Latar Belakang
Permasalahan
Kantin sekolah memiliki peran penting dalam Pencapaian Gizi Seimbang peserta didik.
Banyaknya sekolah yang menerapkan sistem fullday school menjadikan waktu peserta didik di
sekolah yang cukup lama. Hal ini memberikan kesempatan kepada kantin sekolah untuk
menyediakan makanan keluarga, karena di kantin sekolah biasanya peserta didik membeli
makanan.
Disinilah pentingnya tersedia pangan yang sehat dan aman dikonsumsi di kantin sekolah. Kantin
sekolah sehat yang memenuhi standar kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu indikator
sekolah sehat. Makanan yang sehat, aman dan bergizi adalah makanan yang mengandung zat
gizi yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut
harus bersih, tidak kadaluwarsa, dan tidak mengandung bahan kimis maupun mikroba berbahaya
bagi kesehatan.
Selain gizi keamanan pangan juga merupakan masalah yang tidak kalah penting bagi anak-anak
sekolah. Makanan yang tidak bersih dan tidak aman dapat menimbulkan keracunan dengan
gejala seperti diare, mual, pusing dan dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan penyakit.
Penyediaan makanan yang sehat, aman dan begizi di sekolah penting untuk mendukung
kebutuhan gizi dan kesehatan anak sekolah. Tidak ada satupun jenis makanan yang mengnadung
semua zat gizi secara lengkap. Apabila terjadi kekuarangan salah satu zat gizi tertentu pada satu
jenis makanan maka akan dilengkapi dari makanan yang lain.
Pangan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi kebutuhan tubuh secara fifiologis dan
psikologis. Untuk itu oangan yang disediakan harus mengandung zat-zat gizi yang berfungsi
sebagai :(1)sumber energi,(2)pertumbuhan,(3)memelihara dan menggantikan sel-sel tubuh yang
rusak serta mengtur metabolisme dan pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Rendahnya kesadaran para penderita Hipertensi dan Diabetes Militus untuk melakukan
kontrol dan pengobatan rutin sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Dari data-
data Puskesmas Katobu untuk kegiatan Prolanis yang di laksanankan sebelumnya jumlah peserta
yang d targetkan dengan yang hadir saat kegiatan berlangsung kurang mencapai target.
Selain itu kadang terdapat peserta prolanis yang hasil pemeriksaan khususnya tekanan
darah mengalami rancu dari hasil pengukuran akibat saat pengukuran kurang mengawasi apakah
peserta tersebut benar-benar istirahat setelah melakukan senam atau masih aktif aktivitas.
Kemudian terdapat sebagian peserta prolanis masih kurang dalam membiasakan diri
mengonsumsi obat secara rutin dan teratur. Masih terdapat kepercayaandan ketakutan bahwa
obat yang diberikan yang harusnya dikonsusmsi secara teratur dan rutin dapat merusak ginjal.
Pelaksanaan
1. Pihak puskesmas yang bertugas terdiri dari 1 dokter dan 1 penanggung jawab prolanis
2. Melaksanakan senam secara bersama-sama dipandu oleh petugas puskesmas
3. Pengukuran berat badan dan tekanan darah oleh petugas puskesmas sebelum berolahraga dan
setelah pasien beristrahat
4. Pemberian tatalaksana farmakologi dan nonfarmakologi pada pasien yang tekanan darah atau
gula darahnya meningkat atau tidak terkontrol
5. Pencatatan hasil pemeriksaan dan terapi yang diberikan pada buku prolanis dan buku catatan
6. Edukasi kepada peserta prolanis (penderita DM dan Hipertensi) tentang minum obat dan rajin
untuk memeriksa gula darah dan tekanan darah secara teratur harus terus dilakukan, dengan
harapan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit DM dan Hipertensi