Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KMB

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIK

Pengkajian ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengampu :

Disusun Oleh

Fitri Trisnawati
P27905121053

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
KASUS ENDOKRIN

Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD dengan keluhan muntah-muntah, tidak
ada nafsu makan. Pasien riwayat diabetes mellitus 20 tahun yang biasa mendapatkan
insulin. Setelah mendapat penanganan awal di IGD, pasien selanjutnya dirawat di
Ruang Penyakit Dalam. Saat pengkajian diperoleh pasien demam, banyak keringat,
mual, tidak nafsu makan, GDS 300 gr/dl, pasien sejak 3 minggu yang lalu berhenti
menggunakan insulin karena konsumsi obat herbal. Pasien mengalami ulkus pada
daerah pedis sinisra sejak 2 minggu. Pasien direncanakan segera dilakukan
debridement di ruang OK. TTV TD 110/70, HR 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38,5 0
C. Luka pada pedis sinistra, ukuran luka 10x3 cm, eksudat banyak dan serosa,
kedalaman luka tampak otot, jaringan nekrotik sedikit, jaringan granulasi tidak ada,
tepian luka epithelium melekat, kolonisasi ringan, dan luka berbau. Hasil
pemeriksaan kultur luka ditemukan bakteri escherechia coli sejumlah 180.000/mm2.

A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD dengan keluhan muntah-
muntah, tidak ada nafsu makan.

2. Riwayat Penyakit sekarang


Pasien demam, banyak keringat, mual, tidak nafsu makan, GDS 300 gr/dl.
TD 110/70, HR 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38,50 C. Luka pada pedis
sinistra, ukuran luka 10x3 cm, eksudat banyak dan serosa, kedalaman luka
tampak otot, jaringan nekrotik sedikit, jaringan granulasi tidak ada, tepian
luka epithelium melekat, kolonisasi ringan, dan luka berbau. Hasil
pemeriksaan kultur luka ditemukan bakteri escherechia coli sejumlah
180.000/mm2.

3. Riwayat Penyakit dahulu


Pasien riwayat diabetes mellitus 20 tahun yang biasa mendapatkan insulin.
sejak 3 minggu yang lalu berhenti menggunakan insulin karena konsumsi
obat herbal. Pasien mengalami ulkus pada daerah pedis sinisra sejak 2
minggu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama seperti pasien.

5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadan umum :
Suhu badan : 38,5 ºC
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Normochephali, rambut Wajah simetris, benjolan (-)


hitam dan rontok
Mukosa bibir kering, sianosis (-)
Kedua mata simetris,
ikterik (-)
Pembesaran KGB (-), JVP (-)
Bentuk dada simetris,
sonor, vesikuler
Lesi (-), sianosis (-), bising
usus normal

Terdapat ulkus pada Infeksi pada sekitar genetalia


pedis sinistra, ukuran (-), tidak ada luka/ruam pada
luka 10x3cm, skrotum
eksudat (+) luka
berbau (+)
Nyeri sendi (-)

Pemeriksaan Penunjang
GDS 300 gr/dl
kultur luka ditemukan bakteri escherechia coli sejumlah 180.000/mm2
B. Pathway

https://www.scribd.com/doc/137496499/Pathway

C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
.
1. Ds : Risiko infeksi Penyakit kronis
1. pasien mengatakan sejak 3 minggu (Diabetes
yang lalu berhenti menggunakan Melitus)
insulin karena konsumsi obat
herbal
2. Pasien mengatakan mengalami
luka sejak 2 minggu yang lalu
Do :
1. GDS 300 gr/dl
2. TD 110/70
3. HR 80x/menit
4. RR 20x/menit
5. Suhu 38,50 C (demam)
6. Luka pada pedis sinistra, ukuran
luka 10x3 cm, eksudat banyak dan
serosa, kedalaman luka tampak
otot, jaringan nekrotik sedikit,
jaringan granulasi tidak ada, tepian
luka epithelium melekat, kolonisasi
ringan, dan luka berbau.
2. Ds : Defisit nutrisi Faktor psikologis
1. Pasien mengatakan mual (stress)
2. Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
Do :
1. TD 110/70
2. HR 80x/menit
3. RR 20x/menit
4. Suhu 38,50 C
5. Hasil pemeriksaan kultur luka
ditemukan bakteri escherechia coli
sejumlah 180.000/mm2.
3. Ds : Defisit Kekeliruan
1. sejak 3 minggu yang lalu pasien pengetahuan mengikuti
mengatakan berhenti anjuran
menggunakan insulin karena
konsumsi obat herbal.
Do :
1. GDS 300 gr/dl
2. TD 110/70
3. HR 80x/menit
4. RR 20x/menit
5. Suhu 38,50 C (demam)
6. Luka pada pedis sinistra, ukuran
luka 10x3 cm, eksudat banyak
dan serosa, kedalaman luka
tampak otot, jaringan nekrotik
sedikit, jaringan granulasi tidak
ada, tepian luka epithelium
melekat, kolonisasi ringan, dan
luka berbau.

