Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Clinical Instructor : Ns. Tri Yuli Herawati, S.Kep

Disusun oleh:

Fitri Trisnawati

P27905121053

Tk. I Semester I

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
A. Kasus (masalah utama)
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dari orang lain (Rawlins, 1993).
Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap
hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari
orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari
hampir terabaikan.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan orangtua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba-tiba
misalnya harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus sekolah,
PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang lain yang tidak
menghargai Klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Herman Ade (2011) terjadinya gangguan hubungan sosial
juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor
stressor presipitasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Stressor Sosial Budaya Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa
faktor antara faktor lain dan faktor keluarga seperti menurunnya
stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupannya, misalnya karena dirawat dirumah sakit.
b. Stressor Psikologi Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan
terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau
kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan
dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi.

C. Rentang Respons

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.
Mekanisme koping yang sering digunakan adalah proyeksi, splitting
(memisah) dan isolasi. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak mampu
ditoleransi dan klien mencurahkan emosi kepada orang lain karena
kesalahan sendiri. Splitting merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk. Sementara itu,
isolasi adalah perilaku mengasingkan diri dari orang lain maupun
lingkungan (Sutejo, 2017).

E. Pohon Masalah
F. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2. Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

H. Rencana tindakan keperawatan


Pada Pasien
1. Tujuan
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
c. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
2. Tindakan
a. Membina hubungan saling percaya
- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
- Sapa klien dengan ramah
- Berkenalan dengan klien
 Perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai,serta tanyakan nama dan nama panggilan klien
 Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
b. Buat kontrak asuhan keperawatan/interaksi
Apa yang akan perawat lakukan bersama klien, tujuannya apa,
berapa lama akan dikerjakan,dan dimana tempatnya.
c. Tunjukkan sikap empati setiap saat pada klien
d. Jujur dan tepati janji
e. Beri perhatian dan penuhi kebutuhan dasar klien
f. Membantu klien mengidentifikasi perilaku sosial yang dilakukan
g. Menanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain.
h. Menanyaka apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain.
3. Membantu klien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
a. Membantu klien mengidentifikasi keuntungan berhubungan
dengan orang lain
b. Membantu klien mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain.
- Berdiskusi dengan klien kerugian jika klien hanya mengurung
diri dan tidak bergaul dengan orang lain
- Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik
klien
c. Membantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap:
Berkenalan dengan satu orang
- Diskusikan dengan klien tentang cara berkenalan :
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi dan
alamat.
- Beri kesempatan klien mempraktekkan cara berinteraksi
dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat.
- Membantu klien untuk berinteraksi dengan satu 1 orang
(perawat, teman atau keluarga).
- Beri reinforcement positif untuk setiap kemajuan interaksi
yang telah dilakukan klien
- Identifikasi kemampuan/ keterampilan sosial klien yang
telah dilakukan dalam hubungan interpersonal dengan orang
lain

Berkenalan dengan 2 orang atau lebih


- Membantu klien untuk berinteraksi dengan 2 orang/lebih
(perawat, teman atau keluarga)
- Beri reinforcement positif untuk setiap kemajuan interaksi
yang telah dilakukan klien
- Identifikasi kemampuan/ keterampilan sosial klien yang
telah dilakukan dalam hubungan interpersonal dengan
orang lain

Berinteraksi dalam kelompok


- Membantu klien untuk ikut TAK Sosialisasi

Pada Keluarga
1. Tujuan : Keluarga mampu merawat klien dengan Isolasi sosial
2. Tindakan :
a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan tentang masalah Isolasi sosial yang ada pada klien
dan dampaknya
c. Menjelaskan tentang penyebab Isolasi sosial
d. Berdiskusi dengan keluarga tentang cara merawat klien dengan
Isolasi sosial
e. Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara
bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
f. Memberikan semangat dan motivasi kepada klien untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan
tidak mencela kondisi klien memberika pujian yang wajar
g. Memperagakan cara merawat klien dengan Isolasi sosial
h. Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat klien Isolasi
sosial yang telah didiskusikan
i. Menyusun rencana pulang klien bersama keluarga

I. Daftar Pustaka
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses
Definition and Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
(CMHN - Basic Course). Jakarta: EGC
Dalami, E., Suliswati., Rochimah., Suryati, K.R,. Lestari, W.
(2009). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa.Ed.1.TIM: Jakarta.
Direja A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Nuha Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Clinical Instructor : Ns. Tri Yuli Herawati, S.Kep

Disusun oleh:

Fitri Trisnawati

P27905121053

Tk. I Semester I

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
Pertemuan ke : 1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
- Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
- Klien merasa orang lain tidak selevel.
Data objektif :
- Klien tampak menyendiri.
- Klien terlihat mengurung diri.
- Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial.
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan
dengan orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan
orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan ibu?
Nama Saya Fitri, boleh panggil Saya Pipit. Saya Mahasiswa
Poltekkes Banten, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya
tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi / Validasi.
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Oh jadi ibu sekarang sedang
merasa bosan dan tidak berguna?”. “Apakah Ibu masih suka
menyendiri ?”.
c. Kontrak.
“Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perasaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki? Apakah bersedia?
Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus
ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain”.
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit?”.
“Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”.
2. Fase kerja.
“Dengan siapa ibu tinggal serumah?.” “Siapa yang paling dekat
dengan ibu?”. “apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang
tersebut?”. “Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat
dengan ibu?”. “apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain?.”
“apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?.”
“Bagaimana dengan teman-teman yang lain?”. “Apakah ada
pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain?”. “Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-
cakap dengan orang lain?”.
“Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?”. “Wah
benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap”.
“Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)”.
“Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu?”. “ya apa
lagi?”. (sampai menyebutkan beberapa) “jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya”.
“Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain?”. “Nah
untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang
lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita
sukai. Contohnya: nama saya Fitri, senang dipanggil Pipit. Selanjutnya
ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama
Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?”.
“Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu.
coba ibu berkenalan dengan saya”. “Ya bagus sekali ibu!! coba sekali
lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!”.
“Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang
hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi,
pekerjaan dan sebagainya”.
“Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan
teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap)”.
“Jangan lupa untuk memberi tanda pada M (mandiri) kalau ibu bisa
melakukan tanpa disuruh, beri tanda pada B (bantuan) jika ibu
melakukannya dengan diingatkan, dan beri tanda pada T jika ibu
(tidak) melakukannya”.

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”.
“Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan
dengan orang lain!”.
b. RTL
“Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-
cakap dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan
latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pada jam 11:00 dan 15:00
kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar”.
“apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu!”.
c. Kontrak yang akan datang :
“Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru
dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu
bersedia?”.
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”.
“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.”.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal EBP
    Jurnal EBP
    Dokumen9 halaman
    Jurnal EBP
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • SOP Fisioterapi Dada
    SOP Fisioterapi Dada
    Dokumen5 halaman
    SOP Fisioterapi Dada
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • VISI Dan MISI
    VISI Dan MISI
    Dokumen5 halaman
    VISI Dan MISI
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep Gadar
    Askep Gadar
    Dokumen2 halaman
    Askep Gadar
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian IGD
    Format Pengkajian IGD
    Dokumen7 halaman
    Format Pengkajian IGD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep CKB
    Askep CKB
    Dokumen10 halaman
    Askep CKB
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Igd Fitri
    LP Igd Fitri
    Dokumen16 halaman
    LP Igd Fitri
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RBD
    LP + sp1 RBD
    Dokumen15 halaman
    LP + sp1 RBD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Halusinasi
    LP + sp1 Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    LP + sp1 Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 HDR
    LP + sp1 HDR
    Dokumen13 halaman
    LP + sp1 HDR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Isos
    LP + sp1 Isos
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 Isos
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Dokumen12 halaman
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Reproduksi
    Sistem Reproduksi
    Dokumen9 halaman
    Sistem Reproduksi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Cvid 19
    Cvid 19
    Dokumen7 halaman
    Cvid 19
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Dokumen9 halaman
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Endokrin
    Sistem Endokrin
    Dokumen15 halaman
    Sistem Endokrin
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • KEWARGANEGARAAN
    KEWARGANEGARAAN
    Dokumen10 halaman
    KEWARGANEGARAAN
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET Etika Batuk
    LEAFLET Etika Batuk
    Dokumen3 halaman
    LEAFLET Etika Batuk
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Dyspnea
    LP Dyspnea
    Dokumen10 halaman
    LP Dyspnea
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen7 halaman
    BBLR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • (MPS)
    (MPS)
    Dokumen14 halaman
    (MPS)
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 HDR
    LP + sp1 HDR
    Dokumen13 halaman
    LP + sp1 HDR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Halusinasi
    LP + sp1 Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    LP + sp1 Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    Dokumen13 halaman
    PT Kalbe Farma: Kelompok 6
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Tata Wiraga
    Tata Wiraga
    Dokumen7 halaman
    Tata Wiraga
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat