Anda di halaman 1dari 2

4.

Dari kajian kasus diatas,


a). definisi dari landasan banding:
o Banding atau dalam Bahasa Belanda disebut appel adalah upaya hukum biasa yang
pertama terhadap penetapan atau putusan pengadilan tingkat pertama untuk di
ajukan atau dimohonkan pemeriksaan ulangan dipengadilan tingkat banding.
Pemeriksaan perkara dalam pengadilan tingkat banding adalah pemeriksaan ulang
secara keseluruhan. Dalam hukum, banding adalah salah satu jenis upaya hukum
bagi terpidana atau jaksa penuntut umum untuk meminta pada pengadilan yang
lebih tinggi agar melakukan pemeriksaan ulang atas putusan pengadilan negeri
karena dianggap putusan tersebut jauh dari keadilan atau karena adanya kesalahan-
kesalahan di dalam pengambilan keputusan. Upaya banding diberikan dengan
tujuan untuk menjaga-jaga apabila hakim membuat kekeliruan atau kesalahan
dalam mengambil keputusan.
o Para pihak dalam perkara banding adalah pembanding atau yang menajukan
permohonan banding dan lawanya disebut terbanding. Dalam suatu perkara dapat
dimungkinkan kedua blah pihak sam-sama mengajukan upaya Bahwa banding,
adalah upaya hukum di berlakukan secara general di semua negara, dalam kasus
ini, pemerintah Indonesia mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum
banding ke lembaga/ peradilan banding dalam WTO.
o Selama proses banding, maka keputusan WTO tersebut belum bisa dijalankan,
kecuali sampai ada putusan hukum yang mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht).
b). Legal standing point yang diajukan Indonesia sebagai landasan banding ke WTO:
o Legal standing adalah keadaan di mana seseorang atau suatu pihak ditentukan
memenuhi syarat dan oleh karena itu mempunyai hak untuk mengajukan
permohonan penyelesaian perselisihan atau sengketa atau perkara.
o Dari beberapa konsep mengenai legal standing maka dapat diketahui bahwa syarat
mutlak untuk dapat berperkaran adalah:
1. Adanya kerugian dari pemohon yang timbul karena berlakunya suatu
undang- undang.
2. Adanya kepentingan nyata yang dilindungi oleh hukum. Adanya
kepentingan hukum saja sebagaimana dikenal dalam hukum acara perdata
maupun hukum acara tata usaha negara tidak dapat dijadikan dasar.
Dalam hukum acara perdata dikenal adagium point d'interet point d'
action yaitu apabila ada kepentingan hukum boleh mengajukan gugatan.
3. Adanya hubungan sebab akibat (causa verband) antara kerugian dan
berlakunya suatu undang-undang. Artinya dengan berlakunya suatu
undang- undang maka menimbulkan kerugian bagi pemohon.
4. Dengan diberikannya putusan diharapkan kerugian dapat dihindarkan atau
dipulihkan. Sehingga dibatalkannya suatu undang-undang atau pasal
dalam undang-undang atau ayat dalam undang-undang dapat berakibat
bahwa kerugian dapat dihindarkan atau dipulihkan. Kedaulatan negara
Indonesia dalam rangka pertahanan ekonomi
o Setiap anggota WTO memiliki hak yang sama dakam kedudukannya sebagai
warga dunia, tidak terkecuali Indonesia Maka sudah sepatutnya Indonesia tidak
begitu saja menerima putusan WTO tersebut, sehingga patut menggajukan upaya
banding je WTO atas putusan tersebut.
o Landasan banding Indonesia ke WTO
1. Diperlukan untuk melindungi moral public
2. Diperlukan untuk melindungi kehidupan atau kesehatan manusia, hewan
atau tumbuhan
3. Diperlukan untuk menjamin kepatuhan terhadap hukum atau peraturan
yang tidak bertentangan dengan ketentuan Perjanjian ini, termasuk itu
4. Anggota tidak boleh mempertahankan, menggunakan, atau kembali ke
tindakan apa pun dari jenis yang telah diminta untuk diubah menjadi bea
masuk biasa1 kecuali sebaliknya disediakan untuk

Anda mungkin juga menyukai