Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 2 = PERKEBUNAN POLA PIR

RIAN SANJAYA NST


LEO ALDI
ARDHI ALFAUZI SIRAIT
SADAM UMAROH
ONGKY BADOIWE
RIVALDO TARUA
ZAINUDIN SIREGAR

1.  Apa yang dimaksud dengan Pola PIR itu ?


Jawab :
Pola Perusahaan Inti Rakyat atau disingkat PIR adalah pola Pelaksanaan Pengembangan
Perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar sebagai INTI yang menbangun dan
membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai PLASMA dalam suatu sistem
kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan kesinambungan.
2. Apa yang di maksud perusahaan inti dan kebun plasma dalam pola pir
- Perusahaan Inti adalah perusahaan perkebunan besar, baik milik swasta maupun milik
negara yang bertindak sebagai pelaksana proyek PIR.
-     Kebun Plasma adalah areal wilayah plasma yang dibangun oleh perusahaan Inti
dengan tanaman kelapa sawit.
3. Pola PIR apa saja yang diterapkan di Indonesia ?
Jawab :
Pada tahun 1986 diterapkan Pola PIR-Trans yang didasarkan pada Kepres No. 1 tahun
1986, kini sudah tidak diberlakukan dan kemudian diganti dengan Pola KKPA yang
didasarkan atas keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil No.73/Kpts/KB.510/2/1998
dan No. 01/SKB/M/11/98. Terakhir diterapkan Program Revitalisasi Perkebunan yang
didasarkan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 33/Permentan/OT.140/7/2006

4. Sebutkan kewajiban baik perusahaan inti maupun msyarakat peserta

Perusahaan inti
1. Membangun perkebunan inti lengkap dengan fasilitas pengolahan yang dapat
menampung hasil perkebunan inti dan plasma.[1]
2. Melaksanakan pembangunan kebun plasma sesuai dengan standar operasional yang telah
diatur.[1]
3. Bertindak sebagai pelaksana penyiapan fasilitas umum. [1]
4. Membina petani agar mampu mengusahakan kebunnya dengan baik. [1]
5. Membeli hasil kebun plasma.[1]

Kewajiban petani plasma:[1]

1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengusahaan kebunnya sesuai dengan standar


operasional yang telah diatur oleh perusahaan inti. [1]
2. Menjual hasil produksi kebun plasmanya kepada perusahaan inti.

6. Tujuan di bentuknya perkebunan pola pir

Tujuan dari pengembangan perkebunan dengan pola PIR tidak hanya terbatas kepada


pembangunan kebun, tetapi lebih luas yaitu membangun mesyarakat pekebun yang
berwiraswasta, sejahtera dan selaras dengan lingkungannya, serta meningkatkan
pendapatan devisa negara

7. Calon Petani Peserta program pola pir adalah


petani setempat atau petani transmigrasi lokal yang telah disetujui oleh Bupati Kepala Daerah yang
bersangkutan untuk diikut-sertakan dalam PIR Perkebunan sebagai calon penerima kebun plasma;

8. Persyaratan untuk ditetapkan sebagai calon petani peserta adalah sebagai berikut :
a. penduduk setempat, daerah sekitarnya dan yang berasal dari luar daerah secara selektif;
b. bersedia melaksanakan budi daya kebun dengan sebaik-baiknya;
c. bersedia melaksanakan petunjuk-petunjuk teknis dalam rangka penyelenggaraan teknis
kebun;
d. bersedia bertempat tinggal di tempat pemukiman/perkampungan yang sudah dipersiapkan;
e. bersedia untuk tidak memindah-tangankan tanah/kebun kepada pihak lain;
f. bersedia memikul sanksi apabila tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku;
g. umur minimal 17 tahun atau sudah kawin;
h. berkelakuan baik;
i. bersedia mematuhi segala ketentuan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan PIR.
9. Apa yang di maksut tanah ulayat dan tanah Garapan

Tanah ulayat adalah kewenangan, yang menurut hukum adat, dimiliki oleh masyarakat


hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, di mana
kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari sumber daya
alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya

Tanah Garapan
adalah sebidang tanah yang sudah atau belum dilekati dengan sesuatu hak yang
dikerjakan atau dimanfaatkan oleh pihak lain baik dengan persetujuan atau tanpa
persetujuan yang berhak dengan atau tanpa jangka waktu tertentu

10. Jelaskan model perkebunan pola pir

• Model PIR membangun kemitraan petani dan perusahaan sumber pembiayaan


pembangunan kebun bersumber dari pinjaman bank.
• Skema ini menempatkan petani sebagai pemilik lahan/kebun yang akan membayar kredit
pinjaman secara bertahap. Di sisi lain, perusahaan akan menjadi penjamin kredit (avalis)
petani  dan bertugas membangun kebun sekaligus mengelola perawatannya. Keuntungan
PIR adalah jaminan pasokan buah sawit dari lahan petani yang mereka kelola.
• Sementara itu, kerjasama kemitraan inti-plasma akan berakhir seiring lunasnya kredit
petani.  Lunasnya kredit petani, maka status kepemilikan lahan akan dimiliki sepenuhnya
oleh petani.

Anda mungkin juga menyukai