Anda di halaman 1dari 39

1

LAPORAN PRAKTEK KETRAMPILAN LAPANGAN

BUDIDAYA LEGUM POHON DI LOKASI GEDUNG


LABORATORIUM JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS PATTIMURA

Oleh :
LEDRINA ROBEKA RENMAUR
NIM : 2018-59-0002

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL : Budidaya legum pohon di lokasi Gedung Laboratorium


2

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas


Pattimura

Nama : Ledrina Robeka Renmaur

NIM : 2018- 59 - 002

Tanggal Ujian : 12 Oktober 2021

PEMBIMBING PENGUJI

Dr. M.J. Wattiheluw,S.Pt.M.Si Ir. D. delima,MP


NIP. 197508062001121001 NIP195705071989031002

MENGETAHUI,
KETUA JURUSAN PETERNAKAN

P. M.Ririmase, S.Pt.MP
NIP. 197205102002121002
3

RINGKASAN

LEDRINA ROBEKA RENMAUR 2018 -59-002 . Budidaya legum pohon di


Lokasi Gedung Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Pattimura Dibimbing Oleh Dr. M.J. Wattiheluw,S.Pt.M.Si.

Legum ( leguminosa ) adalah jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai


sumber pakan hijaun ternak herbivore. tanaman legum merupakan tanaman
dikotil umumnya mengandung protein yang tinggi dibandingkan dengan rumput.
daun tanaman legum mempunyai kandungan dinding sel sedikit yang
mengandung proposi jaringan vascular sedikti.
Tujuan dari Praktek ketrampilan Lapangan (PKL) ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang talaksana budidaya legum pohon yang baik
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak . Praktek ketrampilan lapangan
(PKL) berlangsung pada tanggal 30 Agustus – 5 Oktober 2021 bertempat dilokasi
Gedung Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Pattimura. penanaman budidaya legum pohon dilakukan dengan menggunakan
bibit berupa stek. Kegiatan yang dilakukan selama PKL dilokasi Jurusan
Peternakan dengan luas 60 m yang ditanami legum pohon adalah mempersiapkan
bibit, melakukan pembersihan lahan dari gulma, sampah-sampah plastik,
mengangkat batu-batuan yang menghambat pertumbuhan legum pohon .
kemudian tanah diolah dengan cara penggalian kolam dengan jumlah 30 lubang
untuk penanaman legum pohon dengan menggunakan 30 stek yang setiap
lubang berisi 1 stek.

Berdasarkan hasil dan pembahasan bahwa: budidaya legum pohon kelor


,turi dan gamal dengan menggunakan stek lebih mudah dan perkembanganya
lebih cepat. pengambilan stek yang baik untuk dijadikan bibit . Legum pohon
gamal mempunyai pertumbuhan yang lebih baik kemudian turi dan kelor.

Kata Kunci : legum pohon, stek, pertumbuhan


4

PRAKARTA

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah memberikan kesempatan berupa kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan PKL yang berjudul “ Budidaya legum Pohon di lokasi Gedung
Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura”
laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Penyelesaian Laporan Praktek Ketrampilan Lapangan ini tidak lepas dari


bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis menyampaikan Terima
Kasih dan Apresiasi yang mendalam kepada :

1. P.M .Ririmase, S.Pt.MP Ketua Jurusan Peternakan dan Rajab , S.Pt, M.Si
selaku Sekertaris Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Pattimura yang telah memberikan persetujuan untuk melaksanakan
Praktek Ketrampilan Lapangan ini.
2. Ir. D. F. Souhoka, MP, Ketua Program Studi Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Pattimura yang telah memberikan persetujuan untuk
melaksanakan Praktek Ketrampilan Lapangan ini.
3. Dr. M. J. Wattiheluw , S.Pt. M. Si selaku Pembimbing yang mendampingi
penulis dalam memberikan bimbingan, motivasi, serta petunjuk hingga
penulisan Praktek Ketrampilan Lapangan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
4. Ir. Ch.W. Patty, MP selaku Mentor yang telah memberikan saran serta
motivasi sehingga Praktek Ketrampilan Lapangan ini dapat terselesaikan
dengan baik
5. Bapak/ibu selaku Tim pengelolah Praktek Ketrampilan Lapangan dan
Pengelolah unit perkandangan Jurusan Peternakan yang telah
memfasilitaskan kegiatan PKL dari awal hingga akhir.
6. Seluruh staf dosen pada Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Pattimura yang telah memberikan motivasi
5

selama PKL berlangsung hingga sampai pada pembuatan Laporan Praktek


Ketrampilan Lapangan.
7. Teruntuk Orang tua, saudara dan keluarga tercinta yang senantiasa
memberikan semangat, doa serta motivasi bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan Laporan PKL ini dengan baik.
8. Semua teman-teman mahasiswa Jurusan Peternakan angkatan 2018 yang
tidak disebutkan namanya satu persatu baik yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam proses penyelesaian Laporan PKL ini

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna , oleh karena itu Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi penyerpunaan laporan ini . Akhir kata semoga
penulisan laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi
untuk laporan PKL berikutnya.

