Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No.

2, ISSN 2338-6480
PENGARUH MODEL CASE BASED LEARNING (CBL) TERHADAP
KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP
SISWA KELAS X PADA MATERI MINYAK BUMI

Citra Ayu Dewi1 & Abdul Hamid2


1
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Mataram
2
Pemerhati Pendidikan Kimia
E-mail: Ayudewi_citra@yahoo.com/ abdulhamied101@gmail.com

ABSTRAK: Hasil belajar kimia yang sangat rendah disebabkan karena karakteristik materi
pembelajaran kimia terutama materi minyak bumi yang bersifat abstrak sehingga siswa
beranggapan materi pembelajaran sulit untuk dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model Case Based Learning terhadap keterampilaan generik sains dan pemahaman
konsep siswa kelas X pada materi minyak bumi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, jenis
quasi eksperimen dengan desain penelitian ”Posttest-Only control design”. Sampel terdiri dari 2
kelas, yaitu kelas eksperimen dengan model Case Based Learning dan kelas kontrol dengan
metode konvensional. Data keterampilan generik sains diperoleh menggunakan lembar observasi
keterampilan generik sains, sedangkan data pemahaman konsep siswa menggunakan tes pilihan
ganda beralasan. Teknik analisis data yaitu analisis deskriptif untuk keterampilan generik sains dan
analisis statistik untuk pemahaman konsep siswa. Hasil analisis deskriptif lembar observasi
keterampilan generik sains siswa diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 85,171
dan kelas kontrol sebesar 57,51. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa kelas eksperimen sebesar
76,40 dan kelas kontrol sebesar 57,09. Hasil analisis uji Mann-Whitney dengan SPSS 16.0 for
Windows diperoleh nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model Case Based Learning berpengaruh terhadap keterampilan generik sains
dan pemahaman konsep siswa kelas X pada materi minyak bumi.

Kata Kunci: Case Based Learning (CBL), Keterampilan Generik Sains, Pemahaman Konsep,
Minyak Bumi.

PENDAHULUAN kimia digambarkan melalui tiga tahapan, yaitu ;


Ilmu kimia merupakan bagian dari (1) tahap makroskopis yang merupakan
ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat fenomena kimia yang dapat diamati termasuk
materi, struktur materi, komposisi materi, pengalaman sehari-hari siswa. (2) tahap
perubahan materi, dan energi yang menyertai simbolis merupakan perwujudan fenomena
perubahan materi secara umum yang diperoleh kimia melalui berbagai media seperti model,
melalui hasil-hasil eksperimen dan penalaran gambar, dan bentuk komputasi. (3) tahap
(Depdiknas, 2004). Ruang lingkup kimia mikroskopis merupakan fenomena yang tidak
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, bisa dilihat secara langsung seperti elektron,
dan nilai yang dirumuskan dalam kompetensi molekul, dan atom. Lebih lanjut dikatakan
yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi bahwa kimia merupakan pokok bahasan yang
siswa merupakan kelanjutan dari kompetensi memiliki banyak konsep yang abstrak yang
kimia di SMP dan juga sebagai prasyrat untuk secara keseluruhan tidak dikenal oleh siswa.
belajar kimia lebih lanjut di perguruan tinggi Karakteristik yang multikompleks dari materi
serta berguna dalam kehidupan sehari-hari. kimia inilah yang menjadikan materi-materi
Kompetensi kimia di kelas X ditekankan pada pada mata pelajaran kimia sulit dipahami oleh
pengembangan pokok bahasan kecakapan siswa.
hidup (life skill) yang bermanfaat bagi semua Salah satu materi kimia yang dianggap
siswa untuk memecahkan masalah dengan sulit oleh siswa adalah materi minyak bumi.
kehidupan sehari-hari. Disamping itu, Dimana karakteristik dari materi minyak bumi
diberikan juga kompetensi kimia sebagai ini bersifat makroskopis atau yang dapat dilihat
prasyarat belajar kimia dikelas XI dan XII oleh mata contonya bentuk minyak bumi baik
(Anonim dalam Kusmayani, 2008). Johnson itu minyak mentah maupun hasil olahan
(1982) dalam Fajriyatin (2013) minyak mentah seperti bahan bakar yang
menggambarkan bahwa umumnya konsep menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-

