Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AUDIT MANAJEMEN

“AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN”

OLEH:

(12-401-013) UFTHI AULIA MAINGAK

AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YPUP

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat, dan hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “AUDIT MANAJEMEN

LINGKUNGAN” pada Audit Manajemen dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Melalui ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu, saran dan masukan para pembaca akan membantu

penyempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca sekalian, terutama

dalam pembelajaran mengenai Akuntansi yang menyangkut “Audit Manajemen Lingkungan”

khususnya di bidang Auditing Manajemen.

Penulis

Ufthi Aulia Maingak

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Depan.............................................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI DAN SIFAT AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN ................................... 4

1. Definisi Audit Manajemen Lingkungan ...................................................................... 4

2. Sifat Audit Manajemen Lingkungan ...................................................................... 4

B. AUDIT SEBAGAI KOMPONEN MANAJEMEN LINGKUNGAN ............................... 5

C. FALSAFAH MANAJEMEN LINGKUNGAN .................................................................. 6

D. AUDIT DALAM KONTEKS RISIKO LINGKUNGAN ................................................... 7

E. SEBAB DAN MANFAAT AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN .............................. 7

1. Sebab Audit Manajemen Lingkungan ......................................................................... 7

2. Manfaat Audit Manajemen Lingkungan ..................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ................................................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG AUDIT LINGKUNGAN

Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi setiap pribadi
atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah lingkungan hidup. Permasalahan
lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, bahkan saat ini masalah
lingkungan telah menjadi isu global dan penting untuk dibicarakan karena menyangkut
kepentingan seluruh umat manusia.

Dulu hutan-hutan di Indonesia masih rindang. Air yang mengalir di kali relatif jernih,
bahkan banyak orang di sekeliling kali menggunakannya, bukan hanya untuk memasak dan
mencuci, tetapi juga untuk diminum. Kini hutan rindang tak mudah ditemukan lagi, sekalipun di
Kalimantan dan Papua. Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan kian hari kian merana. Hutan dibabat
dan tanahnya digali, karena di dalam tanah terdapat tambang minyak, emas dan batu bara.

Tambang-tambang itu dijadikan sebagai salah satu obyek untuk dikuras, karena dapat
dijadikan salah satu indikator kemajuan perekonomian dan teknologi. Negara berkembang seperti
Indonesia ikut terjebak dengan teori itu. Tambang segera diambil, meskipun dengan
mengorbankan hutan-hutan yang rindang tersebut. Apa yang terjadi kemudian? Hutan yang dulu
rindang kini menjadi gundul. Kali yang dulu mengalir dengan air bersih, kini hampir tidak ada
lagi. Jika terdapat air mengalir, itupun sudah tercampur dengan berbagai limbah yang
mengandung kimia membahayakan untuk kesehatan manusia. Bahkan tragisnya, di saat tambang
sudah dikuras, perekonomian tak beranjak maju, tetapi justru jumlah penduduk miskin
bertambah.

Oleh karena itulah audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif
upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk
meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Audit lingkungan
sebagai proses menentukan apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu organisasi
menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal yang merupakan suatu
komponen yang berkekuatan dari program manajemen lingkungan.

Audit lingkungan juga merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk
perlindungan lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan
terhadap lingkungan, dan pada akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah
yang dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, dengan
demikian perusahaan kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit
lingkungan sebagai akan dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.

       Latar belakang audit lingkungan menurut Kep. Men.LH 42/1994 :

1) Setiap bidang usaha wajib memelihara kelestarian lingkungan.


2) Audit lingkungan suatu perangkat pengelolaan lingkungan.
3)  Audit lingkungan dapat membantu menemukan penyelesaian masalah 
lingkungan hidup.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dan sifat dari Audit Manajemen Lingkungan ?


2. Bagaimana audit sebagai komponen dari Manajemen Lingkungan?
3. Apa saja falsafah Manajemen Lingkungan?
4. Bagaimana audit dalam konteks risiko Lingkungan?
5. Apa saja sebab dan manfaat dari Audit Manajemen Lingkungan?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :

1. Untuk mejelaskan definisi dan sifat dari Audit Manajemen Lingkungan.

2. Untuk menjelaskan audit sebagai komponen dari Manajemen Lingkungan.

3. Untuk menjelaskan falsafah Manajemen Lingkungan.

4. Untuk menjelaskan audit dalam konteks risiko Lingkungan.

5. Untuk menjelaskan sebab dan manfaat dari Audit Manajemen Lingkungan.

6. Sebagai bentuk penyelesaian tugas penulis sebagai mahasiswi STIE YPUP

Makassar, khususnya pada mata kuliah audit manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DAN SIFAT AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN

1. Definisi Audit Manajemen Lingkungan


Menurut  Kep. Men.LH 42/1994, Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen
yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan
menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak
lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap
peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.
Beberapa definisi yang diberikan mengenai audit lingkungan adalah sebagai
berikut:
a). Menurut The International Chamber of Commerce 1989
 Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara
setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.

b). Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane Walters


Dalam buku “Accounting for the Enviroment” (1993, hal 104) Audit
lingkungan merupakan suatu penilaian yang sistematis, objektif dan
didokumentasikan mengenai dampak dan aktivitas usaha anda terhadap
lingkungan.

2. Sifat Audit Manajemen Lingkungan


Apapun nama yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu program audit
lingkungan -“audit”, “review”, “surveillance”, “survey”, “assessment”, “evaluation”, atau
appraisal”- poin penting ialah program demikian mengaudit dan menelaah status
lingkungan dari fasilitas individual.
Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang lain
adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk audit lingkungan.
Audit keuangan mempunyai standar yang disebarluaskan oleh badan standar akuntansi
yang berwenang. Perbedaan yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi
keuangan yang rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit

3
keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi, persetujuan dan MOU
(Memorandum of Understanding), sacara tipikal terdapat sedikit informasi lingkungan
relative yang dapat diaudit.

B. AUDIT SEBAGAI KOMPONEN MANAJEMEN LINGKUNGAN

Suatu sistem Manajemen Lingkungan merupakan metode untuk menuntun suatu


organisasi untuk mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang secara konstan berubah, sosial,
keuangan, ekonomi dan tekanan kompetitif, dan resiko lingkungan. Apabila beroperasi
secara efektif, suatu sistem manajaemen lingkungan korporat memberikan manajemen
dan dewan direksi pengetahuan, yaitu:
1. Perusahaan menaati hukum dan peraturan lingkungan.
2. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh
organisasi.
3. Resiko korporat yang berasal dari resiko lingkungan dinyatakan dan berada
dibawah pengendalian.
4. Perusahaan mempunyai sumberdaya dan staff yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan
masa depan sumber daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:


 Perencanaan : Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi prosedur, dan
menetapkan anggaran program.
 Mengorganisasi : Menetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan tanggung
jawab, menciptakan deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi dan melatih staff.
 Menuntun dan Mengarahkan : Mengkoordinasi, memotivasi, menetapkan prioritas,
mengembangkan standar kinerja, mendelegasi dan mengelola perubahan.
  Mengkomunikasikan : Mengembangkan dan mengimplementasikan saluran
komunikasi yang efektif dalam korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok
eksternal, termasuk pengatur apabila sesuai.

4
  Mengendalikan dan Menelaah : Mengukur hasil, menyatakan kinerja, mendiagnosis
masalah, mengambil tindakan korektif dan secara sengaja mencari cara-cara untuk
belajar dari kesalahan masa lalu serta dengan demikian menciptakan perbaikan dalam
sistem.

C. FALSAFAH MANAJEMEN LINGKUNGAN

Menurut J. Ladd. Greno dan kawan-kawan, falsafah manajemen lingkungan dasar

dibedakan menjadi 3 hal seperti berikut:

1. Pemecahan Masalah :

Fokus utamanya pada pemecahan masalah lingkungan yang segera dan paling

dikenal dan menghindari biaya yang tidak perlu, yang diakibatkan oleh staff yang

meningkat atau pengeluaran modal. Disini, sistem manajemen lingkungan cenderung

tidak formal, dan tanggung jawab untuk manajemen lingkungan sebagian besar terletak

pada pengacara, insinyur dan spesialis lain yang cenderung memfokuskan pada masalah

dan perhatian pabrik. Mereka cenderung hanya menekankan hukum dan peraturan “yang

perlu” yaitu apa yang tidak mempunyai peluang untuk interprestasi dan resiko yang

paling signifikan.

2. Mengelola ketaatan :

Suatu perusahaan membangun suatu sistem yang lebih formal untuk mengelola
tingkat yang diinginkan atau tingkat ketaatan. Pergeseran ini dapat berasal dari keinginan
manajemen untuk mengelola dengan lebih baik mengenai apa yang ditentukan oleh
hukum atau kebijakan dan prosedur perusahaan. Fokus utama dari sistem manajemen
lingkungan, kesehatan, dan keamanan adalah mencapai dan memelihara tingkat ketaatan
yang diinginkan dengan berbagai persyaratan peraturan. Disini program audit lingkungan
cenderung memasukkan tidak hanya penilaian masalah (dan mungkin praktik yang
sehat), akan tetapi juga penentuan dan/ atau verifikasi ketaatan yang dicapai.

