I. PENGKAJIAN
Jam masuk : 10.00 Wita
Pengkajian tanggal : 7 Desember 2020 No. RM : 038081
Tgl. MRS : 7 Desember 2020 Dx. masuk : Chest Pain
Ruang/kelas : IGD
A. IDENTITAS
Nama : Ny. E Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun Status kawin : Kawin
Agama : Islam Penanggung biaya : BPJS
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Sasak/ Indonesia
Alamat : Gerung, Lobar
Keluhan utama : Pasien mengatakan tiba-tiba dada terasa nyeri napas terasa sesak
saat sedang beraktivitas dan keringat dingin lemas, sempoyongan
merasa mual
Riwayat penyakit saat Pasien mengatakan saat sedang melakukan aktivitas menanam
ini : pohon, pasien tiba-tiba merasa dada terasa nyeri napas sesak, keluar
keringat dingin sempoyongan dan merasa mual dan dirasakan
semakin sering sejak 2 hari terakhir
Penyakit yang pernah Pasien mengatakan memiliki riwayat tensi rendah dan sering
di derita : sempoyongan terkadang pingsan. Pasien mengatakan sejak 2 hari
ini setelah mengerjakan pekerjaan sering merasakan nyeri dada,
sesak napas keluar keringat dingin, sempoyongan, dan mual.Pasien
mengatakan saat hamil mengalami darah tingg
Penyakit yang pernah Pasien mengatakan hanya ayahnya menderita sakit jantung, tidak
diderita keluarga : ada riwayat kencing manis , penyakit hati, dan sakit yang lainnya.
Riwayat alergi : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-
obatan, ataupun makanan.
ya √ tidak
1
C. OBSERVASI & PEMERIKSAAN FISIK (ROS: Review of System)
D. B1 (Breath)
E. B2 (Blood)
F. B3 (Brain)
Refleks fiiologis :
+/+ patella triceps biceps Lain-lain :
Refleks patologis:
babinsky budzinsky kernig Lain-lain: -/-
Istirahat/tidur:
8-9 jam/hr Gangguan tidur: Ya, jelaskan : √ Tidak,
Lain-lain :
2
G. PENGINDERAAN
Penglihatan (mata):
Lain-lain :
Pendengaran/telinga
Penciuman (hidung)
Lain-lain :
H. B 4 (Bladder)
Urin : Jumlah ± 800 cc/hr Warna: kuning jernih Bau: khas urin
I. B 5 (Bowel)
3
Nyeri tekan
Hepatomegali : ya √ tidak
Kemampuan pergerakan
sendi: √ Bebas terbatas
Lain-lain :
K. ENDOKRIN
Hiperglikemia: ya √ tidak
Hipoglikemia : ya √ tidak
Lain-lain :
4
L. PERSONAL HIGIENE
Lain-lain :
M. PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
Hubungan dengan teman & lingkungan sekitar : Klien mengatakan banyak mempunyai teman di kantor
dan di rumah, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan kantor dan lingkungan
Kegiatan ibadah : Pasien beragama Islam dan melaksanakan sholat 5 waktu setiap harinya
N. PEMERIKSAAN PENUNJANG
O. TERAPI
Terapi/tindakan :
5
P. DATA TAMBAHAN (PEMERIKSAAN FISIK)
KEPALA;
Mata : Tidak anemis, tidak ikterik , tidak ada lesi, pergerakan bola mata normal
Hidung :Simetris, bersih, tidak terdapat sekret, menggunakan nasal canul 3 Lpm,
tidak ada pernapasan cuping hidug ada lesi
Mulut : Menggunakan masker, mukosa bibir lembab
Telinga : Bersih, tidak menggunakan alat bantu dengan , serume (+)
Rambut : Hitam , terdapat rambut pandan , bersih
LEHER : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada lesi, simetris, kulit bersih,
tidak ada teraba mmasa/ tumor, malapati skor 1 , TMH > 6,5 cm
INTEGUMEN :Bersih , CRT < 3 detik , tidak terdapat lesi . tidak nampak adanya massa/
tumor, kuning langsat , akral dingin kering, jaundice (-), memar (-)
EKSTREMITAS : Tidak tampak adanya benjolan / massa , simetris , tidak ada lesi ,
kekuatan otot; ekstremitas atas 4/5 , ekstremitas bawah 4/5, tidak ada oedema.
