Anda di halaman 1dari 7

STUDI LITERATUR PENGENDALIAN HIGIENE N DAN

SANITASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HIDUP SEHAT


PADA MASYARAKAT PAPUA

Oleh

WERSON WENDA

20140811014166

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran

Pada universitas cenderawasih

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembagan dan kemajuan Negara, tentu persoalan hygiene dan


sanitasi menjadi perhatian utama dalam upaya pencegahan maupun pengendalian
untuk peningkatan kesehatan personal, lingkungan, masyarakat dan social pada
umumnya. Hygiene dan sanitasi merupakan satu kesatuan yang berkaitan erat
dalam penentuan kesehatan hidup sehat.

Hygiene merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga


kesehatan yang bersifat terus menerus sebagai kebiasaan untuk hidup sehat.
Sedangkan sanitasi lebih kepada kondisi kesehatan masyarakat yang
sehubungan dengan kesiapan dan pengunaan air bersih, pengelolaan serta
pembuangan sampah manusia demi mencegah kontak langsung dengan manusia.

Undang-undang tahun 2019 tentang kesehatan pada Nomor 36 menjelaskan


bahwa usaha pada kesehatan lingkungan ditetapkan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang
tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang
tercemar, dan makanan yang terkontaminasi. Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan
lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari
faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO,
kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar
tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk
mempengaruhi kesehatan

Ketersediaan sarana air, sanitasi, hygiene atau kebersihan yang dikenal secara
global dengan istilah Water, sanitasion, and hygiene (WASH) yang merupakan
aspek penting dalam mutu pelayanan kesehatan masyarakat dimana tentang
terkait kualitas, keadilan dan martabat masyarakat.

Tingkat air bersih, sanitasi dan hygiene di Negara-Negara maju menurut kajian
World healt organization dinyatakan sangat baik, sementara higiene dan sanitasi
di Negara-negara dengan penghasilan rendah -sedang, Negara berkembang,
masih dikatakan rendah. Dalam pemaparan kesehatan perlindugan anak, WHO
menyatakan anak-anak dari usia 0 -14 tahun sangat rentang mengalami penyakit
menular, yang berhungan dengan ketersediaan air, hygiene dan sanitasi dari
lingkungan mereka tinggal, tempat mereka belajar, dan bermain. Sekitar 5 juta
anak meninggal setiap tahun sehubungan dengan pemaparan lingkungan sekitar
mereka.

Tindakan sederhana yang dapat menyelamatkan masyarakat dalam kematian


yang disebabkan oleh penyakit lingkungan seperti penyakit saluran pernapasan,
penyakit yang ditularkan melalui vector misalnuya malaria dan diare. Pemaparan
penyakit ini diyakini dapat diatasi melalui peningkatan higiena dan sanitasi
dengan beberapa isu prioritas: keamanan air rumah tangga, kebersihan, dan
sanitasi, polusi udara, vector penyakit, bahaya penyakit, perhatian pada cederah
dan kecelakaan.
Dalam penanganan penularan sarcov-2 atau covid-19 juga secara global
menyarankan untuk patuh dalam ketersediaan air yang memadai, sanitasi dan
hygiene yang teratur sebab dijakini dapat menolong dalam pencegahan penularan
covid-19, sehingga pemerintah pusat Indonesia menetapkan portrokol kesehatan
dalam hal untuk mencegah dan menekan peningkatan penularan dan kejadian
covet-19 melalui 3M, yaitu: mencuci tangan, mamakai masker dan menjaga
jarak. Usaha ini juga tidak hanya mencegah covid-19 tetapi juga mencegah
banyak penyakit menular lainnya yang menyebabkan jutaan kematian setiap
tahunnya.

Di Indonesia secara umum akses air cukup baik, secara nasional, kebanyakan
puskesmas telam memiliki akses air dasar sudah mencapai 85%, namun terdapat
1 dari 5 puskesmas yang belum memiliki askses air dasar yang memadai. Selain
itu akses sanitasi seluruh Indonesia dinilai tercapai sekitar 74%, artinya 3 dari 4
puskesmas memiliki akses sanitasi yang baik, berarti 1 dari 4 puskemas juga
belum memiliki sanitasi yang layak. Hamper 99,29% di Indonesia memiliki
layanan cuci tangan, tetapi tidak memiliki data terkait mencuci tangan pakai
sabun atau tidak dan sekitar 46% puskesmas di Indonesia memiliki sarana akses
pengelolaan sampah yang memadai. Juga sekitar 51% puskesmas di Indonesia
telah memiliki akses terhadap pembersihan lingkungan.

Di Indonesia, pemerintah memiliki beban ganda dalam pengendalian penyakit


terutama meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan tjuga peningkatan
penyakit menular ditambah dengan wabah atau pemdemi penyakit baru seprti
covid-19, merupakan beban Negara saat ini yang sangat berat. Penyakit-penyakit
tidak menular seperti penyakit degenerative seperti jantung koroner, strok,
diabetes melitus, merupakan masalah dengan kasus terbayak di Indonesia.
Sedangkan penyakit menular seperti malaria, tuberculosis paru, dan penyakit
infeksi menular lainnya memiliki dampak pesrsolaan dalam kasus mortalitas dan
mobiditas yang cukup tinggi.
Dari beberapa laporan media oline, yang dikutip dari CNN Indonesia
19/11/2015. Mengemukakan bahwa di papua tingkat sanitasi dan hygiene yang
paling rendah dari seluruh Indonesia. Terutama terkait penyakit diare yang mana
terdapat 30 ribu kasus yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dibernarkan
oleh kepala bidan penanggulangan masalah kesehatan dinas provinsi papua,
Baeeri Wapari, menurut data provinsi papua pada tahun 2015, kematian
terbanyak pada kasus diaera disebabkan oleh kondisi sanitasi dan hygiene yang
masih buruk serta ketidak patuhan buang air besar di jamban karena kurang
ketersedian jamban. Termasuk kondisi kondisi air kotor dan kurangnya
ketersediaan fasilitas kebersihan merupakan masalah tersendiri pada masyarakat
Papua.

Fakta diatas dijadikan sebagai acuan untuk mengambil kebijakan dari pihak-
pihak berwenang agar terus merespon dan mengatasi permasalahan WASH di
seluruh puskesmas Indonesia terutama di provinsi papua dalam pelayanan
masyarakat. Dengan mempertimbangkan uraian latar belakang diatas sehingga
peneliti ingin mengemukakan pokok persolaan terkait sanitasi dan hygiene dalam
meningkatkan kesehatan yang prima, melalui perumusan pokok masalah sebagai
berikut.

1.2 Rumusan

Adapun dalam penelitian ini, dapat dirumuskan beberpa pokok masalah


diantaranya adalah:

1.2.1 rumusan umum


secara garis besar pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tenang
bagimana sanitasi dan hygiene sebagai upaya peningkatan kesehatan yang
memiliki dampak dalam mengendalikan serta meberantas kejadian penyakit
yang berkaitan tentang penyakit menular yang memiliki hubungan dengan
ketersediaan air, sanitasi dan hygiene (WASH)

1.2.2 rumusan khusus


1. sebebrapa penting WASH dalam kehidupan masyarakat papua?
2. Bagimana penerapan dan kepatuhan WASH pada masyara papua?

1.3 Tujuan penelitian

pada penelitian WASH ini, peneliti ingin mencapai beberapa tujuan


diantaranya:
1.3.1 untuk mengetahui ketersediaan dan kepentingan WASH dalam kehidupan
masyarakat papua.
1.3.2 Untuk mengetahui penerapan dan kepatuhan dalam melakukan WASH pada
masyarakat papua.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun beberapa manfaat pada penelitian ini yang ingin tercapai adalah:

1.4.1 manfaat teoritis


penelitian ini dapat menyumbankan secara materil dan dukungan yang dapat
meningkat ilmu pengetahuan terkait WASH tentang kepentingan ketersediaan
dan kegunaan sdalam kehidupan masyarakat papua.

1.4.2 manfaat praktis


dengan hadirnya penelitian ini agar terus meningkatkan kepentingan dan
kesadaran terkait WASH didalam lingkungan masyarakat untuk dalam
kepatuhan menjalani sebagai kebiasaan pada kehidupan sehari-hari.
Refrensi

WHO, 2020, WHO Calls For Urgent And Concerted International Action To Prevent
5 Million Children’s Deaths Annually From Environmental Hazards.

WHO dan UNICEF. 09 maret 2020. Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah
yang Tepat Dalam Penanganan Wabah COVID-19

Kementrian kesehatan Indonesia. 17 desember, 2020. Badan penangulangan penyakit


menular. Dilansir dari: http://p2ptm.kemkes.go.id/

CNN Indonesia, 19 oktober 2015. Sanitasi buruk picu kematian di papua.

Rudyansyah, 2019. Peran United Nation Childrens Fun (Unicef) Dalam Mengatasi
Masalah Sanitasi Di Papua. Unicef papua.

Profil kesehatan 2018. Kementrian kesehatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai