Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ANTOMI FISIOLOGI MANUSIA 2

“ TEKANAN DARAH ”

Disusun Oleh : Haykhal Ziki L.D 2004015212


Kelas : A2

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal dasar yang terlalu dibutuhkan dan penting bagi manusia. Setiap
manusia membawa keadaan fisik yang berbeda-beda, layaknya halnya tekanan darah
terhadap manusia yang mempengaruhi kebugaran dan kegiatan manusia sehari-hari.
Tekanan darah yang normal terlalu diinginkan oleh setiap manusia, dikarenakan bersama
keadaan yang normal manusia dapat mobilisasi aktivitasnya bersama nyaman tanpa adanya
gangguan.
Di era moderen ini, banyak timbul beraneka kasus perihal gangguan terhadap tekanan darah
terhadap manusia. Gangguan tersebut diantaranya tekanan darah tinggi yang dikenal
bersama sebutan hipertensi serta tekanan darah rendah yang kebanyakan disebut bersama
hipotensi. Hal tersebut dikarenakan beraneka faktor, yang meliputi pola hidup yang tidak
sehat, aspek lingkungan sekitar, dan kegiatan yang tidak sebanding bersama keadaan tubuh.
Oleh karena itu setiap manusia mesti menyadari tekanan darah terhadap dirinya sendiri.
Untuk itu diperlukan ilmu dan langkah-langkah pengukuran tekanan darah. Dengan
demikian setiap individu bisa untuk memelihara kesehatannya dan juga mengatur pola
hidupnya bersama dengan baik. Sehingga bisa hidup sehat dan lancar di dalam menjalankan
kegiatan kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tinjauan tekanan darah ?
2. Apa jenis-jenis tensimeter ?
3. Apa alat didalam mengukur tekanan darah ?
4. Bagaimana langkah mengukur tekanan darah ?
5. Apa hal-hal yang wajib diperhatikan didalam mengukur tekanan darah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan tekanan darah.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tensimeter.
3. Untuk mengetahui alat di dalam mengukur tekanan darah.
4. Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah.
5. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan di dalam mengukur tekanan darah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Tekanan Darah


2.1.1 Definisi tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong
bersama dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah
dalam proses arteri tubuh, adalah indicator yang baik perihal kebugaran kardiovaskuler.
Aliran darah mengalir pada sirkulasi dikarenakan pergantian tekanan. Darah mengalir dari
area yang tekanannya tinggi ke tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah
bersama dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum ejeksi berjalan
adalah tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri
mengundang tekanan diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan mimimal
yang mendesak dinding arteri pada tiap tiap waktu.
Unit standard untuk pengukran tekanan darah adalah minimeter air raksa (mm Hg).
Pengukur tandanya hingga setinggi mana tekanan darah bisa capai kolom air raksa.
Perbedaan pada tekanan sistolik dan distolik adalah tekanan nadi.
Tekanan darah adalah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah kala darah dipompa oleh jantung ke seluruh bagian tubuh manusia. Tekanan darah
dibikin bersama dengan mengambil dua ukuran dan umumnya diukur seperti berikut:
120/80 mmHg. Nomor atas (120) menyatakan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menyatakan tekanan
saat jantung beristirahat di pada pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam situasi
duduk atau berbaring.

2.1.2 Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung:


1. Metode langsung
Kateter arteri dimasukkan ke didalam arteri. Walaupun hasilnya benar-benar tepat, dapat
tapi metode pengukuran ini benar-benar beresiko dan dapat mengundang masalah
kesegaran lain (Smeltzer & Bare).

