PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Jepara terletak di Jl. Brigjen Katamso no 7 Jepara. Memiliki wilayah
kerja 5 desa dan 11 kelurahan dengan luas wilayah adalah 889.7480 Ha.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada
Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Jepara
meliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinis bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas
pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Jepara, sehingga pada akhirnya
pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
1
data sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan
diarahkan ke poli yang dituju.
2. Pemeriksaan pasien
Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di BP umum, BP gigi, KIA atau ruang tindakan
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan
pemeriksaan penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap
mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien
akan diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan obat
sesuai dengan yang tertera dalam resep
5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih
rinci akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi, konsultasi sanitasi.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter
untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap pasien.
5. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
Puskesmas Jepara memiliki 1 puskesmas pembantu, dan 16 puskesmas desa,
sehingga tidak ada kegiatan puskesmas keliling karena lokasi puskesmas mudah
dijangkau oleh masyarakat
Dokter setiap hari bertugas di BP umum atau di ruang MTBS sesuai jadwal
yang sudah ada. Saat di ruang MTBS dokter dibantu oleh bidan koorinator
anak dan 1 bidan desa yang piket dipuskesmas. Dokter yang ada di BP Umum
dibantu oleh 2 perawat. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya klinis
yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas
integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan, untuk 1
dokter bertugas di poli umum dan sebagai konsulan juga apabila ada dari unit
lain yang membutuhkan konsulan
Dokter gigi setiap hari bertugas di poli gigi. Jumlah dokter gigi ada satu dan
dibantu oleh satu perawat gigi dalam melakukan tugasnya.
Bidan setiap hari melakukan pelayanan diruangan KIA. Jumlah bidan ada 16
bidan desa, bidan koordinator ibu 3, dan bidan koordinator anak 1. Masing-
masing bidan mempunyai spesifikasi ketugasan yang berbeda, misalnya
sebagai koordinator KIA, penanggung jawab kesehatan anak atau
penanggung jawab pelayanan KB (Keluarga Berencana). Jika ada undangan
pertemuan untuk bidan maka yang ditugasi adalah disesuaikan dengan
ketugasannya, sedangkan untuk kegiatan di puskesmas Jepara setiap harinya
dibantu oleh 3 bidan desa yang piket dipuskesmas sesuai jadwal yang ada.
Untuk melakukan kegiatan luar gedung, misalnya kunjungan ibu hamil risiko
tinggi, maka bidan akan menyesuaikan dengan kondisi pelayanan yang ada di
puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang ada. Ada 2 jenis
pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat yaitu di poli umum, dan
ruang tindakan. Jumlah perawat ada 9. Setiap perawat mempunyai tugas
integrasi atau tugas lain yang diberikan kepala puskesmas, misalnya
penanggung jawab TB, penanggung jawab P2, penanggung jawab promkes,
bendahara JKN, Bendahara puskesmas, bendahara barang . Sehingga jika
ada undangan yang menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan
akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan pelayanan
dipuskesmas sesuai jadwal yang ada atau perawat yang sedang tidak dinas
luar keliling,
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi. Jumlah
perawat gigi ada 1 (satu) yang masing-masing memiliki tugas integrasi yang
berbeda, seperti penanggung jawab UKS
Nutrisionis setiap hari bertugas di poli gizi. Jumlah nutrisionis ada 1 . Jadwal
pelayanan di puskesmas sesuai dengan jadwal yang ada
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah analis
ada 2 (dua) dan masing-masing memiliki tugas integrasi.
4
Asisten apoteker (AA) setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah AA
ada 3 (tiga) jika petugas AA, yang masing-masing memiliki tugas tersendiri
misal penanggung jawab gudang obat, penanggung jawab SIMO
Radiografer setiap hari bertugas dipelayanan radiologi dan melakukan tugas
integrasi sebagai bendahara pengeluaran. Jumlah radiografer ada 1.
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
A Keterangan:
B A= R. kapus
C B= R. Ka TU
D
C= R. Yanmas
D= R. Obat
G E= R. Selasar
F E F= R. Void
H G= R. vaksin
H= tangga
as/la
R.at
ntai
2
I= Aula
J= Musholla
K= dapur
M I
L= toilet
M= gudang
J
L K
Keterangan:
4 1= R. tunggu
3
2= R. pendaf
5 3= R. RM
2 4= R. Klinkep
6 5= R. Laktasi
6= R. KIA/KB
awa
h/la
ntai
R.b
7= tangga
1
1 7
8= poli umum
9= laborat
10= R. UGD
8
10
9
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan pasien dibedakan menjadi 2 jalur yaitu untuk kasus infeksius
dan non infeksius dengan tujuan untuk meminimalisir penularan penyakit. Poli umum
(BP umum) terdapat bed/tempat tidur pasien, dan terdapat 3 meja untuk melakukan
pemeriksaan pasien. Ruangan ini ber-AC. Di bagian depan ruangan ini/di sisi pintu
masuk terdapat meja untuk pemeriksaan lansia
Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas. Selain
itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian dari sistem informasi
puskesmas yang terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien pada sistem
informasi puskesmas, sedangkan ruang tindakan bersebelahan dengan ruang BP
Umum.