294
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
hari,mikroskopis atau tidak dapat dilihat pembelajaran berbasis kasus dapat
langsung oleh mata contohnya proses mengembangkan keterampilan siswa dalam
terbentuknya minyak bumi, dan simbolis pembelajaran kelompok, berbicara, dan berfikir
contonya komponen-komponen atau unsur- kritis (Trianto, 2011).
unsur penyusun minyak bumi. Sehingga Adapun langkah-langkah model
dengan karakteristik yang multikompleks dari pembelajaran Case Based Learning (CBL)
materi minyak bumi inilah yang menyebabkan yaitu; (1) Guru membagi siswa dalam
siswa beranggapan bahwa materi tersebut kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang
merupakan materi yang abstrak dan sulit siswa. (2) Guru memberikankepada masing-
dipahami (Fajriyatin, 2013). Berkaitan dengan masing kelompok artikel berita atau cerpen
hal tersebut maka guru harus jeli memilih serta tentang kasus faktual yang berkaitan dengan
menggunakan modelpembelajaran yang tepat materi minyak bumi. (3) Masing-masing
dalam menyampaikan materi pembelajaran kelompok diberikan waktu untuk diskusi
kepada siswa agar mampu membuat siswa aktif dengan kelompoknya tentang artikel berita atau
dalam proses pembelajaran, karena model cerpen yang berkaitan dengan materi
pembelajaran sangat menentukan berhasil pembelajaran minyak bumi yang diberikan oleh
tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu guru. Dalam proses didkusi ini guru memberika
apabila ingin mengajarkan sesuatu kepada beberapa pertanyaan tertulis kepada masing-
peserta didik dengan baik dan berhasil, masing kelompok untuk menuntun proses
pertama–tama yang harus diperhatikan adalah diskusi. (4) Tanya jawab dan diskusi untuk
model pembelajaran yang dilakukan, sehingga membanding respon masing-masing kelompok.
sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau Dengan demikian siswa akan lebih terlibat dan
terlaksana dengan baik, karena model berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran yang dalam fungsinya pembelajaran dibandingkan dengan partisipasi
merupakan alat untuk mencapai tujuan guru (Trianto, 2011). Dengan menggunakan
(Lisnawati, 2009). model pembelajaran Case Based Learning
Berdasarkan hasil observasi dan (CBL) ini siswa akan mudah menggunakan
wawancara dengan guru bidang studi Kimia di keterampilan dasar atau keterampilan generik
SMAN 1 Gunung Sari diperoleh informasi sainsnya dalam menyelesaikan atau
bahwa guru sering menggunakan pendekatan memecahkan kasus yang diberikan oleh
konvensional seperti ceramah dan diskusi yang pendidik tentang materi minyak bumi dalam
berpusat pada guru dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
dan sebagian besar siswa pasif dalam proses sesuai langkah-langkah dari model Case Based
belajar mengajar. Hal ini menyebabkan Learning (CBL), begitu juga dengan
rendahnya keterampilan generik sains dan pemahamn konsep siswa terhadap materi
pemahaman konsep pada siswa yang pembelajaran akan maksimal yang ditandai
dibuktikan dengan rendahnya nilai rata-rata dengan keaktifan pada diri siswa dalam
hasil ulangan harian siswa. Berkaitan dengan memecahkan kasus melalui diskusi kelompok,
hal tersebut salah satu model pembelajaran dimana guru hanya berfungsi sebagai fasilitator
yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan moderator dalam proses berjalannya
yang mampu membuat siswa aktif dalam diskusi sehingga siswa dengan leluasa dan
proses pembelajaran adalah model Case Based bebas mengembangkan kemampuannya dalam
Learning (CBL). Model pembelajaran Case menyelesaikan kasus faktual yang disajikan
Based Learning (CBL) merupakan suatu model pendidik. Jadi model Case Based Learning
yang menggunakan kasus nyata yang telah (CBL) lebih menekankan seorang pendidik
didokumentasikan dengan baik sebagai sarana dalam melaksanakan pengajaran harus
pembelajaran. Siswa harus menggali dan memunculkan kegiatan yaitu memfokuskan
menemukan problem serta pemecahan dari pengajaran pada keterkaitan antara fakta dan
kasus yang diberikan tersebut dibawah pemberian pemahaman baru pada siswa,
pengarahan guru di dalam suatu kegiatan memberi semangat pada siswa untuk
diskusi. Adapun kelebihan dari model Case menganalisa, menginterpretasi, serta
Based Learning (CBL) ini yaitu; (1) Siswa mengamalkan informasi yang didapatkan dan
dapat mengungkapkan kasus atau isu dan mendorong siswa agar bertukar fikiran dengan
menggunakan kasus yang mereka hubungkan siswa lainnya (Trianto, 2011). Berdasarkan
dengan situasi yang baru. (2) Siswa dapat Penelitian yang telah dilakukan oleh Pratiwi
mengembangkan analisa, berkolaborasi, dan (2013), bahwa Pembelajaran berbasis kasus
terampil berkomunikasi. (3) Siswa lebih efektif diterapkan untuk meningkatkan
terlibat dalam proses pembelajaran. (4) Dengan keterampilan generik sains dan pemahaman

295
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
konsep siswa pada materi reaksi redoks kelas X penelitian yang digunakan yaitu Posttest-Only
SMA Negeri 5 Surakarta. Lebih lanjut control design karena dalam desain ini terdapat
penelitian dilakukan oleh Ubaidilla (2012), dua kelompok yang masing-masing dipilih
bahwa model pembelajaran berbasis kasus secara random dimana pada kelompok pertama
dapat meningkatkan pemahaman konsep dan disebut dengan kelompok eksperimen yang
keterampilan generik sains siswa pada materi diberi perlakuan dan kelompok yang kedua
larutan penyangga siswa kelas XI SMA Negeri disebut dengan kelompok kontrol yang tidak
2 Kuripan. Sementara itu, penelitian yang diberi perlakuan (Sugiyono, 2014). Adapun
dilakukan oleh Juliawan (2011), bahwa ada desain penelitian seperti pada Tabel 4 berikut :
pengaruh yang signifikan model pembelajaran Tabel 1. Desain Penelitian Posttest-Only
berbasis kasus terhadap variabel pemahaman control design
konsep dan keterampilan proses sains siswa Kelas Perlakuan Posttest
kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kuta. Penelitian Eksperimen X O1
lain yang dilakukan oleh Mutmainah (2010), Kontrol Y O2
bahwa model pembelajaran berbasis kasus (Sugiyono, 2014)
yang berpusat pada mahasiswa dapat Keterangan:
meningkatkan efektivitas pembelajaran kimia X = Penerapan pembelajaran Case Based
pada mahasiswa jurusan kimia FKIP Unsri Learning (CBL) pada kelas eksperimen
angkatan 2010. Selanjutnya menurut Susanti Y = Penerapan pembelajaran konvensional
(2011), bahwa pembelajaran berbasis kasus pada kelas kontrol
pada materi reaksi reduksi dan oksidasi dapat O1 = Tes pemahaman konsep pada kelas
meningkatkan kemampuan generik sains eksperimen
mahasiswa pendidikan kimia FKIP Unsri O2 = Tes pemahaman konsep pada kelas
angkatan 2011. Penelitian lain juga dilakukan kontrol
oleh Tao et al. (2012), bahwa ada perbedaan Populasi dalam penelitian ini adalah
yang signifikan (P<0,01) dalam peningkatan semua siswa kelas X MIA SMAN 1 Gunung
skor antara kelompok eksperimen dan Sari Lombok Barat yang terdiri dari 4 (empat)
kelompok kontrol dari siswa. Jadi Model Case kelas dengan jumlah siswa 96 orang. Teknik
Based Learning dapat meningkatkan hasil pengambilan sampel dari populasi yaitu dengan
belajar siswa dan kemampuan belajar mandiri teknik purposive sampling. Dimana teknik
siswa. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh pengambilan sampel dengan purposive
Torreda et al. (2015), bahwa pembelajaran sampling ialah teknik sampling yang digunakan
berbasis kasus dapat meningkatkan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
keterampilan mahasiswa sarjana keperawatan pertimbangan tertentu didalam pengambilan
dalam mempersiapkan klinis. Selanjutnya sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan
penelitian lain yang telah dilakukan oleh tertentu (Sugiyono, 2014). Pertimbangan yang
Keeve et al. (2012), bahwa Case Based dilakukan yaitu dengan mengambil sampel
Learning menunjukkan manfaat yang berkaitan yang homogen. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan kompetensi yang sangat diperlukan beda rerata dua kelompok diperoleh kelas X2
dalam pekerjaan dokter gigi. dan kelas X4 merupakan kelas homogen.
Berdasarkan uraian diatas, penting Adapun untuk penentuan kelas eksperimen dan
dilakukan penelitian tentang pengaruh model kelas kontrol dilakukan dengan teknik undian.
Case Based Learning (CBL) terhadap Dari hasil undian didapatkan bahwa kelas X2
keterampilan generik sains dan pemahaman sebagai kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai
konsep siswa kelas X pada materi minyak kelas kontrol. Adapun langkah–langkah dalam
bumi. mewujudkan pelaksanaan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk ditunjukkan oleh skema alur penelitian seperti
mengetahui pengaruh model Case Based pada 1 berikut:
Learning (CBL) terhadap keterampilan generic
sains dan pemahaman konsep siswa kelas X
pada materi minyak bumi.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimen semu (Quasi
Experimental) karena pada kenyataanya sulit
mendapatkan kelompok kontrol yang
dugunakan (Sugiyono, 2014). Adapun desain

296
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
Tabel 2. Pedoman Penilaian Keterlaksanaan
RPP

b. Analisis lembar observasi keterampilan


generik sains
Tabel 3. Penafsiran nilai keterampilan generi
sains

2. Analisis Statistik
a. Analisis data tes pemahaman
konsep siswa
Gambar 1. Skema Alur Penelitian Tabel 4. Rubrik penilaian
pemahaman konsep
Instrumen penelitian terdiri dari dua
macam yaitu instrumen perlakuan dan
instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan
berupa silabus dan RPP. Instrumen pengukuran
berupa instrumen pengukuran keterampilan
generik sains siswa berupa lembar observasi
dan instrumen pengukuran pemahaman konsep
siswa berupa tes pilihan ganda beralasan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan lembar observasi dan tes. A. Hasil
Adapun teknik analisis data yang digunakan 1. Data keterlaksanaan RPP
meliputi analisis deskriptif dan analisis Hasil analisis deskriptif data
statistik. Data yang dianalisis secara deskriptif keterlaksanaan RPP kedua kelas
yaitu data keterlaksanaan RPP dan data termasuk dalam kategori sangat baik,
keterampilan generik sains siswa, sedangkan akan tetapi nilai rata-rata keterlaksanaan
data yang dianalisis secara statistik yaitu data RPP kelas eksperimen lebih tinggi dari
hasil tes pemahaman konsep siswa. pada kelas kontrol. Secara ringkas
1. Analisis Deskriptif dipaparkan pada tabel 5 berikut:
a. Analisis data keterlaksanaaan RPP
Tabel 5. Nilai Rata-Rata Keterlaksanaan RPP Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterlaksanaan Rata-
No Kelas Pertemuan Kategori
RPP Rata
I 81,82 % Sangat Baik
1 Eksperimen II 90 % Sangat Baik 88,94 %
III 95% Sangat Baik
I 90 % Sangat Baik
2 Kontrol II 90 % Sangat Baik 87,54 %
III 82.62 % Sangat Baik
2. Keterampilan generik sains nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar
Hasil analisis deskriptif lembar 85,171 dengan kategori baik sedangkan
observasi keterampilan generik sains nilai rata-ratakelas kontrol sebesar 57,51
siswa, kelas eksperimen lebih tinggi dengan kategori kurang. Selengkapnya
dibandingkan kelas kontrol, dimana dapat dilihat pada tabel69 berikut:

297
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
Tabel 6. Nilai rata-rata keterampilan control sains kelas eksperimen dan kelas control
X2 (Kelas Eksperimen) X4 (Kelas Kontrol)
No Indikator
rata2 Bobot predikat rata2 Bobot predikat
Pengamatan
Kurang
1 Tidak 82,083 B Baik 35,82 E
Sekali
Langsung
Bahasa Sangat
2 86,769 A 65,91 C Cukup
Simbolik Baik
Hukum
3 Sebab 83,734 B Baik 59,71 D Kurang
Akibat
Inferensi Sangat
4 88,098 A 65,6 C Cukup
Logika Baik
Rata – Rata 85,171 B Baik 57,51 D Kurang
3. Data tingkat pemahaman konsep siswa data perhitungan tingkat keterampilan
Hasil analisis pemahaman generik sains siswa pada tiap-tiap
konsep siswa kelas eksperimen dan indikator pada kelas eksperimen yang
kelas kontrol secara singkat dapat dilihat dibelajarkan dengan model Case Based
pada Tabel 7 berikut: Learning (CBL) terus menerus
Tabel 7. Tingkat pemahaman konsep mengalami peningkatan yang signifikan
siswa dari 41,39 pada kemampuan awal
sebelum mendapatkan perlakuan
menjadi 85,17 setelah mendapat
perlakuan sehingga selisih rata-rata
peningkatan keterampilan generik sains
siswa pada kelas eksperimen sebesar
43,78. Sedangkan pada kelas kontrol
yang di belajarkan dengan model
Berdasarkan hasil analisis pembelajaran konvensional hanya
deskriptif diperoleh nilai rata-rata mengalami peningkatan dari 38,29
keterampilan generik sains siswa kelas sebelum mendapat perlakuan menjadi
eksperimen 85,171 lebih tinggi dari 56,76 setelah mendapat perlakuan
pada siswa kelas kontrol 57,51. sehingga selisih peningkatan
Sedangkan Hasil analisis uji hipotesis keterampilan generik sains siswa pada
dengan uji Mann-Whitney menggunakan kelas kontrol sebesar 18,47. Adanya
program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai perbedaan rata-rata penguasaan tiap
signifikan lebih kecil dari 0,05 indikator keterampilan generik sains
(0,000<0,05). Dengan demikian, dapat yang signifikan disebabkan kerena
disimpulkan bahwa model Case Based perbedaan langkah-langkah model
Learning (CBL) berpengaruh terhadap pembelajaran yang digunakan pada
keterampilan generik sains dan kedua kelas. Dalam penelitian ini nilai
pemahaman konsep siswa kelas X pada akhir keterampilan generik sains
materi minyak bumi. didapatkan dari hasil lembar observasi
keterampilan generik sains selama
B. Pembahasan proses pembelajaran berlangsung pada
1. Pengaruh model Case Based Learning materi minyak bumi. Dimana pada kelas
(CBL) terhadap keterampilan X2 (kelas eksperimen) dengan
generik sains menggunakan model Case Based
Berdasarkan hasil analisis Learning (CBL) siswa didorong untuk
deskriptif data keterampilan generik aktif salama proses pembelajaran, salah
sains siswa menunjukkan bahwa satunya pada saat diskusi pemecahan
terdapat perbedaan keterampilan generik kasus melalui diskusi kelompok, dimana
sains pada semua indikator antara pada fase ini siswa diminta untuk aktif
kelompok siswa yang belajar dengan dalam memecahkan tiap-tiap kasus atau
model pembelajaran Case Based masalah yang ditemukan didalam artikel
Learning (CBL) dengan kelompok minyak bumi yang disajikan oleh guru
siswa yang belajar dengan model bersama dengan kelompok masing-
pembelajaran konvensional. Dimana masing sedangkan siswa yang lain

298
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
diminta berperan secara aktif untuk tingkat pemahaman konsep siswa pada
memecahkan masalah tersebut dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol
temannya, pada tahap ini terjadi berbeda, sehingga dapat disimpulkan
pertukaran dan penambahan informasi bahwa ada pengaruh model
tentang apa yang telah didapatkan pembelajaran Case Based Learning
didalam artikel tentang minyak bumi. (CBL) terhadap pemahaman konsep
Sehingga pada saat peneliti menilai siswa kelas X pada materi minyak
keterampilan generik sains siswa baik bumi. Dimana tingkat pemahaman
melalui proses pemecahan masalah atau konsep siswa pada kelas eksperimen
kasus oleh siswa maupun dengan lebih tinggi dibandingkan dengan
memberi pertanyaan kepada siswa, tingkat pemahaman konsep siswa pada
siswa memiliki informasi yang cukup kelas kontrol.
untuk menjawab soal atau tes tentang Adanya perbedaan rata-rata
materi pembelajaran tersebut. pemahaman konsep siswa pada kedua
Pada kelas X4 (kelas kontrol) kelas tersebut disebabkan karena
yang dibelajarkan dengan model perbedaan model pembelajaran yang
pembelajaran konvensional, pada saat digunakan. pada kelas eksperimen yang
kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran Case
siswa hanya mendengarkan dan Based Learning (CBL) dimana siswa
memperhatikan penyampaian atau dituntut untuk aktif dalam proses
pemaparan materi dari guru setelah itu pembelajaran, pada pertemuan pertama,
dilakukan tanya jawab dengan siswa kedua dan ketiga siswa dituntut untuk
kemudian langsung mengerjakan soal memecahkan masalah atau kasus
tes tanpa ada tahap untuk saling dengan kelompoknya masing-masing
bertukar informasi dengan teman- sehingga dapat memberikan informasi
temannya, sehingga siswa mengerjakan yang luas tentang materi minyak bumi,
soal tes sebatas informasi yang selanjutnya siswa diberikan penguatan
didapatkan sendiri pada saat proses materi dengan tetap menghubungan
pembelajaran. dengan permasalahan dimana guru
Berdasarkan data dan hasil memberikan kasus kepada siswa agar
analisis deskriptif data yang diperoleh siswa lebih memahami konsep materi
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengikuti langkah-langkah dari
keterampilan generik sains siswa antara model Case Based Learning (CBL). Hal
kelas eksperimen dan kelas kontrol ini kemudian berimplikasi pada tingkat
berbeda, dengan demikian bahwa model pemahaman konsep siswa kelas
pembelajaran Case Based Learning eksperimen, sehingga dapat disimpulkan
(CBL) efektif diterapkan terhadap bahwa penggunaan model pembelajaran
keterampilan generik sains siswa kelas Case Based Learning (CBL)
X pada materi minyak bumi. Hal ini berpengaruh pada pemahaman konsep
sejalan dengan penelitian yang siswa pada materi minyak bumi. Hal ini
dilakukan oleh Mutmainah (2010), sejalan dengan penelitian Pratiwi, dkk
bahwa model pembelajaran berbasis (2013) yang berkesimpulan bahwa
kasus yang berpusat pada mahasiswa pembelajaran berbasais masalah juga
dapat meningkatkan efektifitas efektif diterapkan pada materi minyak
pembelajaran kimia mahasiswa. bumi dilihat dari ketercapaian target
2. Pengaruh model Case Based Learning pembelajaran.
(CBL) terhadap pemahaman konsep Pada kelas kontrol yang
siswa diajarkan dengan model pembelajaran
Berdasarkan hasil analisa data konvensional, dimana pembelajaran
posttest siswa dengan cara uji statistik berpuasat pada siswa sehingga peran
menggunakan uji-t karena data kelas siswa tetap sebagai penerima dan guru
eksperimen maupun kelas kontrol sebagai pemberi. Dalam hal ini
terdistribusi normal dan homogen. pembelajaran berlansung seperti
Adapun hasil Uji-t menggunakan biasanya dan hanya beberapa siswa
program SPSS statistics 16.0 yang aktif sedangkan yang lainnya lebih
(Independen Sampel Test), didapatkan banyak diam dan hanya mendengarkan
nilai sig. (2-tailed) = 0.000 ˂ dari taraf penjelasan yang disampaikan tanpa
signifikan = 0,05, yang artinya bahwa memberikan tanggapan. Hal ini

299
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
membuat siswa yang aktif atau yang pembelajaran Case Based Learning (CBL)
memperhatikan pembelajaran saja yang pada materi kimia lainnya.
memahami konsep materi, sedangkan
siswa yang kurang aktif dan tidak aktif DAFTAR RUJUKAN
kurang memperhatikan pembelajaran Fajriyatin. 2013. Penggunaan Demonstrasi,
sehingga siswa tidak memahami materi Animasi, dan Diskusi Serta Pegaruhnya
yang diajarkan. Terhadap Pemahaman Konsep Reaksi
Redoks Siswa Kelas X Ma-Yusuf
SIMPULAN Abdussatar Lombok Barat Tahun
Berdasarkan hasil penelitian dan Pelajaran 2012/2013 (Skripsi).
pembahasan dapat disimpulkan: Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP
1. Model pembelajaran Case Based Learning Mataram.
(CBL) efektif diterapkan terhadap Juliawan, Didik. Pengaruh Model
keterampilan generik sains siswa kelas X Pembelajaran Berbasis Masalah
pada materi minyak bumi. Hal ini Terhadap Pemahaman Konsep dan
dibuktikan dari nilai rata-rata keterampilan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
generik sains siswa kelas eksperimen XI IPA SMA Negeri 2 Kuta Tahun
85,171 termasuk kedalam kategori baik Pelajaran 2011/2012 (Skripsi).
sedangkan kelas kontrol 57,51 termasuk Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP
kedalam kategori kurang. Matara.
2. Model pembelajaran Case Based Learning Kusmayani. 2008. Analisis Tingkat Kesulitan
(CBL) berpengaruh secara signifikan Pada Pokok Bahasan Larutan
terhadap pemahaman konsep siswa kelas X Elektrolit dan Non Elektrolit Siswa
pada materi minyak bumi. Hal ini terbukti Kelas X Madrasah Aliyah Yusuf
dengan nilai signifikan yang didapatkan Abdussatar Tahun Ajaran 2007/2008
sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf (Skripsi). IKIP FPMIPA Mataram.
signifikansi yang sudah ditetapkan sebesar Lisnawati. 2009. Penerapan Pendekatan
0,05. Konstruktivis Dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Segi Tiga Pada
SARAN Siswa Kelas VII MTs MUMBA’UL
Berdasarkan hasil penelitian ini maka HAIR Bertais Tahun Ajaran 2008/2009
dapat diajukan beberapa saran guna untuk (Skripsi). Pendidikan Matematika
meningkatkan kualitas pembelajaran kimia FPMIPA IKIP Mataram.
sebagai berikut: Mutmainah, Siti. 2010. Pengaruh Model
1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran Pembelajaran Berbasis Kasus Yang
kimia untuk mengukur kemampuan generik Berpusat Pada Mahasiswa Jurusan
sains siswa dalam setiap melaksanakan Pendidikan Kimia FKIP Unsri
kegiatan pembelajaran pada materi minyak Angkatan 2010 (Artikel). Pendidikan
bumi maupun materi yang lain. Kimia FKIP Unsri.
2. Pada proses pembelajaran sebaiknya peran Pratiwi, Yussi. 2013. Penerapan Model
guru dikurangi agar tidak mendominasi Pembelajaran Berbasis Kasus Untuk
kelas dan memberikan kesempatan kepada Meningkatkan Keterampilan Generik
siswa untuk terlibat langsung dalam Sains dan Pemahaman Konsep Siswa
pembelajaran, sehingga siswa secara aktif Pada Materi Redoks Kelas X SMA
melibatkan diri dalam proses memecahkan Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran
masalah dan menemukan konsep materi itu 2013/2014 (Skripsi). FKIP Unsri.
sendiri. Purwanto. 2004. Pengaruh Model
3. Pada proses pembelajaran agar guru Pembelajaran Berbasis Fenomena
memperhatikan dan memanfaatkan waktu Dalam Meningkatkan Pemahaman
yang sudah ditentukan dengan sebaik- Konsep Pada Hasil Belajar Materi Alat-
baiknya supaya jangan sampai digunakan Alat Optik (Artikel). Pendidikan Fisika
untuk hal-hal yang tidak perlu. FPMIPA Universitas Negeri Gorontalo.
4. Manajemen kelas harus benar-benar Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian.
dipahami oleh guru agar proses belajar Bandung : Alfabeta.
mengajar berjalan lancar. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran
5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan Inovatif Berorientasi Konsruktivistik.
untuk mencoba menerapkan model Jakarta : Prestasi Pustaka

300
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 3 No. 2, ISSN 2338-6480
Ubaidillah, Ahmad. 2012. Pengaruh Model
pembelajaran Berbasis Kasus Terhadap
Pemahaman Konsep dan Keterampilan
Generik Sains Siswa Pada Materi
larutan Penyangga SMAN 2 Kuripan
Tahun Pelajaran 2012/2013 (Skripsi).
Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP
Mataram.
Keeve, PL., Gerhards, U., Arnold, WA.,
Zimmer S., Zöllner, A. 2012.
Jobrequirements compared to dental
school education: impact of a case-
basedlearning curriculum. GMS Z Med
Ausbild. Vol. 29. PP: Doc54.
DOI10.3205/zma000824, urn: nbn: de:
0183-zma 0008243.
Tao, L., Tang, Y., Zhu, MY.,Zhu, YQ., 2011.
Application of case-based learning in
clinical practice of dental students.
Europe PubMed Central. Vol. 20. PP:
209-212. DOI 10.1111/j.1365-
2929.2005.02107.

301

Anda mungkin juga menyukai