Anda di halaman 1dari 1

Perawatan paliatif adalah perawatan yang diberikan kepada pasien dengan penyakit yang dapat

mengancam jiwa. Perawatan paliatif memberikan penanganan secara menyeluruh mulai dari
mengatasi nyeri dan gejala lain yang dialami pasien, juga menyediakan pendampingan
psikologis, sosial, dan spiritual.  
“Tujuan dari perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya,”
kata dr. Yuddi Gumara Sp. An (K), KMN, kepala instalasi perawatan paliatif Rumah Sakit Kanker
Dharmais dalam wawancaranya dengan Hello Sehat.
“Bagi pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa, yang membuatnya merasa sakit itu bukan
hanya dari penyakitnya tapi juga dari berbagai aspek kehidupan lain yang ikut terganggu,” papar
Yudi selanjutnya.
Rasa nyeri yang dialami pasien kanker itu bisa membuatnya kesulitan tidur, makan, uring-
uringan atau marah-marah terhadap orang sekitar, dan sulit melakukan aktivitas lainnya. Maka
menangani nyeri yang dirasakan akan membuatnya lebih tenang dan bisa melakukan aktivitas
tersebut. 
Di Indonesia masih banyak yang menganggap perawatan paliatif hanya diperuntukkan bagi
pasien yang telah menjelang ajal. 
“Sehingga dalam praktiknya ketika ada pasien yang dirujuk ke instalasi perawatan paliatif,
banyak yang menolak dengan alasan takut,” kata Yuddi.
Perawatan paliatif bukan berarti dokter telah menyerah untuk menyembuhkan pasien. Tapi ini
merupakan pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Perawatan paliatif bukan vonis kematian
Perawatan paliatif pada pasien kanker bisa dimulai sejak saat pasien didiagnosis. Perawatan ini
bisa dimulai kapan saja ketika kualitas hidupnya menurun atau ketika semangat pasien menurun
lalu menganggap dirinya tidak punya harapan sembuh.  
“Bahkan bagi pasien yang belum terdiagnosis tapi sudah mengalami gejala yang mengarah
kepada kanker, kondisi ini seringkali sudah memengaruhi kualitas hidup pasien,” jelas Yuddi.
Pada tahap ini, perawatan paliatif akan memberikan dukungan psikolog agar pasien tidak putus
asa, menangani nyeri, dan mengatasi luka kanker. Sementara itu, dokter kanker akan
menyiapkan penanganan medis yang sesuai untuk mengobati kankernya. Perawatan paliatif
juga mungkin diperlukan saat menjalani pengobatan kanker.

1. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC(FU), dokter paliatif Rumah Sakit Kanker Dharmais
mengatakan bahwa perjalanan pasien kanker itu tidak ringan. Karena itu butuh dukungan
dalam aspek kehidupan lainnya agar pengobatan sesuai dengan yang diharapkan.

“Masalah komunikasi, masalah informasi, masalah pengambilan keputusan itu perlu didiskusikan
untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal ,” jelas Maria.
Misalnya keputusan untuk melakukan operasi atau tidak. Keputusan ini seringkali membuat
perdebatan antar anggota keluarga. Perawatan paliatif akan dapat memberikan ruang mediasi
bagi keluarga demikian juga. Gejala harus di tatalaksana secara adekuat agar tercapai kualitas
hidup yang baik
Contoh selanjutnya adalah pendampingan psikologi pada keluarga. Sebab, papar Maria, tidak
jarang seseorang dapat merasa bersalah atas penyakit yang diderita pasangannya. Maka
pendampingan dari perawatan paliatif itu dibutuhkan. 
Jika keluarga tidak bisa menemani ke rumah sakit, perawatan paliatif Rumah Sakit Kanker
Dharmais juga memiliki relawan yang siap menggantikan anggota keluarga menemani pasien
saat terapi.
“Di dalam perawatan paliatif kita sangat memperhatikan kebutuhan pasien. Hubungan yang
dekat dengan pasien diperlukan untuk memahami apa yang dirasakan, ketakutan, kekhawatiran,
dan harapannya,” ujar Maria menjelaskan. 

Anda mungkin juga menyukai