2. Metode tidak langsung


Dilakukan bersama mengfungsikan sphygmomanometer dan stetoskop.
Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur
tekanan yang terkait didalam manset.
2.1.3 Pembagian tekanan darah
Tekanan darah manusia sanggup digolongkan jadi tiga grup sebagai selanjutnya :
1. Tekanan darah rendah (hipotensi)
Tekanan darah rendah adalah kondisi tekanan darah yang lebih rendah berasal dari tekanan
yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ berasal dari badan tidak mendapat aliran
darah yang lumayan dan menyebabkan munculnya gejala hipotensi. Seseorang yang
memiliki tekanan darah yang rendah kebanyakan tidak sanggup untuk berdiri dan atau
duduk amat lama, sebab dapat timbul rasa pusing saat ia beranjak berasal dari posisi
sebelumnya, umpama saat duduk amat lama, lantas langsung berdiri tekanan darah dapat
memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah dapat meningkat secara cepat
kemudian kepala menjadi kunang-kunang atau pusing, lebih-lebih lebih dari satu
diantaranya sampai mengundang pingsan. Seseorang yang membawa tekanan darah rendah
perlu selagi lebih dari satu selagi untuk mengembalikan tekanan darah kembali normal.

2. Tekanan darah normal


Ukuran tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah di dalam kehidupan
seseorang beragam secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah
yang jauh lebih rendah berasal dari terhadap orang dewasa. Tekanan darah juga
terpengaruh oleh aktivits fisik. Tekanan dapat lebih tinggi terhadap selagi jalankan kegiatan
dan dapat lebih rendah saat beristirahat. Tekanan darah satu hari juga berbeda-beda paling
tinggi di selagi pagi hari dan paling rendah terhadap selagi tidur malam hari.

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)


Hipertensi sanggup didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,
2001). Wiryowidagdo (2002) menyebutkan bahwa hipertensi merupakan suatu kondisi
tekanan darah seseorang berada terhadap tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas
sanggup diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan konsisten menerus terhadap
tekanan darah yang disebabkan satu atau lebih dari satu segi yang tidak berjalan
sebagaimana harusnya di dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens,
2003).
Hipertensi sanggup dikelompokkan di dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial
(primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan model yang
hampir sering berjalan 95 prosen berasal dari masalah terjadinya hipertensi. Hipertensi
esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi segi style hidup layaknya kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan hipertensi sekunder berkisar 5 prosen berasal dari
masalah hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya
penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat-obatan khusus (Palmer, 2007).
2.1.4 Batasan Tekanan Darah

2.1.5 Tekanan Darah Berdasarkan Umur

Waktu yang dibutuhkan otot otot jantung selama sistol dalam keadaan istirahat kurang
lebih 0,27 detik dan diastol 0,53 detik sehingga satu kali denyut jantung membutuhkan kira
kira 0,80 detik. Artinya, frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70
sampai 75kali per menit. Frekuensi denyut jantung ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan
saraf parasimpatik. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
2.1 Tekanan darah dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal:
Faktor Internal (dalam)
1. Variasi diurnal tekanan darah
Pada lebih dari satu penelitian didapatkan bahwa tekanan darah meraih puncak
tertinggi terhadap pagi hari, puncak ke dua terhadap sore hari, alami penurunan
malam hari, paling rendah terhadap pas tidur hingga jam tiga hingga jam empat pagi,
lantas tekanan darah naik perlahan hingga bangun pagi di mana tekanan darah naik
secara cepat.Tekanan darah dapat banyak ragam hingga 40 mmHg didalam 24 jam.
2. Tidur dan bangun tidur
Menjelang bangun tidur tekanan darah meningkat 20 mmHg. Peningkatan tekanan
darah sistolik dan diastolik dapat naik sewaktu sudi bangun, lantas naik kembali
sesudah bangkit berasal dari tidur dan bergerak. Naiknya tekanan darah terhadap
awal pagi dapat membahayakan dan kebanyakan mati mendadak terjadi terhadap
pas tersebut.Umumnya sepanjang tidur, tekanan darah tidak banyak bervariasi.

3. Valsalva maneuver
Peristiwa mengedan (ekspirasi yang ditahan terhadap penutupan glottis)
meningkatkan tekanan intrathoraks supaya menghambat aliran balik vena dan
membawa dampak turunnya isi sekuncup dan tekanan nadi dan disertai refleks
takikardi. Bila manuver ini dihentikan, tekanan intrathoraks turun dan darah vena
yang menumpuk mengalir supaya meningkatkan isi sekuncup (mekanisme Frank
Starling). Akibatnya naiknya tekanan nadi membawa dampak timbulnya refleks
bradikardi secara dramatis.
Faktor eksternal (luar)
1. Umur
Tekanan darah seseorang bakal meningkat bersamaan bersama pertambahan umur,
karena makin berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh darah bersamaan
pertambahan usia. Hal ini membawa dampak peningkatan terhadap tekanan sistolik
dan diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh darah tidak
kembali retraksi secara fleksibel terhadap penurunan tekanan darah.

2. Jenis kelamin
Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, perihal ini
disebabkan wanita memimiliki hormon estrogen dan progesteron yang memelihara
pembuluh darah selamanya elastis, tetapi sesudah menopause, tekanan darah bakal
meningkat karena pembuluh darah jadi tidak elastis lagi.

3. Posisi tubuh
Jumlah darah arteri terhadap dasarnya ditentukan oleh jumlah darah yang
terkandung di didalam arteri tersebut. Variasi tekanan darah dapat terjadi bila
pasien mengambil alih posisi yang berbeda-beda. Tekanan darah didalam arteri
terhadap orang dewasa didalam situasi duduk atau posisi berbaring terhadap pas
istirahat lebih kurang 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat berasal
dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah terpengaruh oleh
keadaan-keadaan yang memengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi
sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke
jantung.

4. Kondisi area Pemeriksaan Suhu ruang


ketenangan dan kenyamanan terhadap ruang periksa yang nyaman wajib
diperhatikan. Suhu ruang yang sangat dingin dapat meningkatkan tekanan darah.
Suhu ruangan yang baik adalah suhu ruangan normal yakni berkisar 20-25 derajat
celcius.

5. Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu seperti stres bakal meningkatkan tekanan darah
bersama meningkatkan kandungan kolesterol serum yang bakal melemahkan dan
menyebabkan kerusakan pelapis pembuluh darah, sediakan tempat bagi
mengendapnya lipid supaya terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit,
tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik.

6. Olahraga
Sebuah penelitian menyatakan bahwa kegiatan fisik dapat turunkan tekanan darah
terhadap individu yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Olahraga secara
tertib dapat menyerap atau menyingkirkan endapan kolesterol terhadap pembuluh
darah.

7. Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT berkorelasi bersama tekanan darah, terlebih tekanan darah sistolik. IMT dapat
digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena risiko
penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan
kelebihan berat badan jika IMT ≥ 25 dan dikatakan obesitas bila ≥30. Berat badan
dan IMT berkorelasi segera bersama tekanan darah terlebih tekanan darah sistolik
bilamana 5 kg berasal dari berat badan yang berlebih hilang maka bakal turunkan 2-
10 poin tekanan darah sistolik.

8. Letak tempat pengukuran


Untuk mengukur tekanan darah yang akurat dibutuhkan posisi lengan atas yang
sejajar bersama jantung untuk menhindari pengaruh berasal dari tekanan
hidrostatik. Terdapat peningkatan tekanan lebih kurang 5-6 mmHg ketika lengan
diturunkan berasal dari posisi vertikal dan horizontal. Untuk menghindari kekeliruan
pembacaan, maka posisi lengan atas wajib sejajar bersama jantung. Pada setiap 2,5
cm di atas atau di bawah tingkat jantung bakal beri tambahan perbedaan
pembacaan lebih kurang 1-2 mmHg. Posisi lengan yang lebih rendah berasal dari
tingkat jantung bakal menghasilkan nilai sistolik dan diastolik yang tinggi

Faktor-Faktor lainya yang mempengaruhi Tekanan Darah Yaitu:


