(Tugas Kelompok)
Mahasiswi :
Adrianni (1947041037)
M. Yusril Muslimin (1947042031)
Sitti Khadijah (1947242023)
Recently, Hunt (2004) set out to answer the question, What is Leadership? He
concluded that the answer depends on the ontological (the nature or essence of
phenomenon being studied) and epistemological (how one goes about
understanding the phenomenon and communicating such knowledge to others)
assumptions one makes about the definition and purpose of leadership. Maksud
dari pernyataan tersebut bahwasa semuanya tergantung pada sifat atau esensi
yang dari fenomena yang dipelajari dan epistemologis (bagaimana seseorang
memahami fenomena dan menkomunikasikan pengetahuannya kepada orang
lain ) yang asumsi dibuat seseorang tentang defenisi dan tujuan kepemimpinan.
Adapun kepemimpinan dalam manajemen pendidikan adalah :
1. Kepemimpinan otokratik
Tipe kepemimpinan otokratis didasarkan pada perintah, paksaan, dan
tindakan agak otoriter dalam hubungan antara pemimpin dan bawahan.18
Tipe kepemimpinan otokratis memiliki sejumlah karakteristik yang
dianggap karakteristik negatif. Karakteristik ini meliputi: a) menganggap
organisasi sebagai milik pribadi; b) mengidentifikasi tujuan pribadi dengan
tujuan perusahaan; c) melihat bawahan hanya sebagai alat; d) menolak
kritik, saran dan pendapat; e) tergantung pada otoritas formal mereka; dan
f) dalam aksi geraknya sering menggunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan hukuman.
2. Kepemimpinan laissez faire (kendali bebas)
Pemimpin Laissez-faire adalah kebalikan dari pemimpin otokratis. Jika, di
sisi lain, seorang pemimpin otokratis mengendalikan organisasi, seorang
pemimpin laissez-faire menyerahkan semua kekuasaannya kepada
bawahannya. Hal ini dilakukan karena pemimpin laissez-faire percaya
bahwa semua masalah akan diselesaikan dengan cepat jika bawahan diberi
kebebasan sebanyak mungkin. Pemimpin hanya bertindak sebagai penasihat
dan bukan sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan.
3. Kepemimpinan demokratis
Berbeda dengan pemimpin otokratis dan pemimpin laissez-faire yang
bertindak otoriter dan menyerahkan segalanya kepada bawahannya.
Gagasan bahwa kegiatan dalam suatu organisasi atau lembaga berkembang
dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan jika masalah
yang ada diselesaikan bersama antara manajer dan bawahan. Pemimpin
yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menggambarkan dengan jelas berbagai tugas dan
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga.
4. Kepemimpinan transformasional
Kemampuan seorang pemimpin untuk bekerja dengan atau melalui orang
lain untuk secara optimal mentransformasikan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang berarti sesuai dengan tujuan kinerja yang telah
ditentukan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa personel, fasilitas,
dana, dan faktor eksternal organisasi. Tipe pemimpin transformasional
berusaha menginspirasi motivasi bawahannya untuk bekerja secara optimal
agar menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Subtansi manajemen sekolah dasar
Jika kita melihat lebih dekat pada praktik pendidikan sekolah, setidaknya ada
beberapa substansi manajemen pendidikan, yaitu:
1. Manajemen kurikulum dan pembelajaran siswa
2. Manajemen Kesiswaan
3. Manajemen sarana prasarana (Sarpras)
4. Manajemen Humas
5. Manajemen Sumberdaya Manusia atau Manajemen Tenaga Kependidikan
(Pendidik dan Non Pendidik)
6. Manajemen Pembiayaan
7. Manajemen Tata Usaha
8. Manajemen Bimbingan dan Konseling
Selain itu, dalam praktik pendidikan di sekolah atau madrasah juga terdapat
substansi manajemen pendidikan yang mempengaruhi pelaksanaan substansi
manajemen pendidikan tersebut, yaitu:
1. Manajemen Konflik
2. Manajemen Waktu
3. Manajemen Perubahan dan pengembangan sekolah
4. Manajemen Budaya Sekolah
5. Manajemen Kewirausahaan
6. Manajemen Komunikasi
7. Manajemen Dinamika Kelompok
8. Sistem Informasi Manajemen
Selain substansi manajemen pendidikan yang telah disebutkan, dari pandang
fungsi manajemen, berdasarkan visi Terry (1968: 36), dapat dinyatakan sudut
bahwa substansi manajemen pendidikan terdiri dari empat substansi umum yang
mewujudkan bagaimana seorang manajer pendidikan mengarahkan
pekerjaannya untuk mencapai tujuan sekolah atau madrasah secara efektif dan
efisien. Keempat substansi tersebut adalah: perencanaan, pengorganisasian,
mobilisasi dan pengendalian
C. Hubungan sekolah dengan stakeholder
Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi
pemberi dan sekaligus pendukung pendidikan atau lembaga pendidikan. Pelaku
pendidikan terbagi dalam 3 kategori utama,
1. Sekolah, meliputi guru, kepala sekolah, siswa, dan administrator sekolah.
2. Pemerintah yang diwakili oleh pengawas, pengawas, dinas pendidikan,
walikota, di hadapan Menteri Pendidikan Nasional.
3. Masyarakat sedangkan yang berkepentingan dengan pendidikan adalah
orang tua siswa, pemerhati dan tenaga kependidikan, LSM, perusahaan atau
lembaga yang membutuhkan tenaga terlatih (DUDI), toko buku, pembina
sekolah, penerbit buku, pemasok bahan ajar, dan lain-lain.
Klp : Darmiati
Pertanyaan : berikan contoh peranan manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar
dalam meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan pancasila sudah terlaksana dengan baik.
Rusmiati, R. A., Mulyadi, D., Widyasari, & Kolik, A. (2019). Manajemen Lembaga
Pendidikan. Jagakarsa, Jakarta Selatan: Polimedia Publishing.