Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

PROSEDUR MUTU, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN


PENGELOLAAN LIMBAH 83
SOP/UPM.SMUDJBM.O6

Disahkan diJakarta pada tanggal 01 Juli2016

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA

Nomor Salinan Status Dokumen

AS LI

sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari


Direktorat Jenderal Bina Marqa, Kementerian Pekeriaan Umum dan Perumahan
Tanqqal Berlaku : 01 Juli 2016
:1dari 3

1. TUJUAN
prosedur ini dibuat sebagai pedoman agar seluruh unit kerja pelaksana di Lingkungan
pengelolaan limbah 83'
Direktorat Jenderal Bina Marga memiliki acuan yang sama dalam

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup prosedur pengelolaan limbah 83 ini berlaku di Lingkungan Direktorat

Jenderal Bina Marga.

REFERENSI
15/PRT/M/2015'
3.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
dan Perumahan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
Rakyat.
3.2 SNI 19 - 14001 - 2OO5 tentang Sistem Manajemen Lingkungan' Klausul 4'4'6
Pengendalian OPerasional.
SNI 1g - 14004 - 2005 tentang Sistem Manajemen Lingkungan -
Panduan Umum
3.3
tentang Prinsip, sistem dan Teknik Pendukung, Klausul
4'4'6 Pengendalian
OPerasional'
Pedoman Perencanaan
3.4 Pedoman konstruksi dan bangunan no.o09/BM/2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan'
Kerja' dan
3.5 Manual sistem Terintegrasi (Mutu, Keselamatan dan Kesehatan
tanggal 01 Juli
Lingkungan) Direktorat Jenderal Bina Marga, MMK3L/DJBM/2o16
2016 rev.00

DEFINISI
4.1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) :

jumlahnya baik secara langsung


Setiap bahan yang karena sifat dan kosentrasi,
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan
I atau merusak lingkungan hidup'
mahluk hidup lainnya; Sampah yang
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
berbahaya dan beracun yaitu
termasuk dalam kategori yang mengandung bahan
:

bahan
1) Bahan Bakar Minyak (solar yang kotor dan atau tercampur dengan
lainnYa)'
2) Gemuk (Grease) bekas diPakai'
3) Minyak Lumas/ Pelumas ( Oli ) bekas dipakai'
4) Saringan Minyak Lumas (Oit Fitter) bekas pakai dan
5) Saringan BBM (Fuel Oil Filter) bekas dipakai'
6) Battery/Aki (Accumulator) bekas dipakai

Direktorat Jenderal Bina Marga, liementerian


uh isi dokumen tanpa ijin te(ulis dari
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rak l
: 01 Juli 2016

7) Majun bekas (kain membersihkan gemuk, oli dan atau BBM solar).
8) Serbuk gergaji yang telah digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak
lumas atau solar.
9) Tumpahan/ ceceran olie dan BBM
10) Suku Cadang (Spare parfs) bekas dipakai yang masih terkontaminasi dengan
pelumas dan atau Grease, kecuali yang telah dibersihkan dari pelumas dan
atau Grease menjadi bukan termasuk ketegori sampah barang berbahaya dan
beracu
11) Lumpur bercampur minyak dan atau pelumas hasil dari pemisahan Oit Water
Separator.
4.2. Limbah 83:
Llimbah yang dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan manusia sesuai dengan PP Rl no. 18, tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4.3. Limbah Padat:
Bahan yang dihasilkan dari sisa-sisa packing, komponen maupun produk yang
rusak, atau hasil sampingan dari suatu proses yang berbentuk padat.
4.4. Pengumpul :

Pekerja yang melakukan kegiatan pengumpul limbah sebelum diserahkan ke


pengelola atau pemanfaat limbah.
4.5. Pengumpulan dan Penyimpan :

Suatu proses pengumpul limbah sebelum diserahkan ke pengolah atau pemanfaat


limbah.
4.6. Petugas limbah :

Petugas (mitra kerja) yang mengawasi pekerjaan pengumpul llmbah.

5. KETENTUAN UMUM
Tidak ada

6. RINCIAN PROSEDUR
6.1 Penempatan bahan-bahan yang mudah terbakar harus aman sebagaimana
dijelaskan berikut ini :

1. Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti debu/serbuk gergaji, lap berminyak


dan potongan kayu yang tidak terpakai tidak boleh tertimbun atau terkumpul di
tempat kerja.

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari
Direktorat Jenderal Bina Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat l
: 01 Juli 2016

2. Bahan-bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus dijaga supaya
tetap kering.
3. Pada bangunan, sisa-sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang mempunyal
alat penutuP.
4 Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang mudah terbakar'
5. Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut' dan digunakan
sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan'
6 Bahan bakar/bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan di gedung atau
sesuatu tempat, kecuali di dalam kaleng atau alat yang tahan api yang dibuat
untuk maksud tersebut.
7. Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu'
(sumber : Pedoman konstruksi dan bangunan no. 0041B/M12006 tentang Pedoman
jalan dan
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk konstruksi
jembatan)

ditangani secara
6.2 Limbah 83 yang dihasilkan (sisa proses atau 83 yang kadaluarsa),
khusus mengacu kepada MSDS masing-masing material'

mengikuti peraturan
63 Proses penyimpanan sementara dan pembuangan limbah 83
perundangan Yang berlaku.

penampungan limbah 83
64 Limbah 83 dibawa dan disimpan sementara di tempat
untuk selanjutnya dikirim ke tempat pengolahan limbah 83
yang mempunyar |Jrn
yang
pengolahan limbah 83 dengan menggunakan perusahaan transportasi
18, tahun 1999, Pengelolaan
mempunyai ijin pengangkutan sesuai dengan PP Rl no.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun'

sementara sesuai dengan


6.5 Lama penyimpanan limbah 83 di tempat penampungan
menyimpan limbah 83 lebih
peraturan yang berlaku (bila kurang dari 50 kg/hari dapat
dari 90 hari sebelum diserahkan) sesuai dengan PP Rl
no' 18, tahun 1999'
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun'

7. FORMULIR
Tidak ada

ruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari


Pekeriaan Umum dan Perumahan Rak
Direktorat Jenderal Bina Marga, Klementerlan

Anda mungkin juga menyukai