Ambon, Oktober 2021

Penulis
6

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBARAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Klasifikasi dan morfologi legum pohon 3
2.2 . Nilai Gizi legum kelor, turi dan gamal 7
2.3. Budidaya penanaman legum pohon 8
2.4. PengolahanTanah 8
2.5 Pengaturan Populasi dan Jarak Tanah 9
2.6 Pemupukan 9
2.7 Penyiapan Bibit 10
2.8 Penanaman 10
2.9 Pemeliharaan 10
III. METEDEOLOGI PRAKTIKUM 12
3.1 Waktu dan Tempat 12
3.2 Materi PKL 12
3.3 Desain dan Prosedur (Kegiatan umum dan khusus) 13
3.4 Variabel Pengamatan 14
3.5 Analisis Data 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
7

4.1 Keadaan umum lokasi praktikum 16


4.2. Iklim 16
4.3 Topografi 16
4.4 Pengolahan Tanah 17
4.5 Pemilihan Bibit 18
4.6 Penanaman 18
4.7 Pemeliharaan 18
4.8 Hasil Pengamatan dan Pembahasan 18
4.9 Pertumbuhan Awal 19
V. KESIMPULAN DAN SARAN 23
5.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 26
8

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
1. Nilai Nutrisi Daun Kelor,Turi dan Gamal 7
2. Kegiatan Umum 13
3. Kegiatan Khusus 14
4. Rata-rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Pohon Kelor 20
5. Rata-rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Pohon Turi 20
6. ata-rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Pohon Gamal 21

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
1. Denah Lokasi PKL…………………………………………………… 19
2. Dokumentansi......................................................................................................................
20
3. Daftar Kegiatan Harian………………………………………………
4. Lembar Penilaian PKL………………………………………………
9

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Legum ( leguminosa ) adalah jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai


sumber pakan hijaun ternak herbivora. Tanaman legum merupakan tanaman
dikotil umumnya mengandung protein yang tinggi dibandingkan dengan rumput.
daun tanaman legum mempunyai kandungan dinding sel sedikit yang
mengandung proposi jaringan vascular sedikit. dinding sel merupakan jaringan
10

mesofil yang tidak berlignin sehingga proposi tanaman legum yang dapat dicerna
oleh hewan menjadi lebih banyak .(Poppi dan Norton,1995)
Legum pohon adalah tanaman yang sangat potensial digunakan sebagai
hijauan pakan sumber protein untuk ternak ruminansia di daerah tropis (Leng,
1997). Hijauan pakan yang diperoleh dari legume pohon ini sangat disukai
oleh ternak ruminansia dan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.
Hampir semua jenis legum pohon tersebut dapat tumbuh dengan baikdan
sudah dikembangkan sebagai pakan ternak Tanaman legum akan tumbuh dan
berproduksi kembali jika direnggut/dipangkas dan dimanfaatkan (Purbajanti,
2013).
Tanaman leguminosa pohon dikenal sebagai bahan pakan sumber protein
yang sangat baik untuk ternak ruminansia, seperti pada genus Sesbania,
Gliricidia, dan Moringa. Tanaman ini dapat mempertahankan kandungan protein
yang tinggi sepanjang tahun oleh karena mampu mengikat N dari atmosfir
(Ammar et al., 2004) Tanaman leguminosa pohon juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor, kalium dan kalsium (Sirait
dkk., 2012). ).
Leng (1997) melaporkan bahwa ada beberapa peranan penting leguminosa
pohon sebagai hijauan pakan ternak ruminansia, yaitu; (1)hijauan pakan ternak
yang mempunyai kualitas nutrisi dan kecernaan yang tinggi, (2) sebagai bahan
pakan suplemen untuk meningkatkan kualitas nutrisi ransum dan meningkatkan
pertumbuhan mikroba (3) sebagai sumber vitamin dan mineral untuk melengkapi
kekurangan dalam bahan pakan legum juga sangat berguna sebagai kayu,
pencegah erosi, naungan, tanaman penghijauan, tanaman bunga untuk ditanam,
tanaman obat.
Kendala utama pada lokasi Gedung Laboratorium Jurusan peternakan
penyediaan legum pohon untuk ternak semakin berkurang. sehingga Untuk
menjaga agar ketersediaan hijauan pakan ternak tetap ada dengan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan ternak, maka perlu dilakukan pembudiyaan legum
pohon yang berkualitas di sekitar jurusan peternakan .
11

Agar hijauan pakan ternak dapat tumbuh dengan subur maka perlu
dilakukan pemberian pupuk baik pupuk organik maupun anorganik. pemberian
pupuk di maksudkan agar dapat menambah penyediaan unsur hara dalam tanah
selama proses pemeliharaan.Lingga dan Marsono (2003) menyatakan bahwa,
berdasarkan susunan kimiawinya pupuk digolongkan menjadi dua pupuk organik
( pupuk yang terbuat dari tanaman dan hasil akhir hewan yang berupa feses, urin
dan sisa pakan ) dan pupuk anorganik atau pupuk kimia.
Berdasarkan Uraian diatas maka penulis mengangkat judul PKL,
Budidaya legum pohon di lokasi Gedung Laboratorium Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Pattimura.

1.2.Tujuan

Tujuan dari Praktek ketrampilan Lapangan (PKL) ini adalah untuk


mengetahui dan memahami tentang talaksana budidaya legum pohon yang baik
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak .

1.3. Manfaat

Manfaat dari kegiatan PKL ini adalah agar mahasiswa dapat


membandingkan antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan kenyataan
dilapangan serta diharapkan nantinya dapat menambah pengetahuan dan
ketrampilan tentang teknis pembudidayaan legum pohon yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak saat kekurangan pakan di musim kemarau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi legum dan morfologi legum pohon

Klasifikasi tanaman kelor (Moringa oleifera)


12

Tanaman kelor, khasiatnya sebagai obat telah lama dikenal dalam sistem
obat tradisional. Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan, obat dan
sumber pakan bagi ternak di Indonesia.(Sashidhara et al.,2009) kemampuan
memproduksi hijauan yang tinggi, kelor sanggup dijadikan sebagai salah satu
sumber pakan gres terutama untuk ternak sapi, kerbau, kambing domba dan
unggasKandungan fitokimia dalam daun kelor yaitu tanin, steroid dan flavanoid,
Flavonoid inilah yang mempengaruhi berbagai macam aktivitas biologi atau
farmakologi, diantaranya antioksidan, (Kasolo et al.,2010). Berikut ini adalah
kalsifikasi legum pohon kelor menurut (USDA, 2013 )

Kingdom Plantae (Tumbuhan


Subkingdom Tracheobionta(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan Biji)
Devisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas Dilleniidae
Ordo Capparales
Famili Moringaceae
Genus Moringa
Spesies Moringa Oleifera

Morfologi legum Kelor (Moringa oleifera )

Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang


(perenial) dengan tinggi 7-12 m. Batang berkayu, tegak, berwarna putih kotor,
kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau
miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.
13

Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun


gasal, helai daun saat muda berwarna hijau muda, setelah dewasa hijau tua,
bentuk helai daun bulat telur, panjang 1-2 cm, lebar 1-2 cm, tipis lemas, ujung dan
pangkal tumpul, tepi rata, susunan pertulangan menyirip, permukaan atas dan
bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang,
kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas.
Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm, buah muda
berwarna hijau setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat berwarna coklat
kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna
putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun
vegetatif (stek batang).

Klasifikasi Legum Turi (sesbania grandiflora)

Turi (sesbania grandiflora) merupakan pohon kecil anggota suku fabaceae


Tumbuhan dengan banyak kegunaan ini asalnya diduga dari asia selatan dan asia
tenggara, namun sekarang telah tersebar keberbagai daerah tropis dunia
Turi  merupakan  tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat, mempunyai akar
yang dangkal, dan memiliki cabang cabang yang menggantung. Dengan kadar
protein yang tinggi, tanaman ini cukup potensial untuk pakan ruminansia dan non
ruminansia. Berikut ini adalah kalsifikasi dari legum Turi (sesbania grandiflora).
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Fabales
Famili Fabaceae
Upafamili Faboideae
14

Bangsa Robiniae
Genus Sesbania
Spesies S. grandiflora
Morfologi legum turi ( sesbania grandifora )

Turi merupakan pohon yan berkayu lunak dan berumur pendek.tingginya


dapat mencapai 5-12 m. Akarnya berbintil-bintil dan berguna untuk menyuburkan
tanah.Bunganya besar dan keluar dari rantingnya. Bunganya apabila mekar
,berbentuk kupu-kupu.
Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih Ada juga yang
berwarna gabungan kedua- duanya .Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga
dan bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit.
Rantingnya meenggantung, kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan.
kulit luarnya ini tidak rata dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan
dengan lapisan gabus yang mudah terkelupas pada bagian dalam, batangnya
berlendir dan berair yang berwarna merah dan rasanya pahit.percabangan baru
keluar apabila panjangya sudah mencapai 5 meter.
Daunnya majemuk dan tersebar. memiliki daun penumpu sepanjang ½-
1cm .Anak daunya bentuknya jorong memanjang, rata dan menyirip genap.
panjang tangkai daun 20-30 cm. tangkai pendek, dan setiap berisi 20-40 pasang
anak daun . Buahnya berbentuk polong, menggantung, dengan panjang 20-55 cm,
sewaktu muda berwarna hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih- putihan.
sedangkan bibitnya berbentuk bulat panjang, dan berwarna coklat muda.
Klasifikasi legum pohon Gamal (Gliricidia sepium )
15

Diindonesia tanaman ini dengan nama gamal.Gamal merupakan nama


daerah yang berasal dari akronim Gamal atau yang dalam bahasa ilmiahnya
disebut Gliricidia sepium adalah tanaman jenis leguminosa pohon yang
mempunyai cirri cirri warna batang putih kecoklatan,perakaran kuatdan dalam
serta bunganyaberwarna-warna merahmu keputihan yang tumbuh diujung cabang
tanpa daun.Gamal berasal dari Amerika Tengah, biasa digunakan di negara-
negara tropis dan sub tropis sebagai tanaman pagar hidup berikut ini adalah

Kalsifikasi dari legum pohon Gamal (Gliricidia sepium).

Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Fabales
Famili Fabaceae/ Leguminosa Papilionoideae
Upafamili Faboideae
Genus Gliricidiae
Spesies Gliricidiae sepium

Morfologi legum Gamal ( Gliricidiae sepium )


Gamal merupakan tanaman sejenis perdu dan kerabat polong- polongan
( suku Fabaceae alias Leguminosa) Tanaman pohon kecil ini biasanya bercabang
banyak dengan tinggi 2-15 m. Batang berdiameter 15-30 cm berwarna hijau
ketika masih muda dan jika sudah tua berwarna putih keabu-abuan sampai coklat
kemerahan dengan bintik-bintik berwarna putih. Memiliki daun berbentuk elips
(oval) dengan panjang rata-rata 2-7cm dan lebar 1-3 cm.Ujung daun berbentuk
lancip dan pangkalnya tumpul (bulat).
Susunan daun terletak berhadapan atau hampir berhadapan seperti pada
daun lamtoro atau turi dengan jumlah 9-17 helai daun per tangkai daun. Helaian
daun berwarna hijau dibagian atasnya, tipis dan berwarna keputihan di sisi
bawahnya. Daun akan keguguran pada musim kemarau.Bunga mulai muncul
ketika daun berguguran pada musim kemarau. Bunga berbentuk kupu-kupu
terkumpul pada unjung batang sepanjang 10-15 cm berjumlah sekitar 25-50
kuntum.
16

satu bunga memiliki 5 kuntum, berwarna hijau terang dengan mahkota bunga
putih ungu dan 10 helai benangsari yang berwarna putih.
Biji berkotil dua. Buah gamal berbentuk polong seperti buah petai
dengan ukuran 10-15cm-1,5-2cm.polong berbentuk memanjang dan pipih berisi
4-10 biji.polong berwarna hijau kuning dan akhirnya coklat kehitaman.

