sp.PD untuk diberi suntikan vit.K) MANAJEMEN PASCA EKSTRAKSI DAN 2. Pembengkakan KOMPLIKASINYA Reaksi radang terhadap trauma yang diberikan Setelah melakukan ekstraksi (luka udah dibersihkan), saat melakukan ekstraksi. Kalo saat ekstraksi drg harus melakukan langkah2: traumanya kecil maka bengkaknya ga terlalu besar, kalo traumanya besar maka pasca ekstraksi 1. Pasien diminta untuk gigit tampon kurang lebih 1 bengkaknya akan besar. Kalo bengkaknya diikuti jam sakit berarti ada infeksi dan harus diberikan 2. Jangan kumur2 antibiotik, kalo cuma bengkak karena reaksi 3. Jangan menghisap2 luka, jangan merokok radang analgesik aja cukup. 4. Jangan menyentuh luka dengan tangan atau lidah 3. Rasa nyeri 5. Resepkan obat analgesic, vitamin untuk Rasa nyeri tiap pasien berbeda tergantung pain mempercepat proses penyembuhan, antibiotik tolerance dan tergantung kpd trauma yg terjadi. (diberikan apabila tidak yakin kalo alat sudah Kalo lukanya gede maka rasa nyerinya akan hebat. steril, atau saat kerja terlalu lama shg kontaminasi Pesankan kepada pasien kalo analgesic diminum bakteri yg tinggi, untuk pasien lansia dan kalo ada rasa nyeri aja, kalo ga gausah minum komorbid karena penyembukan luka yg tidak 4. Dry socket maksimal) Bekuan darah di soket lisis akibat infeksi atau 6. Control pasien karena dikhawatirkan akan terjadi akibat hal lainnya. Karena gada bekuan darah, komplikasi pasca ekstraksi maka soket terlihat dan tulang terekspos, nyeri Pasca ekstraksi juga bisa menyebabkan komplikasi: hebat. Terapinya dengan irigasi klorheksidin 1. Perdarahan pasca ekstraksi atau saat ekstraksi (jaman skrg tidak dilakukan kuret lagi). Perdarahan primer: terjadi sesaat setelah 5. Trismus pencabutan (bisa karena hipertensi, pasien ga Trismus biasanya terjadi karena rasa sakit pasca ikutin instruksi untuk ga kumur2, mainin lidah, ekstraksi sehingga gabisa buka mulut terlalu dll). Perdarahan sekunder: perdarahaan saat lebar. Terapinya dengan hilangkan rasa nyeri shg blood clot udah terbentuk tapi pasien kumur2 bisa buka mulut dgn normal. Tapi kalo trismus terlalu kenceng atau makan terlalu keras shg akibat pasien terlalu lama buka mulut saat blood clot terlepas lagi. ekstraksi (ototnya jadi kaku), terapinya dengan Kalo pasien nelfon terus bilang kl masih ada muscle relaxant. perdarahan: 6. Parestesi/gangguan saraf • Gigit tampon (bisa juga tampon dikasih Gangguan saraf bisa karena saraf kena jarum betadine) suntik, atau karena saat ekstraksi gigi terdorong • Bilang ke pasien lukanya jgn dimain-mainin lg sehingga kena saraf. Cirinya pasien merasa baal. • Kalo masih ga stop darahnya, minta pasien Penyembuhan saraf sangat lama, terapinya bisa untuk kembali ke klinik untuk di observasi dibantu dengan suplemen neurobion untuk saraf mengenai penyebab perdarahannya. dan kompres hangat. • Yg dilakukan kalo pasien balik ke klinik: Pasien 7. Gangguan TMJ karena pasien disuruh buka mulut boleh dikasih tampon yg sudah ditetesin terlalu besar atau terlalu lama. Kalo buka mulut vasokonstriktor, lalu gigit. terlalu lebar dan akhirnya dislokasi, posisi TMJ • Bersihkan luka agar bisa dilihat dengan jelas harus dibenerin lg. Kalo karena buka mulut terlalu perdarahannya pada luka karena apa (kalo lama shg ototnya kaku, maka diberikan muscle karena hipertensi pasien harus minum obat relaxant dan analgesik. antihipertensinya, kalo karena blood clot lepas 8. Infeksi pasien harus gigit tampon lagi, kalo karena luka Saat melakukan ekstraksi instrumen kurang steril robek berarti luka harus dijait, kalo karena atau pasca ekstraksi pasien kurang concern dengan kebersihan mulutnya. Infeksi pada gigi Hamba Allah SWT adalah peristiwa masuk dan berkembang biaknya bakteri pathogen di dalam rongga mulut dan menyebabkan penyakit. Bakterinya bisa berasal dari instrument yang tidak steril atau memang flora normal di dalam mulut. Infeksi bisa ringan dan bisa berat. 9. Fraktur tulang rahang 10. Dinding sinus jebol Sehingga kalo pasien kumur2 ada air keluar dari hidung. Sinus jebol bisa karena akar gigi yg memang ada di dalam sinus atau saat mencabut akar gigi terdorong ke dinding sinus, bisa menyebabkan oroantral fistula (ada lubang yang menghubungkan antara rongga mulut dan sinus). Kalo oroantral fistula tidak sembuh dengan sendirinya, maka harus operasi penutupan fistulanya.