(Triad Epidemiologi)
Kelompok 2
Anggota Kelompok 2:
paru.
Derajat Infektivitas, Patogenitas, dan Virulensi Agen
Infektivitas Patogenitas Virulensi
- Orang yang terinfeksi - Orang yang terinfeksi dapat - TBC dapat menyebabkan risiko
Mycobacterium tuberculosis mengalami sakit atau gejala penyakit yang lebih parah hingga
berisiko 10% untuk terjadinya TB setelah 3 bulan memicu kematian
paru
- Memerlukan durasi yang lama - Penderita TBC memiliki risiko
- Bakteri yang masuk ke dalam
tubuh dapat dalam keadaan untuk menimbulkan penyakit kematian yang tinggi (terbukti
dorman (laten) → bakteri tidak - Meskipun agen kausa utama TBC dengan angka kematian akibat TBC
infeksius sudah dimiliki oleh individu yang masih menjadi 10 besar penyakit
- Kemampuan bakteri penyebab TBC bersangkutan, keberadaan bakteri dengan kematian tertinggi (WHO,
untuk menginfeksi penjamu itu saja belum tentu menjamin 2018)
rendah individu tersebut menjadi TBC - Di Indonesia kasus kematian akibat
TBC juga tinggi sebab mayoritas
kasus TBC ditimbulkan oleh
koinfeksi dengan penyakit lain
Konsep Host
dalam
Penyakit TBC
Host (Penjamu)
Jenis Kelamin Faktor Perilaku
Umur Sosial-Ekonomi Merokok
Kebiasaan tidak Pengetahuan yang Orang yang tidak Status gizi buruk
membuka rendah mengenai imunisasi BCG dapat meningkatkan
jendela. TBC memiliki risiko berisiko 2,855 kali risiko TB, ¼ kasus
(Wulandari, 2015) 3,176 kali lebih lebih besar terkena TB secara global
Tidak menjemur besar menderita penyakit TBC. karena gizi yang
kasur. (Azhar & TBC. buruk. (WHO, 2015)
Perwitasari, 2013)
Host (Penjamu)
Pernah Terinfeksi TBC Diabetes
HIV/AIDS Genetik
Sebelumnya Melitus
Orang yang hidup Alel HLA-DRA yang Individu yang Orang yang
dengan HIV 26 kali dimiliki masyarakat pernah terdiagnosa pernah didiagnosis
lebih mungkin India menyebabkan TBC 6.06 kali lipat DM oleh dokter
untuk terkena TB prevalensi TBC di bisa kembali berisiko 1,44 kali
daripada yang tidak. India lebih tinggi. terjangkit TBC. untuk terjadi TB
(WHO, 2015) dibanding yang tidak
pernah di diagnosis
DM.
Host (Penjamu)
Tempat Pernah Tinggal Pendidikan
Pekerjaan dengan Pasien TBC
Tinggal
Orang yang tinggal di Sebagian besar Orang yang pernah Orang yang
perkotaan 1,5 kali penderita TB Paru tinggal dengan berpendidikan
berisiko untuk adalah tidak penderita TB <SMP berisiko 1,48
berisiko 1,8 kali kali untuk terjadinya
terjadinya TB bekerja(53,8%)
mendapat TB TB dibanding
dibanding partisipan (Muaz, 2014) dibandingkan dengan
yang tinggal di dengan yang tidak berpendidikan
pedesaan. pernah tinggal >=SMP.
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMENGARUHI
KEJADIAN TBC
FAKTOR
LINGKUNGAN
01 02 03
Lingkungan Fisik Lingkungan Biologik Lingkungan Sosial Ekonomi
● Kondisi udara dan musim→ kelembaban ● Manusia → TBC bisa menular dari ● Wilayah dengan kepadatan penduduk
udara → makin tinggi kelembaban makin individu yang positif infeksius maupun tinggi → meningkatkan kasus TBC
tinggi kejadiannya; TBC lebih cepat tertular dari penderita TBC resisten obat ● Stratifikasi sosial menengah ke bawah →
menular pada musim hujan karena melalui kontak kausal maupun kontak minimnya akses yankes terjangkau dan
bakteri akan mati jika terkena sinar erat fasilitas rekreasi, tinggal di pemukiman
● Kondisi geologi → sifat fisik tanah basah ● Hewan → Mycobacterium bovis bisa kumuh, cenderung memiliki anak
→ udara menjadi lembab menular di antara hewan, khususnya banyak (berdesak-desakan), mengalami
● Kondisi geografi → di dataran tinggi sapi → bisa juga menular ke manusia status gizi kurang → rentan terinfeksi
maupun rendah sama-sama berisiko melalui air susu dan daging sapi agen kausa utama TBC
asalkan tempatnya lembab → terinfeksi yang tidak diolah secara baik
mendukung kehidupan agen
Daftar Pustaka
Ahmad, S. 2010. Pathogenesis, Immunology, and Diagnosis of Latent Mycobacterium tuberculosis Infection. Faculty of Medicine. Kuwait
University.
Azzahra, Z., 2017. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MULYOREJO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017. Skripsi, [online] Available at:
<http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1488/131000527.pdf?sequence=1&isAllowed=y> [Accessed 25
September 2021].
Kemenkes RI., 2018. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. [online] Pusdatin.kemkes.go.id. Available at:
<https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis-2018.pdf> [Accessed 23
September 2021].
Manalu, H. (2007) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya’. Puslitbang Ekologi & Status
Kesehatan.
Ozcaglar, C. et al. (2012) ‘Epidemiological models of Mycobacterium tuberculosis complex infections’, Mathematical Biosciences, 236(2),
pp. 77–96. doi: 10.1016/j.mbs.2012.02.003.
Parangibuan, L., Kristina, K., Perwitasari, D., Tejayanti,T., and Lolong, D., 2020. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis
Pada Umur 15 Tahun ke Atas di Indonesia. Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(1), pp. 10-17.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosa Dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta.
Ramadhan, R., Fitria, E. and Rosdiana, 2017. DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK
PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH. Loka Litbang Biomedis Aceh, [online] 4(2), p.74. Available
at: <https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/sel/article/download/1463/756> [Accessed 22 September 2021].
Repository.unimus.ac.id. n.d. [online] Available at: <http://repository.unimus.ac.id/1725/4/BAB%20II.pdf> [Accessed 22 September 2021].
Zuriya, Y., 2016. Hubungan Antara Faktor Host Dan Lingkungan Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskemas Pamulang Tahun
2016 (Bachelor's thesis, FKIK UIN Jakarta).
TERIMA KASIH