Disusun Oleh
Fitri Trisnawati
P27905121053
Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD dengan keluhan muntah-muntah, tidak
ada nafsu makan. Pasien riwayat diabetes mellitus 20 tahun yang biasa mendapatkan
insulin. Setelah mendapat penanganan awal di IGD, pasien selanjutnya dirawat di
Ruang Penyakit Dalam. Saat pengkajian diperoleh pasien demam, banyak keringat,
mual, tidak nafsu makan, GDS 300 gr/dl, pasien sejak 3 minggu yang lalu berhenti
menggunakan insulin karena konsumsi obat herbal. Pasien mengalami ulkus pada
daerah pedis sinisra sejak 2 minggu. Pasien direncanakan segera dilakukan
debridement di ruang OK. TTV TD 110/70, HR 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38,5 0
C. Luka pada pedis sinistra, ukuran luka 10x3 cm, eksudat banyak dan serosa,
kedalaman luka tampak otot, jaringan nekrotik sedikit, jaringan granulasi tidak ada,
tepian luka epithelium melekat, kolonisasi ringan, dan luka berbau. Hasil
pemeriksaan kultur luka ditemukan bakteri escherechia coli sejumlah 180.000/mm2.
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk IGD dengan keluhan muntah-
muntah, tidak ada nafsu makan.
5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadan umum :
Suhu badan : 38,5 ºC
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pemeriksaan Penunjang
GDS 300 gr/dl
kultur luka ditemukan bakteri escherechia coli sejumlah 180.000/mm2
B. Pathway
https://www.scribd.com/doc/137496499/Pathway
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
.
1. Ds : Risiko infeksi Penyakit kronis
1. pasien mengatakan sejak 3 minggu (Diabetes
yang lalu berhenti menggunakan Melitus)
insulin karena konsumsi obat
herbal
2. Pasien mengatakan mengalami
luka sejak 2 minggu yang lalu
Do :
1. GDS 300 gr/dl
2. TD 110/70
3. HR 80x/menit
4. RR 20x/menit
5. Suhu 38,50 C (demam)
6. Luka pada pedis sinistra, ukuran
luka 10x3 cm, eksudat banyak dan
serosa, kedalaman luka tampak
otot, jaringan nekrotik sedikit,
jaringan granulasi tidak ada, tepian
luka epithelium melekat, kolonisasi
ringan, dan luka berbau.
2. Ds : Defisit nutrisi Faktor psikologis
1. Pasien mengatakan mual (stress)
2. Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
Do :
1. TD 110/70
2. HR 80x/menit
3. RR 20x/menit
4. Suhu 38,50 C
5. Hasil pemeriksaan kultur luka
ditemukan bakteri escherechia coli
sejumlah 180.000/mm2.
3. Ds : Defisit Kekeliruan
1. sejak 3 minggu yang lalu pasien pengetahuan mengikuti
mengatakan berhenti anjuran
menggunakan insulin karena
konsumsi obat herbal.
Do :
1. GDS 300 gr/dl
2. TD 110/70
3. HR 80x/menit
4. RR 20x/menit
5. Suhu 38,50 C (demam)
6. Luka pada pedis sinistra, ukuran
luka 10x3 cm, eksudat banyak
dan serosa, kedalaman luka
tampak otot, jaringan nekrotik
sedikit, jaringan granulasi tidak
ada, tepian luka epithelium
melekat, kolonisasi ringan, dan
luka berbau.
D. Diagnosis Keperawatan
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekeliruan mengikuti anjuran
F. Diskusi Kasus
No Temuan klinis Telaah kasus
.
1. Pengkajian Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis
Keadaan umum tampak yang dapat menyebabkan peradangan di
sakit ringan beberapa bagian tubuh termasuk kulit, sendi,
Wajah melepuh ginjal hingga otak. Pada kondisi normal, sistem
Rambut rontok imun akan melindungi tubuh dari infeksi atau
Sumber :
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan :
DPP PPNI.
H. Glossarium
1. Bula Area kulit tertutup oleh gelembung berisi cairan yang
timbul.
2. Captropil obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal
jantung kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel
pasca-MI.
3. Furosemide obat yang digunakan untuk mengobati penumpukan cairan
karena gagal jantung, jaringan parut hati, atau penyakit
ginjal.
4. Hematoma kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah,
yang dapat ditandai dengan munculnya benjolan atau
kulit menjadi berwarna merah keunguan.
5. Imunosupresi melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan
penyakit.
6. Leukositopenia Kadar sel darah putih rendah dalam darah yang dapat
mengganggu kemampuan untuk melawan infeksi.
7. Metilprednisolo obat kortikosteroid atau glukokortikoid sintetis.
n
8. Mikroskopik pernyataan sifat suatu ukuran yang hanya dapat dilihat
dengan alat pembesar yakni mikroskop.
11. Prednisone obat glukokortikoid yang banyak digunakan untuk
menekan sistem kekebalan dan mengurangi peradangan
pada kondisi seperti asma, PPOK, dan penyakit rematik.
12. Protein urinaria kondisi terdapatnya protein dalam urin. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan fungsi ginjal yang menandakan
tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat
13. Siklofosfamid obat kemoterapi untuk mengatasi beberapa jenis kanker,
antara lain kanker payudara, kanker darah, kanker
ovarium, limfoma, neuroblastoma, dan retinoblastoma.
14. Spironolakton obat yang digunakan untuk menangani sembap atau edema
akibat gagal jantung, sirosis hati, atau penyakit ginjal.
15. Tes imunologik pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mendeteksi awal
adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan
pemantauan respon pasca vaksinasi.
16. Vesikel sebuah ruang pada sel yang dikelilingi oleh membran sel.
Ruang biasanya ditempati oleh sitoplasma yang terdiri dari
organel dan sitosol sebagai lubang saluran atau wadah
transportasi untuk menyimpan dan mengangkut zat
disekitar sel dan ke membran sel.
I. Daftar Pustaka
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II. Jakarta Selatan : DPP PPNI.