Anda di halaman 1dari 5

A.

ANAMNESIS
Secara autoanamnesa oleh istrinya
Keluhan utama :
Penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu
Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien datang dibawa oleh keluarganya ke UGD RS Muna dengan
penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu SMRS. Penurunan kesadaran terjadi
tiba-tiba, kemarin malam sewaktu pasien bangun tidur, pasien terlihat lemas dan
ingin tidur terus-menerus, pasien di panggil oleh keluarganya tidak ada berespon
untuk menjawab, makan atau minum pasien masih bisa jika di suapi oleh istri
pasien. Kemudian memberat subuh tadi. Pasien juga disertai dengan demam sejak
± 3 hari, demam terjadi pada malam hari dan menghilang jika pada pagi hari.
Riwayat Kejang (-).
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluhkan sakit pada kepalanya, sakit
dirasakan hilang timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian
belakang. Sakit kepala terasa tertusuk-tusuk dan berat pada leher, pasien juga
mengeluhkan adanya batuk- batuk sejak 2 bulan terakhir, batuk berdahak. Mual
(-), muntah (-), penurunan berat badan 6 bulan terakhir.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien menderita tuberculosis paru dan sedang menjalani pengobatan masuk 2
bulan, konsumsi OAT.
Riwayat penyakit keluarga :
Dikeluarga pasien tidak ada yang pernah mengeluhkan seperti ini, riwayat
tuberkulosis, darah tinggi, kencing manis disangkal.
Riwayat alergi:
Alergi obat-obatan, makanan, debu disangkal.
Riwayat psikososial :
Sehari-hari pasien merokok, alkohol disangkal.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Sopor, GCS = 6 ( E=2 V=1 M=3)
Tanda vital :
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 88 x/m
Frekuensi Nafas : 28 x/m
Temperatur : 37,6˚c
Status generalis
Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor, 4
mm
Hidung : normotia, deviasi septum (-), sekret -/-, rhinore -/-
Telinga : normotia, otore -/-, serumen -/-
Mulut : caries (+), lidah kotor (+), tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
KGB : Tidak ada pembesaran
Paru
Inspeksi : bentuk dada normochest. Pergerakan dinding dada simetris, skar (-)
Palpasi : vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5, pada garis midclavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri atas pada I CS IV linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah pada ICS VI linea axilla anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung reguler normal, murmur(-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : perut tampak datar
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani pada keempat kuadran
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstr atas : akar hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Ekstr bawah : akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik

C. Status Neurologis
Keadaaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran :  sopor  
Rangsang meniengal
Kaku Kuduk : (+)
Tanda Kerniq : (+)
Tanda Laseque : (-)
Tanda brudzinski I : (-)
Tanda brudzinski II : (-)

D. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 16.900/ml
Trombosit : 372.000.ml
GDS : 189 mg/dl
SGOT : 30 U/L
SGPT : 41 U/L
Ur : 18,2 mg/dL
Cr : 0,82 mg/dL
Rapid covid Ag negative

E. Assesment
Kesadaran menurun e.c Meningitis + TB Paru

F. Plan
- O2 3-4 LPM
- IVFD Nacl 0,9% 28 TPM
- Inj. Omeprazole 40mg/12/iv
- Inj. Paracetamol 500mg/8 j/iv
- Inj Ceftriaxone 1 g/12j/iv
- Inj Metronidazole 500mg/8j/iv
- Drips farbion/24j/iv
- Inj dexamethasone 5mg/8j/iv
- Pasang kateter urin
- Rawat icu

Abstraksi Laporan
Meningitis adalah inflamasi pada daerah meninges yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, fungi, maupun parasit. Patogen dapat menginvasi aliran
subarachnoid dan menginisiasi reaksi imun yang menyebabkan peradangan. Hal
ini akan meningkatkan permeabilitas blood brain barrier (BBB) yang akhirnya
mengganggu aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan terjadinya kerusakan
neuron.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2011, didapatkan jumlah
kasus meningitis pada laki-laki sebanyak lebih dari 12 ribu pasien dan wanita
sebanyak lebih dari 7 ribu pasien, serta menyebabkan kematian pada lebih dari 1
ribu pasien di Indonesia. Angka mortalitas meningitis di dunia masih mencapai 8-
15% meskipun sudah terdiagnosis dan dilakukan tatalaksana. Pada kasus
meningitis yang tidak ditatalaksana, angka kematian dapat meningkat sampai 50-
80%.
Trias klasik meningitis berupa demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk dapat
membantu diagnosis awal meningitis. Pungsi lumbal merupakan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis. Penatalaksanaan meningitis dilakukan
dengan stabilisasi hemodinamik, pemberian terapi sesuai dengan etiologi, dan
pemberian terapi simptomatik. Dokter sebaiknya menyarankan pemberian
vaksinasi pada masyarakat untuk mencegah terjadinya meningitis.

Anda mungkin juga menyukai