Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BENGKEL MELATI PAGARALAM

ZENIKA RIZKI PUTRA


18040075

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


KABUPATEN LAHAT
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Bengkel Melati Pagaralam dari tanggal 08


Januari 2020 s/d 28 Maret 2020 yang disiapkan dan disusun oleh:

Nama : Zenika Rizki Putra


Kelas : II-TP-2
NISN/NIS : 0020571515/18040075
Program Keahlian/Jurusan : Teknik Permesinan

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh:

Mengetahui,
Pimpinan Bengkel & Pembimbing di Lapangan

TAUFIKQURRAHMAN

A.n Kepala Sekolah Pembimbing Sekolah,


Waka Humas dan Industri
SMK Negeri 1 Lahat,

FIRMANSYAH, ST.,M.Pd.T AKBAR FITRIANSYAH, S.Pd.


NIP. 19810101 200903 2 004 NUPTK. 2852766667200022

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan. Shalawat teriring salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu‘alaihi Wasallam.
Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan kelas.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:

1. Allah Subhanahu wa ta’ala, berkat kehendak dan izin-Nya lah sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Bapak Abdul Rahman, M.M., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Lahat.
3. Bapak Firmansyah, ST., M.Pd.T. selaku Waka Humas dan Industri SMK
Negeri 1 Lahat.
4. Bapak Akbar Fitriansyah, S.Pd. selaku Guru Pembimbing SMK Negeri 1
Lahat.
5. Bapak Taufikqurrahman selaku Pimpinan Bengkel Melati Pagaralam serta
Pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
6. Rekan Praktik Kerja Lapangan Gelombang ke 1.
7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam Praktik Kerja Lapangan.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan balasan yang berlipat ganda


kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Penulis sangat berharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Hanya
kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya, semoga Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.

Lahat, 28 Maret 2020


Penulis,

Zenika Rizki Putra


NIS. 18040075

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 1
C. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ....................................... 2
D. Pembahasan Praktik Kerja Lapangan .................................................... 3
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DU-DI ........................ 7
A. Proses Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan .......................................... 5
B. Hasil Pembelajaran Praktik Kerja Lapangan ......................................... 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................... 18

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses Mengelas dengan Las Listrik ............................................... 6
Gambar 2. Proses Mengebor ............................................................................. 13

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah tingkat menengah kejuruan memiliki tugas yaitu
mempersiapkan dan membekali para siswa agar mendapatkan ilmu pengetahuan
serta keterampilan di bidang teknologi. Proses pembelajaran bertujuan untuk
penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi bagi para siswa. Dalam
pelaksanaannya melibatkan seorang ahli yang dilakukan di bidangnya melalui
pembinaan praktik. Sehingga dalam menyelenggarakan pendidikan diupayakan para
siswa belajar dan berpraktik untuk memperdalam dan memperluas kemampuan serta
mengenal sistuasi kerja yang sebenarnya. Maka dari itu sebelum menyelesaikan
pendidikannya, siswa diwajibkan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis
dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu. Selain itu juga, Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha, sehingga
dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan mutu dan
relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan
suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai salah satu


syarat tugas praktik di semester dua dan juga sebagai kegiatan siswa untuk mencari
pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, yang
tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan
meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan
manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan
kehidupan yang makmur. Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat,
didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi.

1
Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL), yaitu:
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja.
2. Mendapatkan wawasan yang luas tentang kegiatan lingkungan kerja.
3. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan
mampu mengembangkan diri.
4. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha dan industri pada saat ini maupun di masa yang akan datang.
5. Menyiapkan agar tamatan menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif.
6. Meningkatkan ketekunan dan keuletan dalam bekerja.
7. Menanamkan rasa tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan tuntutan profesi.
8. Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha yang profesional dalam
lapangan kerja antara lain: Struktur Organisasi usaha jenjang karir dan
manajemen usaha.
9. Meningkatkan, memperluas dan memanfaatkan proses penerapan teknologi baru
lapangan kerja ke sekolah atau sebaliknya.

C. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Tempat: Bengkel Melati, Jl. Kombes H. Umar No. 1015 Kelurahan Besemah Serasan
Kecamatan Pagaralam Selatan Kota Pagaralam
Dengan beberapa tempat Produksi:
a. Mesin Las TIG&MIG
b. Mesin Bubut
Waktu pelaksanaan PKL: Untuk waktu pelaksana PKL dimulai dari tanggal 08
Januari 2020 sampai 28 Maret 2020. Dengan jam kerja kerja sebagai berikut:

Hari Jam Kerja Pagi Istirahat Siang


Senin 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00
Selasa 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00
Rabu 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00
Kamis 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00
Jum’at LIBUR
Sabtu 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00
Minggu 08.00 - 17.00 08.00 - 12.00 12.00-13.00 13.00-17.00

2
D. Pembahasan Praktik Kerja Lapangan
1. Sejarah Bengkel Melati Pagaralam
Bengkel Melati berdiri sejak tahun 1970 yang didirikan oleh Bapak H. M.
Dencik Hasan. Berawal dari sebuah bengkel mesin, kini mampu menangani
berbagai keperluan akan pemesinan. Selain di tunjang peralatan canggih, juga
ditangani tenaga yang professional, sehingga tercapai kinerja yang kualitas yang
maksimal. Saat ini Bengkel Melati mampu melayani berbagai pesanan dari
berbagai konsumen atau pelanggan akan membutuhkan pemesanan bak mobil,
service bak mobil, mengecat, mengelas, dan lain-lain.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perbengkelan tentu saja tidak sama antara satu dengan
yang lainnya, begitu juga dengan Bengkel Melati. Struktur organisasi dari
Bengkel Melati seperti di bawah ini:

Kepala
Bengkel

Pegawai Pegawai Pegawai

3. Kepegawaian
Bengkel Melati merupakan bengkel yang menangani berbagai macam
pekerjaan yang berdiri sejak tahun 1970. Bengkel Melati mempunyai karyawan
tetap dan juga tidak tetap yaitu siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang mencari
Pengalaman Kerja Lapangan (PKL) melalui pendidikan Dasar dan pendidikan
kejuruan di bidang pemesinan.
Bengkel Melati memperhatikan kesejahteraan anggota, karyawan mendapat
gaji sesuai dengan jenis pekerjaannya, tingkat lulusan, serta pengalaman
professional dalam bekerja.

4. Disiplin Kerja
Sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah tata tertib serta kedisiplinan
pada karyawan, maka dari itu Bengkel Melati membuat peraturan sebagai berikut:
a. Karyawan masuk kerja pukul 08.00-17.00.

3
b. Karyawan istirahat pukul 12.00-13.00
c. Untuk siswa prakerin masuk kerja pukul 07.30-16.00.
d. Apabila tidak masuk kerja harus izin terlebih dahulu pada hari sebelumnya.
e. Untuk para karyawan di larang keras meminta biaya atau memungut biaya
dari pelangan dalam bentuk apapun kecuali mendapat izin dari pimpinan
Bengkel Melati.
f. Apabila sebelum dan sesudah bekerja, bengkel harus dalam keadaan bersih
dan rapi.
5. Pemeliharaan dan Peralatan Industri
Bengkel Melati merupakan Industri yang sangat memperhatikan keadaan
lingkungan hidup. Sehingga situasi dan kondisi tempat kerja memenuhi standar
kesehatan. Peralatan di Bengkel Melati menggunakan alat yang telah ada,
sehingga peralatan tersebut di maksimalkan untuk bekerja. Setelah selesai bekerja,
peralatan dan mesin-mesin yang ada di Bengkel Melati di bersihkan dan
diletakkan sebagaimana tempatnya, sehingga keadaan bengkel tetap kondusif
bersih dan rapi sebelum karyawan pulang.

6. Kegiatan Praktik yang dilakukan saat Praktik Kerja Lapangan di


Bengkel Melati Pagaralam
1) Menggerinda
2) Mengebor
3) Mengelas
4) Mengecat
5) Mengepress

