Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 1: 174-179


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan


operasi pada pasien cedera kepala ringan dan
cedera kepala sedang di RSUP Sanglah Denpasar
periode Januari-Desember 2017
CrossMark

I Made Wistya Dwi Pradnyana Yasa,1* Nyoman Golden,2 I Wayan Niryana2

ABSTRACT

Morbidity and mortality in minor head injuries and moderate head Coma Score early 8-13 (p = 0.005; RR 10.179; CI 95% 1.996-51.894),
injuries can be prevented by knowing that there is space pressure or fracture of the head bone (p=0.001; RR 32.727; CI 95% 3.836-279.241),
an early increase in intracranial pressure so surgery can be performed unisocor pupil reflex (p=0.014; RR 7.719; CI 95% 1.512-39.415), hypoxia
immediately.Using a retrospective cohort study design with 50 medical (p=0.046; RR 9; CI 95% 1.041-77.803), and coagulopathy (p=0.15; RR
records to determine factors associated with surgery in patients with mild 14.118; CI 95% 1.661-119.993). Age over 60 years, early Glasgow Coma
head injuries and moderate head injuries.Factors associated with surgery Score 8-13, fracture of the head bone, unisocorous pupillary reflexes,
in patients with mild head injury and moderate head injury were aged hypoxia and coagulopathy associated with surgery in patients with mild
over 60 years (p<0.001; RR 62.8857; CI 95% 7.098-556.631), Glasgow head injury and moderate head injury.

Keywords: head injury, surgery.


Cite This Article:Yasa, I.M.W.D.P., Golden, N., Niryana, I.W. 2019. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan operasi pada pasien cedera
kepala ringan dan cedera kepala sedang di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari-Desember 2017. Medicina 50(1): 174-179. DOI:10.15562/
Medicina.v50i1.471

ABSTRACT

Morbiditas dan mortalitas pada cedera kepala ringan dan cedera kepala 60 tahun (p<0,001; RR 62,857; IK 95% 7,098-556,631), Glasgow Coma
sedang dapat dicegah dengan mengetahui adanya pendesakan ruang Score awal 8-13 (p=0,005; RR 10,179; IK 95% 1,996-51,894), fraktur
atau peningkatan tekanan intrakranial lebih awal sehingga dapat tulang kepala (p=0,001; RR 32,727; IK 95% 3,836-279,241), reflek
dilakukan tindakan operasi dengan segera. Menggunakan rancangan pupil unisokor (p=0,014; RR 7,719; IK 95% 1,512-39,415), hipoksia
penelitian kohort retrospektif dengan jumlah rekam medik 50 pasien (p=0,046; RR 9; IK 95% 1,041-77,803), dan koagulopati (p=0,15; RR
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan 14,118; IK 95% 1,661-119,993). Umur lebih dari 60 tahun, Glasgow
operasi pada pasien cedera kepala ringan dan cedera kepala sedang. Coma Score awal 8-13, fraktur tulang kepala, reflek pupil unisokor,
Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan operasi pada pasien hipoksia dan koagulopati berhubungan dengan tindakan operasi pada
1
PPDS Ilmu Bedah, Fakultas cedera kepala ringan dan cedera kepala sedang adalah umur lebih dari pasien cedera kepala ringan dan cedera kepala sedang.
Kedokteran, Universitas Udayana,
RSUP Sanglah Denpasar, Bali-
Indonesia Kata kunci: cedera kepala, tindakan operasi.
2
Divisi Bedah Syaraf, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana, Cite This Article:Yasa, I.M.W.D.P., Golden, N., Niryana, I.W. 2019. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan operasi pada pasien cedera
RSUP Sanglah Denpasar, Bali- kepala ringan dan cedera kepala sedang di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari-Desember 2017. Medicina 50(1): 174-179. DOI:10.15562/
Indonesia. Medicina.v50i1.471

*
Correspondence to:
I Made Wistya Dwi Pradnyana PENDAHULUAN
Yasa, PPDS Ilmu Bedah, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana, Cedera kepala diperkirakan akan melampaui cedera kepala ringan (CKR) sekitar 80%, cedera
RSUP Sanglah Denpasar, Bali- penyakit-penyakit lain sebagai penyebab kema- kepala sedang (CKS) 10%, dan cedera kepala
Indonesia tian dan kecacatan utama pada tahun 2020. Kasus berat (CKB) 10%.1 Data cedera kepala di seluruh
wistyaprd@gmail.com cedera kepala di Amerika Serikat mencapai 1,7 rumah sakit di Indonesia belum tercatat secara
juta kasus setiap tahunnya, dimana 52.000 kasus baik. Data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Diterima: 2018-09-26 meninggal dan sepuluh persennya meninggal didapatkan jumlah CKR, CKS, dan CKB adalah
Disetujui: 2019-01-10 sebelum tiba di rumah sakit. Pasien cedera kepala masing-masing 60%-70%, 15%-20%, dan 10% dari
Publish: yang sampai di rumah sakit dikelompokan menjadi total pasien rawat inap. Rata-rata insiden cedera

174
ARTIKEL ASLI

kepala pertahun di RSUP Sanglah adalah lebih dari Pasien cedera kepala dengan usia lanjut dan nilai
2000 kasus, dimana 30% merupakan cedera kepala GCS yang rendah berhubungan dengan prognosis
sedang dan berat. yang lebih buruk. Perburukan kondisi terjadi pada
Pada penderita dengan cedera kepala ringan 78% pasien cedera kepala dengan usia lebih dari
dan sedang hanya 3%-5% yang memerlukan 60 tahun (Dhandapani, 2012). Perburukan kondisi
tindakan operasi, sisanya dirawat secara konser- terjadi pada 95% pasien cedera kepala dengan GCS
vatif. Prognosis pasien cedera kepala lebih baik awal kurang dari 8.8
bila penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan The Brain Injury Association menyatakan bahwa
cepat.2 Penanganan cedera kepala sangat penting cedera kepala dengan hipoksia sangat mudah
untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya lesi mengalami perburukan dibandingkan dengan
intrakranial yang membutuhkan operasi dan untuk cedera kepala dengan GCS yang sama tanpa hipok-
menangani lesi tersebut timbul, sehingga outcome sia. Hal ini disebabkan adanya perbedaan keru-
pasien dapat lebih baik.3 Indikasi tindakan operasi sakan pada otak. Pada cedera kepala tanpa hipoksia
meliputi volume hematom ≥ 25 cm3, ketebalan ≥ 15 terjadi kerusakan pada axon, dimana otak akan
mm, dan midline shift ≥ 5 mm dilihat pada ct scan selalu membentuk koneksi alternatif sebagai respon
kepala.4 kompensasi. Pada cedera kepala dengan hipoksia,
Cedera kepala telah menjadi masalah kesehatan kerusakan terjadi pada seluruh badan sel saraf dan
masyarakat dan sosioekonomi di seluruh dunia. kerusakan ini bersifat irreversible atau tidak dapat
Gangguan yang ditimbulkan berupa gangguan diperbaharui.
fisik dan mental kompleks yang bersifat sementara Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka
maupun menetap. Cedera kepala telah menjadi kami ingin meneliti faktor-faktor yang berhubun-
penyebab kematian dan kecacatan pada usia muda gan dengan tindakan operasi pada pasien CKR dan
di berbagai negara. Kejadiannya meningkat secara CKS. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
cepat yang diakibatkan oleh meningkatnya peng- adalah usia, GCS awal, fraktur tulang kepala, pupil
gunaan kendaraan bermotor pada negara miskin anisokor ≥ 2 mm, hipoksia, dan koagulopati. Hasil
dan berkembang.5 penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi
Belum ada pengobatan yang efektif untuk dalam pengambilan keputusan klinis dan member-
membalikkan efek dari cedera otak primer yang ikan inform consent yang realistis tentang outcome
telah terjadi.3 Upaya pengobatan ditujukan untuk kepada keluarga pasien.
meminimalkan efek cedera otak sekunder yang
dapat terjadi karena efek dari iskemia, hipoksia,
BAHAN DAN METODE
koagulopati dan peningkatan tekanan intrakranial.
Pemahaman tentang epidemiologi dan patofisi- Penelitian ini menggunakan rancangan cohort
ologi cedera otak traumatik sangat penting untuk retrospective untuk mengetahui faktor-faktor
menyusun langkah-langkah pencegahan, untuk yang berhubungan dengan tindakan operasi pada
merencanakan strategi pencegahan primer berbasis pasien CKR dan CKS di RSUP Sanglah Denpasar.
populasi dan untuk memberikan penatalaksanaan Penelitian dilakukan melalui pengamatan rekam
yang efektif, termasuk penyediaan fasilitas reha- medis pasien di Instalasi Rekam Medis RSUP
bilitasi bagi mereka yang menderita cedera otak Sanglah Denpasar. Data diambil selama 9 bulan,
traumatik.3,6 yaitu dari Januari tahun 2018 sampai dengan
Pada beberapa kasus, pasien dengan GCS September 2018. Kriteria inklusi dalam penelitian
(Glasgow Coma Scale) ≥ 8 mengalami kematian yang ini adalah seluruh rekam medik pasien berusia lebih
disebabkan oleh cedera otak sekunder. Cedera otak dari 18 tahun yang mengalami CKR (cidera Kepala
sekunder terjadi akibat adanya darah di intrakranial Ringan) dan CKS (Cidera Kepala Berat) di RSUP
sehingga terjadi pendesakan ruang atau peningka- Sanglah Denpasar pada Januari tahun 2017 sampai
tan tekanan intrakranial. Morbiditas dan mortalitas dengan Desember 2017. Kriteria eksklusi dalam
dapat dicegah dengan mengetahui adanya pende- penelitian ini adalah pasien hamil, pasien yang
sakan ruang atau peningkatan tekanan intrakra- mengalami perburukan dan meninggal sebelum
nial lebih awal sehingga dapat dilakukan tindakan dilakukan CT scan kepala, pasien dengan komor-
operasi dengan segera. Beberapa faktor dapat digu- biditas seperti diabetic mellitus, hipertensi, penyakit
nakan sebagai indikator untuk melakukan tinda- jantung, dan penyakit ginjal, pasien dengan rekam
kan operasi. Beberapa penelitian dan pengalaman medis yang tidak lengkap untuk seluruh variabel
klinis menyebutkan beberapa faktor yang mungkin yang dibutuhkan pada penelitian. Variabel faktor
menjadi indikator untuk tindakan operasi, yaitu: risiko dalam penelitian ini adalah usia, GCS awal,
usia, GCS awal, fraktur tulang kepala, hipoksia, fraktur tulang kepala, reflek pupil, hipoksia, dan
pupil anisokor ≥ 2 mm, dan koagulopati.7 koagulopati.

Medicina 2019; 50(1): 174-179 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.471 175


ARTIKEL ASLI

Analisis data dalam penelitian ini menggu- 22 responden (75,9%) dilakukan tindakan operasi
nakan bantuan perangkat lunak SPSS version dan hanya 1 responden (4,8%) saja tidak dilaku-
21.0 for windows. Analisis deskriptif digunakan kan operasi sedangkan umur < 60 tahun yang
untuk mengetahui gambaran dari karakteris- dilakukan operasi sebanyak 7 responden (24,1%)
tik subjek penelitian, perhitungan risiko relatif dan sebanyak 20 responden (95,2%) tidak dilaku-
dan uji chi-square digunakan untuk mengetahui kan operasi. Hasil penelitian pada karakteristik
peranan faktor risiko dari tindakan operasi pada responden berdasarkan GCS awal didapatkan GCS
cidera kepala, dan analisis regresi logistik digu- 8-13  sebanyak 15 responden (51,7%) dilakukan
nakan untuk mengetahui peranan faktor risiko tindakan operasi dan 2 responden (9,5%) tidak
yang paling berperan terhadap tindakan operasi dilakukan operasi sedangkan GCS 14-15 yang
pada pasien dengan cidera kepala. Penelitian ini dilakukan operasi sebanyak 14 responden (48,3%)
telah mendapatkan persetujuan dari komite etik dan sebanyak 19 responden (90,5%) tidak dilaku-
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP kan operasi (Tabel 1).
Sanglah Denpasar dengan nomer referensi No. 662/ Hasil penelitian pada karakteristik responden
UN14.2.2/PD/KEP/2018 berdasarkan fraktur tulang kepala didapatkan
dengan fraktur basis cranii sebanyak 18 responden
(62,1%) dilakukan tindakan operasi dan 1 respon-
HASIL
den (4,8%) tidak dilakukan operasi. Fraktur linier
Penelitian ini melibatkan 50 sampel penelitian yang yang dilakukan operasi sebanyak 8 responden
terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok (27,6%) dan sebanyak 18 responden (85,7%) tidak
operasi sebanyak 29 orang, dan kelompok tidak dilakukan operasi. Fraktur depressed yang dilaku-
operasi sebanyak 21 orang. Karakteristik sampel kan operasi sebanyak 3 responden (10,3%) dan
dapat dilihat pada Tabel 1. yang tidak dilakukan operasi sebanyak 2 responden
Penelitian ini merupakan penelitian kohort (9,5%). Hasil penelitian pada karakteristik respon-
retrospektif dengan sampel 50 responden. Hasil den berdasarkan reflek pupil didapatkan reflek
penelitian pada karakteristik responden berdasar- pupil anisokor sebanyak 13 responden (44,8%)
kan umur didapatkan umur ≥ 60 tahun sebanyak dilakukan tindakan operasi dan 2 responden (9,5%)
tidak dilakukan operasi sedangkan reflek pupil
isokor yang dilakukan operasi sebanyak 16 respon-
Tabel 1  Karakteristik Sampel Penelitian den (55,2%) dan sebanyak 19 responden (90,5%)
Tindakan operasi (n=50) tidak dilakukan operasi (Tabel 1).
Variabel Operasi Tidak operasi Hasil penelitian pada karakteristik responden
berdasarkan hipoksia didapatkan saturasi O2
Umur ≤ 90% sebanyak 9 responden (31%) dilakukan
≥ 60 tahun 22 (75,9%) 1 (4,8%) tindakan operasi dan 1 responden (4,8%) tidak
< 60 tahun 7 (24,1%) 20 (95,2%) dilakukan operasi sedangkan saturasi O2 > 90%
GCS awal yang dilakukan operasi sebanyak 20 responden
(69%) dan 20 responden (95,2%) tidak dilaku-
GCS 8-13 15 (51,7%) 2 (9,5%)
kan operasi. Hasil penelitian pada karakteristik
GCS 14-15 14 (48,3%) 19 (90,5%) responden berdasarkan koagulopati didapatkan
Fraktur tulang kepala INR > 1,2 sebanyak 12 responden (41,4%) dilaku-
Fraktur basis cranii 18 (62,1%) 1 (4,8%) kan tindakan operasi dan 1 responden (4,8%)
Fraktur linier 8 (27,6%) 18 (85,7%) tidak dilakukan operasi sedangkan INR ≤ 1,2 yang
dilakukan operasi sebanyak 17 responden (58,6%)
Fraktur depressed 3 (10,3%) 2 (9,5%)
dan 20 responden (95,2%) tidak dilakukan operasi
Reflek pupil (Tabel 1).
Anisokor 13 (44,8%) 2 (9,5%) Karakteristik umur terhadap tindakan oper-
Isokor 16 (55,2%) 19 (90,5%) asi pada penelitian ini didapatkan dengan nilai
p 0,000<0,05 (IK: 7,098-556,631) yang berarti umur
Hipoksia
berhubungan secara signifikan terhadap tindakan
Saturasi O2 ≤ 90% 9 (31%) 1 (4,8%) operasi pasien cedera kepala dengan RR 62,857
Saturasi O2 > 90% 20 (69%) 20 (95,2%) yang berarti umur mempunyai peluang 62,857
Koagulopati kali menyebabkan tindakan operasi pasien cedera
INR > 1,2 12 (41,4%) 1 (4,8%) kepala. Kategori berdasarkan GCS awal pasien terh-
adap tidakan operasi pada penelitian ini didapatkan
INR ≤ 1,2 17 (58,6%) 20 (95,2%)
dengan nilai p 0,005<0,05 (IK: 1,996-51,894) yang

176 Medicina 2019; 50(1): 174-179 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.471


ARTIKEL ASLI

Tabel 2  H
 ubungan Umur GCS Awal Fraktur Tulang Kepala Refleks (IK:1,661-119,993) yang berarti koagulopati
Pupil Hipoksia dan Koagulopati dengan Tindakan Operasi berhubungan secara signifikan terhadap tindakan
operasi pasien cedera kepala dengan RR 14,118
Variabel p RR IK 95%
yang berarti koagulopati mempunyai peluang
Umur 0,000 62,857 7,098-556,631 14,118 kali menyebabkan tindakan operasi pasien
GCS awal 0,005 10,179 1,996-51,894 cedera kepala (Tabel 2).
Fraktur tulang kepala 0,001 32,727 3,836-279,241 Patah tulang kepala merupakan faktor risiko
yang paling dominan menyebabkan tindakan oper-
Reflek pupil 0,014 7,719 1,512-39,415
asi pada pasien cedera kepala dengan nilai B positif
Hipoksia 0,046 9 1,041-77,803 4,403 yang berarti patah tulang kepala fraktur basis
Koagulopati 0,015 14,118 1,661-119,993 cranii mempunyai hubungan yang positif dengan
tindakan operasi. Nilai nilai p umur 0,005 < 0,05
(IK; 3.763-1774.722) berarti patah tulang kepala
Tabel 3  A
 nalisis regresi logistik terhadap faktor-faktor risiko yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
berperan terhadap tindakan operasi
tindakan operasi pada pasien cedera kepala dengan
Variabel B p Adj RR IK 95% RR paling tinggi dibandingkan variabel lainnya
Umur ≥ 60 tahun 3,754 0,019 42,710 1,838-992,420 yaitu 81,719 hal ini berarti patah tulang kepala
GCS awal 8-13 3,140 0,080 23,099 0,689-774,450 fraktur basis cranii mempunyai peluang 81,719 kali
menyebabkan dilakukannya tindakan operasi pada
Fraktur tulang kepala (fraktur 4,403 0,005 81,719 3,763-1774,722
pasien cedera kepala (Tabel 3).
basis cranii)
Reflek pupil anisokor 2,219 0,292 9,198 0,149-569,711
Hipoksia saturasi O2 ≤ 90% 1,121 0,636 3,067 0,030-318,618 DISKUSI
Koagulopati INR > 1,2 3,466 0,037 32,009 1,234-830,436 Pada penderita dengan cedera kepala ringan dan
sedang hanya 3% -5% yang memerlukan tinda-
berarti GCS awal berhubungan secara signifikan kan operasi, sisanya dirawat secara konservatif.
terhadap tindakan operasi pasien cedera kepala Prognosis pasien cedera kepala lebih baik bila
dengan RR 10,179 yang berarti GCS awal hanya penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan cepat.2
mempunyai peluang 10,179 kali menyebabkan Penanganan cedera kepala sangat penting untuk
tindakan operasi pasien cedera kepala (Tabel 2). mendeteksi secara dini ada tidaknya lesi intrakra-
Karakteristik berdasarkan fraktur tulang nial yang membutuhkan operasi dan untuk menan-
kepala terhadap tindakan operasi pada penelitian gani lesi tersebut timbul, sehingga outcome pasien
ini didapatkan dengan nilai p 0,001 <0,05 (IK: dapat lebih baik.3 Peneliti ingin meneliti faktor-fak-
3,836-279,241) yang berarti fraktur tulang kepala tor yang berhubungan dengan tindakan operasi
berhubungan secara signifikan terhadap tindakan pada pasien CKR dan CKS.
operasi pasien cedera kepala dengan RR 32,727 yang Dari hasil penelitian ini didapatkan karakteris-
berarti fraktur tulang kepala mempunyai peluang tik umur terhadap tindakan operasi pada peneli-
32,727 kali menyebabkan tindakan operasi pasien tian ini didapatkan dengan nilai p 0,000<0,05 (IK:
cedera kepala. Karakteristik berdasarkan reflek 7,098-556,631) yang berarti umur berhubungan
pupil terhadap tindakan operasi pada penelitian ini secara signifikan terhadap tindakan operasi pasien
didapatkan dengan nilai p 0,014 <0,05 (IK: 1,512- cedera kepala dengan RR 62,857 yang berarti umur
39,415) yang berarti reflek pupil berhubungan mempunyai peluang 62,857 kali menyebabkan
secara signifikan terhadap tindakan operasi pasien tindakan operasi pasien cedera kepala. Ini sejalan
cedera kepala dengan RR 7,719 yang berarti reflek dengan penelitian lainnya, dimana perburukan
pupil mempunyai peluang 7,719 kali menyebabkan meningkat 40-50% setiap kenaikan 10 tahun usia.9
tindakan operasi pasien cedera kepala (Tabel 2). Penelitian lain juga menyimpulkan perburukan
Karakteristik berdasarkan Hipoksia terhadap meningkat seiring pertambahan usia, dimana
tindakan operasi pada penelitian ini didapatkan perburukan sebesar 57% pada kelompok usia
dengan nilai p 0,046<0,05(IK:1,041-77,803) yang 41-60 tahun dan 78% pada kelompok usia diatas 60
berarti hipoksia berhubungan secara signifikan tahun.10 Pada penelitian lainnya, semakin mening-
terhadap tindakan operasi pasien cedera kepala katnya umur memiliki peningkatan resiko untuk
dengan RR 9 yang berarti hipoksia mempunyai mengalami lesi intracranial.11
peluang 9 kali menyebabkan tindakan operasi Kategori berdasarkan GCS awal pasien terhadap
pasien cedera kepala. Karakteristik berdasarkan tindakan operasi pada penelitian ini didapatkan
koagulopati terhadap tindakan operasi pada pene- dengan nilai p 0,005<0,05 (IK: 1,996-51,894) yang
litian ini didapatkan dengan nilai p 0,015<0,05 berarti GCS awal berhubungan secara signifikan

Medicina 2019; 50(1): 174-179 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.471 177


ARTIKEL ASLI

terhadap tindakan operasi pasien cedera kepala berarti hipoksia berhubungan secara signifikan
dengan RR 10,179 yang berarti GCS awal hanya terhadap tindakan operasi pasien cedera kepala
mempunyai peluang 10,179 kali menyebabkan dengan RR 9 yang berarti hipoksia mempunyai pelu-
tindakan operasi pasien cedera kepala. Ini sejalan ang 9 kali menyebabkan tindakan operasi pasien
dengan penelitian lainnya, dimana hubungan yang cedera kepala. Pada penelitian lainnya, hipoksia
sangat kuat antara skor GCS dengan perburukan prehospital secara signifikan meningkatkan odds
dan tindakan operasi.12 GCS follow up merupakan ratio mortality pada pasien yang mengalami cedera
alat yang bagus untuk memprediksi outcome brain kepala sebesar 2,66 (p<0,05).16 Pada penelitian lain-
death.13 Pada penelitian lainnya, derajat kerusakan nya, pasien dengan cedera kepala dengan hipoksia
otak dan kemungkinan perlunya tindakan operasi terjadi kematian sebesar 28%, sedangkan pasien
secara signifikan meningkat dengan turunnya GCS cedera kepala yang disertai hipoksia dan hipotensi
dari 15 sampai 13. Pada penelitian lainnya, makin mengalami kematian sebesar 57%.17
rendah GCS makin besar peluang terjadinya lesi Karakteristik berdasarkan koagulopati terhadap
intrakranial dan tindakan operasi.11 tindakan operasi pada penelitian ini didapatkan
Karakteristik berdasarkan fraktur tulang dengan nilai p 0,015<0,05 (IK: 1,661-119,993)
kepala terhadap tindakan operasi pada peneli- yang berarti koagulopati berhubungan secara
tian ini didapatkan dengan nilai p 0,001 <0,05 signifikan terhadap tindakan operasi pasien cedera
(IK: 3,836-279,241) yang berarti fraktur tulang kepala dengan RR 14,118 yang berarti koagulopati
kepala berhubungan secara signifikan terhadap mempunyai peluang 14,118 kali menyebabkan
tindakan operasi pasien cedera kepala dengan RR tindakan operasi pasien cedera kepala. Pada pene-
32,727 yang berarti patah tulang kepala mempu- litian lainnya, disebutkan bahwa risiko terjadinya
nyai peluang 32,727 kali menyebabkan tindakan cedera sekunder pada trauma kepala meningkat
operasi pasien cedera kepala. Pada uji multivar- 85% jika tes koagulasi abnormal. Komplikasi ini
iat, Nilai nilai p fraktur tulang tengkorak 0,005 < sangat signifikan korelasinya dengan pemanjangan
0,05 (IK; 3.763-1774.722) berarti fraktur tulang PT (prothrombin time).18
kepala mempunyai pengaruh yang signifikan terh-
adap tindakan operasi pada pasien cedera kepala SIMPULAN
dengan RR paling tinggi dibandingkan variabel
lainnya yaitu 81,719 hal ini berarti fraktur tulang Umur ≥60 tahun, GCS awal 8-13, fraktur tulang
kepala mempunyai peluang 81,719 kali menyebab- kepala, pupil anisokor ≥ 2 mm, hipoksia, koag-
kan dilakukannya tindakan operasi pada pasien ulopati, berhubungan dengan tindakan operasi
cedera kepala. Ini sejalan dengan penelitian lain, pada pasien CKR dan CKS yang dirawat di RSUP
fraktur tulang kepala berhubungan kuat dengan Sanglah, Denpasar. Pada uji multivariat didapatkan
terjadinya lesi intrakranial.5 Menurut Yavus dkk.14 fraktur tulang kepala merupakan faktor yang paling
linear fracture pada tulang kepala dapat disertai dominan berhubungan dengan tindakan operasi
dengan kontusio cerebrokortikal atau hematoma pada pasien CKR dan CKS yang dirawat di RSUP
intrakranial. Sedangkan depressed fracture pada Saglah, Denpasar.
tulang tengkorak memiliki resiko yang tinggi untuk
menyebabkan terjadinya cedera pada sinus dura- DAFTAR PUSTAKA
matris dan otak. 1. Faul M, and Coronado V. Epidemiology of traumatic brain
Karakteristik berdasarkan reflek pupil terhadap injury. Handbook of clinical neurology. 2015;127:3-13.
tindakan operasi pada penelitian ini didapatkan 2. Priguna S. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian
Rakyat. Jakarta. 2009.
dengan nilai p 0,014 <0,05 (IK: 1,512-39,415) yang 3. Golden N, Niryana W, Mahadewa TGB, Maliawan S, and
berarti reflek pupil berhubungan secara signifikan Chandra A. Two Different Approaches in Obtaining Head
terhadap tindakan operasi pasien cedera kepala Computerized Tomography Scan in Minor Head Injuries.
Journal of Neurology Research. 2013;3(3-4):114-121.
dengan RR 7,719 yang berarti reflek pupil mempu- 4. Franco S, Christian C, Juan J, Sahuquillo K. The Role of
nyai peluang 7,719 kali menyebabkan tindakan Surgery in Traumatic Brain Injury. Lippincott Williams &
operasi pasien cedera kepala. Ini sejalan dengan Wilkins. 2007;13:163-168.
5. Borg J. Diagnostic Procedures In Mild Traumatic Brain
penelitian lainnya, pupil anisokor merupakan Injury: Results Of The WHO Collaborating Centre Task
indikator terjadinya herniasi transtentorial.12 Salah Force On Mild Traumatic Brain Injury. J Rehabil Med.
satu parameter kuat yang berhubungan dengan 2004;43: 61-75.
6. Idris G, Florence D, Aladdin S, Abdulkadir TM, Abba SM,
mortalitas pasien cedera kepala adalah absennya and Lawal Y. Mild head injury: Criteria for computed
refleks pupil (81,3%, p< 0.001).15 tomography scan. Journal of Medicine in the Tropics.
Karakteristik berdasarkan Hipoksia terhadap 2017;19(1):11-23.
7. Sastrodiningrat AG. Pemahaman Indikator-Indikator Dini
tindakan operasi pada penelitian ini didapatkan Dalam Menentukan Prognosa Cedera Kepala Berat. Karya
dengan nilai p 0,046<0,05(IK: 1,041-77,803) yang Tulis Ilmiah: Universitas Sumatera Utara. 2007.

178 Medicina 2019; 50(1): 174-179 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.471


ARTIKEL ASLI

8. Ratnakar A. A study on correlation of degree of midline 15. Rodriguez M. Predicting mortality from head injury:
shift on CT scan and Glasgow coma scale in patients Experience of Sancti Spiritus Province, Cuba. MEDDIC
of acute traumatic head injury. Int J Res Med Sci. Review. 2013;15(3):30-33.
2014;2(3):1063-1066. 16. Chi JH, Knudson MM, Vassar MJ, McCarthy MC,
9. Hukkelhoven CW, Steyerberg EW, Rampen AJ, Farace E, Shapiro MB, Mallet S. Prehospital hypoxia affects outcome
Habbema JD, Marshall LF, Murray GD, Mass Al. Patient age in patients with traumatic brain injury: a prospective mul-
and outcome following severe traumatic brain injury: an ticenter study. J Trauma. 2006;61(5):1134-41.
analysis of 5600 patients. J Neurosurg. 2003;99(4):667-73. 17. Chestnut RM, Marshall LF, Klauber MR, Blunt BA,
10. Narayan RK, Parikh S, Koch M. Traumatic brain injury. Baldwin N, Einsenberg HM. The role of secondary brain
International Anesthesiology Clinics. 2007;3(4):119-128. injury in determining outcome from severe head injury.
11. Lee YB, Kwon SJ. A Morre Detailed Classification Of Mild The Journal of Trauma. 1993;34(2):113-116.
Head Injury In Adult And Treatment Guidelines. J Korean 18. Manoel OD, Neto AC, Veigas PV, Rizoli S. Traumatic
Neurosurgery Soc. 2009;46:451-458. brain injury associated coagulopathy. Neurocrit Care.
12. Karasu A. Analyses Of Clinical Prognostic Factors In 2015;22(1):33-44.
Operated Traumatic Acute Subdural Hematomas. Ulus
travma acil cerrahi derg. 2010;16(3):233-236.
13. Mizraji R, Perez-Protto S, Etchegaray A, Castro A,
Lander  M, Buccino E, Severo L, Alvarez I. Brain death
epidemiology in Uruguay and utilization of the Glasgow
coma score in acute brain injured patients as a predictor of This work is licensed under a Creative Commons Attribution
brain death. Transplant proc. 2009;41(8):3489-91.
14. Yavuz MZ, Airdizer M, Cetin G, Balci GY, Altinkok M.
The correlation between skull fracture and intracranial
lesions due to traffic accidents. Am J Forensic Med Pathol.
2003;24(4):339-45.

Medicina 2019; 50(1): 174-179 | doi: 10.15562/Medicina.v50i1.471 179

Anda mungkin juga menyukai