D. Diagnosis Keperawatan
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekeliruan mengikuti anjuran

E. Nursing Care Plan (NCP)


NO Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam  Monitor tanda dan gejala
dengan glukosa derajat infeksi infeksi lokal dan
penyakit kronis menurun dengan kriteria hasil : sistemik
1. Demam menurun Terapeutik :
2. Skala nyeri menurun  Batasi jumlah
3. Kemerahan menurun pengunjung
4. Bengkak membaik  Berikan perawatan kulit
5. Sel darah putih membaik pada daerah edema
6. Pertumbuhan rambut  Cuci tangan sebelum dan
membaik sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi :
 Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara memeriksa
luka
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
imunisasi (jika perlu)
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam  Identifikasi status nutrisi
dengan faktor diharapkan status nutrisi  Identifikasi alergi dan
psikologis terpenuhi dengan kriteria intoleransi makanan
hasil :  Identifikasi perlunya
1. Porsi makan yang penggunaan selang
dihabiskan meningkat nasogastric
2. Berat badan atau IMT  Monitor asupan makanan
meningkat  Monitor berat badan
3. Frekuensi makan Terapeutik :
meningkat
 Lakukan oral hygiene
4. Nafsu makan meningkat
sebelum makan (jika
5. Perasaan cepat kenyang
perlu)
meningkat
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk
jika mampu
 Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan Observasi :
pengetahuan keperawatan selama 1x24 jam  Identifikasi kesiapan dan
berhubungan diharapkan tingkat kemampuan menerima
dengan pengetahuan membaik dengan informasi
kekeliruan kriteria hasil :  Identifikasi faktor-faktor
mengikuti 1. Perilaku sesuai anjuran yang dapat
anjuran meningkat meningkatkan dan
2. Kemampuan menjelaskan menurunkan motivasi
pengetahuan sesuai topic perilaku perilaku hidup
meningkat bersih dan sehat
3. Pertanyaan tentang Terapeutik :
masalah yang dihadapi  Sediakan materi dan
menurun media pendidikan
4. Persepsi keliru terhadap kesehatan
masalah menurun  Jadwalkan pendidikan
5. Menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai
yang tidak tepat menurun kesepakatan
6. Perilaku menurun  Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
 Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

F. Diskusi Kasus
No Temuan klinis Telaah kasus
.
1. Pengkajian Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis
 Keadaan umum tampak yang dapat menyebabkan peradangan di
sakit ringan beberapa bagian tubuh termasuk kulit, sendi,
 Wajah melepuh ginjal hingga otak. Pada kondisi normal, sistem
 Rambut rontok imun akan melindungi tubuh dari infeksi atau

 Nyeri sendi cedera. Namun, saat seseorang mengalami

 Sariawan penyakit autoimun seperti lupus, sistem imun


justru menyerang sel jaringan dan organ tubuh
yang sehat.
(https://www.alodokter.com/lupus)
Pada beberapa kasus, rambut rontok juga
disebabkan oleh penyakit lupus jenis discoid. Pada
jenis lupus yang satu ini memang menyerang
jaringan kulit, termasuk kulit kepala. Gangguan
tersebut akhirnya menyebabkan ruam-ruam
hingga rambut rontok.
(https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/rambut-
rontok-akibat-lupus/)
Lupus merupakan suatu penyakit autoimun yang
dapat menyerang berbagai organ termasuk rongga
mulut. Lupus terjadi akibat sel-sel kekebalan tubuh
teraktivasi sendiri tanpa adanya hal yang
sebenarnya harus dihancurkan, akhirnya, sel-sel
kekebalan tubuh itu menyerang organ pasien
sendiri. Sariawan muncul karena kekebalan tubuh
memberontak. Sariawan pada lupus memerlukan
waktu untuk penanganannya. 
(https://www.alodokter.com/komunitas/topic/saria
wan-pada-penderita-lupus)
2. Diagnosis keperawatan  Kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis) atau
utama jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, otot,
 Gangguan integritas tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan atau
kulit berhubungan ligament).
dengan bahan kimia
Sumber :
iritatif
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta Selatan :
DPP PPNI.

