Anda di halaman 1dari 16

LAY OUT LAPORAN PRAKTIK MK KDM II

SEMESTER III PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

OLEH
TIM MK KDM II

KEMENTERIAN KESEHATAN REOUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
LAPORAN PRAKTIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
INJEKSI INTRAVENA PADA TN H DI RUANG NURI RSD IDAMAN BANJARBARU

OLEH
AISHA SALSABILA RAHMAH
NIM: P071242220002

KEMENTERIAN KESEHATAN REOUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN KASUS

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh Pembimbing Praktik (CI) untuk diajukan sebagai salah
satu tugas Praktik MK KDM II oleh :

Nama : Aisha Salsabila Rahmah


Nim : P07124220002
Semester :3
Program : Sarjana Terapan Kebidanan

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Banjarbaru,18 Oktober 2021


Pembimbing Praktik

Meyla Nurmala Sari,AMK


NRPB. 92.168.2.17

1
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan untuk diajukan sebagai
salah satu tugas Praktik MK KDM II oleh :

Nama : Aisha Salsabila Rahmah


Nim : P07124220002
Semester :3
Program : Sarjana Terapan Kebidanan

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Banjarbaru, 18 oktober 2021


Pembimbing Praktik

Yuniarti, S.KM.MPH
NIP. 197206091997032002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Praktik MK KDM II pada Pasien Rawat Inap
di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru”.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak dan oleh
karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH. Kes selaku Direktur RSD Idaman Banjarbaru yang
telah memberikan izin kepada kami, mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin,
untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di RSD Idaman Banjarbaru.
2. Bapak Dr. H. Mahpolah, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Banjarmasin.
3. Ibu Hapisah. S,Si T.,M.PH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Banjarmasin.
4. Ibu Vonny Kresna Dewi,S.SiT .,M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.
5. Kaka Meyla Nurmalasari selaku pembimbing PPKDM di RSD Idaman Banjarbaru.
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
7. Teman-teman semester III angkatan 2020 yang telah memberikan dukungan serta masukan.
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan penelitian ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan
laporan ini.

Banjarbaru, 18 Oktober 2021

Aisha Salsabila Rahmah

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................5
B. Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II KONSEP DASAR (Injeksi Intravena)


A. Pengertian.....................................................................................................................6
B. Prosedur kerja................................................................................................................7
BAB III LAPORAN TINDAKAN
A. Identitas Pasien...........................................................................................................12
B. Data subjektif................................................................................................................12
C. Data objektif...............................................................................................................12
D. Langkah-langkah yang dilakukan..............................................................................12
E. Evaluasi tindakan........................................................................................................12

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat didefinisikan sebagai suatu substansi atau bahan yang digunakan untuk
mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit. Obat
telah di gunakan manusia sejak peradapan kuno. Misalnya orang-orang Mesir pada
zaman dahulu telah menggunakan magnesium, soda, garam besi dan sulfur sebagai bahan
obat.
Jalur vena di pakai khususnya untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat
bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi gawat darurat, obat di masukkan ke vena
sehingga obat langsung masuk sistem sirkulasi menyebabkan obat dapat beraksi lebih
cepat di banding dengan cara enternal atau parental yang lain yang memerlukan waktu
absorbsi.
Pemberian obat intravena dilakukan dengan berbagai cara. Pada pasien yang tidak
dipasang infus, obat di injeksikan langsung pada vena. Biasanya di cari vena besar yaitu
vena basilika atau vena sefalika pada lengan. Pada pasien yang di pasang infus, obat
dapat di berikan melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat
untuk memasukkan obat.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus mempunyai pengetahuan
dan keterampilan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan. Jangan lakukan
penusukan sebelum yakin mendapatkan vena yang mudah di tusuk. Pengulangan tusukan
dapat menyebabkan rasa sakit pada pasien.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari injeksi intravena
2. Untuk mengetahui kegunaan dari injeksi intravena
3. Untuk mengetahui tempat injeksi intravena
4. Untuk mengetahui macam-macam pemberian obat melalui intravena
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pemberian injeksi intravena
6. Untuk mengetahui indikasi pemberian obat intravena
7. Untuk mengetahui prosedur kerja injeksi intravena

5
BAB II
KONSEP DASAR (INJEKSI INTRAVENA )

A. Pengertian
Injeksi Intravena
Pemberian obat dengan cara memasukan obat kedalam pembuluh darah vena
secara langsung dengan menggunakan spuit, sehingga obat langsung masuk ke dalam
sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam
waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh
jaringan, tetapi lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk 15
mencapai ukuran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat
dan jalur ini dipilih karena untuk menghindari ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh
pengguna jalur parental lainnya. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah (Sumijatun, 2010).
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid
darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke
dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya
ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat dalam darah
meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan
amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.

Kegunaan Injeksi Intravena


1) Digunakan pada pasien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang diberikan
dapat menimbulkan efek langsung. Contoh pada pasien epilepsi atau kejang-
kejang.
2) Digunakan pada pasien yang tidak dapat diberi obat melalui oral, contoh pada
pasien terus menerus muntah.
3) Digunakan pada pasien yang tidak diperbolehkan memasukkan obat apapun
melalui mulutnya.

Tempat Injeksi Intravena


1. Pada lengan
- Vena mediana cubiti/vena sefalika
- Vena basilica
2. Pada tungkai
- Vena saphenous
3. Pada leher
- Vena jugularis
4. Pada kepala
- Vena frontalis
- Vena temporalis
5. Pada mata kaki
- Vena dorsal pedis

6
Macam-Macam Injeksi Intravena
 Pemberian obat melalui intravena (secara langsung)
Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena
mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis
(leher), vena frontalis/temporalis(kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.
 Pemberian obat melalui intravena (secara tidak langsung)
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat ke dalam media (wadah atau selang), yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

Kelebihan dan Kekurangan Injeksi Vena


a. Kelebihan :
1. Dapat digunakan untukpasien yang tidak sadar
2. Obat dapat terabsorbsi dengan sempurna
3. Obat dapat bekerja cepat
4. Tidak dapat mengiritasi lambung
b. Kekurangan :
1. Dapat terjadi emboli
2. Dapat terjadi infeksi karena jarum yang tidak steril
3. Pembuluh darah dapat pecah
4. Terjadi ematoma
5. Dapat terjadi alergi
6. Obat tidak dapat ditarik kembali
7. Membutuhkan keahlian khusus
Indikasi Obat Intravena
Pemberian obat intra vena bermanfaat untuk beberapa alasan :
1) Jaminan bahwa konsentrasi obat yang efektif dicapai dengan cepat.
2) Mengontrol permulaan konsentrasi puncak obat dalam serum.
3) Produksi efek biologis bila obat tidak dapat diabsorbsi melalui rute oral.
4) Pemberian obat kepada pasien yang tidak dapat meminum obat.
B. Prosedur Kerja (lengkapi dengan rasionalisasi tindakan yang dilakukan)
1. Pemberian obat melalui intravena (secara langsung)
a. Persiapan alat :
- Buku pengobatan

7
- Baki obat
- Sarung tangan
- Obat yang sesuai
- Spuit 2-5 ml
- Bak spuit
- Kapas alkohol
- Plester
- Perlak pengalas
- Karet pembendung (torniquet)
- Kasa steril (bila perlu)
- Tromol
b. Prosedur kerja
- Cuci tangan
- Siapkan obat dengan prinsip enam benar
- Identifikasi pasien
- Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
- Atur klien pada posisi yang nyaman
- Pasang perlak pengalas
- Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
- Letakkan karet pembendung (torniquet)
- Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme
- Buang kapas pada bengkok
- Disinfeksi tutup obat sebelum dimasuki jarum
- Buka tutup jarum
- Masukkan obat ke dalam spuit

8
- Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan
non dominan. Membuat klien lebih kencang dan vena tidak bergeser,
memudahkan penusukan
- Pegang jarum pada posisi 30o sejajar vena yang akan ditusuk perlahan pasti
- Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
- Lakukan aspirasi lalu observasi adanya darah dalam spuit
- Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan obat perlahan-lahan dan ambil
kapas alkohol untuk persiapan penekanan saat jarum dikeluarkan
- Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan (30 o), sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
- Tutup area penusukan dengan menggunakan kasa steril yang diberi betadine
- Kembalikan posisi klien
- Buang peralatan yang tidak diperlukan
- Buka sarung tangan
- Cuci tangan
- Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
2. Pemberian obat melalui intravena (secara tidak langsung)
a. Pemberian obat melalui wadah intravena
Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena.
Tujuannya : untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar
terapeutik dalam darah.
- Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan (kantong atau botol)
4. Kapas alkohol
- Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

9
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat lakukan disinfeksi pada
tutup obat lalu masukkan obat ke dalam spuit, setelah itu tutup spuit
untuk sementara
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam
kantong atau wadah cairan
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan
kantong cairan secara perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain
8. Periksa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
b. Pemberian obat melalui selang intravena
- Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum yang sesuai ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intravena
4. Kapas alokohol
- Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakuakn
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat lakukan disinfeksi pada
tutup obat lalu masukkan obat ke dalam spuit, setelah itu tutup spuit
untuk sementara
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5. Lakukan disinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke
dalam selang intravena
7. Setelah selesai, tarik spuit

10
8. Periksa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

11
BAB III
LAPORAN TINDAKAN
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Hardiansyah, TN
No. RM : 345893
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 20 Agustus 1977
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Status : Menikah
Alamat : Jln. A. Yani KM. 14500 GG. Antasari RT 19 RW 7, Guntung
manggis
Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pekerja Mandiri
Ruang : Nuri. IIIL
Tanggal Masuk : 15 Oktober 2021
Tangal Pemeriksaan : 16 Oktober 2021

B. Data subjektif
Pasien mengatakan nyeri diarea perut bawah kiri, nyeri seperti berdenyut. Kadang nyeri
hilang dan timbul.

C. Data objektif
KU Sedang
Kesadaran : Compos Menthis
Luka tertutup perban
Tampak Meringis
TD : 108/73
N : 69
RR : 21
S : 36,6
SPO2 : 99%

D. Langkah-langkah yang dilakukan

 Pemberian obat P.O Cefadroxyl /500 mg/ 12 jam pukul 18.00 dan 06.00
 Pemberian obat P.O asam Mefenamat /500mg/8 jam pada pukul 16.00, 24.00, dan
08.00
 Pemberian Cairan oleh dr. Dyah. Infus RL 20 tpm. Jenis cairan N5 jam 06.00.
Area terpasang infus tangan kanan, kolf 1. Kecepatan tetesan : 20 tpm.
E. Evaluasi tindakan
Selama perawatan diharapkan kecemasan teratasi, dan selama perawatan 1x18
jam nyeri menjadi skala 3(0-10)

12
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Injeksi intravena adalah memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah
vena (pembuluh darah yang balik ke jantung). Pemberian obat melalui intravena sangat
berguna untuk orang yang tidak sadarkan diri, mengalami gangguan oral, dll. Pemberian
obat intravena tidak boleh diberikan kepada penderita yang memiliki permukaan kulit
yang ada luka maupun pembengkaan karena akan menimbulkan luka baru.
Pemberian obat melalui intravena dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak
langsung. Cara langsung yaitu spuit langsung ditusukkan pada vena. Secara tidak
langsung yaitu dimana spuit ditusukkan pada infus melalui wadah intravena
(wadah/kantong infus) dan melalui selang intravena (pada selang infus yang terbuat dari
karet).
Pada pemberian obat secara langsung, obat dalam darah diperoleh secara cepat,
tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Namun obat yang
disuntikkan tidak dapat ditarik kembali.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus mengetahui 6B yang dimana bertujuan untuk
melindungi perawat dari malpraktek dan bertujuan untuk memberi terapi pasien sesuai
terapinya. Dan diharapkan keluarga bisa memberikan motivasi pada pasien untuk
menjalankan diet yang telah dianjurkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://nissa-uchil.blogspot.com /2014/03/kdm-pemberian-obat-melalui-injeksi.html. 06
April 2015. pukul 17.30

Rocca, Joanne C. La dan Shirley E. Otto.Terapi Intravena.1998.Penerbit buku


kedokteran EGC : Jakarta.

Tambayong, Jan.2002.Farmakologi untuk Keperawatan.Widya Medika : Jakarta.

http://endra-ndruu.blogspot.com /2011/08/prosedur-keperawatan-pemberian-obat.html

14

Anda mungkin juga menyukai