Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FISIOLOGI MANUSIA

SEL MIKROGLIA (Microglia cell)

Dosen Pengampu:
Dra. Noortiningsih, M.Si

Disusun oleh:
Atika Amalia Firdaus
NPM 206201446048

FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI MEDIK
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
PENDAHULUAN

Otak merupakan organ tubuh yang mempunyai peran sangat


penting dalam mengatur dan mengontrol semua aktivitas tubuh
termasuk perilaku, tumbuh kembang, dan reproduksi. Sel-sel
penyusun otak manusia sekitar 90% terdiri dari sel-sel glial dan
sisanya yaitu sekitar 10% terdiri dari sel saraf. Sistem saraf
merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi
sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun antar organ
dan dapat berfungsi sebagai kendali berbagai organ, serta dapat
memproduksi hormon. Sistem persarafan dalam tubuh dibangun oleh
dua jenis sel, yaitu sel neuron dan sel neuroglia. Neuroglia merupakan
sel glia yang memberikan dukungan, nutrisi dan melindungi sel
neuron. Tidak seperti sel neuron, sel glia tidak membentuk atau
menyalurkan impuls saraf. Selama beberapa waktu semenjak
penemuannya, sel glia di anggap oleh para ilmuwan adalah “semen”
pasif yang secara fisik menopang neuron dan secara fungsional
merupakan sel yang penting. Sel glia berfungsi membantu menunjang
sel neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara
homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus
yang mengelilingi neuron didalam batas-batas sempit yang optimal
bagi fungsi neuron. Salah satu jenis sel glia yang memberikan
dukungan terhadap kerja sel neuron adalah sel Mikroglia.
A. Sel Mikroglia

Mikroglia pertama kali ditemukan oleh ahli Neuroanatomi


berkebangsaan Spanyol, Pio del-Rio-Hortega (1882-1945), sebagai
komponen ketiga dari sistem saraf pusat. Sedangkan komponen
utamanya adalah sel neuron, dan komponen keduanya adalah sel
astrosit. Mikroglia menyusun 10-15% dari total sel yang menempati
otak. Mikroglia merupakan sel glia yang ukurannya paling kecil dan
memiliki sifat-sifat fagosit dan merupakan sel pertahanan imun
pada sistem saraf pusat. Sel “pembersih” ini adalah sepupu dari
monosit yang sama-sama membentuk lini pertahanan. Ia berasal
dari sel prekursor monosit saat embryogenesis dan memiliki banyak
kesamaan fungsi dengan makrofag sehingga tergolong sebagai
turunan dari sel fagosit lainnya seperti sel dendritik dan makrofag.
Mikroglia dan makrofag merupakan sel utama dalam sistem
kekebalan tubuh organisme, dan mereka berperan penting dalam
perbaikan dan juga proses regenerasi. Akan tetapi mikroglia juga
merupakan produsen utama proinflamasi sitokin, yang dapat
menghambat perbaikan otak dan neurogenesis. Oleh karena itu
peran ganda mikroglia juga dapat menghambat restorasi otak
setelah stroke. Kinerja mikroglia dan makrofag yang seirama ini
disebabkan oleh adanya bukti definitif dari analisis pemetaan yang
menunjukkan bahwa mikroglia berasal dari makrofag primitive
selama perkembangan otak, akan tetapi lingkungan dan
perkembangan otak membuat mikroglia mengalami perubahan
beberapa aspek-aspek tertentu yaitu genetik atau karakteristik
fungsional nya, sehingga hal ini yang membedakan mikroglia dari
makrofag yang beradar pada organ lain. Sifat mikroglia yang
menjadi aktif terhadap kerusakan atau perbaikan jaringan otak
banyak ditemukan di berbagai penyakit seperti penyakit
neurodegeneration, stroke, trauma, dan tumor otak. Mikroglia
secara normal berada pada kondisi inaktif dengan morfologi sel
memiliki bahan sel kecil dan prosesus-prosesus. Mikroglia juga
memiliki nukleus yang berperan dalam metabolisme dan
pertumbuhannya. Juga terdapat organel lain seperti retikulum
endoplasma, mitokondria, dan aparatus golgi.
B. Letak Spesifik sel Mikroglia