2.2. Nilai Gizi Legum Kelor, Gamal, dan Turi

Daun hijauan pohon legum seperti kelor,Turi, dan Gamal umumnya


diberikan pada ternak sebagai pakan tambahan. Pemberian suplemen/ tambahan
dimaksudkan untuk menutupi dan mencukupi kekurangan tersebut sehingga
konsumsi terhadap pakan berkualitas rendah dapat ditingkatkan dan kebutuhan
ternak dapat terpenuhi sehingga produksi meningkat. Kandungan gizi legum
pohon.kelor,Turi,dan Gamal dapat dilihat tabel 1. Sebagai berikut
Tabel 1. Nilai Nutrisi Daun Kelor, Gamal, Turi dan Lamtoro
Komposisi* Kelor Turi Gamal
Bahan Kering (%) 25 25 22
Protein Kasar (%) 26 28 24
Lemak kasar (%) 2,23 5,41 4,9
Total Abu (%) 12 10 8
Hemi/Selulosa (%) 15 - 24
NDF (%) 29 30 39
ADF (%) 14 24 26
Sumber ; NDF = Neutral Detergent Fibre
2.3. Budidaya Penanaman Legum Pohon

Budidaya tanaman adalah upya yang tersusun secara terencana baik untuk
dapat memliihara dan mengebangbiakkan tanaman agar tetap memperoleh hasil
yang bermanfaat dan berguna dalam pemenuhan kebutuhan hidup ternak .

Budidaya tanaman legum pohon sudah lama dikenal oleh petani terutama
diareal perkebunan. Dandang dan Iwan (2015), pada awalnya penanaman legum
pohon bertujuan sebagai tanaman konservasi dalam upaya untuk
mempertahankan kesuburan tanah, mencegah erosi, sebagai mulsa dan pupuk
hijauan.
17

2.4. Pengolahan tanah

Penyiapan tanah untuk bertanam legum dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu Legum pakan yang bersifat menutup tanah. Penanaman legum pakan yang
bersifat menutup tanah maka pengolahan tanah dipersiapkan dengan cara
mengolah tanah diseluruh permukaan tanah. Urutan pengolahan tanahnya sama
dengan untuk tanaman rumput yaitu pembukaan lahan,pembersihan, dan
penggalian. Pengolahan tanah untuk penanaman legum pohon
Pengolahan tanah untuk penanaman legum pohon ini harus
mempertimbangkan bibit atau stek yang akan ditanam. Bila legum pohon yang
akan ditanam berasal dari benih, maka benih disemaikan dahulu di persemaian
sampai berumur satu bulan. Pengolahan tanah dilakukan untuk tempat
penanaman, baik dari stek, stump maupun bibit, yaitu berupa lubang tanam. untuk
penanaman stek legum pohon dibuat pembuatan lubang tanam dapat dilakukan
hanya mengolah tanah pada lubang tanamnya.
Pengolahan dimaksudkan untuk mempersiapkan media tumbuh yang
optimal bagi suatu tanaman, sebab tanah diolah secara sempurna berarti
membersihkan dari tumbuh-tumbuhan liar atau tanaman pengganggu, menjamin
perkembangbiakan sistem pekarangan yang sempurna,memperbaiki aerasi tanah
dan kelembapan memperbaiki kelstarian dan kesuburan tanah serta ketersediaan
air. Pada umunya untuk tanah tanpa irigasi, pengolahan tanah dilakukan pada
akhir kemarau .
Hal ini bertujuan bahwa awal penanaman dapat dilakukan pada awal
musim hujan dengan frekuensi 3-4 sekali. Frekuensi tersebut sangat cocok
dengan pertumbuhan tanaman. sebab pertumbuhan awal sangat peka terhadap
pengaruh–pengaruh dari luar terutama suhu dan air( Anonimous,1983)

2.5. Pengaturan populasi dan jarak tanam

Jarak tanam diperlukan agar tanaman mendapatkan sinar matahari dan


hara serta secara adil dan merata sehingga pertumbuhan tanaman maksimal dalam
hubungnya dengan pengelolaan tanaman, pengaturan jarak tanam diperlukan agar
pemeliharaan tanaman mudah dilakukan. penanaman legum sebagai hijauan
18

pakan masih dilakukan secara manual jarak tanam juga dapat digunakan untuk
menghitung populasi dan menghitung kebutuhan pupuk setiap tanaman. jarak
tanam legum pohon sekitar 2 m pada setiap lubang yang akan ditanam legum
pohon dapat ditanam 1 stek.

2.6. Pemupukan

Kebutuhan pupuk bagi tanaman legum pemupukan yang dimaksud untuk


memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. tanaman legum
merupakan tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen,sehingga mampu
menyediakan nitrogen bagi tanaman itu sendiri. peranan pupuk sebagai
penyediaan hara diperlukan untukmemperbaiki kesuburan tanahdan mengganti
unsur-unsur yang hilang dalam tanah.
Jumlah harga yang tersedia didalam tanah baik yang berasal dari tanah
maupun pupuk untuk dapat memasuki tanaman melalui beberapa cara, yaitu
Aliran masa : merupakan pergerakan air yang melarutkan hara dan tergantung
pada grandient potensial air.
Aliran massa dapat terjadi pada serapanN,S, Ca,dan Mg yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak tetapi tidak dapat disuplai mineral. Person dan Ison
(1997) berdasarkan susunan kimiawinya pupuk digolongkan menjadi dua pupuk
organik ( pupuk yang terbuat dari tanaman dan hasil akhir hewan yang berupa
feses, urin dan sisa pakan ) dan pupuk anorganik atau pupuk kimia.Lingga dan
Marsono (2001).
2.7. Penyiapan Bibit

Bahan Penanaman untuk jenis legum pohon biasanya mengunakan


potongan batang (stek) pengambilan stek yang baik untuk dijadikan bibit yaitu
berasal dari batang yang sehat dan tua dengan panjang stek 25 cm Jarak tanam
antar baris sekitar 2 m. Jarak tanam yang baik akan mempercepat penutupan serta
meningkatkan produksi daun dan pengendalian erosi tanah. Menurut Crowder dan
Chheda(1982) tujuan penanaman bibit adalah mendapatkan hasil yang baik.untuk
mencapai tujuan ini diperlukan pengelolaan tanah yang baik kesuburan tanah agar
tanaman mampu menghasilkan dengan baik.
19