3. Setelah dilakukan tindakan Tujuan dan kriteria hasil :


keperawatan selama 1x24 Integritas kulit dan jaringan meningkat dengan
jam diharapkan integritas kriteria hasil
kulit dan jaringan dapat  Elastis meningkat
meningkat dengan kriteria  Hidrasi meningkat
hasil :  Kerusakan lapisan kulit menurun
1. Skala nyeri menurun  Perdarahan menurun
2. Kemerahan menurun
 Nyeri menurun
3. Sensasi kulit membaik
 Hematoma menurun
4. Pertumbuhan rambut
membaik
Sumber :
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan :
DPP PPNI.

4. Observasi : Intervensi utama


 Identifikasi penyebab Perawatan integritas kulit
gangguan integritas nyeri Observasi :
Terapeutik :  Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
 Hindari menggunakan Terapeutik :
produk berbahan dasar  Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
alcohol pada kulit  Gunakan produk berbahan petroleum dan
Edukasi : berminyak pada kulit yang kering
 Anjurkan minum air  Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
yang cukup kulit
 Anjurkan meningkatkan Edukasi :
asupan nutrisi  Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan menghindari  Anjurkan minum air yang cukup
terpapar suhu ekstrim  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi :  Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
 Kolaborasi pemberian
 Anjurkan mandi dan gunakan sabun
Metilpredinisolon
secukupnya
1mg/kg BB/hari (IV)

Sumber :
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan :
DPP PPNI.

G. Evidence Based Nursing


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN SYSTEMIC LUPUS
ERITHEMATOSUS (SLE) DIRUANG MELATI 3 INSTALASI KESEHATAN
ANAK RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BUDI PUNJASTUTI - Personal Name AJENG DWITA RESMI - Personal Name

Latar belakang : Systemic Lupus Erithematosus ( SLE ) suatu penyakit


autoimun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang
berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian dan organ dalam tubuh
manusia. SLE termasuk Penyakit Tidak Menular (PTM) diketahui sebagai
faktor utama penyebab kematian tahun 2012.The lupus foundantion of america
memperkirakan sekitar 1,5 juta kasus terjadi di amerika dan setidaknya terjadi
5 juta kasus di dunia. Setiap dunia diperkirakan terjadi sekitar 16 ribu kasus
lupus (WHO,2017). Berdasarkan data yang diperoleh dari buku register di
Ruang Melati 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terhitung mulai tanggal 1
Februari 2018 hingga 31 Desember 2018 terdapat 15,7 % pasien anak dengan
SLE yang dirawat inap. Tujuan : Tujuan dari studi kasus ini yaitu
menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan pada Anak dengan
Systemic Lupus Erhitematosus (SLE) di ruang Melati 3 INSKA RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Metode : Metode studi kasus ini menggunakan metode
pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena. Studi kasus ini
dilaksanakan di Ruang Melati 3 INSKA RSUP Dr. Sardjito selama 3x24 jam.
Subjek yang digunakan penulis menggunakan dua pasien untuk
membandingkan 2 kasus dengan diagnosa medis yang sama yaitu penyakit
Systemic Lupus Erhitematosus (SLE). Tekhnik yang digunakan dalam
mengumpulkan data yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik serta studi
dokumentasi. Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
pada kasus 1 ditemukan 5 diagnosa, sedangkan pada kasus 2 ditemukan 4
diagnosa. Dari kedua kasus tersebut didapatkan 2 diagnosa keperawatan yang
sama yaitu, kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan, gangguan
integritas kulit,gangguan citra tubuh sedangkan diagnose yang beda yaitu
kelebihan volume cairan,resiko infeksi,nyeri akut. Kesimpulan : Proses
pengkajian pada studi kasus ini menggunakan metode
wawancara,observasi,pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang dan studi
dokumentasi. Terdapat 5 diagnosa keperawatan pada kasus 1 dan terdapat 4
diagnosa keperawatan pada kasus 2.pada kasus ini terdapat 3 diagnosa yang
sesuai dengan teori dan 4 diagnosa yang berbeda dengan teori. Kata Kunci:
Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak dengan Systemic Lupus
Erythematosus

