PepsiCo’s Diversification Strategy in 2018: Will the Company’s New Businesses Restore
Its Growth?
Kondisi yang tidak menguntungkan bagi PepsiCo terjadi sejak tahun 2013, di mana
revenue dan net income perusahaan secara keseluruhan mengalami penurunan yang
konstan dan pertumbuhan harga sahamnya tertinggal di bawah S&P 500. Salah satu
penurunan kinerja terjadi akibat penurunan bisnis minuman ringan berkarbonasi karena
pergeseran permintaan konsumen terhadap gaya hidup (makanan dan minuman) yang
sehat. Berdasarkan analisisis industri, didapatkan bahwa penambahan strategi korporat
mungkin dibutuhkan untuk mengembalikan revenue dan earnings growth rates-nya serta
dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham Pepsi Co.
PepsiCo membagi bisnisnya menjadi enam kelolaan unit bisnis, yaitu: Frito-Lays
North America, Europe Sub-Saharan Africa, North America Beverages, Quaker Foods
North America, Latin America, Asia Middle East and North Africa. PepsiCo perlu
mengevaluasi kekuatan kompetitif masing-masing unit bisnis di industrinya. Setelah
penilaian dilakukan, PepsiCo perlu memeringkat unit dari yang terkuat secara
kompetitif hingga yang paling lemah secara kompetitif serta mengukur kekuatan
kompetitif semua unit bisnis.
Dengan evaluasi yang dilakukan ini, PepsiCo dapat melakukan tindakan lanjutan
dari evaluasi, seperti adanya langkah-langkah pencegahan serta perbaikan atas kondisi
yang belum memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Perusahaan juga
dapat memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan hasil yang
optimal bagi perusahaan.
3. Rekomendasi
Jika dilihat dari kasus ini, strategi bisnis yang diterapkan oleh PepsiCo sudah berhasil
membawa perusahaan pada kesuksesan. Perusahaan pun memanfaatkan seluruh sumber
daya, kapasitas, serta kapabilitasnya secara baik dalam mendukung setiap keputusan
strategiknya, yaitu sticking closely with the present business lineup.