2.8. Penanaman

Legum pohon dibudidaya dengan potongan batang (stek) sebagai bibit


legum pohon memelurkan sinar matahari penuh agar pertumbuhannya maksimal.
Penanaman dengan batang / stek perlu sebaiknya diambil stek yang tidak
terjangkit penyakit dan perlu dilakukan pemakasan sebelum ditanam agar
penguapan diperkecil dan tanaman aktif untuk menyerap air
(Anonimous,1983)mengatakan bahwa penanaman dapat dilakukan pada awal
musim penghujan segera sesudah tanah itu diolah dengan sempurna.penanaman
legum umunya dilakukan dengan mengunakan biji, stek, untuk tiap-tiap jenis
penanaman, bisa dilakukan penanaman yang berbeda (untuk stek) didalam lubang
sedangkan biji dengan cara dibenam.biasanya jarak tanam untuk penanaman stek
dengan jarak tanam 2 m.

2.9. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan sesudah legum ditanam yang meliputi aktivitas–


aktivtas seperti membersihkan tanaman dari gulma /tumbuhan liar dan
pendangiran .pendangiran yng di maksud untuk menggemburkan tanah disekitar
tanaman,agar pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih baik. tahapan
pemeliharaan berikutnya adalah penambahan unsur hara kedalam tanah untuk
menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah,serta memperbaiki struktur tanah.
Pemupukan pertama dilakukan saat pengolahan tanah. Cara Pemberian pupuk
pada tanaman legum sangat sederhana karena mampu memfiksasi nitrogen maka
nitrogen hanya diberikan pada awal pertumbuhan.
20

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat PKL

Waktu pelaksanaan kegiatan praktek ketrampilan lapangan (PKL) yaitu


selama 1 (satu) bulan, mulai dari tanggal 30 agustus hingga 5 Oktober 2021
bertempat di lokasi Gedung Laboratorium Jurusan peternakan fakultas pertanian
universitas pattimura.
21

3.2. Materi Praktek Ketrampilan Lapangan

Materi praktek ketrampilan lapangan (PKL) terdiri dari alat dan bahan yaitu:

Alat :

 Cangkul
 Pakuel
 Karung
 Sekop
 Parang
 Meteran
 Kamera
 Alat tulis menulis

Bahan :

 Bibit/stek legum pohon gamal, turi dan kelor


 Pupuk kandang ayam.
 Tanah hitam

3.3. Desain dan Prosedur Ketrampilan Lapangan

3.3.1. Kegiatan Umum

Kegiatan umum yang dilakukan selama praktek ketampilan lapangan terlihat


pada tabel 2.

Tabel.2. Kegiatan Umum

Alokasi Waktu Kegiatan Keterangan


Senin,30-08-2021 Pembersihan dilokasi kebun Pagi –Sore
13.30-17.30 rumput odot & rumput gajah.

Selasa,31- 09-2021 Pembersihan Lokasi rumput Pagi-Sore


odot dan rumput Gajah
13:30-17:30

Rabu,01 – 09-2021 Melakukan pembuatan kuming pagi – Sore


22

rumput gajah dan rumput

7:30 - 12:00
Kamis,02-09-2021 Pembersihan dan pembuiiatan
kuming rumput odot di
17.10 -17:45 kandang Sore
Sabtu, 04-09-2021 Pemberian pakan untuk ternak
kambing
15:30 - 17 ;30 Sore
Senin,13-09-2021 Mengembalakan ternak sapi
08.30 -9.20 dan ternak kambing
Pagi
Selasa,14-09-2021 Pemotongan stek rumput gajah
14.30-17.00
Siang – Sore
Rabu,15-09-2021 Memperbaiki kandang ayam sore

16:10-17:30
Kamis,16-09-2021 Pemotongan rumput odot Siang – Sore
16.10.- 17.30
Jumaat , 17-09-2021 pembersihan kandang kambing

13.40-16:00 Pagi –Siang


Sabtu,18-09-2021 Pengambilan pakan utnuk Siang – Sore
ternak sapi
14:30 - 17:49

3.3.2. Kegiatan Khusus

Kegiatan khusus yang dilakukan selama praktek ketampilan lapangan


terlihat pada Tabel 3.

Tabel.3. Kegiatan Khusus

Alokasi Waktu Kegiatan Keterangan

Selasa,31- 09-2021 Pembersihan lokasi penanaman Pagi – Siang


08:00-12:30 legum pohon Turi,gamal dan
kelor
Rabu,01 – 09-2021 - Melakukan pembuatan kuming Pagi –Sore
7:30 - 12:00 rumput gajah dan rumput odot

Kamis,02-09-2021 pemotongan stek kelor, turi Pagi –Sore


07:49-12:30 dan gamal .
23

Jumaat, 03-09-2021 pengalian kolam legum pohon


08:00 - 12:49 dengan jumlah 30 kolom 20m Pagi- Sore

Senin,13 -09- 2021 Pencampuran pupuk untuk


15:30 - 16:45 penanaman legum pohon Sore

Selasa 14-09 2021 Penanaman dan perawatan legum


08.00-09.30 pohon Pagi

Rabu,16-09 –2021 Pengamatan legum pohon kelor


08:00-08-45 Turi dan Gamal
Pagi

Kamis,16-09-2021 Pengamatan pagi


08:00- 09-00
Jumaat,17-09-2021 Pengamatan dan Pemeliharaan pagi

Sabtu,18-09-2021 Pengamatan Pagi – Sore

3.4. Variabel Pengamatan


Variabel pengamatan yang di lakukan dalam pelaksanaan praktek
ketrampilan lapangan ini adalah Budidaya legum pohon dengan menggunakan
bibit dalam bentuk stek mulai dari pemilihan bibit sampai petumbuhan awal dan
pertumbuhan akhir Praktek Ketrampilan Lapangan dari ketiga jenis legume
tersebut.

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penyusunan laporan hasil praktek kerja


lapangan ini adalah pengamatan langsung dari lapangan dan studi pustaka.
kemudian di analisis secara deskriptif.
24

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 . Keadaan Umum

Lokasi budidaya legum pohon

Praktek keterampilan lapangan dilaksanakan dilokasi pinggiran gedung


laboratorium jurusan peternakan atau lokasi kampus Fakultas Pertanian
Universitas Pattimura, lokasi pembudidayaan legum pohon milik jurusan ini
terdapat 2 jenis hijauan rumput yaitu rumput odot dan rumput gajah serta terdapat
beberapa tanaman leguminosa pohon. Panjang lokasi penanaman legum 60 m
25

sedikit melingkar pada gedung laboratorium. Letak batas atau kedudukan lokasi
prektek keterampilan lapangan sebagai berikut :

 Sebelah timur berbatasan dengan jalan


 Sebelah utara berbatasan dengan gedung jurusan kehutanan
 Sebelah selatan berbatasan dan berhadapan dengangedung laboratorium
jurusan peternakan .
 Sebelah barat berbatasan dengan tambak

4.2. klim

Secara umum daerah Maluku beriklim tropis dengan dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau , sehingga kondisi yang terjadi pada daerah
maluku pada umumnya terjadi juga pada lokasi PKL .

4.3. Topografi

Jika dilihat dari keadaan umum topografi pada lokasi budidaya legum
milik jurusan peternakan berada pada dataran rendah, tidak bergelombang/rata,
serta memiliki tanah berpasir dan berbatu yang memang merupakan tanah
timbunan, sehingga pada musim hujan air menggenang disekitar area legum
pohon dan jika musim kemarau tanah lebih cepat kering sehigga tanaman terlihat
kekeringan dan kurang subur .

4.4. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan salah satu tahapan sebelum dilakukan


penanaman, tujuan dari pada pengelolaan tanah itu sendiri adalah membersihkan
tanah dari tumbuhan liar atau penggangu, menjamin perkembangan sistem
perakaran yang sempurna, memperbaiki keserasian tanah dan kelembapan, serta
memperbaiki kelestarian dan kesuburan tanah beberapa tahapan yang dilakukan
dalam pengolahan tanah pada lokasi praktek ketrampilan lapangan yaitu sebagai
berikut :
26

 Pembersihan areal penanaman dengan membersihkan tanah dari tumbuhan


liar atau gulma .
 Penggalian lubang untuk penanaman dilakukan dengan ukuran
20 cm untuk bibit yang berukuran sedang lubang yang dibuat didalam
tanah untuk tempat hidup tanaman dengan memodifikasi ruang akar pada
awal pertumbuhan tanaman dengan menyediakan ruang tumbuh yang ideal
khusus bagi pertumbuhan akar.
 Pembersihan lubang tanam bertujuan agar lubang tanam yang telah jadi
dari batu,kerikil, sisa akar, maupun kotoran lainnya sehingga lubang tanam
terlihat bersih dan rapi .
 Pengemburan tanah artinya pada saat pembuatan lubang tanam, tanah
dicangkul dan digali sehingga terjadi perubahan fisik tanah menjadi
gembur kedaan ini akan mengutungkan tanaman karena akar lebih mudah
dalam menembus tanah untuk menembus tanah untuk mencari unsur hara
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya .
 Setelah proses pengemburan kemudian dilanjutkan dengan pemberian
pupuk kompos dengan bandingan 2:1 sehingga mempengaruhi untuk
kesuburan yang akan kita jadikan media tanam bagi bibit legum dengan
mengunakan stek yang ditanam .

4.5. Pemilihan bibit

Pada pelaksanaan PKL jenis bibit yang digunakan adalah berupa stek
yang diambil dari tanaman legum pohon yang sudah ditanam milik jurusan
peternakan. bibit diambil kemudian dipotong dengan panjang 25 cm. Bibit di
dapatkan dari tanaman legum yang dijadikan bibit diambil stek dengan batang
yang tua dan tidak terjangkit penyakit setiap lubang dengan jumlah 30 lubang di
Tanami masing-masing 1 stek dengan jenis bibit yang berbeda yaitu jenis legum
kelor, turi dan gamal sehingga dalam lokasi tersebut membutuhkan 30 stek .
27

4.6. Penanaman

Penanaman bertujuan menghasilkan hijauan yang berkualitas dan dapat


diproduksi untuk ternak .pada pelaksanaan PKL yang dilaksanakan dilokasi
jurusan peternakan penanaman legum pohon dengan menggunakan bibit berupa
stek .penanaman dilakukan dengan cara bibit ditancapkan kedalam tanah dengan
panjang batang yang masuk kedalam tanah dengan ukuran 15 cm .

4.7. Pemeliharaan

Melakukan pengemburan struktur tanah agar menjadi gembur diareal


penanaman legum sekaligus melakukan penyiangan rumput-rumput lain (gulma)
yang tidak dikehendaki.apabila tanaman yang mati sebaiknya diganti dengan
tanaman yang baru. Pemeliharaan yang dilakukan dilahan PKL yaitu
pembersihan lahan dari gulma, pengemburan tanah diareal penanaman legum
serta penyiraman.

4.8. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Legum (leguminosa) merupakan jenis tanaman yang dapat digunkan


sebagai sumber pakan hijaun ternak herbivore tanaman legum pohon secara masif
telah dikembangkan sebagai sumber pakan terutama bagi ternak ruminansia,
diantaranya yaitu kelor, Turi, gamal ,lamtoro , kaliandra dan sebagainya.

Hijauan pakan yang diperoleh dari legum pohon ini sangat disukai
oleh ternak ruminansia dan memiliki kandungan protein yang sangat
tinggi.Tanaman ini dapat mempertahankan kandungan protein yang tinggi
sepanjang tahun oleh karena mampu mengikat N dari atmosfir (Ammar et al.,
2004) dalam (Ginting, 2012).

Tanaman leguminosa pohon juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak


yang kaya akan nitrogen, fosfor, kalium,mineral, dan kalsium (Sirait
dkk.,2012). .Oleh karenanya, hijauan pakan yang di peroleh dari legum pohon
28

dijadikan sebagai salah satu bahan makanan dasar untuk mendukung peternakan
ternak ruminasia terutama bagi peternak seperti sapi perah dan sapi pedaging agar
kualitas susu dari sapi perah dan kualitas daging dari sapi pedaging dapat
terkontrol dengan baik.
Kandungan nutrisi yang terdapat dalam susu dan daging sapi pun menjadi
lebih baik begitu juga sebaliknya dengan kualitas susu dan daging kambing.
Kendala utama didalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak yaitu produksi
legum pohon disekitar jurusan peternakan akan pada saat musim penghujan,
produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada musim
kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan akan berkurang sama
sekali. Untuk menjaga agar ketersediaan hijauan pakan ternak tetap ada dengan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ternak, maka perlu dilakukan pembudiyaan
leguminosa pohon yang berkualitas di sekitar gedung laboratorium jurusan
peternakan. .

4.9. Pertumbuhan awal

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting


dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies (Koten et al., 2017).
Tanaman menghasilkan tunas dan tumbuh berkembang dan menghasilkan hijuan
pakan. Dalam pengamatan terhadap ketiga jenis legum pohon yang ditanam
terlihat pada table 4, 5 dan 6.

Tabel 4. Rata–Rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Legum Pohon Kelor
(Moringa oleifera)

No. Pengamatan awal Pengamatan akhir


Jumlah Tinggitanaman Jumlah Tinggi
tunas (cm) tunas tanaman(cm)
1. 5 5 6 8
2. 0 - 2 1
3. 1 - 2 1
4. 4 6 5 7
5. 2 9 3 15
6. 0 - 1 1
29

7. 1 1 2 1
8. 0 - 2 1
9. 1 - 3 2
10. 0 - 1 1
Jumlah 14 21 27 38
Rata- 1,4, 2,1 2,7 3.8
rata

Praktek ketrampilan lapangan pengamatan tunas dan dan tinggi tanaman


dilakukan pada awal dan akhir yaitu pada hari ke 10 setelah muncul tunas dan
akhir PKL yaitu pada hari ke 30 setelah menanam. Data pada Tabel ke -4
Pertumbuhan awal legum pohon kelor menunjukan pertumbuhan yang paling
rendah dengan rata–rata jumlah tunas yang tumbuh pada legum pohon kelor
awal tunas 1,4 tunas dan tinggi tanaman 2.1 cm dan pada akhir pengamatan
akhir jumlah tunas 2,7 dan tinggi tanaman 3.8 cm. Pertumbuhan kelor lambat
karena perbedaan respon terhadap pemotongan stek, kurangnya sinar matahari
disebabkan posisi pohon kelor yang tertutupi oleh pohon pisang, penyebab lainya
yaitu pada masa pertumbuhan enzim auksin rendah sehingga mempengaruhi
petumbuhan.

Tabel 5. Rata–Rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Legum Pohon


Turi (Sesbania grandiflora)

No. Pengamatan awal Pengamatan akhir


Jumlah Tunas Tinggi tanaman Jumlah tunas Tinggi tanaman
(cm) (cm)
1. 2 5 3 11
2. 3 4 4 6
3. 3 5 3 6
4. 2 5 3 7
5. 2 4 2 9
6. 2 6 2 12
7. 2 7 3 9
8. 3 5 4 8
9. 3 8 4 10
10. 1 2 4 8
Jumlah 23 51 34 86
Rata-rata 2.3 5.1 3.4 8,6
30

Praktek ketrampilan lapangan pengamatan tunas dan dan tinggi tanaman


dilakukan pada awal dan akhir yaitu pada hari ke 10 setelah muncul tunas dan
akhir PKL yaitu pada hari ke 30 setelah menanam. Data pada Tabel ke -5
Pertumbuhan awal legum pohon turi menunjukan pertumbuhan yang dengan
rata– rata jumlah pohon turi pengamatan awal 2.3 dan tinggi tanaman 5,1
sedangkan pengamatan akhir jumlah tunas 3,4 dan tinggi tanaman 8,6 cm.
Pertumbuhan yang terjadi pada pohon turi cukup cepat disebabkan karena
pertumbuhan enzim auksin sehingga mempengaruhi petumbuhan.

Tabel 6. Rata–Rata Jumlah Tunas dan Tinggi Tanaman Legum Pohon Gamal
(Gliricidia sepium)

No. Pengamatan awal Pengamatan akhir


Jumlah tunas Tinggi tanaman Jumlah tunas Tinggi tanaman
(cm) (cm)
1. 3 6 4 11
2. 2 5 4 8
3. 3 7 5 10
4. 3 5 5 6
5. 2 6 3 10
6. 2 4 3 14
7. 3 5 4 11
8. 4 3 5 9
9. 4 5 4 9
10. 3 6 4 8
Jumlah 29 52 41 96
Rata-rata 2,9 5,2 4.1 9,6

Pada praktek ketrampilan lapangan pengamatan tunas dan dan tinggi


tanaman dilakukan pada awal dan akhir yaitu pada hari ke 10 setelah muncul
tunas dan akhir PKL yaitu pada hari ke 30 setelah menanam. Pengamatan awal
legum pohon gamal jumlah tunas 2,9 dan tinggi 5,2 pada akhir pengamatan
31

jumlah tunas 4.1 cm dan tinggi tanaman 9,6 cm ketiga jenis legum pohon ini
pertumbuhan dan perkembangan yang tercepat yaitu gamal dan dikuti dengan turi
karena persediaan auksin lebih banyak sedangkan pertumbuhan yang rendah
yaitu pada legum kelor.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan dan dapat


menyarankan yaitu:
1. Legum pohon dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
2. Legum pohon gamal lebih cepat tumbuh bila dibandingkan dengan legume
pohon turi maupun legum pohon kelor.
3. Manajemen pengolahan lahan, pembersihan lahan dari gulma serta pemupukan
untuk tanaman legum sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan awal.

5.2. Saran
1. Perlu memperbanyak dalam pembudidayaan legum pohon sebagai pakan ternak
terutama pada musim kemarau.
2. Perlu penanaman jenis legum pohon yang lain untuk memperbamnyak koleksi
legum pohon di lokasi PKL sebagai pakan ternak ruminansia.
32

DAFTAR PUSTAKA

Ammar et al,. 2004. Seasonal variation in the chemical composition and in vitro
digestibility of some Spanish leguminous shrub species. Anim Feed Sci
Technol. 115:327-340.

Anonimous , 1983. Hijauan makan ternak .kanisius ,Yokyakarta

Balai engkajian dan Teknologi Pertanian Sulawesi Utara .2008.


Teknologipengemuka sapi Menggunakan Daun Gamal, Nalai Pengkajian
dan Teknologi Pertanaian Sulawesi Utara .

Crowder,L.V.and_R.Chheda.1982._Tropica_Grassland_Husbandry.Longman,L
ondon

Departemen Kesehatan RI. 1989. Materi Medika Indonesia Jld.IV. Departemen


Kesehatan RI

Devendra, C. 1992. Nutritional potential of fodder trees and shrubs as protein


sources in ruminant nutrition. In: Legume trees and other fodder trees as
protein sources for livestock (Ed. Speedy, A. and Pugliese, P.L). Animal
Production and Healt Paper, No. 102. FAO, Rome, Italy. accessed on
March 2014.

Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat . 2008. Legum Pohon Gamal.

Endang , D. P .2013 Rumput dan Legum Sebagai Hijauan Makanan Ternak .


Graha Ilmu Jokyakarta .

FACT ( Forest,Farm and CommunityTree Network).1998. Giliricidia


sepium,The Quintessentiel Agroforestry Spesies

Joker,Dorthe, 2002. Informasi Singkat Benih, Gliricidia sepium Indonesia


Forest Seed Project.Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan .

Kasolo, J. N., Bimeya, GS., Ojok,   L., Ochieng, J., Okwal-okeng, JW.2010.
Phytochemicals and Uses of Moringa oleifera Leaves in Ugandan Rural
Communities. Journal of Medical Plant Research,4(9): 753-757. 
33

Koten B.B. Redempta Wea, AgustinusSemang, Bambang Hadisutanto,Maria


Klara

Leng, R.A. 1997. Tree Foliage in Ruminant Nutrition. Animal Production and
Health Paper, No. 139. FAO, Rome, Italy. 100p

Lingga,P dan Marsono .2003. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya


Jakarta 156 hlm20

Mello,J.P.F.and C.Devendra(eds).Tropikal Legumes in Animal Nutrition. CAB


Internasional, Walingford.

Navie S., Steve C. 2010. Weed risk assessment, Horseradish tree (Moringa
oleifera).Queensland Government USDA (United States Department of
Agriculture). 2013. Natural Resources Conservation Service :PLANTS
Profile Moringa oleifera Lam. Horseradishtree. http://plants.usda.gov

Poppi ,D ..P. and B.W.Norton .1995. Intake Of Tropikal Legumes. In

Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum sebagai Hijauan Makanan Ternak.


Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Salli. 2017. Regrowth ability of arbila (phaseolus lunatus l.) after grassed at
different dosage of rhizobium inoculant and age of plant when start grazed
at dry land. Bulletin of Animal Science, 41: 439– 447.

Sashidhara  KV, JN. Rosaiah, E. Tyagi, R. Shukla, R. Raghubir, SM. Rajendran.


2009. Rare Dipeptide and Urea Derivatives from Roots of Moringa
oleifera as Medicinal Chemistry, 44 (1); 432-436.

Sirait, J., Kiston S, dan Rijanto H.2012. Potensi legum. Sebagai Pakan Kambing:
Produksi, Nilai Nutrisi dan Palatabilitas. Loka Penelitian Kambing Potong
Sungai Putih. Sumatera Utara

Soebarinoto .Glirisidia, Cara Penanaman dan Pemanfaatnya Sebagai Pakan


Ternak.2008. Laboratorium Tanaman Makanan Ternak . Jurusan Nutrisi
dan Makanan Ternak . Fakultas Peternakan , Universitas Brawijay
.Malang.

USDA (United States Department of Agriculture). 2013. Natural Resources


Conservation Service :PLANTS Profile Moringa oleifera Lam.
Horseradishtree. http://plants.usda.gov
34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah lokasi PKL

Keteranga : :Lokasi Penanaman

:Pepohonan

:Saluran air :Gedung Kehutananan

:Jalan :Tambak

:Gedung Peternakan
35

Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan khusus

1..Pengolahan Tanah
36

2.Pemotongan Stek Kelor 3.Pemotongan stek Turi


37

4.Pemotongan stek Gamal 5. Bibit siap ditanam

6. Persiapan Pupuk 7. Penanaman Legum pohon Kelor

8.penanaman Legum pohon Turi 9. Penanaman Legum pohon

Gamal

Lampiran 3 Dukomentasi kegiatan Umum


38

1. Memperbaiki Kandang

2. Pembuatan Kuming Rumput odot dan Rumput Gajah

3. Pembersihan Lahan Gazebo


39

4.Pengabdian Masyarakat

5.Penyuntikan Pada Ternak Sapi dan Kambing

6. Memberikan Pakan Untuk Ternak Kambing

Anda mungkin juga menyukai