Anda di halaman 1dari 47

PENGISI

Avicel (HOPE 5th hal 132-135

Mikrokristalin Selulosa

(C6H10O5)n dimana n 220

Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel
berpori; higroskopis

Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b);
adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi
basah.

Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam
encer dan sebagian besar pelarut organik

Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik
pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat

Kalsium Fosfat Dibasa Dihidrat (HOPE 5th hal 96-99)


CaHPO4.2H2O

Pemerian : Serbuk atau kristalin padat; putih; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun
granulasi basah. Kelarutan :Larut dalam asam encer; praktis tidak larut dalam air dan etanol,
eter
Stabilitas : Tidak higroskopis, stabil pada suhu ruangan. Harus disimpan dalam wadah
tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Antibiotik golongan tetrasiklin, indometasin, aspirin, aspartame,


ampicillin, cephalexin, eritromycin, obat yang sensitive terhadap pH basa

Kalsium Sulfat Dihidrat (HOPE 5 th hal 105-107)


CaSO4.2H2O

Pemerian : Serbuk atau granul; putih atau agak putih; tidak berbau; tidak
berasa Fungsi : Pengisi tablet

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada suhu 20 oC


Etanol 95% Praktis tidak larut

Air 1:375

1:485 pada suhu 100 oC

Stabilitas : Kalsium sulfat stabil, meskipun higroskopis (untuk yang anhidrat). Harus
disimpan dalam wadah tertutup baik dan tahan lembab pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Pada keadaan lembab, garam kalsium inkompatibel dengan amin, asam
amino, peptida dan protein karena dapat membentuk kompleks. Pada suhu tinggi, kalsium
sulfat dapat bereaksi dengan serbuk fosfor dan alumunium. Kalsium sulfat mempengaruhi
bioavilabilitas antibiotic tetrasiklin. OTT : indometasin, aspirin, aspartame, ampicillin,
cephalexin, eritromycin

Laktosa (HOPE hal 252-261) Saccharum lactis


Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau; rasa manis
Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)

Kelarutan :

pelarut kelarutan
Etanol 95% Praktis tidak larut
Air 1:5,24 pada suhu 20 C
1:3,05 pada suhu 40 C
1:2,30 pada suhu 50 C
1:1,71 pada suhu 60 C
1:0,96 pada suhu 80 C

Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama
disimpan, laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas
dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan
kering.

Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan
senyawa yang

mengandung gugus amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin,
lisinopril.

Sukrosa (HOPE 5th hal 744-747)

Saccharose

Pemerian : Kristal tidak berwarna, berupa massa kristalin; atau serbuk kristalin putih; tidak
berbau; rasa manis
Fungsi : Pengisi tablet; pengikat tablet (untuk granulasi kering 2-20% b/b, sedangkan untuk
granulasi basah 50-67% b/b). Tablet yang mengandung sukrosa dalam jumlah besar
umumnya keras dan sulit hancur.

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada 20°C


Kloroform Tidak larut

Etanol 1 dalam 400

Etanol 95% 1 dalam 170

Propan-2-ol 1 dalam 400

Air 1 dalam 0,5

1 dalam 0,2 pada 100°C

Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relatif sedang. Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering. sukrosa mengalami karamelisasi ketika
dipanaskan pada suhu > 160 C

Inkompatibilitas : Sukrosa dapat terkontaminasi oleh logam berat yang dapat menyebabkan
inkompatibilitas dengan zat aktif tertentu, misalnya asam askorbat. Dengan adanya asam
encer atau pekat, sukrosa terhidrolisis atau diubah menjadi dekstrosa dan fruktosa. Sukrosa
inkompatibel dengan alumunium.
Dekstrosa (HOPE 5 th hal 231-233)
C6H12O6.H2O

Pemerian : Kristal tidak berwarna; atau serbuk kristalin atau granul berwarna putih; tidak
berbau; rasa manis

Fungsi : Pengisi tablet (GB dan KL). Dapat digunakan untuk metode kempa
langsung, terutama untuk tablet
kunyah.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 60 bagian etanol;
praktis tidak larut dalam eter dan kloroform. larut dalam gliserin.

Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan kering. Panas berlebihan dapat menyebabkan
pH larutan turun dan terbentuk karamel. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Larutan dekstrosa inkompatibel dengan sianokobalamin, kanamisin


sulfat, novobiosin natrium, dan warfarin natrium. Dalam bentuk aldehid, dekstrosa dapat
bereaksi dengan amina, amida, asam amino, peptida dan protein. Warna coklat dan
penguraian terjadi dengan basa kuat. Dekstrosa dapat menyebabkan tablet yang mengandung
senyawa amin berubah warna menjadi coklat.

7. Manitol (HOPE 5 th hal 449-453)

Pemerian : Serbuk kristalin putih; atau granul yang mudah mengalir; tidak berbau; rasa
manis

Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 10-90% b/b). Manitol tidak higroskopis sehingga dapat
digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap lembab. Dapat digunakan untuk metode
kempa langsung maupun granulasi basah, banyak digunakan sebagai pengisi tablet kunyah.
Kelarutan : 1 bagian larut dalam 5.5 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 83 bagian etanol
95%; larut dalam basa; praktis tidak larut dalam eter.

Stabilitas : Stabil dalam bentuk kering maupun larutan. Harus disimpan dalam wadah
tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : menurunkan bioavailabilitas cimetidin

8. Dekstrat (HOPE 5th hal 226-227)


Emdex
Pemerian : Putih; mudah mengalir; tidak berbau; rasa manis

Fungsi : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung, untuk tablet
kunyah maupun tablet lainnya.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC; praktis tidak larut dalam
etanol, propanol dan pelarut organik lainnya.

Stabilitas : Dekstrat dapat dipanaskan pada suhu 50 oC tanpa mengalami perubahan warna
menjadi

gelap. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan
kering. Inkompatibilitas : Pada suhu dan kelembaban tinggi, dekstrat dapat bereaksi dengan
senyawa

yang mengandung gugus amin primer. Inkompatibel dengan agen pengoksidasi

kuat.

9. Starch 1500 (HOPE 5th hal 731-733)


Pregelatinized Starch
(C9H10O5)n, n = 300-1000

Pemerian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk berwarna putih sampai agak putih; tidak
berbau; memiliki rasa lemah yang khas; higroskopis

Fungsi : Pengisi tablet (5-75%); pengikat tablet (untuk kempa langsung 5-20% atau
untuk granulasi basah 5-10%) ; penghancur tablet (5-10%)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik; sedikit larut atau larut dalam air
dingin, tergantung derajat pregelatinisasi

Stabilitas : Stabil tapi higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat
sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : -

PENGIKAT

Starch (HOPE 5th, hal 725-730)


Amilum (C6H10O5)n, n = 300-1000

Pemerian : Serbuk halus; putih; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengisi tablet; penghancur tablet (3-15% b/b); pengikat tablet (5-25% b/b); glidan

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum
mengembang cepat dalam air pada suhu 37°C.

Stabilitas : Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil jika terlindung dari
kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak stabil secara fisik dan
mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat
kering dan sejuk

Inkompabilitas : -

Starch 1500
Penjelasan nya liat di bagian pengisi aja yaaa

Gelatin (HOPE 5th hal 295-298)


Pemerian : Lembaran dan granul tembus cahaya atau serbuk; seperti kaca; rapuh; warna
gading muda sampai kuning pucat ; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengikat tablet; bahan pelapis (coating agent)


Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, eter dan metanol; Larut
dalam gliserin, asam dan basa, meskipun asam dan basa kuat dapat menyebabkan
pengendapan. Dalam air, gelatin mengembang dan melunak. Larut dalam air panas
membentuk gel setelah didinginkan mencapai suhu 35-40 oC. Pada suhu > 40 oC berbentuk
sol. system gel-sol ini bersifat heat reversible.

Stabilitas : Gelatin kering stabil di udara. Larutan gelatin sabil untuk waktu lama jika
disimpan pada kondisi sejuk dan steril. Pada suhu diatas 50 oC, larutan gelatin mengalami
depolimerisasi dan dapat terjadi penurunan kekuatan gel. Harus disimpan dalam wadah kedap
udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Bereaksi dengan asam dan basa, aldehid dan gula aldehid, polimer anionik
dan kationik, elektrolit, ion logam, plasticizer, pengawet dan surfaktan. Mengendap dengan
adanya alkohol, kloroform, eter, garam merkuri dan asam tanat
Larutan Akasia (HOPE 5th, hal 1-2)
Gom akasia; Gom arabia

Pemerian : Serpihan tipis, sobekan spheroidal, granul, sebuk, atau spray dried powder; putih
atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa lunak
Fungsi :

Zat pengemulsi 10-20%


Basis pastile 10-30%
Zat pensuspensi 5-10%
Pengisi tablet 1-5%

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan
Etanol 95% Praktis tidak larut

Air 1:2,7

Gliserin 1:20

Propilenglikol 1:20

Dalam air, akasia melarut sangat lambat, walaupun setelah 2 jam hampir melarut sempurna,
biasanya masih terdapat sisa serbuk . larutan tidak berwarna atau kekuningan, kental,
adhesive dan translusen (tembus cahaya).
Stabilitas : Larutan akasia mudah terkontaminasi oleh bakteri atau mengalami degradasi
enzimatis, tapi dapat dicegah dengan penambahan pengawet (asam benzoat 0,1% b/v, natrium
benzoat 0,1% b/v, atau kombinasi metil paraben 0,17% b/v dan propil paraben 0,03% b/v)
atau dengan pemanasan untuk menginaktivasi enzim. Harus disimpan dalam wadah kedap
udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminodopirin, aponorfin, kresol, etanol 95%, garam


ferri, morfin, fenol, fisostigmin, tanin, timol, vanili. Beberapa garam dapat mengurangi
viskositas larutan akasia, sedangkan garam trivalen dapat menyebabkan koagulasi. Larutan
akasia memiliki muatan negative dan akan membentuk koaservar dengan gelatin dan bahan
lain. Dalam proses pembuatan amulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun.

Povidon (HOPE 5th, hal 611-616)


PVP, Polivinilpirolidon

(C6H9NO)n

Pemerian : Serbuk halus; putih hingga putih-krem; tidak berbau atau hampir tidak berbau;
sangat higroskopis

Fungsi :

Pembawa untuk obat 10-25%


Zat pendispersi Sampai 5%
Tetes mata 2-10%
Zat pensuspensi Sampai dengan 5%
Pengikat, pengisi atau peng-coating
0.5-5%
tablet

Kelarutan : Sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air;
praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
Stabilitas : Warna povidon berubah gelap dengan pemanasan pada suhu 105 °C, dan terjadi
penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada pemanasan 110-130 oC yang sebentar, sterilisasi
dengan uap tidak mengubah karakteristik povidon. Larutan povidon mudah terkontaminasi
oleh jamur olah karena itu perlu ditambahkan pengawet. Povidon dapat disimpan dalam
kondisi biasa-biasa saja tanpa mengalamai degradasi atau dekomposisi. Harus disimpan
dalam wadah kedap udara pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompatibilitas :dapat membentuk molecular adducts dalam larutan dengan sulfatiazol,


natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin dab bahan lain. Efek dari beberapa
pengawet seperti thimerosal dapat berubah (merugikan) ketika terbentuk kompleks dengan
povidon.
Selulosa

a. Metil selulosa (HOPE 5th, hal 462-463)


Pemerian : Serbuk atau granul yang berwarna putih. Praktis tidak berbau dan tudak berasa.
Sebaiknya dismpan dan diberi penandaan sesuai dengan tipe viskositas.

Fungsi :

Disintegran tablet 2-10%


Zat pengcoating tablet 0.5-5%
Pengikat tablet 1-5%
Matrix untuk tablet sustained release 5-75%
Zat pensuspensi 1-2%
Obat tetes mata 0.5-1%
Zat pengemulsi 1-5%
Krim, gel dan salep 1-5%
Bulk laxative 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, methanol, kloroform, etanol, eter, larutan jenuh
garam, toluen dan air panas; larut dalam asam asetat glasial, campuran etanol dan kloroform
dalam perbandingan sama. Dalam air dingin, metilselulosa mengembang dan terdispersi
membentuk dispersi koloid yang jernih dan kental.

Stabilitas : Stabil, meskipun sedikit higroskopis. Harus disimpan dalam wadah kedap udara
pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminakrin hidroklorida, klorokresol, raksa klorida,


fenol, resorsinol,asam tanat, perak nitrat, setilpiridinium korida, asam phidroksibenzoat, asam
p-aminobenzoat, metilparaben, propilparaben dan butil paraben. Garam dari asam mineral,
fenol, dan tannin akan mengkoagulasi larutan metilselulosa, hal ini dapat dicegah dengan
penambahan etanol (95%) atau diasetat glikol.

b. CMC Na (HOPE 5th, hal 120-121)

Karboksimetilselulosa natrium

Pemerian : Serbuk granular; putih atau hampir putih; tidak berbau

Fungsi :

Zat pengemulsi 0.25-1%


Zat pembentuk gel 3-6%
injeksi 0.05-0.75%
Larutan oral 0.1-1%
Pengikat tablet 1-6%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen; mudah
terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloid jernih.

Stabilitas : Stabil, meskipun higroskopis. Dalam kondis yang tingkat kelembaban tinggi,
CMC Na dapat mengabsorbsi air sdalam jumlah yang besar(50%). Larutan CMC Na stabil
pada pH 2-10, Pengendapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan pengurangan viskositas
secara cepat terjadi dibawah pH 10. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat
yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam yang larut dari
besi dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng. Inkompatibel pula dengan xanthan
gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na
membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Dapat juga membentuk kompleks dengan
kolagen dan memiliki potensi utnuk menegndap akibat muatan psositif protein.

c. Etil selulosa (HOPE 5th, hal 278-282)


Pemerian : serbuk putih, tidak berasa, memiliki laju alir yang baik

Fungsi :

Mikroenkapsulasi 10-20%
Zat pengcoating utnuk tablet sustained release 3-20%
Zat pengcoating tablet 1-3%
Bahan pengranul tablet 1-3%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air; etilselulosa yang
memiliki kandungan gugus etoksil kurang dari 46.5% mudah larut dalam kloroform, metil
asetat dan tetrahidrofuran dan campuran hidrokarbon aromatik dan etanol (95%). Etilselulosa
yang memiliki kandungan gugus etoksil tidak kurang dari 46.5% mudah larut dalam
kloroform, etanol (95%), etil asetat dan methanol dan toluene.

Stabilitas : Stabil, sedikit higroskopis. Tahan terhadap basa dan larutan garam, lebih sensitif
terhadap asam dibandingkan ester selulosa. Dapat mengalami penguraian oksidatif dengan
adanya sinar matahari atau cahaya UV pada temperatur tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan
penggunaan antioksidan dan bahan kimia tambahan yang mengabsorbsi cahaya pada rentang
230-340nm. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang kering dengan
suhu tidak lebih dari 32 oC. tidak boleh disimpan bersebelahan dengan peroksida atau zat
oksidator yang lain.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan parafin wax dan mikrokristalin wax.

PEG 6000 (HOPE 5th, hal 545-550)

Polietilen glikol

Pemerian : Serbuk yang mudah mengalir; putih; bau manis yang samara /sedikit.

Titik leleh : 56-61 oC

Fungsi : Pengikat tablet; lubrikan

Kelarutan : Larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua proporsi dengan polietilen
glikol lainnya; larut dalam aseton, diklorometana, etanol dan metanol; agak sukar larut dalam
hidrokarbon alifatik dan eter; tidak larut dalam lemak, fixed oil, dan minyak mineral.
Kelarutan : semua PEG larut dalam air dan bercampur dalam berbagai perbandingan
polietilen glikol (setelah dipanaskan, jika diperlukan). Larutan PEG dengan bobot meolekul
yang tinggi dapat memebentuk gel. Polietilen glikol yang cair larut dalam aseton, alkohol,
benzene, gliserin dan glikol. Polietilen glikol yang wujudnya padat larut dalam aseton,
diklorometan, etanol (95%).

Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan, walaupun PEG>2000
higroskopis. PEG tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak mudah menjadi
tengik. PEG (padat atau cair) dapat disterilisasi dengan autoklaf, filtrasi atau gama irasiasi.
Sterilisasi PEG yang padat dengan pemanasan pada suhu 150ºC selama 1 jam dapat
menyebabkan oksidasi, penggelapan warna dan pembentukan degradasi asam. Idealnya
sterilisasi dilakukan pada lingkungan yang inert. Oksidasi PEG dapat juga dihambat dengan
penambahan antioksidan yang tepat. Penyimpanan dalam bnitrogen dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya oksidasi. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada
tempat yang sejuk dan kering. Wadah yang terbuat dari stainless steel, aluminium, kaca atau
lined steel diutamkan untuk penyimpanan PEG cair.

Inkompabilitas : PEG dalam wujud padat dan cair inkompatibel dengan beberapa zat
pewarna.Aktivitas antibakteri dari beberapa antibiotik, seperti penisilin dan basitrasin,
berkurang dalam basis PEG. Efektivitas pengawet seperti paraben juga dapat berkurang
karena membentuk ikatan dengan PEG. Perubahan fisik yang terjadi pada basis PEG adalah
menjadi lebih lunak atau lebih cair dengan adanya campuran fenol, asam tannat dan asam
salisilat. Dapat menyebabkan perubahan warna sulfonamid dan ditranol, juga pengendapan
sorbitol. Plastik, seperti polietilen, fenolformaldehid, polivinilklorida dan membran selulosa
dapat mnejadi lebih lunak atau larut dengan PEG. Perpindahan PEG dapat terjadi dari salut
film tablet, menyebabkan interaksi dengan komponen pada inti tablet.

HPC (HOPE 5th, hal 336-340)


Hidroksipropil selulosa; NissoHPC
Pemerian : Serbuk; putih sampai sedikit kekuningan; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengikat tablet (2-6%); bahan pelapis (coating agent, 5%), pembentuk matrik untuk
sediaan lepas tunda (15-35%).
Kelarutan :

Kelaruta
Pelarut
n
Air 1:2
Metanol 1:2
Etanol (95%) 1:2.5
Propan-2-ol 1:5
Propilenglikol 1:5
Diklorometana 1:10

HPC praktis tidak larut dalam hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatic, karbon
tetraklorida, destilasi petroleum, gliserin dan minyak. HPC mudah larut dalam air dibawah
suhu 38 oC membentuk larutan koloidal jernih. Dalam air panas, HPC tidak larut dan
mengendap sebagai flokul yang mengembang pada temperatur 40-45ºC. HPC larut dalam
banyak pelarut organic baik dalam keadaan dingin ataupun panas, seperti dimetil formamida,
dimetil sulfoxida, dioksan, etanol. Tidak ada kemungkinan terjadi pengendapan dalam pelarut
yang panas.

Stabilitas : Serbuk HPC stabil meskipun higroskopis setelah dikeringkan. Larutan HPC
stabil pada pH 6-8, dengan viskositas larutan yang tetap. Pada pH yang rendah dapat terjadi
hidrolisis asam dan penurunan viskositas.

Larutan HPC memiliki stabilitas optimum yaitu pada pH 6-8 dan terlindung dari cahaya,
panas dan mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat
yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : HPC dalam bentuk larutan inkompatibel dengan turunan fenol tersubstitusi,
misalnya metil dan propil paraben. Polimer anionik dapat meningkatkan viskositas larutan
HPC. Kompatibilitas HPC dengan garam anorganik tergantung pada garamnya dan
konsentrasinya. HPC tidak dapat mentoleransi adanya bahan lain yang larut dan dalam
konsentrasi yang tinggi. Temperatur pengendapan HPC akan lebih rendah jika terdapat bahan
lain yang terlaurt karena akan berkompetisi terlarut dalam air.

ADSORBEN

Aerosil (HOPE, 5th, hal 188-191)

Silikon dioksida koloidal

SiO2

Pemerian : sub microdcopic fumed silica dengan ukuran partikel sekitar 15nm. Serbuk amorf
(tidak berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa
Fungsi :

Aerosols 0.5-2%
Penstabil emuslsi 1-5%
Glidan 0.1-0.5%
Zat pensuspensi dan pengental 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam
hidrofluorat; Larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam
air.

Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika
digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat
meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan
sejuk.

Inkompabilitas : Sediaan dietilstilbestrol

Avicel

Penjelasan nya idem ama bagian pengisi.

Bentonit (HOPE 5th, hal 58-60)

Pemerian : kristal, claylike mineral, tidak berbau, serbuk halus kuning pucat atau krem
sampai keabu-abuan. Tersiri dari partikel berukuran 50-150µM dengan beberapa partikel
berukuran 1-2 µM. Bentonit sedikit berasa seperti tanah.

Fungsi : Adsorben (1-2%), penstabil emulsi (1%), zat pensuspensi (0.5-5%)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, fixed oil, gliserin, propa-2-ol dan air.
Mengembang sampai 12 kali ukuran dari sebenarnya dalam air membentuk suspensi
homogen yang kental, sol atau gel tergantung konsentrasinya. Tidak mengembang dalam
pelarut organik.
Stabilitas : Higroskopis, penyerapan air dari udara harus dihindari. Bentonit dapat
disterilisasi dengan menjaga pada suhu 170ºC selama 1 jam setelah dipanaskan pada suhu
100ºC.Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Akriflavin hidroklorida

Kaolin (HOPE 5th, hal 378-381)

Bolus alba

Al2O3.2SiO2.2H2O

Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan.
Memiliki rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih
gelap serta mengeluarkan bau seperti lempung.

Fungsi : Adsorben; pengisi tablet dan kapsul, zat pensuspensi

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam
encer dan larutan alkali hidroksida.

Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bcilus antrachis,


Clostridium tetani dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada
temperatur lebih dari 160ºC selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin
akan berwarna lebih gelap dan berubah menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah
tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Amoksisilin, ampisilin, simetidin, digoksin, linkomisin, fenitoin, dan


tetrasiklin. Kecepatan penyerapan klindamisin dipengaruhi oleh adanya kaolin (tapi bukan
jumlah yang diserap).
Magnesium Alumunium Silikat (HOPE 5th, hal 418-421)

Pemerian : Serpihan kecil licin atau serbuk halus termikronisasi; putih sampai putih-krem;
tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Adsorben (10-50%); pengikat tablet (2-10%); penghancur tablet (2-10%)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut organik.

Stabilitas : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang luas,
memiliki kapasitas pertukaran basis, dapat mengabsorbsi substansi organik dan kompatibel
dengan pelarut organik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan
sejuk.

Inkompabilitas : secara umum tidak cocok atau sesuai dnegan alrutan asam yang memiliki
pH dibawah 3.5.Menurunkan bioavaibilitas obat-abatan seperti amfetamin sulfat, tolbutamid,
natrium warfarin dan diazepam.

DISINTEGRAN

Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna.

Disintegran ada dua macam, yaitu :

- Penghancur dalam: disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah


dengan larutan penggranul

- Penghancur luar : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk

Ditambahkan dua macam penghancur ini jika tablet dibuat dnegan cara granulasi.

1. Starch (amylum) (HOPE, 5th 723)


Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :

- dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui
pori (kapiler) sehingga menghancurkan tablet
- starch mengembang ketika terekspos oleh air

- saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi
rekoveri bentuk starch

(Lachman Tablet, 175)


Pemakaian : 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan. Pemakaiannya
disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin

pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)


Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah
kedap udara.

OTT : -

Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara
luas keamanannya.

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik.
Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang
terabsorpsi.

2. Starch 1500 (HOPE, 5th 731)


Pemakaian : sebagai disintegran digunakan 5-10 %.

Kelarutan : praktis tidak larut pelarut organik. Sedikit larut dalam pelarut air dingin.
pH : 4,5-7 untuk larutan dispersi 10% b/v.

Stabilitas dan Penyimpanan : stabil tetapi higroskopis. Disimpan di wadah yang tertutup
baik dan kering.

OTT : -

Keamanan : Banyak digunakan di dalam formulasi sediaan tablet oral, merupakan bahan
nontoksik dan noniritasi.

– Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa
dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa
luar pada metoda granulasi basah)

Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah

3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab) (HOPE, 5th,701)


Merupakan serbuk dengan aliran yang baik yang digunakan sebagai penghancur pada
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau granulasi basah. Meskipun keefektifan
kebanyakan penghancur dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti lubrikan, tetapi tidak
berlaku untuk keefektifan primogel. Meningkatnya tekanan kompresi tablet juga tidak
mempengaruhi waktu hancur.

(HOE h.581)
Pemerian : serbuk yang memiliki laju alir baik, putih sampai agak putih, tidah berbau
dan tidak berasa.

Pemakaian : Konsentrasi yang biasa digunakan di dalam formulasi tablet adalah antara 2-8%
dengan konsentrasi optimum 4%., walaupun dalam banyak kasus, 2% sudah cukup.

Kelarutan : Larut sebagian di dalam etanol (95%), praktis tidak larut air.
pH : 3-5 atau 5,5-7,5 untuk larutan dispersi 3,3%

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, disimpan di wadah yang tertutup baik terhindar
cahaya OTT : asam askorbat

4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)


• Metil selulosa (HOPE, 5th,462)
Merupakan polimer selulosa rantai panjang yang rata-rata memiliki dua gugus hidroksi pada
setiap unit heksosa yang termetilasi. Variasi bahan di pasaran berbeda dalam tingkat
substitusi dan panjang rantai selulosanya. Metilselulosa dengan viskositas besar biasa
digunakan dalam formulasi tablet sebagai penghancur.

Pemakaian : Sebagai disintegran digunakan 2-10%

Kelarutan : Larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas. Tidak larut dalam eter,
alkohol, kloroform, dan larutan jenuh garam. Larut dalam asam asetat glasial dan dalam
campuran alkohol dan kloroform dengan perbandingan sama.

pH : 5,5-8 untuk suspensi 1% b/v.

Stabilitas dan Penyimpanan : Serbuk metilselulosa stabil walaupun sedikit higroskopis.


Disimpan di tempat kering dengan wadah trtutup baik.

OTT : aminakrine hidroklorida, kolesterol, merkuri klorida, merkuri klorida, fenol,


resorsinol, asam tanat, dan perak nitrat. (OTT ditunjukkan oleh kekeruhan dan hilangnya
viskositas).

• CMC-Na (HOPE, 5th,120)


Kelarutan : praktis tidak larut di dalam aseton, etanol, eter, dan toluene. Mudah terdispersi
di dalam air membentuk larutan koloid.
pKa : 4,3, larutan 1% dalam air mempunyai pH 6-8,5. Stabil pada rentang pH 5-10.
viskositas musilago CMC Na menurun drastis pada pH di bawah 5 atau pH di atas 10.

Stabilitas dan Penyimpanan : Pada kondisi kelembaban tinggi, CMC-Na dapat menyerap
sejumlah air. Pada sediaan tablet hal tersebut berkaitan dengan penurunan kekerasan tablet
dan peningkatan waktu hancur.

OTT : Larutan asam kuat, garam besi terlarut dan logam lain seperti aluminium, raksa, dan
seng, juga dengan xantan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH di bawah 2 dan ketika
dicampurkan dengan etanol (95%).

• Avicel (HOPE, 5th,134)

Avicel yang digunakan merupakan avicel yang tidak terdispersi di dalam air, dapat digunakan
sebagai pengikat, pengisi, penghancur, dan pelincir pada sediaan tablet.

- Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya

- Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan


meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi.
Hal ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.

- Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk
tidak hancur secepat saat tidak terbasahi.

(Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 5-15%


Kelarutan : Tidak larut dalam air, pelarut asam dan pelarut organik lainnya, agak sukar larut
dalam NaOH (1:20).

pH stabilitas : 5,5 – 7

Stabilitas dan Penyimpanan : stabil, higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat.
OTT : senyawa oksidator kuat, zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali
avicel dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di
ruangan kelembaban rendah. HCl, HgCl, AgNO3, fenol, asam tanat.

• Ac-Di-Sol (HOPE, 5th,211)


Natrium Kroskarmelosa digunakan dalam sediaan oral sebagai penghancur untuk kapsul,
granul, dan tablet. Di dalam formulasi tablet, natrium kroskarmelosa dapat digunakan baik di
dalam proses kempa langsung maupun granulasi basah. Jika digunakan pada granulasi basah
maka Ac-Di-sol ditambahkan pada tahap proses basah dan kering (intra- dan ekstragranuler)

- Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan
sebagai disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703)
Pemakaian : Konsentrasi 2% b/b digunakan untuk tablet kempa langsung sedangkan untuk
proses granulasi basah digunakan konsentrasi 3% b/b.

Kelarutan : Tidak larut dalam air

Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di tempat kering, dingin, dan tertutup baik.

OTT : efek penghancur dari Acdisol dapat turun dalam proses pembuatan tablet
dengan granulasi basah ataupun kempa langsung dimana terdapat bahan lain yang
higroskopis seperti sorbitol.

5. Gums (agar, pectin, guar gum)


Guar gum (HOPE, 5th,315)
Nama dagang guar gum : Jaguar

Guar Gum berupa polimer, aliran baik, tidak sensitif terhadap pH, kelembaban. Warnanya
tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa saat penyimpanan.

(Lachman Tablet, 176)


Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif
rendah Guar gum digunakan di kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasetika. Di
dalam formulasi tablet biasanya digunakan sebagai pengikat dan penghancur.

Pemakaian : konsenrasi 1-10%

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik. Di dalam air panas dan dingin guar
gum terdispersi dan mengembang membentuk larutan tiksotropik dengan viskositas tinggi.

pH : 5-7 pada dispersi 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Dispersi guar gum memiliki kerja sebagai dapar (buffering
action) dan stabil pada pH 4-10,5. Pemanasan yang lama dapat menurunkan viskositas
dispersi. Disimpan di wadah kering dan tertutup baik.
OTT : Aseton, alkohol, tanin, asam kuat dan alkali. Ion borat jika
terdapat di dalam dispersi akan mencegah hidrasi guar gum.

6. Solka floc (selulosa kayu murni) (HOPE, 5th,136)


- Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk
aspirin, penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.

- Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida,
natrium salisilat, dan vitamin.

(Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Digunakan sebagai penghancur tablet pada konsentrasi
5-15%
Kelarutan : praktis tidak larut air, asam dan kebanyakan pelarut organik. Sedikit larut dalam
5% b/v larutan natrium hidroksida.

pH : 5-7,5 (suspensi 10% b/b)


Stabilitas dan Penyimpanan : stabil, sedikit higroskopis. Disimpan di wadah kering dan
tertutup baik.

OTT : senyawa oksidator kuat

7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin)


- Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi

- Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar
putih

- Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.

(Lachman Industri, 702)


§ Bentonit (HOPE, 5th,58)
Kelarutan :praktis tidak larut dalam air dan dalam larutan air tetapi mengambang menjadi
massa yang homogen dan menempati kurang lebih 12 kali volume serbuk keringnya. Praktis
tidak larut dan tidak mengembang dalam pelarut organik.

pH : 9,5-10,5 untuk larutan 2% b/v (suspensi dalam air)

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap suhu tinggi (lebih rendah dari 400°C). Dapat
disterilisasi panas. Untuk serbuk sterilisasi pada suhu 170°C selama 1 jam setelah
dikeringkan 100°C. Suspensi dalam air disterilisasi dengan autoklaf.

OTT : Elektrolit kuat, partikel atau larutan yang bermuatan positif (kationik), sulphurated
potash dan acriflavine HCl. Bentonit yang terdispersi akan terendapkan oleh adanya asam
(karena dispersinya bersifat basa) dan oleh adanya alkohol.
§ Veegum (HOPE, 5th,418)
Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan pada konsentrasi 2-10%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat membentuk suatu dispersi koloid
tiksotropik, praktis tidak larut dalam pelarut organik. Bisa tercampur dengan menggunakan
alkohol sampai 40%.

pH stabilitas : 3-11 (Art of compounding, 303)


Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang
pH yang cukup besar, memiliki kapasitas permukaan basa, mengabsorpsi beberapa senyawa
organik, tercampurkan dengan pelarut organik. Disimpan di wadah tertutup baik.

OTT : Obat yang bersifat asam di bawah pH 3,5. Veegum dapat mengabsorpsi obat yang
aktif sehingga mengakibatkan ketersediaan hayati yang rendah dari obat tersebut jika obat
terikat kuat. (contoh : amfetamin sulfat, tolbutamid, warfarin sodium dan diazepam)

8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)


- Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)

- Memiliki afinitas yang besar terhadap air

- Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada
granulasi netral atau asam.

- Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel
dan menunda disintegrasi tablet

- Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam
asam. (Lachman Tablet, 175)
Na-alginat (HOPE, 5th,656)
Na-alginat digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengikat dan penghancur. Selain itu
digunakan juga di dalam formulasi sediaan sustained release karena sifatnya yang dapat
menunda/memperlambat disolusi zat aktif dari tablet dan suspensi.
Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 2,5-10%.
Kelarutan: Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20) merupakan larutan koloidal yang
viskos bewarna putih sampai coklat kekuningan. Praktis tidak larut dalam alkohol, kloroform,
eter, dan larutan yang mengandung lebih dari 30% alkohol. Tak larut dalam larutan asam (pH
lebih rendah dari 4).

pH : 7,2 untuk larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Na-alginat merupakan bahan yang higroskopi namun stabil
jika disimpan di tempat dengan kelembaban relatif rendah dan temperatur dingin (kedap
udara) .

OTT : Turunan akridine, kristal violet, phenimercuric acetate and nitrate, garam kalsium,
logam berat, dan etanol dengan konsentrasi yang lebih besar dari 5%. Konsentrasi elektrolit
yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan viskositas hingga dapat menimbulkan salting-
out (Na-alginat); salting-out terjadi jika NaCl lebih besar dari 4%.
o Asam Alginat (HOPE, 5th,21)
Digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal. Di dalam sediaan tablet, asam alginat
digunakan baik sebagai pengikat maupun penghancur pada konsentrasi 1-5%.

Pemakaian : Sebagai pengahancur digunakan 1-5%

Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan kental, sedikit larut atau praktis
tidak larut di dalam etanol 95% dan pelarut organik lainnya, mengembang di dalam air
namun tidak terlarut.

pH : 1,5-3,5 untuk dispersi 3% b/v.

Stabilitas dan Penyimpanan : Asam alginat dihidrolisis perlahan-lahan pada suhu hangat
menghasilkan materi dengan berat molekul yang lebih rendah dan viskositas dispersi yang
lebih rendah pula. Penyimpanan di wadah yang kering dan tertutup baik.
OTT : Senyawa oksidator kuat, logam alkali tanah dan logam golongan III dengan
pengecualian magnesium dan semua bentuk garam alginat yang tak larut.

9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (HOPE, 5th,214)


- Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon

- Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan

(Lachman Tablet, 176-77)


Pemakaian : Polyplasdone atau crospovidone merupakan penghancur tablet yang tidak larut
air, digunakan pada konsentrasi 2-5% untuk tablet kempa langsung ataupun tablet dengan
metode pembuatan granulasi basah dan kering .

Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan pelarut organik umum.

pH : 5-8 (1% w/v aqueous slurry)


Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, namun karena higroskopis maka penyimpanan
dilakukan di wadah kering, dingin, dan kedap udara.

OTT : membentuk molecular adducts di dalam larutan dengan


sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lain.
10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (HOPE, 5th,532)
- Dapat mengembang dalam air

- Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obat

Pemakaian : Konsentrasi antara 2-10% b/b namun dengan konsentrasi 2% biasanya telah
cukup efisien.

Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan cairan lain meskipun cepat mengembang
jika terbasahi.
pH : 5-14

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap cahaya, udara, dan panas hingga suhu
maksimum 120°C. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan dekomposisi resin dan
dapat menghasilkan satu atau lebih oksida-oksida karbon, nitrogen, sulfur, dan/atau amin.

OTT : Senyawa oksidator kuat, amin, dan sebagian amin tersier.

Disintegran yang biasa digunakan

Disintegran Konsentrasi (% w/w)


Starch 5-20
Starch 1500 5-15
Avicel PH 101, PH 102Solka floc 5-15
Asam alginat 5-10
Explotab 2-8
Guar gum 2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5
Amberlite IPR 88 0.5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10

(Lachman Tablet, 174)

LUBRIKAN

Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan
tablet. (Lachman Tablets, 110) Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih
dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)

Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant


Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)
Logam (Mg, Ca, Na)
Asam borat 1 ¼-2
stearat
Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Gliseril behapate
(Compritol888); dapat pula
sebagai
pengikat; dikombinasi
dengan
Sodium asetat 5
Mg-stearat untuk
mengurangi

resiko sticking dan caping.


Sodium lauril sulfat 1-5
Mg-lauril sulfat 1-2
Sodium
1-5
benzoat+sodiumasetat
(Lachman Tablets, 113-114)
1. Sodium Benzoat (HOPE, 5th,662)
Pemakaian : Digunakan sebagai lubrikan tablet pada konsentrasi 2-5%

Kelarutan : pada suhu 25°C dalam etanol 95% (1:75), etanol 90% (1:50), air (1: 1,8)
dan (1:1,4 pada suhu 100°C)

pH : 8 untuk larutan jenuh pada suhu 25°C

Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
OTT : senyawa kuatener, gelatin, garam ferri (ferric salts), garam kalsium, dan garam
logam berat termasuk perak,lead, dan raksa.
2. Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)
Pemakaian : Sebagai lubrikan tablet konsentrasi yang digunakan 1-2%

Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut
kloroform dan eter.
pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah
2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di
wadah yang kering dan tertutup baik.

OTT : Surfaktan kationik

3. Magnesium stearat (HOPE, 5th,430)


Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi farmasetika sebagai lubrikan dengan
konsentrasi antara 0,25-5%.

Kelarutan : Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol 95% hangat.

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dan disimpan di wadah yang kering dan tertutup rapat.

OTT : Asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan oksidator kuat.

4. Asam Stearat (HOPE, 5th,731)


Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi sediaan tablet sebagai lubrikan pada
konsentrasi 1-3%
Kelarutan : sangat larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan eter, larut
dalam etanol, heksana, dan propilenglikol, dan praktis tidak larut air.

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, simpan di wadah yang kering dan tertutup rapat

OTT : Logam hidroksida dan senyawa oksidator. Asam stearat dilaporkan


dapat menyebabkan pittingpada tablet salut film.
5. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengisi dan lubrikan.


Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C
tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma.

OTT : Senyawa ammonium kuatener

GLIDAN

Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau
meningkatkan aliran granul dari hopperke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
- Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1
hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan
mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet.(Lachman Tablet, 116)
- Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran
partikelnya yang kecil. Golongan silika dapat menunj ang aliran granul dengan meningkatkan
bobot tablet dan menurunkan variasi bobot tablet.

Jenis Kadar (%)


Talk 5
Cornstarch 5-10
Cab-O-sil
0,1-0,5
(silicadioksida)
Siliod 0,1-0,5
Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)

1. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai glidan dengan konsentrasi


1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan
air
pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C
tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma.

OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)


Pemakaian : 5-10 %, merupakan glidan yang paling umum digunakan. Pemakaiannya
disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin

pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)


Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah
kedap udara. OTT : -

Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal
secara luas keamanannya.

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik.
Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang
terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)


Pemakaian : Sebagai glidan dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam
hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan
air.

pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)


Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan
kering OTT : Dietilstilbestrol

ANTI ADHEREN

Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada
dinding die. (Lachman Tablets, 110)
- Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-
leusin. (Lachman Tablets, 114)
- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena
cenderung terjadi picking.(Lachman Tablets, 114)

Jenis Kadar (%)


Talk 1-5
Cornstarch 3-10
Cab-O-Sil 0,1-0,5
Siloid 0,1-0,5
DL-leusin 3-10
Sodium lauril sulfat <1
Metalik stearat <1
1. Talk (HOPE, 5th,767)
Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai antiadheren dengan
konsentrasi 1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C
tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran
gamma. OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)


Pemakaian : 3-10 %, merupakan antiadheren yang paling umum digunakan. Pemakaiannya
disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin

pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)


Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah
kedap udara. OTT : -

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik.
Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang
terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)


Pemakaian : Sebagai antiadheren dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam
hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan
air.

pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)


Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan
kering OTT : Dietilstilbestrol

Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)


Pemakaian : Sebagai antiadheren tablet konsentrasi yang digunakan <1%

Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut
kloroform dan eter.
pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah
2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di
wadah yang kering dan tertutup baik.

OTT : Surfaktan kationik

Sintesis Iodoform
Posted: Juni 16, 2011 in Uncategorized
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pengobatan begitu banyak senyawa kimia yang digunakan. Namun, jika bahan
tersebut terus menerus diambil dari alam maka bahan alam akan mengalami kekurangan. Hal
ini dapat menjadi suatu tantangan bagi para ahli farmasis untuk mensintesis bahan alam
tersebut.
Salah satunya bahan yang disintesis ialah iodoform. Iodoform merupakan suatu zat kimia
yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik
merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit,
mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja
bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform
kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan di bidang kedokteran gigi. Walaupun
demikian, sekarang iodoform telah jarang disintesis karena dapat menimbulkan efek toksik
pada jantung sehingga telah digantikan dengan bahan lain yang lebih aman penggunaannya
dan lebih sedikit efek sampingnya.
Karena kegunaannya yang cukup luas itulah maka setiap mahasiswa farmasi dituntun untuk
mengetahui dan memahami reaksi pembentukan iodoform tersebut. Pada percobaan ini
dilakukan sintesis iodoformuntuk menghasilkan iodoform murni.
B. Maksud Percobaan
Adaupun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mensintesis iodoform dan memperoleh
persen rendamennya
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mensintesis iodoform berdasarkan reaksi antara
iod dengan aseton berdasarkan reaksi halogenasi.
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu mengetahui sintesis iodoform dan cara memperoleh
persen rendamennya

