Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Clinical Instructor : Ns. Tri Yuli Herawati, S.Kep

Disusun oleh:

Fitri Trisnawati

P27905121053

Tk. I Semester I

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
A. Kasus (masalah utama)
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan
yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi
dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,
dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart,2006).

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan ( Townsend, 2001 ).

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistik.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang
sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran
yang sesuai dengan kebudayaan.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang
tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial
yang berubah.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor
dari luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima)
kategori :
a. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan
frustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang
diharapkan.
b. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya
orang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau
kematian orang yang berarti. Transisi peran sehat-sakit, yaitu
peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan sakit.

A. Jenis Harga Diri Rendah


1. Situasional
Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya, harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi
korban pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga baru
masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa
menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan
penyakit fisik, pemasangan alat bantu, yang membuat klien tidak
nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh serta perlakuan kesehatan yang kurang menghargai
klien dan keluarga.
2. Kronik
Gangguan konsep diri: harga diri rendah biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pemikiran negative
sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.

B. Fase – fase
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatann diri
8. Berpakaian tidak rapih
C. Rentang Respons

D. Mekanisme Koping
1. Jangka pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis:
pemakaian obat-obatan, kerja keras menonton tv terus menerus
b. Kegiatan yang memberi dukungan sementara: (kompetisi olahraga,
kontes popularitas)
c. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara:
(penyalahgunaan obat-obatan)
2. Jangka panjang
a. Menurup identitas: terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri
b. Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat

E. Pohon Masalah
F. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data subyektif
a. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
b. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
c. Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau
bekerja.
d. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan, atau toileting)
2. Data Objektif
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimistis.
d. Tidak menerima pujian.
e. Penurunan produktivitas.
f. Penolakan terhadap kemampuan diri.
g. Kurang memperhatikan perawatan diri.
h. Berpakaian tidak rapi.
i. Berkurang selera makan.
j. Tidak berani menatap lawan bicara.
k. Lebih banyak menunduk.
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko tinggi prilaku kekerasan

H. Rencana tindakan keperawatan


NO. Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1. Bina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. Mengidentifikasi kemmapuan Menjelaskan pengertian harga
dan aspek positif yang dimiliki diri rendah, tanda dan gejala
pasien serta proses terjadinya harga diri
rendah
3. Membantu pasien menilai Menjelaskan cara merawat
kemampuan pasien yang masih pasien dengan harga diri rendah
dapat digunakan
4. Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan
pasien
5. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
6. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
7. Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam jadwal

I. Daftar Pustaka
Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama
Riyadi S dan Purwanto T. (2009). Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Penyusun. (2008). Modul II Standar Asuhan Keperawatan.
FIK UI: Depok
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5.
Dialihbahasakan Oleh Kapoh R.P dan Yuda E.K. Jakarta: EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH


Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Clinical Instructor : Ns. Tri Yuli Herawati, S.Kep

Disusun oleh:

Fitri Trisnawati

P27905121053

Tk. I Semester I

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
Pertemuan ke : 1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :

A. Kondisi Klien
DO :
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan,
poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
- Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu
apa-apa, mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri, klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap
sesuatu/ seseorang

B. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah

C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih

D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan
mba? Nama Saya Fitri, boleh panggil Saya Pipit. Saya
Mahasiswa Poltekkes Banten, Saya sedang praktik di sini dari
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang.
Kalau boleh Saya tahu nama Mba siapa dan senang dipanggil
dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mba hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan
dan kegiatan yang pernah Mba lakukan sebelumnya? Setelah
itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Mba
lakukan di rumah sakit saat ini. Setelah itu kita nilai dan kita
pilih satu kegiatan untuk dilatih“
“Dimana Mba mau kita duduk untuk berbincang-bincang?
bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 10 menit saja?”