5
3. Mengelola Kepastian Lingkungan :
Falsafah manajemen dasar adalah bahwa resiko lingkungan yang potensial
terhadap perusahaan dan terhadap lingkungan harus dikelola. Tidak hanya resiko yang
berhubungan dengan ketaatan penting bagi perusahaan, akan tetapi juga resiko lain yang
belum dicakup oleh persyaratan peraturan atau standar eksternal yang ada adalah penting.
Fokus utamanya pada membangun sistem manajemen lingkungan yang menekankan,
melindungi sumber daya internal dan lingkungan eksternal dari kerugian dengan mencari
dan mengantisipasi resiko dan juga mengelola resiko yang disebabkannya. Perusahaan
pada program audit lingkungan sering menilai kesesuian dari sistem manajemen
lingkungan dan memverifikasi efektifitasnya, selain menilai masalah dan memverifikasi
ketaatan.

D. AUDIT DALAM KONTEKS RISIKO LINGKUNGAN

Salah satu pendekatan untuk membedakan tipe dari resiko lingkungan adalah
mengidentifikasi penyebab dari kondisi industri yang berisiko, yaitu :

1. Orang yang tidak secara penuh memahami peraturan dan prosedur.


2. Fasilitas fisik yang tidak secara memadai didesain.
3.  Sistem manajemen yang terbatas dalam ruang lingkup dan tidak lentur/fleksibel.
4. Prosedur yang tidak memadai
5.  Kekuatan Eksternal
6.  Tekanan internal yang bersaing

E. SEBAB DAN MANFAAT AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN

1. Sebab Audit Manajemen Lingkungan :

 Keinginan dari dewan direksi untuk mendapatkan kepastian bahwa perusahaan

bertanggungjawab dan secara memadai menangani lingkungannya.

  Adanya inisiatif dari manajemen tingkat bawah atau menengah untuk memperbaiki

aktivitas pengelolaan lingkungan dan mengejar apa yang perusahaan lain lakukan.

  Dimotivasi oleh kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.

6
2. Manfaat Audit Manajemen Lingkungan :

a.  Meningkatkan efektivitas manajemen lingkungan :

1). Mengklarifikasi masalah yang mungkin sebaiknya diinterprestasikan secara berkala

pada fasilitas yang berbeda.

2). Mengembangkan suatu pendekatan yang lebih seragam untuk mengelola aktivitas

melalui pembagian informasi atau belajar dari fasilitas yang lain.

b. Perasaan dari kesenangan dan keamanan yang meningkat:

1). Ada kepastian bahwa identifikasi dan pendokumentasian status ketaatan dari fasilitas

individual.

2). Ada kepastian bahwa sistem pengendalian berjalan dan beroperasi dengan tanggung

jawab dan etis terpenuhi.

7
BAB III

PENUTUP

A. K E S I M P U L A N

- Secara ringkas Audit Lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun potensial dampak dari kegiatan
suatu organisasi atas lingkungan yang juga berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.
- Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan
terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air,
pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan, indikator kinerja, sistim tanggap
darurat termasuk pula tanggung jawab manajemen, komunikasi dan kursus-kursus yang
diberikan kepada staffnya.
- Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan adalah
(BAPEDAL, 1994) :
1. Mengidentifikasi resiko lingkungan
2. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya
penyempurnaan rencana yang ada.
3. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan/ pemberhentian suatu usaha atau
kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik.
4.  Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau terhadap
pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundangundaangan yang berlaku.
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan dalam proses
pengadilan.
6. Meningkatkan kepedulian pimpinan/ penanggung jawab dan staf suatu badan usaha
atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung
jawab lingkungan.
7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi energi
dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.

8
B. S A R A N

Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima elemen
penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari perusahaan itu agar
mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas agak riskan mengingat
pengusaha biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya' karena persaingan bisnis
misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan
apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini penting untuk menjaga keobyektifan
penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau
tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan
pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal
ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-
benar akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat
selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah
dilakukan menjadi sia-sia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tunggal, Amin Widjaja (2007). Dasar Audit Manajemen. Jakarta: Harvarindo.

10

Anda mungkin juga menyukai