8. Mengapa bakteri endofit dapat dipanen pada jam ke-9 sampai jam ke-24?
Jawab:
Perbanyakan (propagasi) bakteri endofit sebelum diinokulasi pada formulasi
media (kompos, tepung, cair) dapat dilakukan pada jam ke-9 hingga jam ke-24
yaitu diakhir fase eksponensial atau saat fase stasioner berlangsung karena
bakteri endofit akan menghasilkan banyak metabolit sekunder sehingga kondisi
kultur/stok bakter optimal.
9. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi viabilitas sel dalam formula anda?
Jawab:
1. Jenis bahan pembawa (carrier).
Kesesuaian carrier yang digunakan dapat menjaga kelangsungan hidup sel
bakteri. Pemilihan bahan juga akan menentukan efektivitas formulasi dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman serta sebagai pengendalian mikroba
patogen (Ardakani et al. 2010).
2. Teknik penyimpanan.
Selama penelitian ini formulasi bakteri endofit ditempatkan pada kemasan
HDPE di ruang laboratorium dengan suhu ruangan tanpa AC dan tidak
terkena paparan sinar matahari secara langsung (tertutup). OLEH KARENA
ITU PERLU DITELITI FAKTOR SUHU, RH, dan KEMASAN.
3. Lama penyimpanan formula.
Berhubungan dengan ketersedian nutrisi dalam formula, semakin lama
semakin habis, populasi menurun.
10. Mengapa bakteri endofit diisolasi dari bagian akar kelapa sawit?
Jawab:
Penelitian dari Sembiring (2008), mendapatkan lebih banyak bakteri endofit dari
bagian akar tanaman dibandingkan bagian daun. Hal ini dikarenan, bakteri
endofit lebih cepat masuk ke jaringan tanaman melalui akar lateral dan rambut
akar, hal ini karena adanya senyawa eksudat akar yang sesuai dengan sumber
nutrisi bakteri tersebut.
12. Apa dasar digunakannya bahan pembawa kompos, talk, dan air kelapa?
Jawab:
Digunakan ketiga bentuk (padat dan cair) formula tsb agar penggunaan formulasi
dapat dijadikan opsi oleh penggunanya.
Penggunaan campuran kompos dan kascing sebagai bahan organik
diduga memiliki manfaat ganda yaitu sebagai bahan pembawa (carrier)
dan sumber nutrisi bagi tanaman maupun pertumbuhan bakteri endofit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Becker et al. (2010), kompos yang
berasal dari residu padatan tanaman (buah, daun, batang, dan akar)
memiliki kandungan C-organik 21%, N-total 1.49%, K 2O 4.0% (w/w), dan
P2O5 1.8% (w/w). Sedangkan, kascing memiliki kandungan C-organik
sebesar 14.07% dan N-total sebesar 0,70% dengan rasio C/N sebesar 20
(Nurmawati 2000). Selain itu, kompos dan kascing memiliki kandungan
unsur hara makro seperti N, P dan K yang sangat diperlukan oleh
tanaman.
Talk digunkan karena merupakan jenis tanah mineral yang dominan
berasosiasi dengan kaolinit dan gibsit. Stabilitas talk relatif berbeda
dengan mineral liat yang lain karena komponen talk mempunyai
kandungan tanah liat yang sangat kuat. Penggunaan talk telah diuji
secara luas dan efektif dalam menjaga viabilitas bakteri dan menekan
pertumbuhan patogen (Kuenpech et al. 2014).
Vigliar et al. (2006) melaporkan bahwa air kelapa memiliki komposisi
nutrisi lengkap 95,5% air, 4% karbohidrat, 0,1% lemak, 0,02% kalsium,
0,01% fosfor, 0,5% zat besi, asam amino, vitamin C, vitamin B kompleks
dan garam mineral.