2. Kerja
“ Mba, apa saja kemampuan yang Mba miliki? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya!”
“Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring, dst?”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mba miliki”.
“Mba, dari lima kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan)”. “Bagus sekali, ada 3
kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini”.
“Sekarang coba Mba pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “Oh yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?
Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat
tidur Mba?”. “Mari kita lihat tempat tidur Mba ya”.
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”.
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya”. “Bagus!”.
“Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. ”Nah sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya!”. “Bagus!”.
“Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan dan letakkan di sebelah
atas kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki”.
“Bagus!”.
“Mba sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan?”. “Bagus”.
“Jangan lupa untuk memberi tanda pada M (mandiri) kalau Mba bisa
melakukan tanpa disuruh, beri tanda pada B (bantuan) jika mba
melakukannya dengan diingatkan, dan beri tanda pada T jika Mba
(tidak) melakukannya”.

3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan Mba setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur?”.
“Mba ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur yang sudah
Mba praktekkan tadi dengan baik sekali”.
“Coba bisa tidak ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi?”.
“Bagus sekali!”.
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Mba mau berapa
kali sehari merapikan tempat tidur?” “Bagus, dua kali yaitu pada pagi
hari jam 06.00 WIB. Lalu sore hari setelah istirahat siang jam 15.00”.
“Coba Mba lakukan dan jangan lupa untuk memberi tanda pada M
(mandiri) kalau Mba bisa melakukan tanpa disuruh, beri tanda pada B
(bantuan) jika mba melakukannya dengan diingatkan, dan beri tanda
pada T jika Mba (tidak) melakukannya”.
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua ya Mba?. Mba
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit
selain merapikan tempat tidur? Ya, betul sekali. cuci piring”.
“Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam 08.00
pagi di dapur sehabis sarapan pagi.” Sampai bertemu besok,
assalamualaikum”.

Anda mungkin juga menyukai

  • EFEK SUPERVISI
    EFEK SUPERVISI
    Dokumen9 halaman
    EFEK SUPERVISI
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • VISI Dan MISI
    VISI Dan MISI
    Dokumen5 halaman
    VISI Dan MISI
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RBD
    LP + sp1 RBD
    Dokumen15 halaman
    LP + sp1 RBD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Igd Fitri
    LP Igd Fitri
    Dokumen16 halaman
    LP Igd Fitri
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Reproduksi
    Sistem Reproduksi
    Dokumen9 halaman
    Sistem Reproduksi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian IGD
    Format Pengkajian IGD
    Dokumen7 halaman
    Format Pengkajian IGD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep Gadar
    Askep Gadar
    Dokumen2 halaman
    Askep Gadar
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Askep CKB
    Askep CKB
    Dokumen10 halaman
    Askep CKB
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Fisioterapi Paru
    Fisioterapi Paru
    Dokumen5 halaman
    Fisioterapi Paru
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Isos
    LP + sp1 Isos
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 Isos
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • KEWARNEGARAAN
    KEWARNEGARAAN
    Dokumen10 halaman
    KEWARNEGARAAN
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Dokumen12 halaman
    Proposal TAK Sosialisasi Sesi 6
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Cvid 19
    Cvid 19
    Dokumen7 halaman
    Cvid 19
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Endokrin
    Sistem Endokrin
    Dokumen15 halaman
    Sistem Endokrin
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP Dyspnea
    LP Dyspnea
    Dokumen10 halaman
    LP Dyspnea
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET Etika Batuk
    LEAFLET Etika Batuk
    Dokumen3 halaman
    LEAFLET Etika Batuk
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Dokumen9 halaman
    Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen7 halaman
    BBLR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 Isos
    LP + sp1 Isos
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 Isos
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • (MPS)
    (MPS)
    Dokumen14 halaman
    (MPS)
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi
    Halusinasi
    Dokumen18 halaman
    Halusinasi
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 HDR
    LP + sp1 HDR
    Dokumen13 halaman
    LP + sp1 HDR
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • TATA WIRAGA
    TATA WIRAGA
    Dokumen7 halaman
    TATA WIRAGA
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 RPK
    LP + sp1 RPK
    Dokumen16 halaman
    LP + sp1 RPK
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • LP + sp1 DPD
    LP + sp1 DPD
    Dokumen12 halaman
    LP + sp1 DPD
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat
  • SEJARAH PT KALBE
    SEJARAH PT KALBE
    Dokumen13 halaman
    SEJARAH PT KALBE
    Fitri Trisnawati
    Belum ada peringkat