4
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DU-DI
A. Proses Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Proses pelaksanaan Praktik kerja lapangan (PKL) yaitu pembelajaran di dunia
kerja untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan
PKL melibatkan praktisi ahli, yang berpengalaman di bidangnya melalui
pembimbingan praktik, juga mengomunikasikan dengan para orang tua kelas
siswa yang tengah PKL.
Adapun ruang lingkup siswa dalam proses pelaksanaan Praktik kerja lapangan:
1) Mengamati
Sebagai siswa yang baru mengikuti kegiatan Praktik kerja lapangan (PKL),
langkah awal yang perlu dilakukan untuk cepat beradaptasi dengan dunia kerja
yang bergerak cepat adalah mengamati kinerja dari suatu kegiatan di tempat
Praktik kerja lapangan (PKL), baik itu dalam bidang keahlian yang dimiliki
ataupun kegiatan tempat PKL secara luas. Hal ini penting dilakukan agar siswa
memahami apa alasan kegiatan yang dilakukan tersebut dan bagaimana alur
kegiatan di suatu tempat Praktik yang saling berkesinambungan satu sama lain.
2) Meniru tindakan
Pada tahap ini, siswa harus mampu meniru tindakan yang dilakukan oleh staf
DU/DI yang menjadi pembimbing tempat Praktik kerja lapangan (PKL) selama
pelaksanaan. Siswa wajib menilai dan membandingkan hasil atau kegiatan yang
siswa tiru, sudah sesuai standar yang berlaku atau masih menemukan kesulitan
dalam pelaksanaannya.
3) Mulai bekerja dalam bantuan dan pengawasan ahli
Setelah mampu meniru tindakan dari berbagai kegiatan di tempat Praktik kerja
lapangan (PKL) khususnya yang berkaitan dengan kompetensi keahlian yang
dimiliki, siswa sudah mulai bekerja secara lebih terinci dibawah pengawasan dan
bantuan pembimbing tempat praktik tentunya dengan standar yang berlaku di
tempat kerja. Bantuan dan pengawasan dari pembimbing lapangan berguna untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja ataupun meningkatkan skill siswa
dalam menangani masalah di dunia nyata.
4) Mampu bekerja mandiri

5
Siswa dapat bekerja tanpa pengawasan dan hanya boleh meminta bantuan jika
diperlukan. Meskipun kamu sudah diperbolehkan untuk bekerja atas inisiatif
sendiri, siswa harus tetap membatasi dirimu hanya untuk lingkup tindakan di
lapangan yang dipahami. Disinilah siswa akan diberikan tugas dan pekerjaan di
dunia kerja yang sebenarnya.
5) Aktualisasi dan eksplorasi
Siswa akan melakukan aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan
dan keterampilan yang sudah dimiliki selama bekerja. Siswa sangat diharapkan
untuk dapat memberikan opini dan saran terhadap pengembangan metode kerja,
prosedur kerja yang ada, dan hal lain yang dapat digunakan di tempat Praktik kerja
lapangan (PKL) dalam melakukan suatu kegiatan

B. Hasil Pembelajaran Praktik Kerja Lapangan


Kegiatan Praktik
1. MENGELAS

Gambar 1. Proses Mengelas dengan Las Listrik


a. Pengertian mengelas listrik
Mengelas listrik adalah menyambung dua bagian atau lebih dengan jalan
pelelehan dengan busur nyala listrik. Cara mengembangkan busur nyata tersebut
adalah dengan mili meter. Untuk memperoleh busur nyala maka elektroda di
buutuhkan dengan benda kerja yang akan di las. Setelah dipastikan ada arus listrik
mengalir dari elektroda benda kerja, jarak antara bendakerja dengan elektroda di

6
sebut panjang besar nyala suhu besar nyala sekitar 28000 oleh suhu tinggi tersebut
elektroda dan logam meleleh.
Terjadinya busur nyala las tersebut disebabkan oleh perbedaan tegangan listrik
antara kedua kutub (elektroda dan benda kerja) tegangan listrik ini di sebut dengan
tegangan nyala. Tinggi busur ini adalah 25/36 Volt. Bila las belum digunakan
tegangan tersebut labih tinggi yaitu 70-85 Volt.
Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian arus listrik, elektroda mencair
bersama-sama dengan benda kerja akibat suhu yang tinggi. Berdasarkan
elektrodanya di bedakan menjadi dua bagian yaitu las listrik dengan elektroda karbon
dan las listrik dengan elektroda logam.
b. Prinsip-prinsip Las Listrik
1) Las listrik dengan elektroda karbon
Las listrik dengan elektroda karbon ada dua macam yaitu las listrik dengan
elektroda tunggal dan elektroda ganda. Pada las listrik ini busur nyala yang
terjadi antara ujung elektroda karbon dan logam.
2) Las listrik dengan elektroda logam
Elektroda yang digunakan pada las ini adalah elektroda berselaput, selaput
elektroda tersebut ikut terbakar, sehingga mencair dan menghasilkan las yang
melindungi ujung elektroda kawat. Las busur listrik terhadap pengaruh udara
luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las
yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh udara luar.