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan
asetaldehida dalam suasana basa. Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam
reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga
menghasilkan Iodoform (http://www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/23-april-2010).
Pembuatan Iodoform serupa dengan pembuatan kloroform, karena merupakan analog
iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan kloroform, pada pembuatan iodoform
pereaksi yang digunakan adalah natrium hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil
yang memiliki gugus asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang
diperoleh berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200C dan mempunyai bau yang
khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar (http://
www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/23-april-2010).
SIFAT-SIFAT IODOFORM(http://www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/23-april-2010).
a. Sifat Kimia Iodoform
Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis-( 1-ethylguinoline 4-)-
trimetinaiomine.
Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 – (tetraidometane)
Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida)
Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH alkoholat karbilamine
membentuk isosianida.
Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat.
Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen iodida.
Iodoform bila direaksikan dengan dan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada
lapisan piridin, setelah di panaskan sebentar.
Jika iodoform di panaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap yang berwarna violet
dari iodium.
Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3 (argentum nitrat) tidak memberikan
endapan kuning perak iodida (Agl).
Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.
b. Sifat Fisika Iodoform
Bentuk berupa kristal kuning berkilauan
Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
Titik lebur 119-1230C
Berat jenis 4,00 gr/mil
Berat molekul 393,73
Komposisi C=3,05g; H=6,266; I=96,496
Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2, H2O
Memiliki bau yang khas
Sukar larut dalam air tapi mudah laut dalam akohol
Berguna dan acetor
Perlahan-lahan larut dalam petaoida atom
Iodoform berfungi sebagai pemusnah baktei iodoform digunakan sebagai antiseptik terhadap
luka-luka lecet, karena membebaskan I2 juga sebagai pencegah keluarnya nanah dan
pencegah pertumbuhan bakteri (http://www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/23-april-2010).
Iodoform pertama kali disiapkan oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan rumus molekul
diidentifikasi oleh Jean-Baptiste Dumas pada 1834. Hal ini disintesis dalam reaksi oleh
haloform reaksi yodium dan sodium hidroksida dengan salah satu dari empat jenis senyawa
organik: (i) metil keton: CH3COR, asetaldehida (CH3CHO), etanol (CH3CH2OH), dan
alkohol sekunder tertentu ( CH3CHROH, di mana R adalah alkil atau aril grup) (fairus
pharmacy, 11-10-2004).
Reaksi yodium dan basa metil keton dengan begitu dapat diandalkan, bahwa “iodoform
test” (munculnya endapan kuning) digunakan untuk menyelidiki kehadiran metil keton. Ini
juga terjadi ketika pengujian untuk alkohol sekunder (metilalkohol). Beberapa reagen
(misalnya Hidrogen iodida) iodoform untuk mengkonversi diiodomethane. Juga konversi
karbon dioksida adalah mungkin: berair Iodoform bereaksi dengan perak nitrat untuk
menghasilkan karbon monoksida, yang teroksidasi oleh campuran asam sulfat dan iodin
pentaoxide (fairus pharmacy, 11-10-2004).
B. Uraian Bahan
1. Aseton (Drjen POM, 1979)
Nama Lain: Aseton
RM : C3H6O
BM : 58.08
Kelarutan: dapat bercampur dengan air, denganetanol, dengan eter dan dengan kloroform.
TD : 56.48 0C
TL : -94.6 0C
Warna : cairan tidak berwarna, berbau sperti mentol.
BJ : 0.7972
Kegunaan: Bahan dasar pembuatan iodoform
Bahaya : amat mudah terbakar, iritan dan namkotis. Uap aseton menyebabkan mati rasa,
kontak kulit berkali-kalu menyebabkan dermatitis, sedangkan onhalasi menyebabkan pusing,
mau muntah/pingsan. Efek kronis dapat merusak ginjal dan hati.
2. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama Resmi : AQUADESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Berat Jenis : 1 g/ml
RS : H – O – H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut dan pencuci
3. Etanol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : ETANOL
Nama lain : Alkohol
RM : C2H5OH
BM : 46.07
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organic
TD : 78 0C
TL : -114 0C
Warna : cairan jernih, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
BJ : 0.812 – 0.816
Jumlah : 35 ml
Kegunaan : antiseptic topical, adstringent, angina pectoralis dan pelarut organik.
Bahaya : • Diminum menyebabkan mabuk, halusinasi, pusing, muntah-muntah.
• Jangka panjang menyebabkan kegemukan dan penyakit jantung.
• Bersifat karsinogenik, tertogenik, mempengaruhi sistem reproduksi.
• Manusia, mengubah indek fertilisasi wanita. Mudah terbakar.
4. Iodium (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi : IODIUM
Nama lain : Iod, iodium, Triodo methane; formyl triiodide; formylum triiodatum.
BM : 126,91
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam karbon disulfida, dalam
kloroform, dalam karbon tetraklorida dan dalam eter; larut dalam etanol dan dalam larutan
iodida; agak sukar larut dalam glyserin.
TD : 185.24 0C
TL : 113.60 0C
Warna : kristal berwarna violet – hitam sampai agak kecoklatan, berkilau seperti metal.
BJ : 4.93 (250C)
Jumlah : 5 gram
Kegunaan umum : banyak dipakai sebagai katalisator dalam reaksi alkalis dan kondensasi.
Juga dipakai sebagai antiseptik, reagen analisa radio isotop, pengolahan air minum dan
pengobatan.Bahaya : amat beracun. Dosis tertentu dapat mengiritasi kulit. Pemakaian oral
jangka panjang dapat menyebabkan iodism, sakit perut, muntah, diare
Kegunaan : sebagai pereaksi
5. Natrium Hidroksida (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : NATRUM HYDROXDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
BM : 40.00
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol. A g NaOH larut dalam 0.9 ml air; 0.3 ml air
panas; 7.2 ml absolut alkohol; 4.2 ml methanol.
TD : 1390 0C
TL : 3180C
Warna ; Padatan putih, tidak berbau, berentuk pelet/flakes.
BJ : 2.30
Jumlah : 17 ml
Kegunaan : sebagai pemberi suasana basa pada pembuatan iodoform ini dan dapat
melembutkan kulit.
Bahaya : amat korosif. Bila kontak dengan mata maka akan terjadi iritasi, dapat
mengakibatkan kebutaan; koyak kulit dapat terjadi luka bakar, borok yang dalam. Hirup
debunya mengakibatkan radang saluran nafas dan paru-paru.
C. Prosedur Kerja (Anonim, 2011)
Dalam labu alas datar 500ml ditaruh 10 gram iodium, tambahkan 10 gram aseton.
Tambahkan sedikit demi dari corong pisah larutan NaOH sebanyak +20 ml. (Bila terjadi
panas dinginkan dibawah kran atau bungkus dengan lap basah). Segera setelah terjadi Kristal
kuning diberi air yang banyak (+ 300 ml). segera saring dengan corong Buchner. Cuci Kristal
tersebut sampai filtrate tidak bereaksi alkalis lagi baru boleh direkristalisasi dengan alcohol.
Tentukan titik leburnya.

BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat Yang Digunakan
Botol semprot, Baskom, corong Buchner, Corong pisah, gelas arloji, Gelas kimia 50 ml,
klem, Labu alas datar 500 ml, sendok tanduk , statif.
B. Bahan Yang Digunakan
Aseton, Alfol, Aquadest, Alkohol, Iodium, Kertas timbang, Kertas saring, NaOH.
C. Cara Kerja
Ditimbang iodium sebanyak 2,5 gram, dimasukkan ke dalam labu alas datar, ditambahkan
aseton sebanyak 10 ml, dikocok hingga melarut sempurna. Ditambahkan sedikit demi sedikit
NaOH dari corong pisah hingga terbentuk Kristal kuning, jika terjadi panas dinginkan dengan
es batu pada baskom atau bungkus dengan lap basah. Setelah terjadi Kristal kuning, segera
dicuci dengan air yang banyak, kemudian disaring dengan corong Buchner. Kristal tersebut
dicuci sampai tidak bereaksi alkalis lagi, kristalisasi dengan alcohol, ditentukan titik
leburnya.

BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Tabel Pengamatan
Berat iodium : 2,5 gram
Aseton : 10 ml
NaOH : + 20 ml
B. Reaksi
CH3-CO-CH3 + 3I2 CH3-CO-CI3 + 3HI
CH3-CO-CI3 + NaOH CHI3 + CH3-COONa
3NaOH + 3HI 3NaI + 3H2O
CH3-CO-CH3+3I2+4NaOH CHI3 + CH3COONa + 3NaI + 3H2O
C. Perhitungan
a. Perhitungan secara teori :
g
mol I2 =
BM

mol I2 = 2,5 = 0,019699 mol


126,91
1
mol CHI3 = x 0,019699 mol
3
= 0,0065663 mol
gram CHI3 = mol x BM
= 0,0065663 mol x 393,78
= 2,5856776 gram = 2,58 gram
b. Berat kertas timbang = 74,7 mg = 0,0747 gr
Berat kertas timbang + iodium = 133,1 mg = 0,1331 gr
Berat praktek = berat kertas timbang+iodium – berat kertas timbang
= 0,1331gr – 0,0747 gr
= 0,0584 gr
Berat praktek
% Rendamen = x 100%
Berat teori

0,0584
= x 100 %
2,58
= 2,26357 %

BAB V
PEMBAHASAN
Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim
tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelarut non polar.
Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari treaksi antara iodin dengan etanol/ aseton
dan asetildehida dalam suasan basa. Untuk membuat iodoform dari aseton digunakan reaksi
elektrofilik.
Iodium merupakan elemen yang terdapat dalam makanan sebagai iodida anorganik yang
mudah diserap. Kebutuhan sehari-hari adalah 50 sampai 300 mg yang diperoleh dari
makanan seperti ikan, kepiting, kerang, dan lumut laut, penyakit gondok endemis pada
umumnya akan timbul di daerah mana asupan perharinya hanya 70 mcg.
Mekanisme kerja obat yang mengandung iodida mungkin didasarkan pada penghambatan
kompetitif terhadap mekanisme tiroid dalam memekatkan ion iodium. Iodida merupakan obat
tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertirodisme sebelum ditemukan berbagai macam
antitiroid. Iodium dalam darah terdapat dalam bentuk iodida yang sebagian besar ditangkap
oleh tiroid untuk sintesis hormon tiroid.
2,5 gram iod ditambah 10 ml aseton dimasukkan ke dalam labu dasar datar. Penggunaan labu
dasar datar supaya dapat berdiri tanpa dipegang. Kemudian , ditambahkan 20 ml NaOH
sedikit demi sedikit (lewat corong pisah). Hal yang harus dihindari ialah jangan sampai
terlalu banyak menambahkan NaOH sebab, dapat menyebabkan panas. Namun, apabila
terjadi panas, segera dinginkan dengan lap basah atau dengan mengalirkan air kran atau air
es. Fungsi dari penambahan NaOH adalah untuk menghasilkan kristal iodoform berwarna
kuning. Setelah itu, dengan segera ditambahkan 300 cc air. Penambahan segera 300 cc air
setelah terbentuk kristal kuning maksudnya untuk mengencerkan NaOH yang mungkin
berlebih dan untuk mencegah kecepatan terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk. Hasil
kristal kuning yang diperoleh dan telah ditambahakan air segera disaring dengan corong
buchner. Kemudian kristal dicuci sampai filtrat tidak bereaksi alkalis, atau bebas NaOH
karena sisa NaOH dikristal dapat menyebabkan penguraian iodoform pada waktu kristalisasi
dengan alkohol.
Pada percobaan digunakan labu alas datar agar pada saat melakukan percobaan bisa berdiri
sendiri yang dipegang karena akan dikerjakan seperti titrasi hanya lebih kasar. Pemakaian
labu alas bulat disini tidak dibenarkan karena dalam prosedur tidak diadakan pemanasan, hal
ini bermaksud agar kita dapat memilih alat yang tepat dan sesuai.
Penambahan NaOH sebaiknya menggunakan larutan pekat tetapi tidak boleh berlebih. Untuk
menghilangkan kelebihan asam pada larutan.
Dilakukan penambahan air banyak dengan segera setelah terjadi Kristal iodoform dengan
maksud mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih. Jadi mengurangi kecepatan
hidrolisisnya iodoform yang terjadi dengan NaOH. Kristal segera disaring agar filtrat tidak
bereaksi alkalis lagi, karena dengan adanya suasana alkalis maka pada rekristalisasi dengan
alcohol maka iodoform akan terurai dan kemungkinan akan dibebaskan iodium yang terlihat
dengan berwarna coklatnya larut.
Pada percobaan ini didapatkan % rendamen yaitu 2,26357%, adapun kesalahan-kesalahan
yang terjadi yang menyebabkan hasil yang diperoleh tidak sempurna dan tidak sesuai dengan
teori karena pada saat pencampuran aseton dengan iodium yang tidak merata, sehingga tidak
terbentuk kristal kuning yang sempurna.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesmpulan
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa : Berat Kristal iodium yaitu
0,0584 g dengan persen rendamen 2,26357 %,
B. Saran
Sebaiknya praktikum dimulai tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis.FF UMI: Makassar
Dirjen POM. 1979. Farmekope Indonesia Edisi III. DEPKES RI: Jakarta
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. DEPKES RI: Jakarta

http://www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/23-april-2010
Fairus pharmacy, 11-10-2004,http://www.sintesisiodoform.com
13126 Silikon dioksida
koloidal, sangat terdispersi sesuai untuk digunakan sebagai eksipien EMPROVE® exp Ph Eur,NF,JP,E 551
• Mengunduh
• Tambahkan pada bagian Favorit

Nomor produk Kemasan Jumlah/Pk Kuan4tas Harga


1131260500 Botol plas/k 500 g Rp 1,549,360

1131265000 Karton fiber 5 kg Rp 23,562,470

Tambahkan ke permintaan

Informasi produk
Grade Ph Eur,NF,JP,E 551

Rumus kimia O2Si

Formulasi kimia SiO2

Kode HS 2811 22 00

Nomor EC 231-545-4

Massa molar 60.08 g/mol

Nomor CAS 7631-86-9

Data kimia dan fisika


Kelarutan di dalam air (20 °C) tidak larut

Titik leleh 1710 °C

Massa molar 60.08 g/mol

Densitas (20 °C) tidak berlaku

Bulk density 200 - 1430 kg/m3

Angka pH Ca.7 (100 g/l, H2O, 20 °C) (bubur)

Titik didih 2230 °C (1013 hPa)

Anda mungkin juga menyukai