JUDUL
DISUSUN OLEH:
RANI BUANA PANGASTUTI
201901500746
R5H
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan, bahwa
permasalahan yang akan dikaji mengenai permasalahan yang muncul dimasyarakat
adalah:
1. Adakah pengaruh dampak covid-19 pada perekonomian negara terhadap
kepelikan finansial pada suatu keluarga?
2. Adakah pengaruh kepelikan finansial pada masa pandemi Covid-19 terhadap
kesejahteraan keluarga?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dampak dari covid-19 pada
bagian perekonomian terutama terhadap suatu keluarga.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepelikan finansial terhadap
kesejahteraan keluarga pada masa pandemi covid-19 saat ini.
D. Kegunaan
Kegunaan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai mahasiswa BK, untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
mengenai permasalahan yang diteliti.
2. Sebagai mahasiswa BK, untuk dapat mengasah kemampuan bagaimana
menerapkan ilmu konseling pernikahan dan keluarga yang telah diperoleh
ketika melaksanakan kegiatan.
3. Sebagai mahasiswa BK, agar mampu terbiasa untuk melakukan observasi
dan wawancara dengan responden ( masyarakat) secara sistematis dan tepat.
E. Ruang Lingkup
Observasi yang dilakukan dibatasi pada kesejahteraan keluarga dimasa pandemi
covid-19 yang berdampak dari kepelikan finansial yang dialami oleh bebeberapa
keluarga berpenghasilan rendah, hal ini dimaksudkan agar observasi terfokus untuk
mengidentifikasi dan menganalisis adanya pengaruh kepelikan finansial pada masa
pandemi covid-19 terhadap kesejahteraan keluarga. Peneliti melakukan pengamatan
terkait dengan pengaruh kepelikan finansial yang dialami pada saat covid-19 terhadap
kesejahteraan keluarga didaerah sekitar lingkungan rumah dengan memilih subjek
pengamatan yaitu warga yang berdagang didepan rumahnya dikarenakan kepelikan
finansial yang dialaminya pada saat ini.
Seperti yang kita tahu, seluruh dunia dilanda pandemi covid-19 hampir kurang
lebih selama dua tahun, selama dua tahun itu pula perekonomian negara pun
mengalami penurunan yang juga berimbas kepada perekonomian baik untuk
masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah, maupun rendah. Namun, yang paling
tersorot dan paling rentan beresiko mengalami kepelikan finansial ialah masyarakat
yang berpenghasilan menengah dan rendah, sehingga dari kepelikan finansial yang
dialami didalam suatu keluarga terkadang membuatnya sulit untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, rumah, alat, barang
dan lain-lain setiap harinya.
Kepelikan finansial pada pandemi covid-19 saat ini sangat berpengaruh pada
tingkat kesejahteraan rumah tangga khusus nya pada beberapa warga didaerah
lingkungan rumah peneliti, dimana beberapa warga yang berdagang didepan
rumahnya sebagai subjek dalam pengamatan observasi ini mengalami adanya
ketidaksejahteraan didalam rumah tangga mereka akibat dari kepelikan finansial yang
dialaminya selama beberapa tahun kebelakang. Seharusnya, di dalam membina
pernikahan dan perkawinan pasangan harus memahami sikap dan dasar bagaimana
menjadi satu kesatuan didalam keluarga untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan
rumah tangga. Dasar utama yang harus adalah dalam ikatan perkawinan adalah
kepercayaan dan saling toleransi antar anggota keluarga dalam kondisi apapun, baik
pada kondisi senang maupun susah ( termasuk pada saat mengalami kepelikan
finansial).