6
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
7
O:
TTV (TD : 110/90
mmHg, RR 26 x /
mnt , Nadi 104 x /
mnt, suhu : 35,6oC)
SpO2 : 98%
Interprestasi EKG :
Normal sinus
rhythm
8
sedang melakukan aktivitas (P), nyeri hilang timbul (T), TTV (TD : 110/90
mmHg, RR 26 x / mnt , Nadi 104 x / mnt, suhu : 35,6oC), SpO2 : 98%, Interprestasi
EKG : Normal sinus rhythm
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatigue ditandai dengan pasien
mengatakan lemas, sempoyongan, dan mual, keadaan umum pasien sedang,
tampak lemah , TTV (TD : 110/90 mmHg, RR 26 x / mnt , Nadi 104 x / mnt, suhu
: 35,6oC), SpO2 : 98%, Akral dingin kering, kekuatan otot ektremitas atas 4/5,
ekstremitas bawah 4/5
9
III. RENCANA TINDAKAN :
A. PRIORITAS MASALAH
3. Intoleransi aktivitas
B. RENCANA KEPERWATAN
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan catat ststus pernapasan setidaknya 1. Untuk mendekteksi tanda-tanda awal
napas keperawatan selama 1x 60 setiap 4 jam gangguan.
menit diharapkan 2. Auskultasi suara napas
ketidakefektifan pola napas 3. Kaji nyeri setiap 3 jam 2. Untuk mendeteksi suara napas tambahan
dapat teratasi dengan kriteria 4. Bantu pasien berada dalam posisi nyaman 3. Nyeri dapat menurunkan usaha dalam
hasil: bernapas
Nilai ttv pasien dalam 5. Berikan kesempatan pasien beristirahat diatara 4. Untuk memungkinkan ekspansi dada
batas normal (td: 100- tindakan maksimal, memudahkan bernapas
140/ 60-90 mmhg, n : 6. Berikan oksigen sesuai dengan program 5. Untuk memperlancar pernapasan dan
60-100 x/ mnt, rr : 16- mencegah keletihan
24 x/mnt, s : 36,5 – 37,5 7. Ubah posisi pasien sesuai indikasi 6. Untuk membentu menurunkan distress
o
c) 8. Dorong pasien untuk mendiskusikan ketakutan pernapasan yang disebabkan oleh hipoksemia
Tidak ada suara napas 9. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik 7. Untuk meningkatkan kenyamanan
tambahan relaksasi 8. Untuk menurunkan ansietas
Pasien mempraktekan 9. Untuk menurunkan nyeri, ansietas , dan
10
teknik relaksasi 10. Kaji kembali aktivitas yang diperlukan mengontrol diri pasien
Pasien melaporkan 10. Beberapa tindakan dapat membentu
kemampuan bernapas meredakan nyeri dan meyakinkan
secara nyaman keadekuatan bernapas
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat 1. Variasi penampilan dan perilaku pasien
keperawatan selama 1x 60 laporan verbal, petunjuk non verbal, dan karena nyeri terjadi sebagai temuan
menit diharapkan nyeri akut respon hemodinamik (contoh ;meringis, pengkajian. Kebanyakan pasien dengan infark
dapat teratasi dengan kriteria menangis, gelisah, berkeringat, mencengkram miokard akut tampak sakit distraksi, dan
hasil: dada, nafas cepat,TD /frekuensi jantung berfokus pada nyeri. Pernafasan dapat
Menyatakan nyeri dada berubah). meningkat sebagai akibat nyeri dan
hilang/terkontrol; berhubungan dengan cemas, stress memicu
Mendemonstrasikan katekolamin yang dapat meningkatkan
penggunaan teknik kecepatan jantung dan tekanan darah
relaksasi; 2. Kaji gambaran lengkap terhadap nyeri pasien 2. Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus
Menunjukkan termasuk lokasi, intensitas (0-10) ; lamanya, digambarkan oleh pasien
menurunnya tegangan, kualitas, (dangkal/menyebar dan penyebaran)
rileks, mudah bergerak 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri 3. Penundaan laporan nyeri menghambat
dengan segera peredaan nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat, nyeri berat dapat menyebabkan
syok dapat merangsang sistem syaraf
simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjut dan
4. Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas mengganggu diagnostic.
