Nim : 2007612008
No Absen :9
Mata Kuliah : Pelaporan Korporat
Tanggal : Selasa 2 November 2021
1. Terdapat dua konsep modal dalam pelaporan keuangan, yaitu konsep modal keuangan
dan konsep modal fisik. Dua konsep modal ini menghasilkan dua konsep
pemeliharaan modal, yaitu: konsep pemeliharaan modal keuangan dan konsep
pemeliharaan modal fisik. Mohon uraikan perbedaan kedua konsep modal dan kedua
konsep pemeliharaan modal ini. Menurut Anda, apakah perbedaan konsep-konsep
tersebut akan berakibat pada perbedaan pendekatan dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi? Jelaskan.
Jawaban:
- Perbedaan konsep modal keuangan dengan konsep modal fisik adalah:
Konsep modal keuangan menganggap laba hanya diperoleh kalau nilai uang (nilai
finansial) dari aset bersih pada akhir suatu periode usaha melebihi awal periode,
setelah memperhitungkan kembali penyetoran dan atau penarikan modal oleh pemilik.
Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan satuan moneter nominal atau dalam satuan
daya beli yang konstan. Konsep modal keuangan ini seharusnya dianut kalau pemakai
laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau
daya beli dari modal yang diinvestasikan. Pemilihan jenis modal keuangan yang ingin
dipelihara akan menentukan dasar pengukuran biaya yang harus digunakan.
Sedangkan konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai
kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, misalnya, unit output per hari.
Konsep ini menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost) dan digunakan
pemakai informasi bila berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas.
- Perbedaan konsep pemeliharaan modal keuangan dengan konsep pemeliharaan modal
fisik adalah:
Konsep pemeliharaan modal keuangan mengukur modal dalam satuan moneter
nominal, dan laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama periode
usaha. Kenaikan harga aset yang dimiliki meskipun dapat dianggap telah terjadi
keuntungan atas pemilikan (holding gains), tapi tidak dapat diakui dan dilaporkan
sebagai suatu keuntungan sebelum aset tersebut benar-benar telah dilepaskan dalam
suatu transaksi pertukaran, yaitu dijual atau ditukar dengan aset lain atau digunakan
untuk melunaskan suatu liabilitas. Sedangkan konsep pemeliharaan modal fisik
mengartikan laba sebagai adanya kenaikan modal dalam kapasitas produktif fisik
selama suatu periode usaha. Semua perubahan harga yang mempengaruhi aset dan
liabilitas entitas dipandang sebagai perubahan dalam engukuran kapasitas produktif
fisik entitas; karena itu jumlahnya diperlakukan sebagai penyesuaianan pemeliharaan
modal yang merupakan bagian ekuitas dan bukan merupakan laba.
- Menurut saya iya, karena pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan
modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Pemilihan alternatif tekanan dan menjaga keseimbangan antar karakteristik
kualitatif keandalan dan relevansi merupakan pertimbangan yang harus dilakukan
secara seksama dan bijak untuk menentukan model akuntansi yang berlaku. Namun
konsep dasar dari IAS/IFRS menjelaskan kedua konsep pemeliharaan modal dan tidak
dengan jelas memilih konsep mana yang harus dipilih atau diumumkan. Selama
proses konvergensi IFRS masih berlangsung dan standar akuntansi nasional di
mancanegara masih mencari keseimbangan antara karakteristik keandalan dan relevan
informasi laporan keuangan, dualisme tersebut kiranya memang sulit dihindarkan.
4. Produk agrikultur merupakan produk yang diapanen dari aset biologis. Bagaimanakah
perlakuan akuntansi ketika suatu perusahaan memanen produk agrikultur ini?
Bagaimankah perlakuan akuntansi ketika perusahaan bersangkutan menjual produk
agrikultur tersebut? Menurut Anda, apakah terjadi pencatatan arus masuk manfaat
ekonomi lebih dari satu kali ke dalam perusahaan tersebut sejak perusahaan memanen
hingga menjual?
Jawaban:
- Perlakuan akuntansi ketika suatu perusahaan memanen produk agrikultur
Menurut PSAK 69:
1) Aset biologis dinilai sebesar nilai wajar dikurangi biaya penjualan (point-of-sales
costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal pelaporan;
2) Sedangkan produk agrikultur dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point of sale costs) pada pengakuan pertama saja;
3) Biaya penjualan adalah biaya inkremental yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk pelepasan aset, tidak termasuk beban pembiayaan dan pajak penghasilan;
4) Perubahan nilai aset diakui sebagai pendapatan utama dalam laba/rugi periode
berjalan; dan
5) Pengungkapan yang disyaratkan lebih banyak, terutama terkait pertumbuhan/
perkembangan aset biologis.
Pengakuan, entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur jika dan hanya jika:
1) Entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
2) Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aset biologis
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
3) Nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara handal.
Pengukuran, aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya penjualan, kecuali nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal. Sedangkan produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada titik panen. Dalam hal nilai wajar
tidak dapat diukur secara andal, aset biologis diukur pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Keuntungan dan Kerugian:
Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal aset biologis pada nilai
wajar dikurangi biaya penjualan dan dari perubahan nilai wajar setiap akhir periode pelaporan
dikurangi biaya penjualan aset tersebut ditambah keuntungan atau kerugian yang timbul pada
saat pengakuan awal produk agrikultur pada nilai wajar dikurangi biaya penjualan diakui
sebagai laba/rugi pada periode dimana keuntungan atau kerugian tersebut terjadi.
- Perlakuan akuntansi ketika perusahaan bersangkutan menjual produk agrikultur
Pengukuran asset biologis pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sering terkendala
ketika perusahaan tidak mampu mengukur nilai wajar secara andal. Ketidakmampuan
perusahaan untuk mengukur nilai wajar secara andal harus dibuktikan dengan tidak
tersedianya harga kuotasi pasar dan alternatif pengukuran nilai wajar secara jelas tidak dapat
diandalkan pada saat pengakuan awal. Ketika kondisi ini terjadi, maka asset biologis diukur
pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Asumsi bahwa nilai wajar asset biologis tidak dapat diukur secara andal harus dibuktikan
pada pengakuan awal. Sebagai konsekuensinya, ketika suatu asset biologis sebelumnya telah
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, maka selanjutnya asset biologis
tersebut harus tetap diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sampai pada saat
pelepasan.
- Apakah terjadi pencatatan arus masuk manfaat ekonomi lebih dari satu kali ke dalam
perusahaan tersebut sejak perusahaan memanen hingga menjual?
Menurut pendapat saya, hal ini dapat terjadi, pencatatan arus masuk manfaat ekonomi lebih
dari satu kali ke dalam perusahaan tersebut sejak perusahaan memanen hingga menjual.
Dikarenakan, pada pengakuan awal, asset biologis diakui jika memenuhi kriteria besar
kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan asset biologis tersebut akan
mengalir ke perusahaan. perusahaan yang mengusahakan peternakan, kehutanan, tanaman
semusim atau tahunan, budidaya kebun, kebun bunga, dan perikanan harus menerapkan
standar akuntansi keuangan khusus untuk agrikultur yakni Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 69. Perusahaan mengukur baik aset biologis maupun produk agrikultur
yang dipanennya pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Dasar penentuan atribut
mengikuti pasar sebagai dasar penentuan harga. Nilai wajar harus mencerminkan kondisi
pasar saat ini dimana penjual dan pembeli bertransaksi. Produk agrikultur yang dipanen dari
aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada titik panen.
Dalam hal nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, aset biologis diukur pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
- Perbandingan Standar Akuntansi Sewa PSAK 30 Sebelum dan Sesudah Adopsi IFRS
serta PSAK 73 Accounting Standard Board (FASB) yaitu US GAAP (United States
Generally Accepted Accounting Principles). Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
(PABU). Penerapan IFRS di Indonesia mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2012
dimana PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang ada sebagian besar
telah mengadopsi IFRS. Fase kedua adopsi IFRS di Indonesia adalah dari tahun 2012
sampai dengan tahun Fase selanjutnya sampai dengan saat ini, Indonesia melalui
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK-IAI) telah berkomitmen untuk menjaga
gap antara IFRS dan PSAK hanya untuk satu tahun. IFRS memiliki karakteristik yaitu
berbasis prinsip (principles based), banyak menggunakan nilai wajar (fair value),
banyak menggunakan professional judgment, serta banyaknya pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan. Principles based memberikan acuan secara umum
bagaimana transaksi akuntansi diterapkan. Hal ini berbeda dengan US GAAP yang
menggunakan basis aturan (ruled based). Dalam basis aturan, perlakuan akuntansi
harus diterapkan sesuai dengan aturan yang ada dalam kondisi kondisi tertentu.
Misalnya, sebelum berlakunya PSAK terkini berbasis IFRS, terdapat PSAK khusus
untuk jenis-jenis industri tertentu misalnya PSAK telekomunikasi, kehutanan, dan
koperasi. PSAK-PSAK tersebut kini telah dicabut, artinya industri-industri tersebut
sekarang harus menggunakan PSAK berbasis IFRS yang lebih umum.
Ciri yang kedua yaitu banyak perkiraan-perkiraan dalam perusahaan yang nilai
pasarnya cenderung fluktuatif, penyesuaianan terhadap nilai pasar ini merupakan
salah satu ciri IFRS. Terkait dengan ciri yang ketiga dimana IFRS memberikan
prinsip prinsip dasar yang bisa dijadikan acuan dalam penerapan apakah suatu
transaksi memenuhi kriteria yang dimaksud dalam standar atau tidak, oleh karena itu
diperlukan professional judgment untuk mendapat kesimpulan tertentu, serta
pengungkapan yang lebih luas diperlukan saat perusahaan menggunakan professional
judgment dalam menentukan kesimpulan akuntansi yang sesuai dengan principle
based. Salah satu PSAK yang berubah serta berdampak signifikan adalah PSAK
tentang sewa dimana PSAK ini mengalami semua fase yang ada. Dimulai dari PSAK
30 Sewa yang berbasis aturan sebelum 1 Januari 2012, lalu diubah menjadi PSAK
Sewa yang berbasis prinsip yang berlaku 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember
2019, dan yang terakhir PSAK 73 yang lebih bersifat aturan dibandingkan prinsip
yang mulai berlaku efektif 1 Januari Hampir dapat dipastikan bahwa setiap
perusahaan memiliki aset sewa, oleh karena itu tulisan ini akan membahas bagaimana
perbedaan dan dampak perlakuan akuntansi dan laporan keuangan dengan adanya
perubahan standar akuntansi untuk sewa.