Nama : Kintania Sisca Rivana

NRP : 5009201082
Kelas : F

TUGAS SINYAL
Citra digital merupakan suatu array dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya
menyatakan tingkat keabuan dari elemen gambar. Jadi informasi terkadang bersifat diskrit [9]. Citra
digital terdiri-dari sinyal-sinyal frekuensi elektromagnetis yang sudah disampling dan ukuran pixel dari
citra tersebut sudah dapat ditentukan. Sampling merupakan proses pembentukan citra digital dari citra
analog. Suatu citra yang dicetak diatas kertas disebut dengan citra analog, jika citra analog tersebut di-
scan dengan alat scanner maka akan menjadi citra digital. Dengan demikian, scanner merupakan alat
sampling.
Bila suatu citra berukuran awal m x n pixel, dan terhadap citra dilakukan rekonstruksi dengan
memetakan citra tersebut ke dalam ukuran tertentu dengan faktor penskalaan p, maka citra hasil
rekonstruksi akan mengalami perubahan kepadatan pixel terhadap ruang pemetaan baru yang telah
dibuat, dimana ukuran pixel tetap, namun ruang pemetaan mengalami perubahan. Kepadatan pixel hasil
rekonstruksi akan mengakibatkan perubahan kualitas citra, dimana citra awal akan tampak berbeda
kualitasnya dari citra hasil rekonstruksi.
Terdapat dua jenis proses rekonstruksi (zoom) yang dapat dilakukan terhadap citra, yaitu:
1. Zoom in
2. Zoom out
Zoom in merupakan proses rekonstruksi citra yang memetakan citra ukuran awal ke ukuran yang
lebih besar. Memperbesar ukuran citra dengan melakukan zoom in pada ukuran pixel tetap, maka akan
ditemukan daerah-daerah dengan pixel kosong, sehingga citra akhir akan tampak pecah. Berikut ini
akan diberikan gambar dari dua buah citra dimana gambar 1 adalah citra asli (awal), sedangkan gambar
2 adalah merupakan citra hasil rekonstruksi (zoom in) yang mengalami perbesaran sebesar 682 kali.
Ukuran banyaknya pixel penyusun gambar yang dinyatakan dalam matrik 2 dimensi, yaitu (X,Y)
Pixel, dimana X menyatakan ukuran banyaknya pixel perbaris ada arah horizontal sedangkan Y
menyatakan ukuran banyaknya pixel perkolom pada arah vertikal. Dalam praktikum didapatkan gambar
berukuran 4160 x 1968 pixel = 8.186.880 pixel, dengan susunan 4160 pixel setia baris pada arah
horizontal dan 1968 pixel setiap kolom pada arah vertikal. Adapun resolusi digunakan untuk
menyatakan jumlah titik atau pixel yang digunakan untuk menampilkan suatu gambar. Resolusi yang
semakin tinggi berarti semakin banyak pixel yang digunakan untuk menyusun suatu gambar, sehingga
gambar dapat menjadi lebih jelas dan tajam.
 Gambar 1. Citra Asli
Detail :
Format : jpg
Ukuran : 1,3 mb
Piksel : 4160 x 1968 pixel

Gambar 2. Citra Hasil Rekonstruksi (Zoom in) sebesar 682 kali

Detail :
Format : jpg
Ukuran : 407 kb
Piksel : 1300 x 608 pixel
Dua gambar diatas menggunakan kertas HVS untuk dijadikan sebagai objek. Foto menggunakan
kamera Samsung A50 dengan spesifikasi kamera yaitu bagian belakang 25 MP f/ 1.7. Pada gambar 1
dapat dilihat bahwa gambar riil seperti yang dilihat oleh mata langsung dengan ketajaman gambar
yang signifikan serta tidak ada noise. Ukuran pixel yang didapatkan yaitu sebesar 4160 x 1968 pixel
dengan ukuran gambar 1,3 MB. Setelah itu, gambar diperbesar dengan 682 kali dengan ukuran pixel
yaitu 1300 x 608 pixel dan ukuran gambar 407 kb, dengan hasil tidak tajam dan memiliki banyak noise.
Berdasarkan data hasil percobaan tersebut didapatkan perbedaan ukuran pixel yang jauh. Ukuran
pixel merepresentasikan ukuran pembagi frekuensi sampling. Sehingga ketika gambar dilakukan
perbesaran akan membuat frekuensi sampling menjadi lebih besar, sehingga apabila dibandingkan
dengan ukuran piksel pada gambar yang belum diperbesar maka, dapat dikatakan terjadi aliasing pada
gambar 1 atau sebelum diperbesar. Karena, aliasing terjadi ketika frekuensi sampling kurang dari 1,5
kali dari frekuensi sampling sebelum gambar diperbesar. Penurunan frekuensi sampling dapat
diperbaiki dengan melakukan up-sampling agar gambar lebih halus dan lebih berkualitas daripada
gambar asli, sehingga gambar hasil up-sampling jika tidak diperbesar akan sama dengan gambar asli.