Anda di halaman 1dari 18

1 BAB IV

2 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dengan pengujian impak dan
pengujian tarik adalah sebagai berikut :

4.1.1 Data Hasil Uji Impak


Adapun data hasil pengujian impak pada komposit berpenguat serat buah
kelapa sawit dengan fraksi volume serat 3%, 6%, 9% dan 12% dengan perbandingan
ukuran serat menggunakan mesh 20 dan 50 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Impak

Luas
Fraksi Penampang Energi Harga
Mes
No Volume ɑ β Impak Impak
h (kj) (kj/m²)
Serat A(mm2)
 
0,032 -0,87 -0,73 1,52 48,21
0,029 -0,87 -0,72 1,66 56,69
20
0,029 -0,87 -0,74 1,39 47,49
0,03 -0,87 -0,73 1,52 51,53
Rata-rata       50,98
1 3%
0,029 -0,87 -0,71 1,80 61,41
0,029 -0,87 -0,72 1,66 56,69
50
0,032 -0,87 -0,72 1,66 52,00
0,031 -0,87 -0,72 1,66 53,03
Rata-rata       55,78
0,032 -0,87 -0,72 1,66 52,00
0,032 -0,87 -0,72 1,66 52,51
20
0,032 -0,87 -0,73 1,52 48,21
0,034 -0,87 -0,73 1,52 45,29
2 6% Rata-rata       49,50
0,032 -0,87 -0,70 1,94 60,02
0,031 -0,87 -0,70 1,94 61,95
50
0,033 -0,87 -0,70 1,94 58,85
0,032 -0,87 -0,70 1,94 60,02
Rata-rata       60,21
0,033 -0,87 -0,78 1,01 30,82
0,034 -0,87 -0,78 1,01 29,60
20
0,034 -0,87 -0,77 1,13 33,30
0,034 -0,87 -0,77 1,13 33,30
Rata-rata       31,75
3 9%
0,034 -0,87 -0,77 1,13 33,30
0,033 -0,87 -0,77 1,13 34,34
50
0,034 -0,87 -0,78 1,01 29,89
0,034 -0,87 -0,77 1,13 33,62
Rata-rata       32,78
0,035 -0,87 -0,78 1,01 28,73
0,037 -0,87 -0,78 1,01 27,38
20
0,035 -0,87 -0,78 1,80 28,45
0,036 -0,87 -0,78 1,66 27,64
Rata-rata       28,05
4 12%
0,036 -0,87 -0,77 1,13 31,09
0,036 -0,87 -0,77 1,13 31,70
50
0,035 -0,87 -0,77 1,01 32,01
0,036 -0,87 -0,77 1,01 31,70
Rata-rata       31,62

Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Tarik


Fraksi Pertambahan Kekuatan
No Volum Mesh Panjang Regangan Tarik
e Serat (mm)
(MPa)
115,1 0,07 6,67
1 3% 20 115,1 0,08 13,68
115,1 0,12 19,65
Rata-rata     13,33
115,0 0,01 15,79
50 115,2 0,14 5,96
115,0 0,02 20,00
Rata-rata     13,92
115,0 0,02 17,19
20 115,0 0,02 14,39
115,1 0,04 24,21
Rata-rata     18,60
2 6%
115,1 0,04 22,46
50 115,1 0,05 34,74
115,1 0,10 23,16
Rata-rata     26,78
115,0 0,02 19,30
20 115,2 0,14 11,23
115,0 0,00 22,81
Rata-rata     17,78
3 9%
115,1 0,05 24,91
50 115,0 0,01 10,18
115,1 0,04 22,11
Rata-rata     19,06
115,2 0,12 17,54
20 115,1 0,07 14,74
115,2 0,18 15,09
Rata-rata     15,79
4 12%
115,2 0,15 17,19
50 115,2 0,15 7,72
115,1 0,07 18,95
Rata-rata     14,62
4.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses pengolahan dari tandan
kosong hasil perasan buah kelapa sawit menjadi serat sebagai komposit berpenguat
serat alam, kemudian dilakukan pengujian mekanik yaitu pengujian impak dan
pengujian tarik untuk mengetahui nilai ketangguhan dari spesimen dan dilakukan
pengamatan foto makro untuk mengetahui jenis patahan yang terjadi setelah
dilakukan pengujian mekanik pada spesimen uji. Nilai density dari serat buah kelapa
sawit yaitu 1,15 g/cm³, nilai densitas dari serat buah kelapa sawit digunakan untuk
menghitung fraksi volume serat sebelum dilakukan pencetakan komposit.
4.2.2 Pengujian Impak
Pengujian impak dilakukan untuk mendapatkan harga impak pada spesimen
uji untuk menentukan seberapa besar nilai ketangguhan dari komposit serat buah
kelapa sawit. Dari hasil pengujian impak spesimen didapatkan grafik harga impak
seperti pada gambar 4.1
70.00

60.00
60.21
55.78
HARGA IMPAK ( Kj/m² )

50.00

40.00

30.00 32.78 31.62 20


50.98 49.50 50
20.00
31.75 28.05
10.00

0.00
3% 6% 9% 12%
FRAKSI VOLUME SERAT ( % )

Gambar 4.1 Grafik Harga Impak


Berdasarkan Gambar 4.1 Grafik Harga Impak terlihat bahwa komposit dengan
fraksi volume serat 3% dan 6% mengalami peningkatan harga impak, namun untuk
komposit dengan fraksi volume serat 9% dan 12% mengalami penurunan harga
impak. Dari hasil pengujian impak komposit harga impak tertinggi terdapat pada
komposit dengan fraksi volume serat 6% mesh 50 yaitu 60,21 kJ/m² dan harga impak
terendah terdapat pada komposit dengan fraksi volume serat 12% mesh 20 yaitu 28,05
kJ/m².
Berdasarkan harga impak yang didapatkan pada penelitian ini bahwa, jumlah
fraksi volume serat dan ukuran serat berpengaruh terhadap harga impak. Semakin
bertambahnya jumlah fraksi volume serat maka akan semakin tinggi harga impaknya,
akan tetapi jumlah fraksi volume serat yang tidak sebanding dengan jumlah resin
didalam komposit maka akan menyebabkan komposit menjadi getas dan penurunan
harga impak. Ukuran serat mesh 50 harga impaknya lebih tinggi dibandingkan
dengan ukuran serat mesh 20, hal ini dikarenakan ukuran serat mesh 50 lebih
mengikat didalam matriks komposit dibandingkan dengan ukuran serat mesh 20.
4.2.2 Pengujian Tarik
Pengujian tarik merupakan suatu pengujian mekanik untuk mengetahui nilai
kekuatan tarik dari komposit serat buah kelapa sawit. Dari hasil pengujian tarik
spesimen didapatkan grafik seperti pada gambar 4.2
40.00
34.74
35.00
31.23
30.00
Kekuatan Tarik (MPa)

24.91
25.00 22.81
20.00
19.65 18.95
20.00 17.54 mesh 20
15.00 mesh 50

10.00

5.00

0.00
3% 6% 9% 12%
Fraksi Volume Serat

Gambar 4.2 Grafik Kekuatan Tarik Tertinggi


Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa komposit dengan fraksi volume 3%
dan 6% mengalami peningkatan nilai kekuatan tarik, namun untuk komposit dengan
fraksi volume 9% dan 12% mengalami penurunan nilai kekuatan tarik. Dari hasil
pengujian tarik komposit, nilai kekuatan tarik tertinggi yaitu komposit dengan fraksi
volume serat 6% mesh 50 dengan nilai 34,74 MPa dan untuk nilai kekuatan tarik
komposit terendah yaitu komposit dengan fraksi volume serat 12% mesh 50 dengan
nilai 17,54 MPa.
Berdasarkan kekuatan tarik komposit yang didapatkan pada penelitian ini
bahwa, jumlah fraksi volume serat dan ukuran serat berpengaruh terhadap nilai
kekuatan tarik komposit. Semakin bertambahnya jumlah fraksi volume serat maka
akan semakin tinggi kekuatan tariknya, akan tetapi jumlah fraksi volume serat yang
tidak sebanding dengan jumlah resin didalam komposit maka akan menyebabkan
komposit menjadi getas dan penurunan nilai kekuatan tarik komposit.
Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan data standarisasi helm
SNI (Muhammad dan Setyoko, 2014) [20] diperoleh nilai kekuatan tarik 48,41 MPa
yang dibandingkan dengan kekuatan tarik helm SNI yaitu 33,93 MPa dan nilai
tersebut berhasil dilampaui dengan nilai tertinggi kekuatan tarik dari spesimen
komposit serat buah kelapa sawit dengan fraksi volume serat 6% mesh 50 yaitu
sebesar 34,736 MPa. Komposit serat alam yang diperkuat dengan serat buah kelapa
sawit layak menjadi material dalam pembuatan helm SNI setelah diketahui nilai dari
kekuatan tariknya.
4.2.3 Foto Makro Patahan Spesimen Uji Impak
Foto makro patahan spesimen uji impak adalah sebagai berikut :
1. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 3% mesh 20 dapat
dilihat pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Foto Makro Spesimen Uji Impak dengan Fraksi Volume Serat 3%
Mesh 20
2. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 3% mesh 50 dapat
dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 3% Mesh 50
3. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 6% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 6% Mesh 20
4. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 6% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 6% Mesh 50
5. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 9% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 9% Mesh 20
6. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 9% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 9% Mesh 50
1. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 12% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 12% Mesh 20
2. Foto makro spesimen uji impak dengan fraksi volume serat 12% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.10
Gambar 4.10 Foto Makro Spesimen Uji Impak Dengan Fraksi Volume
Serat 12% Mesh 50
4.2.3 Foto Makro Patahan Spesimen Uji Tarik
Foto makro patahan spesimen uji tarik adalah sebagai berikut :
1. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 3% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 3% Mesh 20
2. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 3% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.12
Gambar 4.12 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 3% Mesh 50
3. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 6% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.13

Gambar 4.13 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 6% Mesh 20
4. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 6% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 6% Mesh 50
5. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 9% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.15

Gambar 4.15 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 9% Mesh 20
6. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 9% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.16
Gambar 4.16 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 9% Mesh 50
7. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 12% mesh 20
dapat dilihat pada gambar 4.17

Gambar 4.17 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 12% Mesh 20
8. Foto makro spesimen uji tarik dengan fraksi volume serat 12% mesh 50
dapat dilihat pada gambar 4.18
Gambar 4.17 Foto Makro Spesimen Uji Tarik Dengan Fraksi Volume
Serat 12% Mesh 50
Pengamatan foto makro adalah untuk mengetahui jenis patahan yang terdapat
pada komposit setelah dilakukan proses pengujian mekanik. Berdasarkan pengamatan
hasil foto makro diketahui bahwa serat yang terdapat pada spesimen uji dinyatakan
putus, akan tetapi jenis patahan yang didapatkan yaitu spesimen dengan patahan lurus
dinyatakan getas dan spesimen dengan patahan bergerigi dinyatan ulet.

3 BAB V
4 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran serat berpengaruh terhadap nilai
ketanguhan komposit, nilai ukuran serat terbaik yaitu serat mesh 50, hal ini
disebabkan ukuran serat yang halus lebih mengikat di dalam matriks komposit
dibandingkan ukuran serat yang lebih kasar.
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi volume serat berpengaruh
terhadap nilai ketangguhan komposit, semakin bertambah fraksi volume serat
maka nilai ketangguhan komposit semakin menurun dikarenakan jumlah
fraksi volume serat tidak sebanding dengan jumlah resin di dalam matriks
komposit.
3. Pengaplikasian serat buah kelapa sawit sebagai penguat komposit serat alam
layak dijadikan sebagai material shell helm dikarenakan nilai kekuatan tarik
komposit berpenguat serat buah kelapa sawit yaitu 34,74 MPa, melampaui
nilai kekuatan tarik standard helm SNI yaitu 33,93 MPa.
1.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Untuk penelitian selanjutnya variasikan dengan perendaman serat.
2. Untuk penelitian selanjutnya tambahkan pengujian bending untuk mengetahui
kekuatan tekan komposit.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dodi, Y, dan Arif, D, K., 2020, Pemanfaatan Limbah Serat Buah Kelapa Sawit
Dan Plastik Daur Ulang (Polypropylene) Sebagai Material Komposit Papan
Partikel, Journal of Renewable Energy & Mechanics (REM), Vol.03 No.02
2020: 60-70, Hal 60-70.

[2] Kusmono, Jamasri, Hestiawan, H, 2019, Pengaruh Perlakuan Alkali Dan


Susunan Serat Terhadap Water Absorption Pada Komposit Hybrid Berpenguat
Serat Agel Tenun/Serat Gelas/Resin Poliester. Jurnal Rekayasa Mekanik Vol. 3
No.1

[3] Putri, N, P, Sholiha, P, S, F, Norsamsi dan Haryanti, A, 2014, Studi


Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit, Vol 3., No. 2, Hal 20-27.
[4] Huda, K., 2016, Analisis Kekuatan Material Komposit Berpenguat Serat Gelas
Untuk Pembuatan Helm Race, Skripsi, Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.

[5] Aritonang, P, F., 2017, Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Tandan


Kosong Kelapa Sawit Dengan Fraksi Volume 3%, 5%, Dan 7%, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

[6] Nurun, N, 2013, Teknologi Material Komposit,


http://nurun.lecturer.uinmalang.ac.id, Diakses 20 Januari 2020.

[7] Anugraha, S,A, 2017, Krakteristik Komposit Berpenguat Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit Dengan Fraksi Volume 3%, 5%, dan 7% Menggunakan
Perlakuan Curing, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

[8] Widiatmoko, R. D, 2016, Pengaruh Fraksi Volume Terhadap Kekuatan Tarik


Komposit Berpenguat Serat Kulit Batang Waru (Hibiscus Tiliaceus) – Resin
Epoxy, Sripsi, Universitas Lampung.

[9] Lamalo, E. M. Y., 2017, Sifat Material Komposit Berpenguat Serat Pinang
Dengan Fraksi Berat 3%, 5%, 7% dan 9%, Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

[10] Hartanto, L, 2009, Study Perlakuan Alkali Dan Fraksi Volume Serat Terhadap
Kekuatan Bending, Tarik, Dan Impak Komposit Berpenguat Serat Rami
Bermatrik Polyester Bqtn 157, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[11] Chandrabakty, S, 2011, Pengaruh Panjang Serat Tertanam Terhadap Kekuatan


Geser Interfacial Komposit Serat Batang Melinjo-Matriks Resin Epoxy, Jurnal
Mekanikal.

[12] Yani, M., 2016, Kekuatan Komposit Polymeric foam Diperkuat Serat Tandan
Kosong Kelapa Sawit Pada Pembebanan Dinamik, Vol. 4, No. 2.
[13] Setiawan, A,. Santoso, E., dan Kusuma, E, G., 2018, Pemanfaatan Limbah
Fiber Kelapa Sawit Sebagai Komposit Dengan Matriks Resin Epoksi, ISSN :
2548-1509.

[14] Iwansyah, M, dan Chandra, H, 2015, Kaji Eksperimen Sifat Mekaniik Material
Komposit Polyester Berpenguat Serat Kelapa Sawit Dengan Orientasi Arah
Serat Sejajar, Jurnal Rekayasa Mesin, Vol. 15, No. 2.

[15] Astika, I, M, Lokantara, I, P. dan Karohika, I, M, G, 2013, Sifat Mekanis


Komposit Polyester, Jurnal Energi dan Manufaktur, Vol. 6, No. 2.

[16] Shen, C.H, & Springer, G.S 1975, Moisture Absorption and Desorptionof
Composite Materials, Department of Mechanical Engineering The Universityof
MichiganAnn Arbor, Michigan.

[17] Callister, W, D, 2004. Material Science and Engineering: An Introduction.


ISBN 978-0-47041997-7

[18] Amin, M dan Samsudi, 2010, Pemanfaatan Limbah Serat Sabut Kelapa Sebagai
Bahan Pembuat Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua, Program Studi teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang.

[19] Purnomo. 2017. Material Teknik. CV Seribu Bintang. Malang. Jawa Timur

[20] Muhammad, A, F, H dan Setyoko, B. 2014, Studi Kelayakan Mekanik Komposit


Serat Rami Acak Polyester Sebagai Bahan Helm Standar SNI, Traksi, Vol.14,
No.2, Hal 1-11.

Anda mungkin juga menyukai