1. Jantung
Sistem Kardiovaskuler mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke
jantung, yaitu dengan cara jantung berkontraksidan berelaksasi. Perubahan hemodinamik
dalam sistem tersebut menyebabkan perubahan tekanan dan mengakibatkan terjadinya
peristiwaaliran darah di dalam sistem kardiovaskular tersebut. Jantung dapat
mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan dengan curah jantung. Curah jantung
dapat berubah – ubah bergantung pada tingkat aktivitas seseorang, usia, tingkat
metabolisme tubuh danukuran tubuh. Ada dua faktor yang mempengaruhi curah jantung,
yaitu isi sekuncup dan denyut jantung. Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh rangsang
saraf simpatis dan parasimpatis. Rangsang pada saraf simpatisakan meningkatkan frekuensi
denyut jantung serta meningkatkan kontraktilitas miokardium sehingga akan menambah isi
sekuncup.
Menurut Frank Starling, apabila jumlah darah yang mengalir kejantung meningkat, maka
akan menyebabkan dinding ruang jantung meregang sehingga otot berkontraksi lebih kuat
lagi. Oleh karena itu, semua penambahan darah yang kembali ke jantung akan dipompa
masuk lagi ke sirkulasi secara otomatis.
2. Tahanan perifer
Tahanan adalah penghalang terhadap aliran darah dalam pembuluh,tidak dapat diukur
secara langsung, tetapi dapat dihitung dari pengukuranaliran darah dan perbedaan tekanan
dalam pembuluh. Sedangkan tahananperifer total adalah keseluruhan tahanan yang
terdapat di sirkulasisistemik. Pengaruh tahanan perifer pada tekanan darah disebabkan oleh
perubahan diameter pembuluh darah tepi, terutama pada arteriol. Perubahan pada
diameter arteriol akan mengakibatkan perubahan padatahanan perifer total sehingga
terjadi perubahan tekanan darah. Karena tekanan darah dapat ditentukan oleh perkalian
curah jantung dengan tahanan perifer. Adanya perubahan pada salah satu dari kedua faktor
tersebut dapat mengubah nilai tekanan darah.
3. Volume darah
Volume darah dalam tubuh dipengaruhi oleh volume cairan ekstraseluler, sehingga
peningkatan volume cairan ekstraseluler akan meningkatkan volume darah. Peningkatan
volume darah akan meningkatkan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata yang kemudian
akanmeningkatkan aliran balik darah vena ke jantung sehingga menyebabkan peningkatan
curah jantung. Peningkatan curah jantung ini pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan
darah. Bila kehilangan darah terlalu banyak, maka tekanan darah menurun, seperti pada
kasus perdarahan.
Bila perdarahan tidak terlalu banyak maka dengan penambahan cairanatau darah jumlah
darah akan kembali normal. Sebaliknya, bila perdarahan banyak dan penambahan cairan
atau darah tidak dapat mengembalikan volume darah, maka tekanan darah tidak akan
meningkat kembali sehingga organ - organ vital akan kekurangan darah.
4. Viskositas darah
Viskositas darah adalah kekentalan darah sebagai zat cair yang banyak mengandung unsur
kimia. Viskositas darah dipengaruhi oleh hematokrit sehingga peningkatan hematokrit akan
meningkatkan viskositas darah. Bila viskositas darah meningkat maka diperlukan tenaga
yang lebih besar untuk memompa darah pada jarak tertentu dan alirannya akan lebih
lambat. Hal ini disebabkan karena gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah dan
pembuluhnya meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Gesekan ini menentukan
ukuran koefisien angkat viskositas, sebaliknya bila viskositas darah menurun, maka gesekan
antara lapisan darah dan pembuluhnya akan menurun dan tekanan darah akan turun.
5. Distensibilitas dinding pembuluh darah
Ciri khas sistem vaskular yang penting adalah semua pembuluh darahbersifat distensibilitas,
misalnya arteriol akan berdilatasi dan menurunkantegangannya ketika tekanan di dalam
arteriol meningkat. Hal inimengakibatkan bila terjadi peningkatan aliran darah berarti
disebabkan tidak hanya peningkatan tekanan darah tetapi juga akibat penurunan tahanan.
Peran penting lain distensibilitas vaskular adalah dalam sistemsirkulasi, contohnya yaitu sifat
distensibilitas arteri memungkinkan vaskular untuk menyalurkan curah jantung yang bersifat
pulsatil danmerata-ratakan pulsasi tekanan. Hal ini menimbulkan aliran darah yang
berlangsung terus-menerus dan hampir lancar sempurna melalui pembuluh darah yang
sangat kecil dalam jaringan.
Pembuluh darah yang memiliki distensibilitas tertinggi yaitu vena, bahkan dengan
peningkatan tekanan yang sedikit saja sudah dapatmenampung 0,5-1 liter darah tambahan,
oleh karena itu, vena menyediakan fungsi penampung untuk menyimpan sejumlah besar
darah yang dapat digunakan kapan saja dibutuhkan di manapun dalam sirkulasi.
2.2 Jenis-Jenis Tensimeter
Ada 2 model tensimeter
1. Tensimeter air raksa
Tensimeter raksa adalah alat pengukur tekanan darah yang berbahan dasar raksa
sebagai indicator pengukuran. Tensimeter model ini miliki kelebihan terhadap
tingkat akurasi yang terlalu bagus.

Merupakan tensimeter konvensional. Tensimeter air raksa sedikit berbahaya


sekiranya alat pecah dan hingga terpapar kulit. Tingkat keakuratan manual jauh lebih
tinggi berasal dari yang digital, bahkan memicu keracunan logam berat mercury.

2. Tensimeter digital
Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfaedah untuk mengukur
tekanan darah yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital itu akurat,
tidak sama bersama tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk
mendengarkan nada sebagai berarti tekanan sistolik dan diastolic.
Tensimeter digital miliki lebih dari satu kelebihan dan kelemahan, sebagai selanjutnya :
Ø Keunggulan yaitu:
1) Aman, karena tidak memanfaatkan air raksa yang berbahaya radiasi logam berat.
2) Praktis, hasil pengukuran langsung ditampilkan terhadap layar digital.
3) Multifitur, alat ini biasanya ditambah termasuk bersama lebih dari satu fitur lain
yang bermanfaat. Seperti grafik tekanan darah (apakah drah normal atau tidak) dan
fitur irreirreguler heart beat.
4) Tidak perlu pelatihan tertentu untuk menggunakannya karena cara penggunaanya
tidak jauh beda bersama tensimeter air raksa.

Ø Kelemahan yakni :
1) Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah.
2) Akurasi pengukuran terhadap tensimeter digital dipengaruhi oleh banyak faktor
yakni kondisi baterai (daya), umur pemakaian (semakin lama pemakaian makin
mengalami penurunan tingkat akurasi) dan teknologi produk.

2.3 Alat di dalam Mengukur Tekanan Darah


Alat-alat :
1. Meja periksa / tempat tidur
2. Stopwatch / arloji (jam)
3. Sphygmomanometer (tensimeter)
4. Manometer air raksa + klep pembuka penutup
5. Manset udara
6. Selang karet
7. Pompa udara berasal dari karet

2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah


1. Tempat pengukuran : Tempat pengukuran tekanan darah adalah pada lengan, kaki, paha,
dan lengan bawah.
2. Persiapan Pasien
1) Jelaskan procedure dan jelaskan klien istirahat sedikitnya 5 menit sebelum
saat pengukuran.
2) Pastikan bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah klien dalam posisi duduk
atau berbaring. (bergantian, ukur beberapa kali dengan posisi duduk dan
berbaring untuk mengukur dampak perubahan postura).
3. Mengukur tekanan darah
1) Siapkan alat didekat pasien dan memberitahu pasien tentang prosedur pemeriksaan
2) Cuci tangan dan keringkan
(Pencegahan infeksi sebelum saat melaksanakan tindakan)
3) Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal/ oleh bantal atau
buku. Telapak tangan menghadap keatas.
4) Pastikan lengan atas bebas dari pakaian (untuk mencegah konstriksi dan
memudahkan untuk memasang manset) Agar pengukuran lebih akurat
5) Palpasi arteri Brachial, tempatkan manset ± 2,5 cm diatas arteri berikut dan anggota
sedang bladder gunakan diatas arteri tersebut, gunakan manset mengelilingi lengan
atas berikut dan kaitkan ujungnya.
6) Gunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat
dibagian depan siku.
7) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa (Agar kontrol lebih akurat)
8) Gunakan stetoskop dan yakinkan nada terdengar bersih (Agar pendengaran lebih
jelas)
9) Tutup katup dan kunci sampai rapat lantas pompa bola manometer sampai 30
mmhg diatas tekanan systolic
(Untuk menegaskan keakuratan pengukuran tekanan sistol)
10) Buka katup secara perlahan – lahan ± 2 – 3 mmhg/detik (Apabila penurunan air
raksa benar-benar cepat atau benar-benar lambat mampu sebabkan hasil yang tidak
akurat)
11) Keluarkan hawa dari manset secara berangsur – angsur dan memperhatikan angka
pada manometer waktu terdengar bunyi (dup) pertama dan memperhatikan nada
keras yang terakhir.
Kemudian keluarkan seluruh hawa dari manset dengan cepat
suara pertama yang terdengar merupakan indikasi tekanan systolik dan bunyi paling
akhir tunjukkan indikasi tekanan diastolic.
12) Buka manset dari lengan pasien
13) Catat hasil kontrol pada buku catatan (Untuk pendokumentasian)
14) Beritahu pasien hasil tekanan darahnya
15) Cuci tangan dan keringkan (Mencegah transmisi organisme)

2.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengukur Tekanan Darah


1. Tentukan anatomi terbaik untuk pengukuran tekanan darah. Hindari penempatan manset
sementara kateter infuse berada di fosa antekubital dan cairan sedang diteteskan.
2. Jangan menepatkan manset ke ekstremitas dimana terpasang shunt arterivena, visual
atau cangkokan (graft).
3. Hindari lengan disisi dimana telah ditunaikan operasi payudara atau ketiak dan
pengangkatan jaringan limfe.
4. Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau andaikan lengan
bawah telah diamputasi atau tertutup gips atau balutan yang keras.
5. Pengukuran tekanan darah boleh ditunaikan pada posisi duduk ataupun berbaring.
namun yang penting, lengan tangan harus sanggup ditempatkan dengan santai.
6. Pengukuran tekanan darah di dalam posisi duduk, bakal menambahkan angka yang agak
lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, biarpun selisihnya relatif kecil.
7. tekanan darah termasuk dipengaruhi situasi sementara pengukuran. Pada orang yang
baru bangun tidur bakal didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan
darah basal. tekanan darah yang diukur setelah berlangsung kaki atau aktifitas fisik lain
bakal memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darh kasual. Oleh sebab itu,
sebelum akan pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya beristirhat duduk santai
sekurang-kurangnya sepuluh menit. Tekanan darah sistolik bakal berubah-ubah cocok
dengan kegiatan yang dikerjakan, sedang tekanan darah diastolik relatif ttidak berubah.
pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali berturut-
turut. kalau hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah.
8. Ukuran manset (cuff) harus cocok dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus
mengelilingi 80 prosen lengan dan termasuk dua pertiga berasal dari panjang lengan atas.
untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang berlainan untuk anak, dewasa dan
orang gemuk.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri, kala darah
dipompa oleh jantung ke semua bagian tubuh manusia. Pengukuran tekanan darah secara
benar sangatlah mutlak untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi tanggapan
pengobatan antihipertensi.
Terdapat lebih dari satu penyakit yang berlangsung ada kelainan atau problem pada proses
transportasi tubuh kita, pada lain anemia, hemofilia, hipertensi, hipotensi, varises, penyakit
kuning bayi, sklerosis, miokarditis, trombus, dan leukimia.
3.2 Saran
Mengingat pentingnya kesehatan, terutama dalam mengetahui keadaan tubuh baik dalam
keadaan sehat maupun sakit sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara
teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L, dkk.2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC

Gunawan, Lany.2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius

Johnson, Joyce Young, dkk.2005. Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC

RN, Potter.1996. Pengkajian Kesehatan. Jakarta: EGC

Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai