Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOSIOLOGI PERKOTAAN

“RANGKUMAN TATA RUANG KOTA dan STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA”

Dosen Pengampu: H. Engkos Koswara, M. Ag

DISUSUN OLEH:

Firyal Amalia (1198030082)

SOSIOLOGI – B/ SEMESTER II

PROGRAM SARJANA S1 PRODI SOSIOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB 4: TATA RUANG KOTA

Tujuan utama penyelenggaraan penataan ruang berkelanjutan adalah mewujudkan


kesejahteraan masyarakat sehingga dalam proses pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Kota yang berkelanjutan atau sustainable city adalah kota yang dapat ditinggali
dan dimanfaatkan sumber daya nya oleh masyarakat hingga turun-temurun. Ini menjadi bagian
tanggung jawab para pelaku dan pemangku pemerintah kita.

Pada Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 26 tahun 2007, disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud
dari struktur ruang dan pola ruang. Rencana tata ruang adalah rekayasa atau metode pengaturan
perkembangan tata ruang di kemudian hari. Rencana tersebut berdimensi tiga, dan berdimensi
empat jika unsur waktu dipandang sebagai dimensi keempat. Definisi lain, tata ruang atau dalam
bahasa Inggrisnya land use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional,
regional dan lokal.

Perencanaan tata ruang juga merupakan sebuah ilmu ilmiah, teknik administrasi, dan
kebijakan, yang dikembangkan sebagai pendekatan lengkap dan antar-ilmu, yang mengarah pada
sebuah keteraturan ruang (European Regional/Spatial Planning Charter: 1983). Definisi lain
bahwa perencanaan tata ruang dirancang untuk menyatukan kebijakan pembangunan dan
penggunaan lahan dengan kebijakan dan program lain yang memengaruhi.

Perencanaan tata ruang dapat memengaruhi proses pembangunan melalui tiga alat utama, yaitu
sebagai berikut (Cadman dan Crowe, 1991: 143).

1. Rencana pembangunan,
2. Kontrol pembangunan,
3. Promosi pembangunan merupakan cara yang paling mudah mengetahui interaksi
antaraperencanaan tata ruang dengan proses pembangunan.

Perencanaan tata ruang terkait:

(a) upaya mengalokasikan beragam kegiatan dalam ruang,


(b) upaya kompromi terhadap berbagai sudut padang pemanfaatan ruang atau ‘mekanisme
mediasi ruang’,
(c) lokasi ruang dipengaruhi oleh berbagai aspek, yaitu fisik, lingkungan, politik, sosial dan
ekonomi,
(d) melibatkan masyarakat dalam prosesnya,
(e) dilaksanakan pada berbagai tingkatan pemerintahan.

Menurut Undang-Undang 24 tahun 1992, penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan
meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan aspek administratif meliputi
ruang wilayah Nasional, wilayah Provinsi, dan wilayah Kabupaten/Kota. Sedangkan berdasarkan
fungsi kawasan dan aspek kegiatan meliputi kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan
kawasan tertentu. Rencana tata ruang kawasan perkotaan dengan jenis ke dalaman rencana
umum adalah kebijakan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan
dibudidayakan serta diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan.

Fungsi:

(1) menjaga konsistensi perkembangan kota/kawasan perkotaan dengan strategi perkotaan


nasional dan arahan rencana tata ruang wilayah provinsi dalam jangka panjang;
(2) menciptakan keserasian perkembangan kota dengan wilayah sekitarnya;
(3) menciptakan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah.

Pada era 90-an, konsep pengembangan wilayah mulai diarahkan untuk mengatasi
kesenjangan wilayah, misal antara KTI dan KBI, antarkawasan dalam wilayah pulau maupun
antara kawasan perkotaan dan perdesaan. Perkembangan terakhir pada awal abad milennium,
bahkan, mengarahkan konsep pengembangan wilayah sebagai alat untuk mewujudkan integrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Konsep pengembangan wilayah:

1. proses perencanaan tata ruang wilayah,


2. proses pemanfaatan ruang,
3. proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme perizinan dan
penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RT/RW dan
tujuan penataan ruang wilayahnya.

Kebijaksanaan penataan wilayah dalam pola tata ruang terdiri atas rencana Umum, rencana detail
dan rencana Teknik tata ruang Kota.

Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang kegiatan utamanya bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan, dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Dalam tata ruang kota, beberapa kawasan yang ada di wilayah perkotaan dibagi dalam beberapa
zona berikut:

1. perumahan dan permukiman;


2. perdagangan dan jasa;
3. industri;
4. pelayanan umum;
5. wisata dan taman rekreasi;
6. pertanian dan perkebunan;
7. tempat pemakaman umum;
8. tempat pembuangan sampah.
BAB 5: STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA

Santosa menjelaskan bahwa governance sebagaimana didefinisikan UNDP adalah


pelaksanaan politik, ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa.
Pelaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan baik (good atau sound) jika dilakukan dengan
efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, dalam suasana demokratis, akuntabel,
serta transparan (Mas Ahmad Santosa, 2001: 86). Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan
yang baik dalam ukuran proses maupun hasil-hasilnya, semua unsur dalam pemerintahan
bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan lepas
dari gerakan-gerakan anarkis yang bisa menghambat proses lajunya pembangunan.

Pemerintah daerah adalah UUD Tahun 1945 Pasal 18 ayat 1 yang menyebutkan bahwa
Negara Kesatuan Repulik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur Undang-Undang. Tujuan pembentukan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat di samping sebagai sarana pendidikan politik ditingkat lokal.

Urusan Pemerintahan Pusat Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memerhatikan
keserasian hubungan antarsusunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas
urusan wajib dan urusan pilihan.

Penyelenggara pemerintahan adalah presiden dibantu oleh wakil presiden, dan menteri
negara. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD. Untuk
pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Untuk
pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau
kota dan DPRD kabupaten atau kota. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengertian mengenai Peraturan Daerah, yaitu Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan
Daerah Kabupaten/ Kota. Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Peraturan Perundang-undangan menyatakan bahwa Peraturan Daerah
Provinsi adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk olehDewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. Tujuan utama perda adalah mewujudkan
kemandirian daerah dan memberdayakan masyarakat.

Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintahan daerah provinsi, daerah


kabupaten atau daerah kota sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.

1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP Daerah) untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun yang ditetapkan dengan Perda.
2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM Daerah) untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang ditetapkan dengan Perda.
3. Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah
pusat.

Di dalam Undang-Undang yang mengatur Keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang


pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan; dan kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden
sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/ walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

Anda mungkin juga menyukai