perlahan, dan tindakan nyaman 4. Menurunkan rangsangan eksternal dimana
ansietas dan regangan jantung serta
5. Bantu melakukan teknik relaksasi misalnya keterbatasan kemampuan koping dan
napas dalam, perilaku distraksi, visuaslisasi keputusan terhadap situasi saat ini
dan bimbingan imajinasi 5. Membantu dalam penurunan persepsi /respon
nyeri menurunkan stimulasi internal melalui
6. Periksa TTV sebelum dan sesudah mekanisme peningkatan produksi endorphin
memberikan obat narkotik yang memblok reseptor nyeri
6. Hipotensi/depresi pernafasan dapat terjadi
7. Kolaborasi : sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah
Berikan oksigen tambahan dengan nasal ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
11
kanul/masker pada adanya kegagalan ventrikel
7. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk
pemakaian miokardia dan juga mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
jaringan
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan 1. Kecenderungan menentukan respon pasien
keperawatan selama 1x 60 tekanan darah, selama, sesudah aktivitas sesuai terhadap akivitas dan dapat mengindikasikan
menit diharapkan intoleransi indikasi; serta keluhan nyeri dada dan nafas penurunan oksigen miokardia yang
aktivitas dapat teratasi pendek. memerlukan penurunan tingkat
dengan kriteria hasil: aktivitas/kembali tirah baring, perubahan
Mendemonstrasikan program obat, penggunaan oksigen tambahan.
peningkatan toleransi 2. Tingkatkan istirahat. Batasi aktivitas pada 2. Menurunkan kerja miokardia/konsumsi
aktivitas yang dapat dasar nyeri/respon hemodinamik. Berikan oksigen, menurunkan risiko komplikasi
diukur dengan frekuensi aktivitas sengang yang tidak berat. seperti perluasan infark miokard.
jantung/irama dan 3. Batasi pengunjung dan/atau kunjungan oleh 3. Pembicaraan yang panjang sangat
tekanan darah dalam pasien. mempengaruhi pasien; namun periode
batas normal pasien; kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.
kulit hangat, merah 4. Aktivitas yang maju memberikan kontorl
muda, dan kering. 4. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang jantung, meningkatkan regangan dan
Melaporkan tak adanya mampu dilakukan. Jelaskan pola peningkatan mencegah aktivitas berlebihan.
angina atau terkontrol bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun
dalam rentang waktu dari kursi bila tidak nyeri, ambulasi dan
selama pemberian obat. istirahat 1 jam setelah makan. 5. Palpitasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri
dada, atau dispnea mengindikasikan
5. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan kebutuhan perubahan program olahraga atau
tidak toleran terhadap aktivitas. obat.
6. Palpitasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri
6. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan dada, atau dispnea mengindikasikan
tidak toleran terhadap aktivitas. kebutuhan perubahan program olahraga atau
obat.
12
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN :
13
3 Menganjurkan pasien untuk beristirahat Pasien tampak mulai memejamkan mata dan mulai Tini
dan menganjurkan teknik distraksi beristirahat
mengalihkan pikiran ke hal-hal yang
disenangi untuk mengalihkan nyeri
3 10.00 Membatasi pengunjung untuk Penunggu pasien hanya 1 orang Tini
meningkatkan kenyamanan pasien dalam
beristirahat
3 10.45 Menjelaskan kepada pasien utuk Pasien mengatakan akan berusaha meningkatkan Tini
melakukan aktivitas sesuai dengan batas istirahat dan menjaga kesehatan dengan baik
toleransi dan istirahat yang cukup serta
mengikuti protocol kesehatan di masa
pandemic saat ini
1,2,3 11.00 Mengkaji kembali keadaan umum pasien , Keadaan umum pasien baik , kesadaran composmentis, Tini
dan mengukur TTV pasien GCS : E4V5M6 , SpO2 100 %
TTV : TD (110/80 mmHg), N (76 x/mnt), RR : 20 x /
mnt, S (36,6o C)
Pasien mengatakan merasa lebih baik, sesak dan nyeri
dada sudah hilang, pasien mampu melakukan teknok
relaksasi napas dalam
Pasien tampak tenang dan rileks dan ingin beristirahat
di rumah
14
V. EVALUASI :
Senin 7 1 S : Pasien mengatakan sudah lebih baik dan tidak merasa sesak lagi Tini
Desember O:
2020
Keadaan umum pasien baik , kesadaran composmentis, GCS : E4V5M6 , SpO2 100 %
(11.00 Wita)
Pasien tampak rileks
TTV : TD (110/80 mmHg), N (76 x/mnt), RR : 20 x / mnt, S (36,6o C)
Nasal canul oksigen tidak terpasang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan persiapan pasien pulang
3
15
S : Pasien mengatakan merasa lebih baik, dan ingin istirahat di rumah
O:
Keadaan umum pasien baik , kesadaran composmentis, GCS : E4V5M6 , SpO2 100 % (tidak menggunakan
nasal canul)
TTV : TD (110/80 mmHg), N (76 x/mnt), RR : 20 x / mnt, S (36,6o C)
Pasien mampu berdiri
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
16