ISOLASI SOSIAL
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
Fitri Trisnawati
P27905121053
Tk. I Semester I
C. Rentang Respons
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.
Mekanisme koping yang sering digunakan adalah proyeksi, splitting
(memisah) dan isolasi. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak mampu
ditoleransi dan klien mencurahkan emosi kepada orang lain karena
kesalahan sendiri. Splitting merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk. Sementara itu,
isolasi adalah perilaku mengasingkan diri dari orang lain maupun
lingkungan (Sutejo, 2017).
E. Pohon Masalah
F. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2. Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Pada Keluarga
1. Tujuan : Keluarga mampu merawat klien dengan Isolasi sosial
2. Tindakan :
a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan tentang masalah Isolasi sosial yang ada pada klien
dan dampaknya
c. Menjelaskan tentang penyebab Isolasi sosial
d. Berdiskusi dengan keluarga tentang cara merawat klien dengan
Isolasi sosial
e. Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara
bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
f. Memberikan semangat dan motivasi kepada klien untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan
tidak mencela kondisi klien memberika pujian yang wajar
g. Memperagakan cara merawat klien dengan Isolasi sosial
h. Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat klien Isolasi
sosial yang telah didiskusikan
i. Menyusun rencana pulang klien bersama keluarga
I. Daftar Pustaka
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses
Definition and Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
(CMHN - Basic Course). Jakarta: EGC
Dalami, E., Suliswati., Rochimah., Suryati, K.R,. Lestari, W.
(2009). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa.Ed.1.TIM: Jakarta.
Direja A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Nuha Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
Fitri Trisnawati
P27905121053
Tk. I Semester I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
- Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
- Klien merasa orang lain tidak selevel.
Data objektif :
- Klien tampak menyendiri.
- Klien terlihat mengurung diri.
- Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial.
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan
dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan
orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan ibu?
Nama Saya Fitri, boleh panggil Saya Pipit. Saya Mahasiswa
Poltekkes Banten, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya
tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi / Validasi.
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Oh jadi ibu sekarang sedang
merasa bosan dan tidak berguna?”. “Apakah Ibu masih suka
menyendiri ?”.
c. Kontrak.
“Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perasaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki? Apakah bersedia?
Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus
ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain”.
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit?”.
“Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”.
2. Fase kerja.
“Dengan siapa ibu tinggal serumah?.” “Siapa yang paling dekat
dengan ibu?”. “apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang
tersebut?”. “Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat
dengan ibu?”. “apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain?.”
“apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?.”
“Bagaimana dengan teman-teman yang lain?”. “Apakah ada
pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain?”. “Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-
cakap dengan orang lain?”.
“Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?”. “Wah
benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap”.
“Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)”.
“Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu?”. “ya apa
lagi?”. (sampai menyebutkan beberapa) “jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya”.
“Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain?”. “Nah
untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang
lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita
sukai. Contohnya: nama saya Fitri, senang dipanggil Pipit. Selanjutnya
ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama
Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?”.
“Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu.
coba ibu berkenalan dengan saya”. “Ya bagus sekali ibu!! coba sekali
lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!”.
“Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang
hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi,
pekerjaan dan sebagainya”.
“Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan
teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap)”.
“Jangan lupa untuk memberi tanda pada M (mandiri) kalau ibu bisa
melakukan tanpa disuruh, beri tanda pada B (bantuan) jika ibu
melakukannya dengan diingatkan, dan beri tanda pada T jika ibu
(tidak) melakukannya”.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”.
“Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan
dengan orang lain!”.
b. RTL
“Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-
cakap dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan
latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pada jam 11:00 dan 15:00
kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar”.
“apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu!”.
c. Kontrak yang akan datang :
“Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru
dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu
bersedia?”.
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”.
“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.”.