3) Las listrik TIG


Las listrik TIG adalah las busur dengan tungsten sebagai busur nyala dan
menggunakan bahan tambahan seperti asterlin. Las 71 G juga sangat cocok
untuk mengelas alu menurun, Busur nyala terjadi antara elektroda tungsten
alumunium, Busur nyala terjadi antara elektroda tungsten dan benda kerja.
4) Las listrik sub magnet
a. Las listrik sub magnet menggunakan flaksi serbuk sebagai pelindung dari
pengaruh udara luar.
b. Fluksi serbuk sehingga sinar las tidak menyilaukan sebagaimana las listrik
umumnya. Pengelasan tidak memerlukan kaca pelindung. Kecepatan gerak
elektroda berselaput dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

7
5) Las listrik MIG
Pada las listrik MIG elektroda berbentuk Roll yang geraknya diatur oleh
pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Kecepatan gerak roda
gigi tersebut dapat diatur. Elektroda keluar melalui tangki bersama-sama dengan
gas pelindung. Gas pelindung yang digunakan adalah CO2, untuk pengelasan
baja argon atau campuran argon dan helrum dan baja tahan karat.
c. Pengkutuban Elektroda
1) Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung kabel elektroda dihubungkan ke terminal negatif.
Pengkutuban langsung juga sirkuit dengan elektroda negatif (PC).
2) Pengkutuban Terbalik
Cara pengkutuban ini kebalikan dari pengkutuban langsung, kabel Elektroda
dihubungkan ke terminal negatif. Pengkutuban ini disebut juga dengan sirkuit
las listrik dengan elektroda positif (AC). Pengaruh pengkutuban terdapat hasil
pengelasan adalah terhadap penembusan busur nyala listrik. Pengkutuban
langsung penembusannya dangkal sedangkan pengkutuban terbaik penembusan
busur nyala listrik lebih dalam.
d. Menyalakan Busur nyala elektroda dan mematikan busur nyala elektroda
Ada dua cara menyalakan elektroda yang dengan sentuhan benda kerja kemudian
angkat seringgi-tingginya diameter elektroda tersebut bertambah panjang
elektroda berkurang.
1) Mematikan busur nyala elektroda
Cara mematikan busur nyala elektroda mempengaruhi hasil pengelasan agar
ujung akhir pengelasan tidak keropos dan terlalu rendah maka cara mematikan
busur nyala elektrodanya harus benar.
2) Terampil menyalakan busur
Langkah Kerja:
 Siapkan mesin las dan stel besarnya arus
 Pakailah alat keselamatan kerja
 Siapkan alat bantu las
 Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasangkan helm masa dengan baik.

8
 Pasangkan elektroda pada tang las.
 Latihlah gerakan tangan gambar panah A
e. Peralatan Las
1) Mesin las mempunyai dua kabel utama yaitu kabel primer dan kabel sekunder.
Kabel primer menghubungkan sumber tenaga dengan mesin mesin las, sumber
tenaga las dapat diperoleh dari motor pembangkit mesin listrik, atau gerdu insuk
tenaga listrik, kabel sekunder sesuai panjang kabel elektroda dan kabel masa.
Ukuran diameter kabel sekunder adalah sesuai dengan panjang kabel yang
digunakan dan besar arus maksimum mesin las, kabel-kabel tersebut jangan
sampai terpuntir, terlepas dan sebagainya.
2) Kabel Las
Ada 3 macam kabel las yaitu:
 Kabel elektroda yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
 Kabel masa yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja.
 Kabel tenaga yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
listrik dengan pesawat.
3) Pemegang elektroda
Pemegang elektroda berfungsi untuk menjepit bagian ujung elektroda yang tidak
berselaput. Pemegang elektroda dibungkus oleh bahan penyekat (biasanya dari
bahan etonit). Pemegang elektroda tersebut dari bahan kuningan bagian yang
penting dari pemegang elektroda adalah mulutnya bagian ini harus selalu bersih
agar hambatannya kecil perawatan lainnya adalah sebagai berikut:
 Keraskan sambungan pemegang elektroda dengan kabel pada waktu tertentu.
 Pemegang elektroda tidak boleh ditaruh pada benda yang panas.
 Bersihkan mulut pemegang elektroda dengan sikat baja atau ampril.
4) Klem masa
Klem masa berfungsi untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Klem
massa harus dilas bentuk klem massa dilengkapi dengan pegas yang kuat agar
dapat menjepit benda kerja.

9
5) Palu las
Palu las digunakan untuk membersihkan kerak las pada jalur las dengan jalan
memukul atau menggoreskan. Pada waktu membersihkan kerak las dengan palu
pakailah kaca terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api. Ujung palu
rancing digunakan untuk mengetok pada sudut rigi-rigi. Sisi lain yang berbentuk
pahat digunakan untuk permukaan rigi-rigi percikan logam yang menempel.
6) Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk:
 Membersihkan benda kerja yang akan dilas
 Membersihkan kerak las yang sudah lepas dari jalur tas oleh pukulan palu las.
f. Perlengkapan Keselamatan Kerja
1) Kamar las
Pengelasan dengan listrik boleh dilakukan di sembarang tempat kecuali terpaksa
sekali. Sinar las yang tajam mudah merusak mata, pengelasan sebaiknya
dilakukan di kamar las. Ukuran kamar las biasnya besar. Lantainya dari bahan
tahan api. Pintunya dari bahan terpal atau kanvas berwarna gelap. Untuk
melakukan pengelasan dorong terbuka digunakan kamar dari tirai yang dapat di
stel.
2) Pakaian las
Pakaian las untuk melindungi anggota badan dari percikan logam atau sinar
waktu mengelas. Pakian las sebaiknya yang lemas, tidak mudah terbakar dan
pakaian tesebut berlengan panjang.
3) Helm Las
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata. Sinar las yang sangat terang itu tidak boleh dilihat dengan mata langsung
sampai jarak 15 meter. Helm las ini dilangkapi dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.
4) Respirator

10
Respirator digunakan untuk mengelas diruang yang mengandung gas beracun.
Fungsi respirator untuk menghubungkan udara segar kedalam sistem pernafasan
sebab dihubungkan ke selang khusus.
5) Sarung tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda, pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan.
6) Baju las/Apron
Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan dan sebagian kaki, Bila mengelas pada posisi diatas kepala,
harus memakai baju las yang lengkap, pada pengelasan lainnya dapat dipakai
apron.
7) Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila ridak
ada sepatu las sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

2. MENGGERINDA
a. Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang diterapkan untuk memacu
atau memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda
ialah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
abrasi, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
b. Mesin Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda
kerja. Mulanya mesin gerinda cuma dialamatkan untuk benda kerja berupa logam
yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda bisa bertujuan untuk
memacu benda kerja seperti pisau dan pahat, atau bisa juga bertujuan untuk
menyusun benda kerja seperti membenahi hasil pemotongan, membenahi hasil
las, menyusun lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan
permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
c. Perintah Kerja Pengoprasian Mesin Gerinda Tangan:
1) Senantiasa pakai APD yang bagus dan benar sebelum mengerjakan profesi.

11
2) Menyiapkan kelengkapan kerja.
3) Pastikan tangan dalam situasi bersih dari minyak dan oli.
4) Pilih batu gerinda yang layak dengan benda kerja yang akan dipotong.
5) Pastikan batu gerinda tangan dalam situasi baik dan sesuai gunakan.
6) Pastikan batu gerinda terikat oleh baut dengan cepat.
7) Ukur benda kerja yang akan dipotong layak dengan yang dikehendaki.
8) Pilihlah posisi yang nyaman untuk penggerindaan
9) Dilarang membatasi gerinda tangan dengan satu tangan.
10) Pegang dengan kuat mesin gerinda tangan yang akan dioprasikan.
11) Apabila memungkinkan jepit benda kerja yang akan dipotong pada meja
ragum.
12) Nyalakan gerinda tangan dengan menekan tombol ON.
13) Amati lingkungan sekitar, percikan api gerinda tangan jangan hingga mengenai
bahan yang gampang terbakar/ meledak dan menusia.
14) Arahkan gerinda tangan pada benda kerja.
15) Lakukan penggerindaan dengan bagus dan benar.
16) Matikan mesin gerinda tangan seandainya sudah selesai mengerjakan profesi.
17) Tekan tombol OFF untuk mematikan mesin.
18) Bersihkan dan rapihkan lingkungan kerja sesudah selesai mengerjakan profesi.
d. Kiat Aman Mengaplikasikan Gerinda Tangan
1) Dikala mesin gerinda potong diterapkan, usahakan Anda menjauhkan
pandangan mata dari percikan apinya.
2) Ingat jangan meraba dengan tangan kosong mata gerinda yang sedang berputar.
3) Pastikan benda yang sudah dipotong jangan diraba dengan tangan kosong,
sebab benda hal yang demikian menjadi panas dampak friksi dengan mata
gerinda potong.
e. Komponen Mesin Gerinda Tangan:
1) Penutup roda gerinda (mata gerinda), fungsinya untuk menutup mata gerinda
yang berputar, sehingga percikan api dan percikan serbuk besi tak terkena mata
dan kulit.
2) Saklar utama mesin, tak lain dan tak bukan, fungsinya untuk menghidupkan
dan mematikan mesin (ON/OFF).

12
3) Kabel, fungsinya untuk mengaitkan dengan listrik.
4) Pencapit gerinda, fungsinya untuk menjepit benda yang akan dipotong agar tak
lepas atau bergeser saat dipotong.
5) Roda gerinda (mata gerinda) fungsinya untuk memotong benda, mata gerinda
ini akan diganti secara terjadwal jikalau telah aus.

3. MENGEBOR

Gambar 2. Proses Mengebor


a. Pengertian Mengebor
Pengeboran adalah operasi pembuatan lubang berbentuk bulat melingkar dengan
pisau mata yang umumnya mempunyai satu atau dua sirip atau beberapa sirip bor
mengeluarkan sejumlah logam dari Pekerjaan dengan alat pemotong yang disebut
bor. Bor adalah alat pemotong yang memutarkan pisau potong atau mata bor
dengan satu atau beberapa sirip atau alur mata bor. Mesin bor adalah alat mesin
yang dirancang untuk mengebor lubang logam atau non logam. Mesin bor Ini
adalah salah satu mesin peralatan yang paling penting dan serbaguna dalam
sebuah pekerjaan pabrikasi.
b. Komponen Mesin Bor
Mesin bor ini terdiri dari bagian-bagian kontruksi utama diantaranya:
1) Bagian kepala

13
 Bagian kepala berisi Motor listrik, V-pulleys dan V-belt, yang
mentransmisikan rotary gerak ke spindle bor pada sejumlah kecepatan.
 Spindle dan pengatur pemakanan, yang berputar serta bergerak naik dan turun
oleh tuas yang diteruskan pada sebuah pasangan higi rack dan pinion untuk
memberikan gerak naik dan turun vertikal dari tuas lengan, sehingga pada
saat yang sama mata pisau bor bisa dimasukkan ke dalam benda kerja atau
ditarik darinya saat pengeboran.
 Kecepatan pengeboran diubah dengan bantuan V-belt dan pully bertingkat
dengan beda diameter. Pada Mesin pengebor yang lebih besar memiliki kotak
roda gigi untuk tujuan tersebut.
 Chuck bor berada di ujung spindle bor, dan pada gilirannya ia memegang bor.
2) Bagian badan
Meja kerja yang dapat disesuaikan posisi dan ketinggiannya dengan didukung
pada tiang kolom dari mesin pengeboran. Meja kerja ini dapat disetel baik
secara vertikal maupun horizontal. Meja kerja ini memiliki slot alur alur
untuk memungkinkan pemakaian alat tambahan berupa klem permanen yang
diikat oleh baut pada alur. sehingga benda kerja dapat dipegang dengan aman
di atasnya.
3) Bagian dasar dan tiang/kolom
 Sebuah besi cor berat dan mendukung struktur bor. Dasarnya mendukung
kolom, yang mana pada gilirannya, mendukung meja, kepala dll.
 Tiang Kolom adalah bagian bulat atau kotak vertikal yang tertanam pada
bagian dasar mesin bor dan mendukung kepala dan meja. Pada tiang Kolom
bulat mungkin memiliki potongan gigi rack. Di atasnya agar meja bisa
dinaikkan atau diturunkan tergantung kebutuhan benda kerja.

4. MENGEPRESS
a. Pengertian Mesin Press
Mesin pres adalah mesin yang dipakai untuk memproduksi barang-barang sheet
metal menggunakan satu atau beberapa press dies dengan meletakkan sheet metal
diantara upper dies dan lower dies. Mesin press dan system mekanismenya akan
menggerakkan slide (ram) yang diteruskan ke press dies dan mendorong sheet
metal sehingga dapat memotong (cutting) serta membentuk (forming) sheet

14
metal tersebut sesuai dengan fungsi press dies yang digunakan. Ketelitian dari
produk yang dihasilkan akan sangat tergantung pada kualitas dari press dies dan
sheet metal, tetapi kecepatan produksi tergantung pada kecepatan turun naik dari
slide (ram) dari mesin press atau sering disebut SPM stroke per minute.
b. Mesin Press Manual
Mesin Press Manual, merupakan Mesin Press sederhana yang menggunakan
tenaga dorong atau pompa secara manual, jenis mesin press manual ini
mengandalkan tanaga manusia sebagai sumber tenaganya. Caranya dengan
menggerakan tuas untuk pompa oli hidrolik tersebut ke atas bawah, pada saat
memompa pasti anda merasakan tekanan yang makin lama sedikit lebih berat.
c. Cara Kerja Mesin Press Manual
1) Jenis mesin press manual ini mengandalkan tenaga manusia.
2) Pada mesin ini terdapat setir yang bisa digerakkan oleh operator untuk
menaikkan dan menurunkan piston.
3) Putar setir searah jarum jam untuk menurunkan piston dan putar setir ke arah
kiri untuk menaikkan piston.
4) Mesin press manual ini hemat biaya operasional, harganya lebih murah dan
mudah dalam penggunaannya. Tetapi karena mengandalkan tenaga manusia,
mesin ini hanya bisa digunakan untuk plat besi tipis dengan ketebalan kurang
dari 1 mm hingga 2 mm dan plat berbahan alumunium.
5. MENGECAT
a. Mesin Kompresor untuk mengecat
Mesin kompresor memiliki komponen pelengkap didalamnya yang saling
menunjang dalam proses kompresi udara. Sebelum kita memutuskan untuk
membeli kompresor angin, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagian dari
kompresor angin dan masing – masing fungsinya.
b. Komponen Mesin Kompresor
Berikut komponen dalam kompresor dan fungsinya kami jabarkan dibawah ini:
1) Drain Valve
Drain valve berperan untuk mengatur tekanan udara pada tabung penyimpanan
udara. Biasanya terdapat hasil uap berupa air dalam tabung penyimpanan udara

15
dan kotoran yang ikut masuk ke dalam tabung yang nantinya akan dibuang
melalui perangkat ini.
2) Fluid Cooler
Fluid cooler berperan untuk mengatasi overheat pada mesin kompresor agar
tidak terjadi ledakan yang dikarenakan suhu panas akibat proses kompresi pada
mesin. Selain itu alat ini dapat mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan
udara pada mesin.
3) Hose
Hose merupakan selang khusus yang digunakan untuk mengalirkan udara
bertekanan, biasanya selang ini mampu menahan tekanan kuat yang dihasilkan
tabung udara. Umumnya alat ini berbahan karet yang memiliki panjang
berbeda-beda disesuai dengan kebutuhan dan memiliki bentuk spiral serta ada
juga yang lurus.
4) Hose Fitting
Hose fitting adalah alat yang terpasang pada pangkal hose dengan
menggunakan pressure tools, alat ini berfungsi menghubungkan hose dengan
mesin kompresor. Selain itu hose fitting terhubung dengan ball valve. Hose
fitting juga terdapat pada ujung dari hose yang berfungsi menghubungkan hose
dengan perangkat lain seperti pada pistol angin maupun alat sejenisnya.
5) Ball Valve
Ball valve berfungsi untuk menghubungkan kompresor dengan hose maupun
ball valve, selain itu juga berperan mengatur keluarnya tekanan udara yang
dihasilkan tabung angin. Terdapat bola berlubang di tengah ball valve yang
dapat berputar dengan menggunakan tuas yang biasanya terletak pada atas ball
valve. Udara akan keluar melalui hose jika posisi lubang searah dengan ball
valve.
6) Filter
Filter pada kompresor terbagi menjadi dua yaitu filter oli dan filter udara. Filter
udara berfungsi menyaring udara yang masuk ke intake kompesor agar tidak
tersumbat oleh tumpukan debu dan kotoran. Agar mesin bekerja secara optimal
maka filter udara harus selalu di bersihkan secara rutin. Filter oli berfungsi

16
untuk menyaring minyak pelumas yang melumasi bagian mesin agar optimal
dalam melakukan kompresi udara.
7) Pressure Gauge
Pressure gauge merupakan alat bantu untuk mengetahui tekanan udara pada
tabung penyimpanan udara. Dengan alat ini kita bisa dengan mudah
mengetahui berapa tekanannya. Pada pressure gauge terdapat dua macam
satuan yaitu psi dan bar serta terdapat angka-angka untuk menunjukan jumlah
tekanan dalam tabung penyimpanan.
8) Pressure Switch
Pressure switch berfungsi menghubungkan kompresor dengan pressure gauge
dan memutuskan tenaga apabila kapasitas tabung sudah mencapai batas agar
tidak terjadi overload pada tabung penyimpanan. Terdapat pengatur tekanan
dalam alat ini sehingga pengguna dapat mengatur angka maksimal dan minimal
tekanan yang tersimpan dalam tabung. Selain itu alat ini memiliki sensor untuk
menyalakan mesin jika tekanan udaranya sudah mencapai titik minimum yang
di tentukan.
9) Safety Valve
Safety valve merupakan komponen penting dalam sebuah kompresor, alat ini
secara otomatis mengeluarkan tekanan udara yang sudah melebihi batas
maksimal dalam tabung ke titik aman. Melalui pressure switch pengguna dapat
mengatur titik maksimal pada safety valve, agar terhindar dari kemungkinan
terjadinya ledakan pada tabung penyimpanan.
10) Receiver Tank
Receiver tank merupakan tempat penyimpanan udara yang terkompresi oleh
mesin kompresor, alat ini mampu menahan besarnya tekanan dari udara
tersebut. Biasanya receiver tank berbentuk tabung dengan ukuran berbeda-beda
disesuaikan dengan kemampuan kapasitas penampungnya, biasanya kapasitas
receiver tank berkisar antara 80 sampai 8000 galon. Alat ini berbahan plat baja
yang dilapisi dengan lapisan khusus anti karat dan di cat sesuai dengan warna
kompresornya

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Bengkel Melati maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan sangatlah berguna untuk menambah wawasan
dan pengalaman dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja yang
sesungguhnya
2. Pembelajaran di dunia kerja melalui PKL adalah suatu strategi siswa dalam
proses belajar melalui kerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya
sehingga sudah matang apabila terjun ke dunia kerja.
3. Produksi sangat ditentukan oleh keahlian karyawan kemauan kerjauntuk
melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
4. Keahlian pemimpin atau manajer sangat menentukan kemajuan industri.
5. Kelengkapan alat-alat dan mesin yang memadai dalam suatu industri sangat
mempengaruhi kualitas hasil produksi.
6. Pemelihaaraan tempat kerja dan peralatan maupun mesin yang efektif sangat
menunjang keselamatan diri sendiri serta lingkungan.
B. Saran
Saran untuk perusahaan
1. Meningkatkan keselamatan kerja yang ada di bengkel
2. Menambah sesi bimbingan untuk berdiskusi mengenai materi yang harus didapat
oleh siswa
3. Meningkatkan mutu dan kualitas tempat kerja
4. Meningkatkan kebersihan tempat kerja
Saran untuk sekolah
1. Memperbanyak pemantauan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan siswa saat PKL
2. Sekolah lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk praktik
3. Menyediakan peralatan praktik yang lengkap
4. Mengkoordinasi siswa secara efektif.

18

Anda mungkin juga menyukai