Mikroglia berasal dari jaringan sumsum tulang belakang


yang sama dengan yang menghasilkan monosit. Selama
perkembangan masa mudigah, mikroglia bermigrasi ke sistem saraf
pusat, tempat sel-sel ini berdiam diri sampai di aktifkan jika ada
infeksi atau cedera.
C. Fungsi Sel Mikroglia
Mikroglia memiliki fungsi spesifik sebagai komponen fagositik
yang berperan penting dalam menyingkirkan debris-debris yang
berasal dari sel otak yang sudah mati maupun bakteri dan lain-lain.
Sehingga sistem saraf pusat terhindar dari infeksi.
Dalam keadaan istirahat, mikroglia adalah sel berhulu dengan
banyak cabang panjang yang memancar keluar. Namun mikroglia
dalam keadaan istirahat bukan hanya sekedar sel pengawas, akan
tetapi sel ini mengeluarkan fakto-faktor pertumbuhan dalam
konsentrasi rendah misalnya, faktor pertumbuhan saraf yang
membantu sel neuron dan sel glia lain untuk bertahan hidup dan
tumbuh. Dalam keadaan aktif, pada saat terjadi masalah di sistem
saraf pusat, mikroglia menarik cabang-cabangnya dan membulat
sehingga menjadi sangat mobile, lalu bergerak menuju daerah yang
bermasalah untuk menyingkirkan semua benda asing atau sisa-sisa
jaringan. Mikroglia juga mengeluarkan bahan-bahan kimia destruktif
untuk menyerang sasaran mereka, namun para peneliti mencurigai
bahwa pengeluaran yang berlebihan terhadap bahan kimia ini
dapat merusak neuron yang harusnya mereka lindungi sehingga
membahayakan, seperti yang dijumpai pada pasien Stroke,
Alzheimer, Demensia, dan penyakit Neurodegeneratif lainnya.
D. Spesialisasi sel Mikroglia
Bila teraktivasi oleh patogen, maka sel ini akan mengalami
perubahan morfologi, meliputi berkurangnya cabang-cabang
dengan badan sel membesar berbentuk amoeboid dan
menunjukkan perubahan pada permukaan sel nya. Sehingga pada
saat jar saraf rusak, mikroglia akan bermigrasi, berproliferasi
menjadi fagosit dan menghilangkan jaringan mati atau sel asing
dari sistem saraf pusat.
Perubahan morfologi dan fungsi mikroglia meliputi
pembesaran, penebalan, produksi protein proinflamasi, dan
perubahan perilaku dalam proliferasi, migrasi, dan fagositosis nya.
Contohnya pada saat iskemia terjadi, bersama dengan
pengurangan aliran darah ke otak, mikroglia akan mengalami
perubahan morfologi. Mikroglia yang diaktifkan akan mulai
memperluas tonjolan menuju pembuluh darah yang berdekatan,
lalu ia mulai menelan sel endotel melalui proses fagositosis.
Sel Mikroglia yang Sel mikroglia yang
berbentuk Ramified berbentuk Amoeboid
pada saat inaktif pada saat diaktifkan

E. Transformasi Mikroglia M1 dan M2


Mikroglia juga memiliki Toll-Like-Receptor (TLR) yang
penting untuk meningkatkan respon imun dalam melawan
peradangan. TLR ini juga diketahui berperan aktif dalam
mengontrol aktivitas mikroglia. TLR menjadi pintu awal terjadinya
proses molekuler akibat adanya rangsangan dari senyawa asing
yang berbahaya yang dikenal sebagai Damage-Associated-
Molecular Patten-Induced (DAMP).
Selain dibedakan secara morfologinya, mikroglia juga dapat
dibedakan secara fisiologis fungsi serta senyawa penstimulusnya,
yaitu mikroglia tipe M1 dan mikroglia tipe M2. Mikroglia M1 dikenal
sebagai mikroglia proinflamasi karena secara aktif mensekresikan
senyawa sitokin seperti IL-IB, II-6 maupun TNF-a. Namun dalam
jangka waktu panjang dan stimulus yang terus menerus , senyawa
sitokin tersebut dapat merusak sel neuron disekitarnya sehingga
memicu timbulnya neurotoksisitas, neurotoksisitas sendiri lebih
lanjut akan berdampak pada munculnya gangguan sistem saraf
pusat yang meliputi penyakit Alzheimer, Parkinson, maupun
Huntington. Sel mikroglia dewasa yang bertransformasi menjadi
mikroglia tipe M2 merupakan tipe mikroglia anti-inflamasi yang
mensekresi sitokin anti-inflamasi seperti IL-10 dan TGF-B yang
bersifat melindungi sel-sel neuron disekitarnya sehingga disebut
juga sebagai mikroglia neuroprotektif. Saat ini para ilmuwan masih
berusaha melakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap dan jelas tentang transformasi mikroglia M1/M2.
Misalnya tentang senyawa apa saja yang mendorong terjadinya
transformasi, dan bagaimana proses transformasi berlangsung, dan
apakah mikroglia M1 dapat berubah menjadi M2 ataupun
sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Biologydictionary.net Editors. “Microglia Cell”. Biology Dictionary,


Biology, Dictionary.net,12 Mei. 2021,
https://biologydictionary.net/microglia-cell/.

Sushama. 2011. Jaringan Otot dan Saraf. Diakses dari


https://sushama.com/sel-mikroglia--di-sistem-saraf-.html.
[9 Oktober 2021]

Feriyawati L. 2006. Anatomi sistem saraf dan perananya dalam


regulasi kontraksi otot rangka [Tesis]. Sumatera Utara:
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Kuantarti. 2007. Anatomi sistem saraf. http://staff.ui.ac.id/internal.pdf


[8 Oktober 2021]

Sloane, Ethel. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Diakses dari
http://eprints.umm.ac.id. [9 Oktober 2021]

Anda mungkin juga menyukai