Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kintania Sisca Rivana

NRP : 5009201082

Condition Based Maintenance (CBM)


Mobius Vibration Training
Disampaikan oleh Budi Priyohutomo
 Condition Based Maintenance merupakan maintenance dengan skema kegiatan terjadwal
terkait pemeliharaan, inspeksi, dan overhaul plant dan mesin sesuai kondisi plant. ISO 17359
digunakan sebagai mnitring pengkondisian dan diagnostik dari mesin dengan menggunakan
beberapa parameter.
 Standar ISO 17359 sebagai berikut :
 Cost benefit analysis semua terkait apa yang kita capai agar dapat meminimalkan
pengeluaran, konsekuensi, dan lain sebagainya.
 Equipment audit,ini berkaitan dengan plant atau fasilitas untuk memenuhi cost benefit
analysis.
 Reliability and criticality audit, menentukan peralatan yang lebih kontribusi.
 Select appropriate maintenance strategy
 Select monitoring method, dengan melakukan identifikasi parameter, menghitung sesuai
teknologi dan lokasi.
 Data acquisition and analysis, mendapatkan referensi standar,kualitas, dan analisa.
 Determine maintenance action
 Review
 Berikut ini diagram alir yang digunakan :

 Apabila business cost benefit analysis lalu review and measure effectiveness tidak dilakukan,
maka tidak akan diketahui apayag terjadi pada program ada dan atau tidak dapat
membuktikan bahwa itu berfungsi.
 Apabila identifikasi peralatan dan fungsinya kemudian membuat diagram blok keandalan,
selanjutnya mengidentifikasi failure modes, effect,critically (FMEA/FMECA). Apakah
terukur ? Jika tidak,maka dapat gunakan pemeliharaan korektif atau preventif atau desain
ulang. Prosedur diatas harus dilakukan, karena Anda mungkin memiliki peralatan yang salah
dalam program dan atau Anda tidak tahu mengapa harus menggunakan jenis pemantauan
kondisi mana terhadap mode kegagalan tertentu.
 Dalam melakukan diagnosis dan prognosis, kemudian diagnosa tingkat kepercayaan. Apabila
tingkat kepercayaan tinggi, maka dapat menentukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan.
Lakukan tindakan pemeliharaan. Namun, jika tingkat kepercayaan rendah, maka tingkatkan
diagnosis dan tingkat kepercayaan prognosis. Apabila melakukan sesuai yang diatas dengan
baik tapi tidak bertindak berdasarkan apa yang ditemukan dan melakukan pekerjaan yang
diperlukan, maka sama halnya membuang waktu, usaha dan biaya, dan pemantauan kondisi
tidak dapat bekerja sampai batas tertentu.
 Functionally Critical dilakukan untuk evaluasi dan penyusunan strategi guna menunjang
proses cost analysis. Berikut ini diagram alir functionally critical.

 Skema mekanikal dari komponen dan proses tipikal (faktor sistem) yang harus
dipertimbangkan dalam proses manajemen pemantauan kondisi.

 Criticality Matrix dilakukan untuk mengetahui posisi strategi dalammelakukan rencana


perbaikan/maintenance.
 Contoh maintenance strategy yang dikembangkan dengan pendekatan realibility yaitu Failure
Mode Effect Analysis (FMEA), kemudian disusun Mainttenance Strategy Development.

Anda mungkin juga menyukai