Anggota keluarga terutama suami dan istri harus mampu menjadi individu yang
rasional dalam mengambil segala keputusan yang menyangkut rumah tangga untuk
segala hal contohnya seperti bagaimana cara pengelolaan keuangan atau finansial
yang baik, suami dan istri harus saling terbuka dan saling melengkapi dalam
mengatasi permasalahan kepelikan finansial yang dialami dengan pikiran-pikiran
yang positif dan berusaha keras untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan agar
mampu untuk menghasilkan solusi atau jalan keluar yang baik, sehingga
kesejahteraan keluarga seiring berjalannya waktu akan kembali tercipta dengan
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan rumah tangga setiap harinya.
Dalam pengamatan observasi, penulis hanya melihat, mengamati, mencatat, dan
membuat dokumentasi observasi. Pengamatan dilakukan dengan cara seminimal
mungkin agar tidak mengganggu jalannya aktivitas pekerjaan sehari-hari yang
dilakukan oleh objek observasi. Penulis juga berbaur dengan tetangga sekitar dengan
berkomunikasi dan interaksi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
4. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan dengan ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Duval dan Logan (1986, dalam
Zakaria, 2017) mengatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial diri tiap anggota keluarganya. Keluarga merupakan unit
yang perlu dirawat, walaupun tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum
tetapi akan tetap berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka mampu
menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga utuh.
Dalam mencapai kesejahteraan keluarga, Paul B. Horton dan Chester L.
Hunt telah mengidentifikasi beberapa fungsi-fungsi keluarga, yaitu fungsi
pengaturan seksual, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi penentuan
status, fungsi perlindungan, dan fungsi ekonomi. Jika beberapa fungsi-fungsi
tersebut berjalan dengan seiring dan seimbang, maka akan menciptakan
kesejahteraan keluarga secara lahir maupun batin pada kehidupan sehari-hari.
3. Instrumen observasi
Untuk memenuhi struktur observasi guna memperoleh data dan
informasi sesuai dengan kondisi nyata terhadap subjek pengamatan, penulis
menyusun instrumentasi berdasarkan aspek dan indikator yang berkaitan
dengan kesejahteraan keluarga berhubungan dengan kesejahteraan secara
fisik dan kesejahteraan secara non-fisik. Adapun aspek dan indikator nya
adalah sebagai berikut:
a. Kesejahteraan Secara Fisik
e. Westafel
f. Oven/ Pemanggang
a. PDAM
4 Sumber Air
b. Sumur
Listrik / Sarana
5 a. Watt Listrik
Penerangan
Kemampuan untuk
kembali menhangatkan
suasana didalam
8 Akses Pendidikan keluarga
Semua anggota
keluarga mengenyam
pendidikan
BAB V
PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT
A. Pembahasan Hasil dari kegiatan Observasi dan Perlu tidaknya tindak lanjut atas
temuan dalam kegiatan Observasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan observasi selama 2 hari yakni
pada tanggal 30-31 Oktober 2021, penulis memperoleh data dan informasi terkait dengan
profil dan kondisi keluarga objek pengamatan (AM).
AM (30) tinggal bersama seorang suami yang bernama UR (32) dan juga kedua
anaknya bernama AP (11) dan MD (4). AM sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sehari-
hari dengan berdagang aneka jenis makanan dan minuman cemilan didepan rumahnya,
sedangkan suami nya bekerja di bidang jasa yaitu bengkel motor. Meskipun bekerja di
bengkel, suami AM sering sekali tidak pergi ke bengkel motor tempat ia bekerja dan
hanya berdiam diri saja dirumah tanpa melakukan pekerjaan apapun. Melihat suaminya
yang terkadang berlaku semaunya, AM tidak bisa tinggal diam, ia terus berusaha dan
bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih lagi kebutuhan untuk kedua
anaknya yang masih memerlukan banyak kebutuhan.
Pada masa pandemi covid-19 saat ini, AM mulai berdagang mulai dari jam 11.30
sampai dagangan nya sekiranya habis. Hasil dari berdagang setiap hari digunakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya, baik secara fisik maupun non-fisik. Penghasilan
yang diperoleh AM perhari terkadang masih kurang cukup untuk memenuhi semua
kebutuhan terlebih lagi dengan kelakuan suaminya yang terkadang tidak pergi bekerja
untuk mencari uang dan sangat tertutup terkait dengan pekerjaannya, sehingga
menimbulkan keributan atau pertengkaran yang berlarut-larut diantara AM dengan
suaminya karena tidak tercukupinya kebutuhan fisik dan non-fisik rumah tangga mereka.
Penghasilan yang diperoleh oleh AM perhari hanya mampu mencukupi setengah
kebutuhan rumah tangga, pun dengan suami AM, penghasilannya jauh dari kata “cukup”
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari terlebih lagi pada masa sulit seperti
sekarang yaitu adanya pandemi Covid-19.
Dengan terjadinya kepelikan finansial yang dialami dalam rumah tangga AM pada
masa pandemi covid-19 ini, sering sekali memicu timbulnya ketidaksejahteraan keluarga
terhadap rumah tangganya yang dapat membuat hubungan didalam rumah tangganya
menjadi tidak kondusif. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya keterbukaan yang
melandasi hubungan suami istri, tidak saling menghargai dan memahami satu sama lain,
sehingga menyebabkan tidak adanya kehangatan dan kenyamanan dalam rumah tangga
dalam ikatan pernikahan mereka.
Melihat permasalahan yang dialami yakni kepelikan finansial pada masa pandemi
covid-19 saat ini yang berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga AM dan suami,
perlunya tindak lanjut untuk melakukan konseling pernikahan (Marriage Counseling)
sebagai upaya untuk membantu AM dan suami dengan arahan tenaga konselor ahli atau
profesional agar dapat berkembang dan mampu untuk memecahkan permasalahan yang
dialami didalam rumah tangganya melalui beberapa cara yakni saling menghargai,
toleransi, terbuka dengan komunikasi yang penuh dengan pengertian dan kepala dingin,
sehingga akan tercapai motivasi berkeluarga, perkembangan, kemandirian, dan
kesejahteraan keluarga pada keluarga subjek pengamatan. Karena, jika kondisi tersebut
terjadi secara terus-menerus dan berkelanjutan akan menimbulkan permasalahan-
permasalahan lain yang dapat menyebabkan terganggu nya psikis pada kedua anaknya
dan bahkan berakhir pada penceraian.
Dalam melakukan konseling pernikahan (Marriage Counseling) konselor dapat
mengupayakan penyelesian permasalahan yang didalami oleh keluarga AM melalui
beberapa upaya seperti membantu pasangan suami istri (AM dan suami) untuk
berkomunikasi secara terbuka dan rasional untuk menemukan solusi atau jalan keluar
dalam menyelesaikan permasalahan internal yang dialami.
BAB VI
PENGEMBANGAN DIRI
A. Waktu dan frekuensi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan observasi pada subjek pengamatan ( AM ) dilakukan
sekitar 2 hari lamanya, yakni:
1. Hari pertama, Sabtu 30 Oktober 2021 pukul 11.00 – 14.00 WIB.
Penulis mengamati kegiatan AM memulai hari untuk berdagang didepan
rumahnya dengan menyiapkan segala bahan makanan dan minuman yang
akan dijualnya pada hari itu. AM menyiapkan dan merapihkan segala
kebutuhan bahan dagangan yang akan dijualnya, warung dagangan nya
dibuka pada sekitar pukul 11.30. Disamping itu, penulis juga mengamati
kondisi rumah AM sesuai dengan instrumen pertama yang telah dibuat
sebelumnya, penulis mengamati dan menilai kondisi fasilitas tempat tinggal
AM sesuai dengan kondisi kenyataan dilapangan. Instrumen yang digunakan
penulis pada hari pertama yaitu “Instrumen Kesejahteraan Secara Fisik”
untuk memberikan gambaran kondisi kesejahteraan secara fisik keluarga pada
kegiatan observasi pada hari itu.
2. Hari kedua, Minggu 31 Oktober 2021 pukul 15.00 – 17.00 WIB.
Pada hari kedua, penulis mengamati bagaimana proses berjalannya kegiatan
AM berdagang didepan rumahnya sehari-hari dan kondisi kesejahteraan
keluarga subjek pengamatan sesuai dengan instrumen kedua yaitu “Instrumen
Kesejahteraan Secara Non-Fisik” yang berhubungan dengan anggota
keluarga lainnya, seperti suami dan anak-anak Instrumen ini berguna untuk
memberikan gambaran terkait kondisi kesejahteraan keluarga secara non-fisik
dan bagaimana hubungan antara subjek pengamatan dengan suami dan anak-
anaknya sehari-hari.
B. Kendala Yang Dihadapi
Kendala yang dihadapi oleh penulis pada saat kegiatan observasi dilakukan yaitu
sedikit gugup dan kurangnya kepercayaan diri ketika awal permulaan untuk observasi
karena masih harus memperbanyak pengalaman dengan observasi langsung ke
lapangan. Selain itu, pengetahuan dan wawasan tentang masalah klien masih sangat
terbatas, yang mana subjek pengamatan atau klien adalah seseorang yang sudah
berkeluarga selama kurang lebih 7 tahun meskipun mengalami permasalahan didalam
keluarganya. Antara penulis dengan klien hanya sebatas mengenal dan bertetangga
saja sehingga penulis tidak tahu betul bagaimana kondisi kesejahteraan pada keluarga
klien lebih dalam. Akan tetapi, klien sangat terbuka dan kooperatif ketika
dilaksanakannya kegiatan observasi, sehingga sangat membantu untuk memperoleh
data atau informasi dalam kegiatan observasi yang berjalan dengan lancar sesuai
rencana. Tidak terdapat kendala lain dalam kegiatan observasi ini, karena budaya,
bahasa, dan kebiasaan klien dapat diterima dan dimengerti oleh penulis dengan sangat
baik sehingga dengan mudah untuk ditafsirkan kedalam bentuk data atau informasi
terkait dengan permasalahan yang dialami oleh klien.
C. Diskusi Profesional
Dikarenakan tugas laporan terstruktur pada mata Kuliah Konseling Pernikahan
dan Keluarga merupakan tugas individu sehingga penulis tidak melakukan diskusi
profesional dengan kelompok, namun penulis merasakan banyak manfaat yang
diperoleh dalam kegiatan observasi ini, yaitu:
1. Menambah pengalaman observasi secara langsung yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga.
2. Memperluas pengetahuan bahwa dalam berkeluarga dan membina rumah
tangga harus dilandasi dengan adanya keterbukaan dan toleransi diantara
pasangan baik dalam keadaan senang maupun susah.
3. Mengetahui pentingnya manajemen finansial saat sudah berkeluarga.
4. Mengetahui bahwa harus menjadi pribadi yang rasional dan mampu
mengendalikan emosi pada saat mengalami permasalahan didalam keluarga.
seperti contohnya: kepelikan finansial.
Adapun keterbatasannya penulis tidak dapat berdiskusi dengan kelompok, tetapi
tindak lanjut yang tepat untuk permasalahan yang dialami oleh klien pada keluarganya
adalah konseling pernikahan (Marriage Counseling) yang harus ditangani oleh tenaga
konselor ahli dan profesional agar mampu untuk menciptakan kesejahteraan
keluarganya kembali dengan upaya-upaya yang akan diberikan oleh konselor ketika
klien dan suaminya melalukan konseling pernikahan (Marriage Counseling).
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan observasi yang penulis lakukan di daerah sekitar lingkungan
rumahnya Jl. Jelutung 7 Kp. Sugutamu, Sukmajaya, Kota Depok didapatkan
kesimpulan, yaitu:
1. Adanya pengaruh kepelikan finansial pada masa pandemi covid-19 saat ini
terhadap kesejahteraan keluarga, salah satunya keluarga subjek pengamatan.
Dimana penghasilan sehari-hari yang didapat oleh subjek pengamatan tidak
mampu untuk mencukupi kebutuhan fisik dan non-fisik sehari-hari terlebih lagi
suami terkadang tidak pergi bekerja dan penghasilan yang didapat pun jauh
dari kata “cukup” sehingga kebutuhan fisik maupun non-fisik sulit untuk
dipenuhi jikalau subjek pengamatan tidak berdagang sehari-hari didepan
rumahnya.
2. Kondisi kepelikan finansial pada masa pandemi covid-19 yang dialami
keluarga subjek pengamatan menyebabkan keributan dan pertengkaran yang
berlarut antara subjek pengamatan dengan suaminya karena tidak adanya
keterbukaan dan perasaan saling menghargai serta memahami diantara mereka
terkait dengan finansial untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
3. Ikatan pernikahan dalam suatu keluarga perlu dibina dengan baik agar
menciptakan kesejahteraan keluarga, dapat dibina dengan cara saling toleransi,
saling memahami, saling menghargai, dan selalu terbuka satu sama lain
terhadap kondisi apapun terutama permasalahan finansial. Jika ikatan
pernikahan tidak dibina dengan baik, akan menimbulkan permasalahan-
permasalahan lain yang akan berdampak pada psikologis anak dan bahkan
berakhir pada penceraian. Dengan adanya hubungan yang positif antara suami
dan istri, maka mereka akan menemukan solusi atau jalan keluar yang positif
dan rasional terhadap permasalahan yang dialaminya dalam berumah tangga.
B. Saran
Berlandaskan kesimpulan yang telah dinyatakan, maka disarankan agar pasangan
suami istri dalam suatu ikatan pernikahan atau satu keluarga yang dimana tinggal
dalam satu atap, diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan didalam
rumah tangga dengan menciptakan hubungan yang sehat, normal, dan memuaskan
yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang diantara setiap anggota keluarga
terutama pasangan suami istri. Keterbukaan, rasa saling menghargai , dan saling
memahami harus diterapkan pada setiap anggota keluarga yang berada dalam satu atap
setiap harinya. Dengan meningkatkan hubungan kualitas yang baik dalam ikatan
pernikahan atau sesama anggota keluarga akan menciptakan kesejahteraan keluarga
karena semua anggota keluarga terlebih lagi suami istri mampu bekerja sama untuk
terbuka, saling menghargai, dan memahami pada setiap kondisi yang dialaminya.
Dengan adanya aspek-aspek yang penting seperti keterbukaan, saling menghargai,
saling memahami, dan lain-lain didalam suatu keluarga maka peluang untuk
menemukan jalan keluar atau solusi yang positif dan rasional akan lebih besar ketika
mengalami permasalahan yang terdapat dalam ikatan rumah tangga terutama
permasalahan finansial atau kondisi kepelikan finansial pada suatu keluarga tanpa
harus menimbulkan keributan atau pertengkaran berlarut yang dapat menyebabkan
adanya ketidaksejahteraan keluarga. Selain itu, harus adanya kerja sama dalam
pengelolaan keuangan karena dengan memiliki keuangan yang teratur, setidaknya bisa
membuat keaadan finansial lebih terjaga tetap dalam batasan positif. Dalam mengatur
keuangan keluarga juga harus secara realistis untuk membantu pasangan bersikap
objektif soal pengeluaran yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Komariah Setia, 2017. “Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pada Home Industry (Studi
Kasus Pada Home Industry Makanan Ringan “ELIS” Bojongsari Depok Jawa Barat)”.
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Nur Fatimah Binti Abdul Manaf, 2018. “Metode Mengatasi Permasalahan Keuangan
Dalam Rumah Tangga Di Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu (JHEAT) Melalui
Pendekatan Bimbingan Konseling Islami”. Skripsi. Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
Instrument Observasi
MENGAMATI KESEJAHTERAAN KELUARGA YANG MENGALAMI
KEPELIKAN FINANSIAL PADA MASA PANDEMI COVID-19
Kesejahteraan Secara Fisik
SKOR / RATING
NO ASPEK YANG DINILAI INDIKATOR KETERANGAN
ADA TIDAK
a. Atap Seng ✓
b. Lantai Ubin/ Semen ✓
1 Bangunan Rumah
c. Dinding Batu ✓
d. WC / Kamar Mandi ✓
a. Kursi ✓
b. Meja ✓
c. Lemari ✓
2 Isi Bangunan d. Kasur/ Tempat Tidur ✓
e. AC ✓
f. Kipas Angin ✓
g. Kulkas ✓
a. Kompor Gas ✓
b. Rice cooker ✓
c. Dispenser ✓
3 Fasilitas Dapur d. Cooker Hood/ Penghisap
Asap Dapur ✓
e. Westafel ✓
f. Oven/ Pemanggang ✓
a. PDAM ✓
4 Sumber Air
b. Sumur ✓
SKOR / RATING
NO ASPEK YANG DINILAI INDIKATOR KETERANGAN
BAIK TIDAK
Berkomunikasi satu sama lain ✓
Menceritakan segala sesuatu Suami tertutup dan
secara terbuka ✓ suka marah-marah
Fokus kepada anggota
✓
keluarga dirumah
Suami sibuk dengan
Memanfaatkan waktu luang
1 Hubungan Antar Keluarga ✓ handphone setiap
bersama keluarga
harinya
Suami tidak
Bekerja sama dalam pekerjaan
rumah ✓ membantu AM
dalam bekerja
Interaksi antar keluarga sehari
✓
hari
Toleransi dengan tetangga ✓
Memberi segala jenis bantuan ✓
Suami terkadang
Kemampuan menahan emosi
✓ marah dan tidak
ketika pendapatan tidak stabil
Kemampuan Mengelola pulang kerumah
7
Emosi Kemampuan berpikir rasional
Suami sering
ketika pekerjaan mengalami ✓ mengacuhkan AM
masalah
Kemampuan untuk kembali
menghangatkan suasana ✓
didalam keluarga
8 Akses Pendidikan
Semua anggota keluarga
✓
mengenyam pendidikan
Dokumentasi
Klien 1
Nama : AM
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Jelutung 7 Kp. Sugutamu RW. 021, Sukmajaya, Kota Depok.
Pekerjaan : Pedagang
Klien 2
Nama : UR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Jelutung 7 Kp. Sugutamu RW. 021, Sukmajaya, Kota Depok.
Pekerjaan : Pekerja Bengkel
Laporan Konseling
1. Deskripsi Masalah
AM merupakan ibu rumah tangga yang bekerja sehari-hari dengan berdagang
aneka makanan dan minuman cemilan didepan rumahnya untuk memenuhi kebutuhan
secara fisik maupun non-fisik keluarganya sehari-hari. AM mempunyai suami (UR),
dua anak (AP) dan (MD). Akan tetapi pada masa pandemi covid-19 saat ini, keluarga
AM mengalami kondisi kepelikan finansial yang berdampak pada kesejahteraan
keluarga nya.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan observasi yang telah dilakukan, penulis menganalisis
permasalahan yang dialami oleh keluarga AM yaitu mengalami tidak adanya
kesejahteraan keluarga baik secara fisik maupun non-fisik karena kepelikan finansial
yang dialaminya pada saat masa covid-19.
4. Tindak Lanjut
Untuk mengetahui perkembangan hubungan antara AM dengan suami, maka
dibutuhkan tindak lanjut jika AM dan suami berkomitmen untuk melakukan proses
konseling selanjutnya agar dapat mengentaskan permasalahan yang dialami hingga
mencapai jalan keluar dan mendapatkan solusi yang positif berdasarkan upaya-upaya
yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diberikan oleh tenaga ahli (konselor).