seperti sekarang
ini kegiatan belajar dikelas sesuatu yang biasa dengan suasana yang baru dengan
perlakuan yang baru seperti definisi New Normal menurut Pemerintah Indonesia adalah
tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19. Dalam kata lain masyarakat harus
menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona COVID-19 dengan tatanan baru
yang disebut New Normal. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah seakan dituntut untuk
menerapkan kebijakan Life New Normal yang bertujuan untuk menghidupkan kembali
4
akses kegiatan perekonomian masyarakat dan kegiatan belajar mengajar dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan.
Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan
sekitar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 7). Adapun menurut Wittig (dalam Syah, 2003:
65-66), belajar sebagai any relatively permanen change in an organism behavioral
repertoire that accurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil pengalaman).
Luring menurut KBBI disebutkan bahwa istilah luring adalah akronim dari “luar
jaringan”, terputus dari jaringan komputer. Misalnya belajar melalui buku pegangan
siswa atau pertemuan langsung. Selain itu dari pendapat Malyana (2020) dan Setiawan
et al., (2019) adapun jenis kegiatan luring yakni menonton TVRI sebagai pembelajaran,
siswa mengumpulkan karyanya berupa dokumen, karena kegiatan luring tidak
menggunakan jaringan internet dan komputer, melainkan media lainnya.
Kartini & Rusman (2019) dan Tani & Ekawati (2017) menjelaskan bahwa sistem
pembelajaran luring merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka.
Dalam proses pembelajaran luring diharapkan perserta didik mampu menerima
pembelajaran dengan baik. Hal ini termasuk upaya yang di lakukan sekolah untuk
mencerdaskan peserta didiknya (Zulaiha dkk, 2020; Soleh dkk, 2019; Septiani dan
Cahyono, 2019; Nugraha, 2019; Listiningrum dkk, 2020)
5
2.3. Strategi dalam pembelajaran luring di era New Normal
2.3.1 Hanya sekolah di Zona hijau saja yang diperbolehkan menggelar kegiatan belajar-
mengajar tatap muka itupun dengan Protokol kesehatan yang ketat.
Saat ini, hanya sekitar 6% saja peserta didik yang berada di daerah Zona hijau.
Sedangkan 94% lainnya tersebar di zona merah, dan kuning. Jika, kemudian rotasi
daerah tersebut berubah Statusnya menjadi zona kuning, atau merah, kegiatan
belajar mengajar tatap muka harus dihentikan. Setelah daerah itu hijau kembali,
skema pembukaan sekolah tersebut diulang lagi dari awal.
2.3.2 Untuk tingkat sekolah menengah dan sekolah dasar dibatasi hanya maksimal 18
peserta didik perkelas, para siswa harus berjarak minimal 3 meter saat berada di
dalam kelas, jadi secara otomatis sekolah yang melalui masa transisi ini harus
melakukan proses shifting. Jika sebelumnya ruang kelas dapat diisi siswa dengan
jumlah maksimal sesuai standar maka sekarang hanya dapat diisi setengah atau
sepertiga jumlah siswa. Dengan demikian perlu dirumuskan pola masuk siswa ke
kelas, apakah diatur dengan Model Shift (siswa masuk kelas dibagi dalam beberapa
shift), atau model lain yang disepakati.
2.3.3 Sekolah tidak boleh melaksanakan aktivitas lain selain pembelajaran didalam
ruang kelas seperti ekstrakurikuler, olah raga, dan kantin belum boleh dibuka.
6
2.4 Aspek yang harus disiapkan dalam pembelajran luring era New Normal
Aspek yang harus disiapkan dalam pembelajran luring era New Normal yaitu sebagai
berikut:
2.4.2 Kurikulum
7
Widyaiswara (WI) dan Widyabrada (WP) untuk melakukan fasilitasi,
pembimbingan, dan layanan konsultasi bagi guru-guru yang masih belum mahir
dalam pengoprasian aplikasi online untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, perlu melakukan kegiatan pembelajaran otodidak, disamping mencari
orang yang dianggap mampu menguasai teknologi disekitar dan didaerahnya juga
perlu melakukan kerja sama antar guru yang lainnya. Belajar otodidak bisa
dilakukan dengan cara mengikuti webinar online mapun melalui tutorial youtube.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan prosedur atau cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu, jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif deskriptif.
Kuantitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya.
8
Sugiyono (2017:2) mengatakan bahwa, metode penelitian pada dasarnya
merupakan ciri-ciri ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru, dan siswa kelas X, XI, XII
MAN 2 Cianjur di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur tahun 2021. Adapun
jumlah populasi dari guru, dan siswa kelas X, XI, XII sebagai berikut ini :
9
Tabel 3.4.
Daftar jumlah guru dan Siswa Kelas X, XI, XII MAN 2 Cianjur di Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur tahun 2021
No populasi jumlah
1. Guru 60
2. Siswa kelas X 450
3. Siswa kelas XI 470
4. Siswa kelas XII 465
10
Untuk mendapatkan data dari lapangan, maka perlu dilakukannya penelitian
untuk pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan alat ukur dengan modifikasi dari skala Likert
dengan 5 skala pengukuran yaitu SS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,
TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.
11
reliabilitas angket tersebut. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan angket
kepada seluruh tenaga pendidik di MAN 2 Cianjur dan perwakilan 30 siswa.
3.4.3 Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal haldari responden yang akan lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiyono, 2018:137-138).
3.4.4 Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2009
12
Covid-19 (SKB 4 Menteri 2021). Jakarta, DKI. Tersedia di
https://lpmpbabel.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/01/proses-
pembelajaran-era-new-normal-oke.pdf
Heri Dwiyanto, Menyiapkan Pembelajaran Era New Normal Dengan Blended Learning.
(lampung: TP, 2020), 3-4
Kartini, T., & Rusman, R. (2019). Studi Evaluatif Kurikulum Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar Dalam Jaringan Terhadap Peningkatan Kompetensi Pendidik Paud.
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2(2), 74–86.
https://doi.org/10.21831/diklus.v2i2.2365 1
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Setiawan, A. R., Puspaningrum, M., & Umam, K. (2019). Pembelajaran Fiqh Mu’Āmalāt
Berorientasi Literasi Finansial. TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic
Education, 6(2), 187- 192. https://doi.org/10.17509/t.v6i2.20887
13
Tani, S., & Ekawati, E. Y. Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta Didik pada Materi
Teori Kinetik Gas Melalui Penerapan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
iSpring Suite 8. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 7(2), 13-16. Google
Scholar
Wahyu Adityo Prodjo. (2020, 06). Pembelajaran Jarak Jauh bukan Pembelajaran Daring,
Ini Penjelasannya. Kompas.com. Diakses dari
https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/16/200131471/pembelajaran-jarak-
jauh-bukan-pembelajaran-daring-ini-penjelasannya.
Zulaiha, D., Lian, B., & Mulyadi, M. (2020). The Effect of Principal’s Competence and
Community Participation on the Quality of Educational Services. Journal of Social
Work and Science Education, 1(1), 45-57.
14