AS LI
1. TUJUAN
prosedur ini dibuat sebagai pedoman agar seluruh unit kerja pelaksana di Lingkungan
pengelolaan limbah 83'
Direktorat Jenderal Bina Marga memiliki acuan yang sama dalam
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup prosedur pengelolaan limbah 83 ini berlaku di Lingkungan Direktorat
REFERENSI
15/PRT/M/2015'
3.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
dan Perumahan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
Rakyat.
3.2 SNI 19 - 14001 - 2OO5 tentang Sistem Manajemen Lingkungan' Klausul 4'4'6
Pengendalian OPerasional.
SNI 1g - 14004 - 2005 tentang Sistem Manajemen Lingkungan -
Panduan Umum
3.3
tentang Prinsip, sistem dan Teknik Pendukung, Klausul
4'4'6 Pengendalian
OPerasional'
Pedoman Perencanaan
3.4 Pedoman konstruksi dan bangunan no.o09/BM/2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan'
Kerja' dan
3.5 Manual sistem Terintegrasi (Mutu, Keselamatan dan Kesehatan
tanggal 01 Juli
Lingkungan) Direktorat Jenderal Bina Marga, MMK3L/DJBM/2o16
2016 rev.00
DEFINISI
4.1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) :
bahan
1) Bahan Bakar Minyak (solar yang kotor dan atau tercampur dengan
lainnYa)'
2) Gemuk (Grease) bekas diPakai'
3) Minyak Lumas/ Pelumas ( Oli ) bekas dipakai'
4) Saringan Minyak Lumas (Oit Fitter) bekas pakai dan
5) Saringan BBM (Fuel Oil Filter) bekas dipakai'
6) Battery/Aki (Accumulator) bekas dipakai
7) Majun bekas (kain membersihkan gemuk, oli dan atau BBM solar).
8) Serbuk gergaji yang telah digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak
lumas atau solar.
9) Tumpahan/ ceceran olie dan BBM
10) Suku Cadang (Spare parfs) bekas dipakai yang masih terkontaminasi dengan
pelumas dan atau Grease, kecuali yang telah dibersihkan dari pelumas dan
atau Grease menjadi bukan termasuk ketegori sampah barang berbahaya dan
beracu
11) Lumpur bercampur minyak dan atau pelumas hasil dari pemisahan Oit Water
Separator.
4.2. Limbah 83:
Llimbah yang dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan manusia sesuai dengan PP Rl no. 18, tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4.3. Limbah Padat:
Bahan yang dihasilkan dari sisa-sisa packing, komponen maupun produk yang
rusak, atau hasil sampingan dari suatu proses yang berbentuk padat.
4.4. Pengumpul :
5. KETENTUAN UMUM
Tidak ada
6. RINCIAN PROSEDUR
6.1 Penempatan bahan-bahan yang mudah terbakar harus aman sebagaimana
dijelaskan berikut ini :
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari
Direktorat Jenderal Bina Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat l
: 01 Juli 2016
2. Bahan-bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus dijaga supaya
tetap kering.
3. Pada bangunan, sisa-sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang mempunyal
alat penutuP.
4 Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang mudah terbakar'
5. Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut' dan digunakan
sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan'
6 Bahan bakar/bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan di gedung atau
sesuatu tempat, kecuali di dalam kaleng atau alat yang tahan api yang dibuat
untuk maksud tersebut.
7. Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu'
(sumber : Pedoman konstruksi dan bangunan no. 0041B/M12006 tentang Pedoman
jalan dan
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk konstruksi
jembatan)
ditangani secara
6.2 Limbah 83 yang dihasilkan (sisa proses atau 83 yang kadaluarsa),
khusus mengacu kepada MSDS masing-masing material'
mengikuti peraturan
63 Proses penyimpanan sementara dan pembuangan limbah 83
perundangan Yang berlaku.
penampungan limbah 83
64 Limbah 83 dibawa dan disimpan sementara di tempat
untuk selanjutnya dikirim ke tempat pengolahan limbah 83
yang mempunyar |Jrn
yang
pengolahan limbah 83 dengan menggunakan perusahaan transportasi
18, tahun 1999, Pengelolaan
mempunyai ijin pengangkutan sesuai dengan PP Rl no.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun'
7. FORMULIR
Tidak ada