Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haykhal Ziki L.

D
NIM/Kelas : 2004015212/3B
Mata Kuliah : Ibadah Akhlak
Dosen Pengampu : Dr. Johnst. Iskandar, M.Pd. I

1. Definisi, Urgensi dan kedudukan Ibadah

Definisi Ibadah
Kata ibadah terambil dari kata ‘abada menurut bahasa artinya taat (bahasa arab, tha’at).
Taat itu sendiri artinya patuh, tunduk dengan setunduk- tunduknya, artinya mengikuti semua
perintah dan menjauhi semua larangannya . Makna asli dari ibadah itu menghamba, dapat pula
diartikan sebagai bentuk perbuatan yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Rasulullah menggambarkan ibadah sebagai sebuah pohon yang subur yang memiliki
banyak cabang, buah dan berakar kuat, masing-masing cabang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan bahkan saling menguatkan baik dalam bentuk ibadah individual seperti sholat puasa
maupun ibadah sosial yang kelihatan remeh seperti menghilangkan bahaya dalam jalan. Secara
umum pengertian ibadah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ibadah dalam pengertian umum
dan ibadah dalam pengertian khusus . ibadah dalam pengertian umum ialah segala aktivitas jiwa
dan raga manusia (makhluk, yang diciptakan) yang ditujukan kepada Allah (al-khaliq, sang maha
pencipta), sebagai tanda ketundukan dan kepatuhan hamba tersebut kepada-Nya.

Urgensi ibadah
Beribadah hakikatnya ditujukan kepada allah swt akan tetapi allah tidak memiliki
kebutuhan maupun kepentingan apapun terhadap perbuatan hamba-hambanya. Allah
menegaskan hukum atau aturan-aturan tentang ibadah dan tata caranya, namun kepentingan
maupun manfaat ibadah itu justru untuk si pelaku ibadah/orang yang melakukan ibadah itu
sendiri.

Kedudukan ibadah dalam islam


Dalam islam kedudukan ibadah menempati posisi yang paling tinggi dan penting serta
menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Namun tujuan islam mendirikan ibadah
bukanlah untuk  ibadah saja . ibadah dalam islam adalah semua perbuatan manusia yang
diarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual maupun ibadah sosial.

2. Tujuan, macam dan prinsip ibadah

Tujuan ibadah
terwujudnya rahmat bagi seluruh alam semesta itu pada hakekatnya merupakan tujuan
dari ibadah itu sendiri. Namun perlu juga ditegaskan disini bahwa ibadah itu sendiri hanya
sebagai washilah/perantara,metode atau cara. Sama sekali bukan sebagai ghayah,tujuan maka
perwujudan ibadah berlebih-lebihan tidak dibenarkan menurut ajaran islam.
Macam-macam ibadah :
Dilihat secara umum:
1. Ibadah khassah/mahdhah contohnya solat.
2. ibadah ‘ammah/ghairu mahdhah contohnya mencari nafkah.

Dari sisi kepentingannya:


1. Fadrdhy contoh solat,puasa
2. Ijtima’iy contoh zakat.

Dari sisi hukum:


1. Wajib contoh solat,puasa,zakat.
2. Sunnah contoh solat sunnah,sedekah.

Ditinjau dari pelaksanaan:


1. Ibadah jasmaniyah-ruhaniyah contoh solat dan puasa.
2. Ibadah ruhaniyah-maaliyah contoh zakat
3. Ibadah jasmaniyah-ruhaniyah-maliyah contoh haji.

Ditinjau dari waktunya:


1. Muwaqqat (terikat waktu) contoh solat,puasa
2. Ghairu muwaqqat (tidak terikat waktu) contoh berdzikir, bersedekah.
3. Hubungan ibadah dengan akhlak
.
Prinsip ibadah
1. Tauhid
2. Ikhlas
3. Ada Perintah/Ketentuan
“Ashal (Hukum pokok) terhadap ibadah itu batal atau haram (tidak boleh dikerjakan)
sehingga ada dalil yang memerintahkannya”.
4. Tanpa Perantara
Islam sebagai agama lebih mempertegas bahwa hubungan manusia dengan Tuhan
(melalui ibadah) tidak perlu dengan perantara apa-apa, dan melalui siapa pun. Manusia
harus melakukan langsung dengan Allah SWT.
Hubungan ibadah dan akhlak

1. Dimansi Eksoteris
Dimensi eksoteris dalam beribadah adalah mengamalkan praktek ibadah, yang
bersifat lahiriah sesuai dengan tuntunan syari’at.

2. Dimensi Esoteris
Ibadah dalam dimensi esoteris lebih tertuju kepada kandungan makna ibadah itu
sendiri yang diiringi rasa keihklasan untuk mendapatkan ridha Ilahi.Pelaksanaan ibadah
harus mencapai esensi dan hakikat tujuannya, yang akan memberi dampak positif bagi
sipelaku sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai