Anda di halaman 1dari 13

SYARAT, RUKUN HAJI DAN UMROH

MAKALAH

(Makalah ini dibuat, untuk pemenuhan tugas mata kuliah Fiqh Ibadah

yang diampu oleh H. Abdul Mukti Thabrani M.H.I.)

Di Susun Oleh: Kelompok 11

DIAN HADI KUSUMA (20383031061)

ILAFUL UMMAH (20383032069)

ROFIATUL ADAWIYAH (20383032148)

SITI SYAFIQOTUN NABILA (20383032113)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT., yang telah


memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan makalah
dalam tugas mata kuliah Fiqh Ibadah.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan


kami yakni Nabi Muhammad SAW., tanpa tuntunannya kita tidak akan berada
dalam kecemerlangan seperti sekarang ini.

Dalam menyusun makalah Fiqh Ibadah dengan Judul “SYARAT, RUKUN


HAJI DAN UMROH” yang diampu oleh Bapak H. Abdul Mukti Thabrani
M.H.I. Kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, dan kami
mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak H. Abdul Mukti Thabrani M.H.I.
dikarenakan telah mempercayai kami untuk menyusun makalah ini.

Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Kami
mengucapkan mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena dalam penyusunan
dan penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Maka dari itu pula, kami mengaharap saran dan kritikan yang membangun dalam
pengembangan tema tersebut.

Pamekasan, 26 Mei 2021

Kelompok 11

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan .....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

A. Syarat-syarat Haji dan Umroh..................................................................4


B. Rukun, Wajib, dan Sunnah Haji...............................................................5
C. Rukun, Wajib, dan Sunnah Umroh..........................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah
yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya
Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam
banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan
rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah
haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan
harta.
Haji dan umroh adalah ibadah yang mulia. Secara istilah haji
adalah sengaja berkunjung ke Baitullah Al-Haram (Ka’bah) di Makkah
Al-Mukarromah untuk melakukan serangkaian amalan yang telah diatur
dan ditetapkan oleh Allah SWT sebagai ibadah dan persembahan dari
hamba kepada Tuhan.1 Haji juga merupakan bagian dari rukun islam yang
dilaksanakan bagi orang yang mampu menunaikannya. Adapun umrah
menurut bahasa bermakna ‘ziarah’. Sedangkan menurut syara’ umrah ialah
menziarahi ka’bah, melakukan tawaf dise-kelilingnya, bersa’i antara Shafa
dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu
dan dapat dilaksanakan setiap waktu.2 Dalam menunaikan ibadah haji dan
umroh terdapat syarat dan rukun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat, rukun haji dan umroh?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui syarat, rukun haji dan umroh

1
Djamaluddin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap (Solo: PT Era Adicitra
Intermedia, 2011), h. 3.
2
Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), h. 12

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Syarat-syarat Haji dan Umroh


Secara umum syarat-syarat haji dan umrah adalah samayaitu:
1. Beragama Islam
Beragama Islam merupa-kan syarat mutlak bagi orang yang
akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Karena itu orang-orang
kafir tidak mempunyai kewa-jiban haji dan umrah. Demikian pula
orang yang murtad
2. Berakal
Yaitu wajib bagi orang yang bisa membedakan yang mana
kebaikan dan yang mana keburukan. meskipun seseorang telah
mencapai usia baligh dan mampu secara materi untuk melaksanakan
haji, tetapi ia mengalami masalah dengan batin dan akalnya, maka
kewajiban ini sudah sirna darinya. Karena, sudah pasti orang yang
mengalami gangguan jiwa akan susah, bahkan tidak bisa sama sekali,
untuk melaksanakan rukun dan kewajiban haji.
3. Baligh (Dewasa)
Bagi laki-laki yaitu sudah pernah berimpi basah atau umur lebih
15 tahun dan bagi perempuan sudah keluar darah haid. Anak kecil
tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana dikatakan oleh nabi
Muhammad s.a.w. “Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil
sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang
yang gila sampai ia sembuh”
4. Merdeka
Yaitu tidak menjadi budak orang lain. Budak tidak wajib
melakukan ibadah haji dan umroh karena ia bertugas melakukan
kewajiban yang dibebankan oleh tuannya. Padahal menunaikan ibadah
haji memerlukan waktu. Disamping itu budak itu termasuk orang yang
tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain

4
5. Mampu (Istitha'ah)
Artinya yaitu mampu dalam perjalanan, mampu harta, dan
mampu badan atau sehat jasmani dan rohani.3 Sebagaimana
diterangkan dalam firman Allah ayat 97 surat Ali Imran :

ِ ‫س َح َّج ْالبَ ْي‬


... ‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه َسبِ ْياَل‬ ِ ‫… َوهلِل ِ َعلَى النَّا‬
Artinya : ”…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalan ke
Baitullah…” (QS.Al-Aimran).
B. Rukun, Wajib, dan Sunnah Haji
1. Rukun Haji
Rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah
haji. Jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Rukun haji ada
enam, yaitu:
a. Ihram (Berniat)
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan
keduanya sekaligus, Ihram wajib dimulai miqatnya, baik miqat
zamani maupun miqat makani. Sunnah sebelum memulai ihram
diantarnya adalah mandi, menggunakan wewangian pada tubuh
dan rambut, mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian
ihram bagi laki-laki dan perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa
pakaian yang tidak dijahit dan tidak bertutup kepala, sedangkan
perempuan seperti halnya shalat (tertutup semua kecuali muka dan
telapak tangan).
b. Wukuf (Hadir) di Arafah
Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu
dzuhur, setiap seorang yang Haji wajib baginya untuk berada di
padang Arafah pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun penting
dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alasan apapun,
maka Hajinya dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu
berikutnya. Pada waktu wukuf disunnah-kan untuk memperbanyak
istighfar, zikir, dan doa untuk kepentingan diri sendiri maupun
3
Edi dan Harun Rofi’i Mulyono, Panduan Praktis dan Terlengkap Ibadah Hajidan Umrah
(cet.ket-1) (Jogjakarta: Safira, 2013), h. 27-32.

5
orang banyak, dengan mengangkat kedua tangan dan menghadap
kiblat.
c. Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali
dengan syarat: suci dari hadas dan najis baik badan maupun
pakaian, menutup aurat, kakbah berada di sebelah kiri orang yang
mengelilinginya, memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam)
yang terletak di salah satu pojok di luar Kakbah. Macam-macam
tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu:
1) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru
sampai di Mekah.
2) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
3) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata
mencari rida Allah.
4) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi
nazar.
5) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum
meninggalkan kota Mekah
d. Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan
Marwa. Syarat-syarat sa’i adalah sebagai berikut:
1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.
2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
e. Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut
sedikitnya tiga helai. Pihak yang menga-takan bercukur sebagai
rukun haji, beralasan karena tidak dapat diganti dengan penyem-
belihan.
f. Tertib.
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan
2. Wajib Haji

6
Wajib haji adalah kegiatan yang harus dilakukan pada saat
ibadah haji, yang jika tidak dikerjakan, maka penunai haji harus
membayar dam (denda).4 Wajib haji yaitu ada lima:
a. Ihram dari Miqat
Miqat adalah tempat dan waktu yang disediakan untuk
melaksanakan ibadah Haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat Haji
ataupun niat Umrah dari miqat, baik miqat zamani maupun miqat
makani. Miqat makani adalah tempat awal melaksanakan ihram
bagi yang akan Haji dan Umrah.
b. Bermalam di Muzdalifah
Dilakukan sesudah wukuf di Arafah (sesudah terbenamnya
matahari) pada tanggal 9 dzulhijjah. Di Muzdalifah melaksanakan
sholat Maghrib dan Isya’ melakukan jamak dan qasar karena suatu
perjalanan jauh. Di Muzdalifah inilah kita dapat mengambil
kerikil-kerikil untuk melaksanakan Wajib Haji selanjutnya
(melempar Jumrah) kita bisa mengambil sebanyak 49 atau 70 butir
kerikil.
c. Melempar Jumrah ‘aqabah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina dilaksanakannya
melempar jumrah sebanyak tujuh butir kerikil sebanyak tujuh kali
lemparan. Waktu paling utama untuk melempar jumrah ini yaitu
waktu Dhuha, setelah melakukan ini kemudian melaksanakan
tahalul pertama (mencukur atau memotong rambut).
d. Melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah
Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan pada tanggal 11,
12, dan 13 Dzulhijjah, diuatamakan sesudah tergelincirnya
matahari. Dalam hal ini ada yang melaksanakan hanya pada
tanggal 11 dan 12 saja kemudian ia kembali ke Mekkah, inilah
yang disebut dengan nafar awal. Selain nafar awal ada juga yang
dissebut nafar sani, yaitu orang yang baru datang pada tangal 13

4
Moch. Syarif Hidayatullah, Buku Pintar Ibadah Tuntunan Lengkap Semua Rukun Islam (Jakarta:
Suluk, 2011), h. 215 & 233.

7
Dzulhijjah nya, orang-orang ini diharuskan melempar jumrah tiga
sekaligus, yang masing-masing tujuh kali lemparan.
e. Bermalam di Mina
Pada tanggal 11-1 Dzulhijjah ini lah yang diwajibkan
bermalam di Mina. bagi yang nafar awal diperbolehkan hanya
bermalam pada tanggal 11-12 saja.
f. Thawaf wada’
Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf wada’
dilakukan disaat akan meninggalkan Baitullah Makkah.
g. Menjauhkan diri dari hal yang di haramkan pada saat ihram.
Menghindari dari berbagai larangan yang sudah ditentukan
karena orang-orang yang melanggar aturan ini akan dikenakan dam
atau denda.5
3. Sunnah Haji
Cukup banyak sunnah-sunnah haji. Diantara berikut ini adalah
sunnah-sunnah yang berhubungan dengan ihram, thawaf, sa’i, dan
wukuf, yaitu:
a. Mandi sebelum ihram
b. Menggunakan kain ihram yang baru
c. Memperbanyak talbiyah
d. Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
e. Shalat dua rakaat thawaf
f. Bermalam di Mina
g. Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji dari pada
Umrah
h. Thawaf wada’ (perpisahan).6
C. Rukun, Wajib, dan Sunnah Umroh
1. Rukun Umroh
Rukun umroh ada lima, yaitu :
a. Ihram serta berniat

5
Aziz dan Hawwas, 2001:307- 332
6
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk Wanita (Jakarta: Al-Ptishom Cahaya
Umat, 2007), h. 24

8
b. Tawaf (berkeliling) ka’bah
c. Sa’I
d.  Bercukur atau bergunting
e. Tertib
2. Wajib Umroh
Wajib umroh yaitu ada dua, diantaranya sebagai berikut:
a. Ihram dari miqot-nya, Tempat yang ditentukan dan masa
tertentu
b. Thawaf wada’, Thawaf sewaktu akan meninggalkan Mekkah
3.  Sunnah Umroh
a. Mandi, memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu
ketiak, dan mencukur rambut kemaluan sebelum berihram
(melafazhkan niat ihram).
b. Memakai minyak wangi setelah mandi, pemakaian bukan pada
kain, melainkan di badan kita, sebelum mengucapkan niat
ihram. Sesudah melafalkan niat ihram maka dilarang baginya
untuk memakai minyak wangi dibadan maupun dipakaian.
c. Berihram menggunakan dua lembar kain putih, satu dipakai
sebagai selendang dan yang lain menjadi sarung
d. Membaca talbiyah dengan suara yang keras bagi laki-laki,
terkecuali perempuan, hendaklah diucapkan sekedar terdengar
oleh telinganya sendiri.
Lafal Talbiyah :

‫ك‬ َ ‫ك لَبَ ْيكَ اِ َّن ْا‬


َ َ‫لح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬ َ َ‫ك ل‬ َ ‫ك اللَّهُ َّم لَبَ ْيكَ لَبَ ْي‬
َ ‫ك اَل َش ِر ْي‬ َ ‫لَبَ ْي‬
َ َ‫ك ل‬
‫ك‬ َ ‫ك اَل َش ِر ْي‬ َ َ‫ك ل‬ َ ‫َو ْال ُم ْل‬
Artinya: “Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah (sungguh)
Aku memenuhi panggilan-Mu, (sungguh) Aku memenuhi
panggilan-Mu tiada sekutu bagimu, sesungguhnya seluruh
pujian kesempurnaan, dan seluruh nikmat serta kekuasaan
hanya milik-Mu yang tiada sekutu bagi-Mu.”
e. Melaksanakan Al-Idhthiba’ pada saat thawaf. Al-Idhthiba’
adalah melilitkan kain ihram ke bagian pundak kiri dan

9
membiarkan pundak kanan terbuka melalui bawah ketiak
kanan.
f. Mencium Al-Hajarul Aswad jika dirasa memungkinkan, tanpa
mengganggu dan membuat kerusuhan pada jemaah umroh atau
haji lainnya. Jika tak memungkinkan cukup dengan
menyentuhkannya ke tangan lalu mencium tangannya tersebut.
Dan jika masih tidak memungkinkan, maka cukup dengan
memakai isyarat melambaikan tangan.
g. Menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa menciumnya, apabila
tidak dapat menyentuh maka tidak disunnahkan untuk
berisyarat lambaian tangan.
h. Meminum air zam-zam
i. Membaca dzikir sewaktu thowaf
j. Shalat sunnah dua rakaat setelah thawaf
k. Pada saat berada di antara Ar-Ruknul Yamani dan Al-Hajarul
Aswad mengucapkan doa :

َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
‫اب النَّا‬
Artinya : “Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka.”

10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh adalah masalah yang
penting, karena termasuk dari bagian rukun Islam yang ke lima. Pelaksaan
ibadah Haji dan Umroh haruslah sesuai dengan tata cara yang telah diatur
dalam syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang ingin melaksanakan
ibadah Haji dan Umroh haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam Ibadah Haji dan Umroh serta kesunnahan-
kesunnahannya.
Syarat-syarat ibadah haji dan umroh diantaranya: beragama islam,
berakal, baligh, merdeka mampu. Rukun haji diantaranya: ihram, wukuf,
tawaf, sa’I, tahalul, dan tertib. Sedangkan rukun umroh diantaranya:
Ihram, Tawaf, Sa’I, Bercukur atau bergunting, Tertib.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari terdapat
beberapa kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan materi
ataupun dari segi pemilihan bahasa. Maka dari itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini menjadi lebih baik.
Dan penulis dapat memperbaiki karya tulis di lain kesempatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dimjati, Djamaluddin, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap, Solo: PT Era
Adicitra Intermedia, 2011.
Hawwas, Sayyed, Fiqh Ibadah, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009.
Hidayatullah, Moch. Syarif, Buku Pintar Ibadah Tuntunan Lengkap Semua Rukun
Islam, Jakarta: Suluk, 2011.
Mulyono, Edi dan Harun Rofi’i, Panduan Praktis dan Terlengkap Ibadah
Hajidan Umrah (cet.ket-1), Jogjakarta: Safira, 2013.
Salim, Abu Malik Kamal bin Sayyid, Fiqih Sunah untuk Wanita, Jakarta: Al-
Ptishom Cahaya Umat, 2007.

12

Anda mungkin juga menyukai