6
Ruang KIA terhubung langsung dengan ruang KB/Imunisasi. Keduanya saling
terkait, sehingga memudahkan pemberian pelayanan KIA, seperti pemeriksaan ibu
hamil, pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian imunisasi pada
balita. Ruangan KIA,dilengkapi dengan kipas angin meja administrasi, bed
pemeriksaan, bed ginekologi, wastafel, lemari administrasi.
Ruang pelayanan Gigi terdiri dari 2 dental unit dan pemeriksaan dilakukan oleh 1
dokter gigi dan 1 perawat gigi. Ruangan ini ber-AC, dilengkapi alat sterilisator, almari
alat dan meja administrasi serta komputer untuk memasukkan data pasien.
Ruang Konsultasi Gizi bersama dengan ruang pemeriksaan mata. Ruang ini
terdiri dari meja kerja untuk konsultasi, timbangan dan seperangkat alat bantu peraga
seperti food models.
Ruang laboratorium terdiri dari 1 ruangan, ber-AC. Dilengkapi dengan meja kerja,
almari, wastafel dan beberapa peralatan pemeriksaan laboratorium serta komputer
Ruang farmasi terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang untuk pelayanan obat dan ruang
tempat penyimpanan obat. Ruang pelayanan obat terletak dibagian depan dilengkapi
dengan almari obat, meja peracikan obat dan almari es, sedangkan ruang penyimpanan
obat terletak dibelakang, dilengkapi dengan AC dan rak-rak penyimpanan obat.
2. Peralatan
Ruang Alat
BP Umum tensimeter
stetoskop
termometer
hammer
senter
timbangan
pengukur tinggi badan
7
BP Gigi tang rahang dewasa
tang rahang anak
bor gigi
scaling set
spuit
Ruang KIA tensimeter
stetoskop
stetoskop laennec
termometer
doppler
KB set
Partus set
Kulkas vaksin
Spuit
Pita pengukur
Ruang laboratorium Centrifuge darah
Centrifuge urine
Box fiksasi
Lampu spiritus
Objek glass
Deck galass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi
Blender
Laminator
Kalkulator
Plastik obat
Mesin puyer
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pengeras suara
Pendaftaran alat tulis
kartu CM
Pengeras suara
rak status
komputer
nomor antrian
Radologi alat rontgen
Pelayanan gawat darurat Alat tulis
Formulir informed consent
Alat pelindung diri
Hecting set
Alat nebulezer
Tabung oksigen
Tensimeter
Alat pengambil benda asing
8
Senter
Lampu halogen
Obat sedasi : lidokain
Obat emergensi : epineprin ( tersedia di
setiap ruang tindakan), dexametason,
9
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
A. Petugas Penanggung jawab
Dokter
Perawat sesuai dengan pendelegasian wewenang
yang ada
B. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
C. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien dengan mendahulukan pasieeen
lansia, pasien dengan disabilitas atau ada gangguan mental
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan untuk mengetahui
keluhan dan kondisi pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien,
kemudian mencatatkannya di rekam medis apabila kondisi pasien tidak
sesuai kewenangannya maka dikonsultasikan kepada dokter, apabilan
sesuai dengan kewenangan petugas memberikan resep
Dokter melakukan anamnese dan pemeriksaan untuk mengetahui keluhan
dan kondisi pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien,
kemudian mencatatkannya di rekam medis. . Bila dokter merasa pasien
perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat
surat rujukan baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada
pasien. Bila tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi
penyakitnya.
B. BP Gigi
A. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
B. Perangkat kerja
Dental unit
C. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian
Petugas melakukan anamnese dan mencatatkannya di rekam medis dan
melakukan pemeriksaan di dental unit dan akan melakukan tindakan jika
pasien memerlukan tindakan perawat gigi sesuai dengan kewenangannya dan
memberikan resep, bila tidak sesuai kewenangan akan dikonsulkan kepada
dokter gigi
10
Dokter melakukan anamnese dan mencatatkannya di rekam medis dan
melakukan pemeriksaan di dental unit dan akan melakukan tindakan jika
pasien memerlukan tindakan perawat gigi sesuai dengan kewenangannya dan
memberikan resep anamnesa dan memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien
dan mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan
perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan. Bila tidak dan
pasien membutuhan obat, maka dokter akan menuliskan resep untuk
pengambilan obat di farmasi.
D. KIA
A. Petugas Penanggung jawab
Bidan
B. Perangkat Kerja
Tensi meter
Stetoskop
Doppler
Spuit
C. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien
Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital serta
mencatatakannya di rekam medis.
Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya akan dipersilakan
naik ke bed periksa untuk dilakukan pemeriksaan kondisi kehamilannya. Hasil
pemeriksaan akan dicatat di rekam medis.
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil akan dirujuk
internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi immunisasi.
Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan vitamin atau obat
lainnya.
Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu apakah cukup sehat
untuk mendapatkan immunisasi hari ini.
Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis immunisasi sesuai
jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang dapat menimbulkan demam, kepada
orang tua bayi akan deberi resep pengambilan obat penurun panas.
Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi, kemudian
akan diberikan pelayanan KB sesuai keinginan pasien.
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi. Bila
memerlukan immunisasi, maka calon pengantin akan diberi immunisasi.
D. Laboratorium
11
Analis laboratorium
2. Perangkat Kerja
Alat pelindung Diri
Microscope
Centrifuge
Hematologi analizer
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urutnya dan menerima
surat permintaan laboratorium yang dibawa dari perujuk.
Petugas menyiapkan peralatan dan bahan reagen yang sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
Petugas menerima spesimen yang akan diperiksa, atau petugas sendiri
yang melakukan pengambilan spesimen dari pasien.
Petugas mempersilakan pasien menunggu diluar sementara petugas
melakukan pemeriksaan terhadap specimen .
Petugas mempersilahkan pasien untuk melakukan pembayaran biaya
laborat sesuai perda
Bila hasil pemeriksaan sudah keluar, petugas memanggil pasien dan
menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk diserahkan ke unit
perujuk.
E. Farmasi
A. Petugas Penanggung jawab
Dokter
Asisten Apoteker
B. Perangkat Kerja
Alat tulis
Obat
Blender obat
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
C. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di kerangjang yang telah disediakan dan
menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia.
Apabila resep obat termasuk obat psikotropika( codein, diazepam),
petugas akan meneliti kelengkapan resep dan peresapan harus dilakukan
oleh dokter
12
Petugas mengambilkan obat psikotropika yang disimpan secara tersendiri
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yang menulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya kepada
pasien.
D. Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi yang perlu
diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan penggunaan obat.
F. Pelayanan gawat darurat
A. Petugas Penanggung jawab
Dokter
Perawat
Bidan
G. Perangkat Kerja
Alat tulis
Formulir informed consent
Alat pelindung diri
Hecting set
Alat nebulezer
Tabung oksigen
Tensimeter
Alat pengambil benda asing
Senter
Lampu halogen
Obat sedasi : lidokain
Obat emergensi : epineprin ( tersedia di setiap ruang tindakan),
dexametason,
H. Tatalaksana
Petugas mempersilahkan pasien mauk ke ruang gawat darurat apabila
kondisi pasien membutuhkan penanganan segera
Petugas melaukan pemeriksaan vital sign, anamnesa dan pemeriksaan
fisik
Petugas melakukan triase apabila pasien yang di pelayanan gawat
darurat lebih dari satu
Petugas meminta informed consent bila akan melakukan tindakan
Petugas akan melakukan tindakan setelah mendapatkan persetujuan
Petugas setelah melakukan tindakan memantau kondisi pasien dan vital
sign
Petugas memberikan resep dan menanyakan ada alergi obat atau tidak
13
Petugas mempersilahkan pasien mengambil resep diruang apotek dan
memberikan informasi kepada pasien untuk kembali kontrol
14
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
15
Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:
1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan
tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, tranfusi darah atau
produk lainnya.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan
pemeriksaan.
d. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.
16
Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu pemberi
instruksi/ laporan.
Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound Alike)
diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya : UBRETID
S Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien,
umur, dan lokasi)………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan
katakan penilaian anda.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…
17
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima / memberi
instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi:
a. Elektrolit Pekat
- KCL 7,46%
- Meylon 8,4%
- MgSO4 20%
- NaCl 3 %
b. Golongan Opioid
- Fentanil
- Kodein HCL
- Morfin HCl
- Morfin Sulfat
- Petidin HCl
- Sufentanil
c. Antikoagulan
- Heparin Natrium
- Enoksaparin Natrium
d. Trombolitik
- Streptokinase
e. Antiaritmia
- Lidokain
- Amiodaron
f. Insulin
g. Obat Hipoglikemia Oral
h. Obat Agonis Adrenergik
- Efinefrin
- Norefineprin
i. Anestetik Umum
- Propofol
- Ketamin
j. Kemoterapi
k. Obat Kontras
l. Pelemas Otot
- Suksinilkolin
- Rokuronium
- Vekuronium
18
m. Larutan Kardioplegia
n. Sound Alike Look Alike Drugs
c. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang
di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
d. Tanda berupa “X” dititik yang akan dioperasi.
e. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
f. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai.
g. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan
pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test
lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
h. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur
multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
19
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh
digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat,
misalnya warna merah.
Check list keselamatan pasien operasi
Proses check list ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan
pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,
time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incise pasien operasi dan sign
out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out
dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi,
perawat.
20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Tujuan umum
21
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan
sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan
KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas puskesmas.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok
22
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu
produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada
pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu
dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan
kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
BAB IX
PENUTUP
23
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota.
Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
24