DAN PENGEMBANGAN
1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal
yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku
manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab
pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab
apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom tidak
memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait
dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak
campur tangan faktro eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri.
Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor sebagai
indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:
b. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin. Kebebasan
di sisni menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
c. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.
Dalam pandanagn ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkdang hal
tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air condition,
yang ternyata berpengaruh pada pemansan global dan lubang ozon semakin melebar, tetapi
ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk pengembangan teknologi itu
dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan pada lingkungan sekitar.
Setidaknya, ada problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut, tetapi ilmu bebas nilai
menganggap nilai ekologis tersebut menghambat perkembangan ilmu. Dalam ilmu bebas
nilai tujuan dari ilimu itu untuk ilmu.
Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat
dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai
yang lainnya.
Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu
selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai
kepentingan-kepentingan masing-masing;
a. Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara empiris-
analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan menyajikan
hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu ini pula
disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan pengetahuan-pengetahuan
terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini menghasilkan teknologi
sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau alamnya.
b. Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama,
karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan
memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial. Aspek
kemasyarakatan yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi,
sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini adalah pemahaman
makna.
c. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan
mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat
dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi
kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi
manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan
nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak
mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi,
sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.
Ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia
maupun realitas di luar dirinya, sedangkan teknologi merupakan instrument bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pada zaman kontemporer ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan sangat cepat dengan penemuan pelbagai teknologi canggih.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berimplikasi dalam perubahan peradaban
manusia.
Dalam bahsa Yunani kuno teknologi dapat didefinisikan sebagai seni memproduksi
alat-alat produksi dan menggunakannya. Definisi tersebut berembang menjadi
penggunaan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi dapat
dimaknai sebagai “pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu” (know hw
of making things) atau (know how of doing things) adalah kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai
jualnya.
Ilmu dan teknologi jika dikaji dari berbagai aspek dan nuansanya maka ada titik
singgung antara keduanya, yakni:
(2) Baik ilmu dan teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi
abstrak maupun konkret, dan aspek teoretis maupun praktis;
(3) Jacob berpendapat bahwa ada tujuh dampak negatif teknologi terhadap manusia
dapat disebutkan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
http://www.inilahjalanku.com/ilmu-antara-bebas-atau-terikat-nilai/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/03/paradigma-ilmu-bebas-nilai-dan-ilmu.html
https://muhamad-abdorin.blogspot.com/2012/05/ilmu-bebas-nilai.html