H. Glossarium
1. Bula Area kulit tertutup oleh gelembung berisi cairan yang
timbul.
2. Captropil obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal
jantung kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel
pasca-MI.
3. Furosemide obat yang digunakan untuk mengobati penumpukan cairan
karena gagal jantung, jaringan parut hati, atau penyakit
ginjal.
4. Hematoma kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah,
yang dapat ditandai dengan munculnya benjolan atau
kulit menjadi berwarna merah keunguan.
5. Imunosupresi melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan
penyakit.
6. Leukositopenia Kadar sel darah putih rendah dalam darah yang dapat
mengganggu kemampuan untuk melawan infeksi.
7. Metilprednisolo obat kortikosteroid atau glukokortikoid sintetis. 
n
8. Mikroskopik pernyataan sifat suatu ukuran yang hanya dapat dilihat
dengan alat pembesar yakni mikroskop.
11. Prednisone obat glukokortikoid yang banyak digunakan untuk
menekan sistem kekebalan dan mengurangi peradangan
pada kondisi seperti asma, PPOK, dan penyakit rematik. 
12. Protein urinaria kondisi terdapatnya protein dalam urin. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan fungsi ginjal yang menandakan
tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat
13. Siklofosfamid obat kemoterapi untuk mengatasi beberapa jenis kanker,
antara lain kanker payudara, kanker darah, kanker
ovarium, limfoma, neuroblastoma, dan retinoblastoma. 
14. Spironolakton obat yang digunakan untuk menangani sembap atau edema
akibat gagal jantung, sirosis hati, atau penyakit ginjal.
15. Tes imunologik pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mendeteksi awal
adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan
pemantauan respon pasca vaksinasi.
16. Vesikel sebuah ruang pada sel yang dikelilingi oleh membran sel.
Ruang biasanya ditempati oleh sitoplasma yang terdiri dari
organel dan sitosol sebagai lubang saluran atau wadah
transportasi untuk menyimpan dan mengangkut zat
disekitar sel dan ke membran sel. 

I. Daftar Pustaka
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II. Jakarta Selatan : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1


Cetakan II. Jakarta Selatan : DPP PPNI.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1


Cetakan III. Jakarta Selatan : DPP PPNI.
PUNJASTUTI BUDI, RESMI AJENG DWITA (2019) ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN SYSTEMIC LUPUS ERITHEMATOSUS
(SLE) DIRUANG MELATI 3 INSTALASI KESEHATAN ANAK RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA
https://www.academia.edu/34876089/Pathway_SLE
http://repository.akperykyjogja.ac.id/305/1/KTI%20Lengkap.pdf
https://www.alodokter.com/lupus
https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/rambut-rontok-akibat-lupus/
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/sariawan-pada-penderita-lupus

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal EBP
    Jurnal EBP
    Dokumen9 halaman
    Jurnal EBP
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • SOP Fisioterapi Dada
    SOP Fisioterapi Dada
    Dokumen5 halaman
    SOP Fisioterapi Dada
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • VISI Dan MISI
    VISI Dan MISI
    Dokumen5 halaman
    VISI Dan MISI
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep Gadar
    Askep Gadar
    Dokumen2 halaman
    Askep Gadar
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian IGD
    Format Pengkajian IGD
    Dokumen7 halaman
    Format Pengkajian IGD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RBD
    LP + sp1 RBD
    Dokumen15 halaman
    LP + sp1 RBD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Igd Fitri
    LP Igd Fitri
    Dokumen16 halaman
    LP Igd Fitri
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep CKB
    Askep CKB
    Dokumen10 halaman
    Askep CKB
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Halusinasi
    LP + sp1 Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    LP + sp1 Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 HDR
    LP + sp1 HDR
    Dokumen13 halaman
    LP + sp1 HDR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Isos
    LP + sp1 Isos
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 Isos
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Dokumen12 halaman
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Reproduksi
    Sistem Reproduksi
    Dokumen9 halaman
    Sistem Reproduksi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Dyspnea
    LP Dyspnea
    Dokumen10 halaman
    LP Dyspnea
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Dokumen9 halaman
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Endokrin
    Sistem Endokrin
    Dokumen15 halaman
    Sistem Endokrin
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • KEWARGANEGARAAN
    KEWARGANEGARAAN
    Dokumen10 halaman
    KEWARGANEGARAAN
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET Etika Batuk
    LEAFLET Etika Batuk
    Dokumen3 halaman
    LEAFLET Etika Batuk
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Cvid 19
    Cvid 19
    Dokumen7 halaman
    Cvid 19
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen7 halaman
    BBLR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • (MPS)
    (MPS)
    Dokumen14 halaman
    (MPS)
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Isos
    LP + sp1 Isos
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 Isos
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Halusinasi
    LP + sp1 Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    LP + sp1 Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 HDR
    LP + sp1 HDR
    Dokumen13 halaman
    LP + sp1 HDR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    Dokumen13 halaman
    PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Tata Wiraga
    Tata Wiraga
    Dokumen7 halaman
    Tata Wiraga
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat