Anda di halaman 1dari 5

Sekeping Coklat Untuk 2018

“Hidup bukan hanya mengandalkan kebahagiaan tapi terkadang hidup harus ada rasa pahit,
dan rasa pahit itulah yang membuat kita bertahan hidup”

“ Ndukk,,Occa ayo bangun udah siang anak perempuan gak boleh bangun siang”
Allah!!! Itu suara Nenek yang lagi-lagi mengacaukan semua mimpi indahku di pagi hari.. ahh
apakah ini benar-benar sudah pagi!?
“ ayo occa apa kamu lupa kalo kamu sudah ada janji dengan Vano?” sahut bunda
Yakk aku melupakan janjiku semalam,, dan terpaksa aku harus mengakhiri sandiwara tidurku.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi,, aishh dan sialnya ada kak sasha yang sedang mandi.
“kak ayo dong buruan kasihan fano dia udah nungguin tuh”
“bentar dek kakak baru mau mandi ini, mending kamu ke kamar mandi sebelah aja”
“ada ayah kak didalam.....” “ada apa sih ca ?” ayah keluar dan aku langsung masuk “maaf yah
occa lagi buru-buru mau mandi”
Selesai mandi aku bersiap untuk pergi bersama fano, pagi ini aku dan fano akan pergi ke toko
buku untuk membeli buku biologi kelas XII karena bukunya terbatas jadi aku dan fano harus
berangkat lebih pagi.
“mau kemana dek kok buru-buru amat” tanya kak sasha
“ mau ke toko buku kak,mau beli buku biologi soalnya bukunya itu terbatas jadi aku sama Vano
harus membelinya segera sebelum kehabisan”
“owhhh,,,, Vano kamu masuk aja nggak apa-apa kok, gak usah sungkan-sungkan lagian ocanya
masih lama”
“iya kak nggak apa-apa udah biasa nungguin cewek pasti lama kalo soal penampilan hehehe,,”
“eh nak Vano ayo nak masuk. Udah sarapan atau belum tadi?”
“Ehm,, iya om makasih fano udah sarapan kok om.”
“mama sama papa bagaimana keadaanya”
“baik kok om”
“ Ayo Van kita cussss!!!!” ajakku
“Lho ca kamu enggak sarapan dulu” suara bunda yang menghentikan langkahku
“Enggak ah bun occa udah telat,, Occa berangkat yah assalammualaikumm “ sambil Vano dan
aku berpamitan kepada ayah dan bunda
“Iya kalo gitu hati-hati dijalan, waalaikumsalam” pesan bunda
“Ok”
Aku berangkat pukul 07.30 dan mungkin pagi ini jakarta pindah ke lamongan karena saat ini aku
dan Vano terjebak macet, debu dan asap kendaraan ikut mengiringi perjalananku.
Akhirnya kita sudah sampai dengan selamat dan bisa menghirup udara segar tanpa harus
terkotori oleh polusi tadi.
Karena mungkin ini terlalu pagi hanya ada aku dan Vano dan juga penjaga toko yang ada disini
dan aku langsung mencari buku biologi. Sedangkan Vano sebenarnya tidak ingin membeli
apapun ia hanya ingin membeli komik dan mengantakanku saja karna jika aku pergi sendiri
pasti ayah tidak mengzinkan, dan endingnya kak sasha yang disuruh nganterin aku, dan aku itu
tidak suka kalau aku ditemani kak sasha karena apa???? Karena kak Sasha itu CEREWET dan
kalo aku mau beli novel pasti itu di larang tapi ia baik sih dan yang pasti tidak pelit, jadi kalo kak
sasha ada uang lebih pasti kak sasha selalu membelikan coklat untukku. Dan yah begitulah enak
kalo punya kakak perempuan.
“Ca gimana udah dapat belom bukunya?” tanya Vano
“Udah kok tinggal nyari novel aja buat koleksi, kamu juga udah dapat belom komiknya?”
“Kalo gitu kamu cari saja dulu novelnya aku mau nyari komik yang lebih seru”
“ok deh”
Setelah aku mendapatkan novel aku langsung ke kasir untuk membayar semuanya termasuk
komiknya Vano dan buku biologiku. aku dan Vano tidak langsung pulang, kita pergi kesuatu
tempat yaitu danau kecil yang penuh dengan kenangan, danau yang sering aku, Vano dan
Nathan, kumpul bersama kita saling curhat dan tempat ini juga yang memisahkan persahabatan
kita 2 tahun yang lalu. Aku dan Nathan memang bersahabat sejak TK dan kita selalu bersama
dalam keadaan apapun, bahkan saat SD aku dan mifta ingin satu sekolah. Saat itulah aku dan
Nathan bertemu dengan Vano, dan kita menjalin sebuah hubungan baru yaitu persahabatan yang
tak terpisahkan oleh badai apapun. Tapi walaupun kita sudah menjalin persahabatan selama
bertahun-tahun harus putus karena nathan lebih memilih cintanya dari pada sahabatnya sendiri
dan setelah lulus smp nathan ikut orang tuanya keluar kota..
“ca tempatnya masih sama yah?”
“iya Van masih sama dan tetap indah, tapi sayang masih ada yang kurang fan”
“iya ca, andai dulu mfta tidak pernah pacaran sama jihan pasti sekarang mifta masih bersama
kita”
“Van aku kangen banget sama nathan, dulu saat gue lagi putus asa selalu ada mifta yang ngasih
inspirasi ke gue, dia juga yang selalu setia ngebeliin gue coklat saat gue sedih,, dan sekarang
siapa lagi yang gantiin posisi dia”
“iya sih ca, aku tau kok gimana perasaan kamu sekarang akupun merasakan hal itu sekarang,
terkadang sebuah persahabatan itu seperti sekeping coklat saat kita memakannya ada rasa pahit
yang terselip dan saat itu juga persahabatan akan terasa pahit ketika kita diterpa sebuah masalah.
Akan tetapi jika kita tidak memakan coklat kita merindukan rasa manis itu, saat itu juga kita
akan merasakan rindunya persahabatan ketika kita tidak bersamanya lagi”
“ benar kata kamu Van memang terkadang sebuah persahabatan harus ada rasa pahit yang
terselip agar kita bisa tau rasa manis dari sebuah makna bertahan”
“ udah akh ca kok kita jadi mello gini, lagian belum tentu juga nathan kangen sama kita dan
mungkin juga kalo dia sekarang udah punya sahabat yang lebih baik daripada kita, dan sekarang
mendingan kita fokus untuk menghadapi UN dan bisa masuk PTN, lagian masih ada aku kok
yang selalu siap siaga buat ngedengerin semua curhatanmu hehehe”
“ya kita lihat aja nanti siapa tau kan kamu juga akan melakuakan hal yang sama seperti yang
nathan lakukan saat ini”
“ya gak mungkin lah ca aku setega itu sama kamu, kamu itu satu-satunya sahabat yang paling
mengerti aku paling setia ngedengerin semua curhatanku tentang hubunganku dengan syifa”
“oh iya, ngomong-ngomong gimana kabarnya syifa kok kamu jarang keluar bareng sih?”
“ikh keppo deh” ledek fano sambil menjitak kepalaku
“aish dasar awas kamu ya kalau,,,,,,” kataku terhenti saat vano mengajakku pulang
“ udah gak usah ngelawan yuk pulang”
Saat aku dan fano pulang aku merasa ada yang mengikuti dibelakang, aku melihat dari kaca
sepeda milik fano dan aku mengenali betul pemilik sepeda itu dan reflek aku menyebutkan nama
itu
“nathan” dan nama itu keluar begitu saja
“apa ca nathan?”
“ eng,, enggak kok fan “. akh mana mungkin dia nathan , nathan gak mungkin ada disini dia kan
tinggal di malang bersama orang tuanya jadi mana mungkin dia disini mungkin ini hanya
firasatku saja karena aku terlalu merindukan nathan.
Sesampainya dirumah aku langsung datang ke kamar nenek dan menceritakan kejadian tadi aku
memang lebih dekat dengan nenek karena sejak kecil nenek yang merawat aku karena bunda
sibuk dengan bisnis cakenya, yah nenek adalah ibu dari bundaku, bunda anak tunggal dan tidak
memiliki saudara jadi saat kakek meninggal nenek tinggal dirumah sendiri, kakek meninggal
sejak aku masih kecil.
“assalammualaiku nek,,,”
“waalaikum salam nduk ana apa to kok cemberut gitu” tanya nenek dengan kasih sayang
lembutnya,
“occa kangen nek sama nathan”
“ya Allah nduk nduk kamu masih mikirin nathan to, nathan kan udah lama pindah ke Malang
kok masih kamu pikirin seh”
“ ya gimana lagi nek nathan kan sahabat occa sejak kecil”
“ya itulah hidup nduk saat kita lagi bahagia dengan pertemuan kita suatu saat kita pasti akan
merasakan pahitnya perpisahan, allah itu sudah adil nduk saat kamu kehilangan nathan Allah
mengirim vano dan via yang selalu ada buat kamu saat ini, jadi kamu gak usah mikirin Nathan
lagi mungkin suatu saat kalau Nathan balik keseini mungkin dia akan langsung nemuin kamu”
“ ohh gitu ya nek makasih ya nekk” aku langsung peluk nenek dan nenekpun memelukku dengan
penuh kasih sayang
“ udah gak usah cemberut lebih baik sekarang kamu fokus sama sekolahmu suatu saat nenek
ingin melihat kamu menjadi sarjana kayak kakakmu sasha dulu”
“iyah nek occa janji akan belajar yang rajin untuk ngebanggain nenek, ayah dan bunda” mulai
detik ini aku akan fokus belajar dan terus belajar untuk membuat bangga orang – orang yang
selama ini udah care dan sayang sama aku” semangatku mulai membara, aku berjanji mulai detik
ini aku akan fokus sekolah dan aku juga akan berhenti mengharap kedatangan nathan lagi.
Hari terus berlalu sejak bulan desember aku dan Vano jarang bertemu bahkan sekedar chat saja
sudah jarang akhir-akhir ini kita sibuk belajar untuk menghadapi UNBK. Sebentar lagi kita akan
melanjutkan kuliah insya allah aku ingin melanjutkan kuliah di UGM memilih fakultas sastra
indonesia, sedangkan Vano ingin menyalurkan hobinya yaitu melukis, ia juga bercita-cita untuk
menjadi seorang arsitek. Kami memang berasal keluarga dari menengah atas tapi kami bertekad
untuk hidup mandiri kami nggak ingin mengandalkan kekayaan orang tua kami,.
Kali ini sekolah pulang lebih awal karena ada salah satu guru yang suaminya meninggal dan
semua guru ikut ngelayat kerumah duka. Suara tawa dan gembira siswa – siswi SMA 1
SUKODADI berkumandang dari segala penjuru yahh begitulah indahnya masa SMA dan masa-
masa ini mungkin akan aku rindukan setelah aku mendapat gelar mahasiswa di Perguruan Tinggi
Negri.... aminn.
Saat pulang bersama via aku merasa ada yang getar dari sakuku alhasil ternyata handphoneku
yang bergetar dan banyak banget telfon dari kak sasha
“bentar yah vi aku telfon kak sasha dulu soalnya banyak banget panggilan masuk”
“iya ca silahkan”
“hallo asalammualaikum kak ada apa occa baru aja mau pulang soal,,,,” tiba-tiba kak sasha
langsung nyahutin
“ waalaikumsalam ca ini bunda mendingan occa sekarang cepet-cepet pulang yah
assalammualaikum”
“ tapi bun kenapa,,,,” tut tut tut kak sasha langsung nutup telfonnya dan aku langsung buru-buru
pulang.
“ada apa ca kok kamu panik gitu” tanya via yang sedang memperhatikan aku sejak menelfon kak
sasha “ gak tau ca kak sasha tiba-tiba langsung nyuruh aku pulang sekarang”
“yaudah ca kamu dulua aja nanti aku pulang sama cindy”
“aku duluan yah via kamu hati-hati yah”
“iya kamu juga”
Aku langsung bergegas pulang karena aku takut akan terjadi sesuatu dirumah, deg tiba-tiba
jantungku seperti berhenti saat aku mengetahui ada bendera kuning yang berkibar di depan
rumah,, ya Allah ada apa ini kenapa dirumahku sangat ramai dengan lantunan ayat-ayatmu aku
melihat sosok yang begitu menyayangiku terbujur kaku, suhu tubuhnya sangat dingin seperti
bongkahan es,, “nenek” hatiku berteriak memanggil namun mulutku terbungkam , air mataku
mengucur deras tiada henti aku memeluk tubuhnya untuk yang kesekian kali nenek yang selalu
ada buat aku, nenek yang selalu ngasih semangat aku dan sekarang ia harus pergi meninggalkan
aku ya Allah kenapa secepat ini kau mengambil nenekku, saat aku menangis bunda memelukku
dan menenangkanku
“Ca kamu yang sabar yah nenek udah tenang disana kamu jangan nangis lagi yah kalau kamu
nangis nenek pasti sedih, kamu harus buat bangga nenek dan bunda” bunda mencoba untuk
menenangkanku
“iya bunda occa janji akan buat bangga bunda, ayah dan nenek, tapi occa juga belum siap
melihat nenek yang selalu sayang sama occa meninggalkan occa begitu saja,”
“ nenek meninggal saat lagi sholat dhuhur nak saat bunda mau sholat, nenek sujudnya lama
sampai bunda selesai sholatnenek masih dalam posisi sujud saat bunda bangunin nenek, ternyata
nenek udah gak ada” bunda menjelaskan semuanya aku hanya diam dan menangis
dipelukkannya. Sehabis sholat ashar nenek akan segera dimakamkan.
Proses pemakaman akhirnya selesai tinggal aku dan kak sasha yang masih distu ayah dan bunda
langsung pulang karena kondisi ayah lagi sakit jadi bunda harus nemenin ayah pulang.
“Ca kamu yang sabar ya, kamu juga harus selalu doain nenek agar nenek diterima disisi Allah
dan ditempatkan disurganya Allah”
“iya kak kakak juga yang sabar ya occa pasti akan selalu berdoa untuk nenek”
“yaudah ayo sekarang kita pulang “
“iya kak, nek kita pulang yah occa janji akan menjadi cucu yang baik dan gak akan ngecewain
nenek” aku mencium nisan nenek dan langsung pulang kerumah.
Seminggu setelah kepergian nenek rumah jadi sepi, saat siang ayah dan bunda bekerja, sekarang
kak sasha ikut bantuin bunda mendesain baju. Hanya aku sendiri yang ada dirumah, sesekali aku
mengajak via, cindy dan syifa untuk belajar kelompok.
Hari demi hari berlalu, besok adalah penenutuan nasib anak anak kelas XII yang harus berjuang
menghadapi UNBK selama 6 hari mendatang. Aku meminta izin kepada ayah dan bunda agar
mereka selalu mendoakan aku dan ngasih support aku.
Pagi sebelum berangkat aku ziarah kemakam nenek untuk sekedar meminta izin dan
membacakan surah Al Fatihah
“nek occa sekarang mau menghadapi UNBK semoga nenek disana tenang yah, occa pergi dulu
ya nek, assalammualaikum”

Anda mungkin juga menyukai