Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA
“Mekanisme Evolusi Simulasi Dengan AlleleA1”

Dosen Pengampu: Drs. Yeremiah Rubin Tjamin M.Si

Oleh:

Atika Amalia Firdaus


206201446048

LABORATORIUM MIKROTIKA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang
apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari
setiap generasi (Suryo, 2011).
Genetika populasi merupakan cabang ilmu genetika yang mempelajari
komposisi gen pada kelompok suatu individu dan perubahan komposisi gen yang
diakibatkan oleh waktu . Bila kita misalkan suatu alel diberi simbol A dan a, maka
dalam suatu populasi akan ada individu yang memiliki alel A dan ada yang
memiliki alel a. Jumlah alel A + a dalam populasi selalu sama dengan 1. Untuk
suatu sifat tertentu sebuah alel akan merupakan bagian dan menyusun
keseluruhan gene pool. Gene Pool adalah kumpulan program genetik yang
dibawa setiap individu anggota suatu populasi ( Widianti, 2016).
Gen-gen dalam Gene Pool mempunyai hubungan dinamis dengan alel
lainnya dan dengan lingkungan tempat populasi itu hidup. Faktor-faktor
lingkungan memiliki kecenderungan untuk merubah frekuensi gen sehingga
menyebabkan terjadinya evolusi dalam populasi (Thohari dkk. 1995). Prinsip
keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi alel pada suatu
generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan populasi yang
seimbang (Passarge, 2007).
Keadaan populasi yang seimbang pada prinsip keseimbangan genetik
populasi Hardy-Weinberg adalah populasi harus berukuran besar, perkawinan
terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan genetic drift, dan tidak terjadi
seleksi alam (Duscheck, 2003). Prinsip keseimbangan genetik populasi
dirumuskan :
(p + q) 2 = p 2 + 2pq + q 2 .
Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan terdapat dua alel
A dan a dengan frekuensi p dan q, dengan demikian frekuensi tiga genotip, dua
homozigot dan satu heterozigot dapat dihitung. Kromosom dengan lokus yang
memiliki tiga alel menggunakan rumus (Ahluwalia,2009)
(p + q + r) 2 = p 2 + q 2 + r 2 + 2pq + 2pr + 2qr
Pada awal perkembangannya, Genetika Populasi lebih menekankan
pada teori dan perkembangan model-model matematika untuk menggambarkan
struktur genetika suatu populasi. Selanjutnya ketika era komputer mulai
berkembang, para ahli Genetika Populasi mulai membuat program-program
simulasi suatu populasi pada eksperimen yang dilakukan. Salah satu program
yang ada pada masa sekrang adalah aplikasi AlleleA1.
AlleleA1 memodelkan evolusi pada satu lokus dalam populasi ideal
organisme imajiner. Lokus yang menarik memiliki 2 alel: A1 dan A2 . Pengguna
memasukkan nilai untuk parameter yang mengontrol pemilihan, mutasi, migrasi,
penyimpangan genetik, dan kawin sedarah. Saat simulasi berjalan, peranti
lunak memplot grafik yang menunjukkan frekuensi alel A1 dari waktu ke waktu.
Parameter yang terdapat pada aplikasi adalah :
1. Starting Frequency of allel A 1
Seperti namanya, parameter ini mengontrol frekuensi alel A 1 pada awal
simulasi. Frekuensi alel A 2 ditentukan secara otomatis dengan
pengurangan. Starting frequency of allel A1 tidak boleh kurang dari nol atau
lebih besar dari satu.
2. Fitnes of genotype A1A1, A1A2, A2A2
Parameter-parameter ini menentukan kesesuaian relatif dari ketiga
genotipe (yaitu, probabilitas relatif bahwa satu individu dari masing-masing
genotipe akan bertahan hidup untuk bereproduksi). Kebugaran harus positif,
tetapi selain itu yang penting adalah nilainya relatif satu sama lain.
3. Mutation rate from A1 to A2 / A2 to A1
Parameter-parameter ini menentukan tingkat di mana salinan alel A1
berubah menjadi alel A2 dan sebaliknya. Tingkat mutasi tidak boleh kurang
dari nol atau lebih besar dari satu..
4. Fraction migrants each generation
Parameter ini mengontrol sebagian kecil individu dalam setiap generasi
yang merupakan pendatang yang baru tiba dari populasi lain. Fraksi migran
tidak boleh kurang dari nol atau lebih besar dari satu.
5. Frequency of A1 in Source pop’n
Parameter ini mengontrol frekuensi alel A 1 di antara imigran yang baru
tiba.Tidak boleh kurang dari nol atau lebih besar dari satu

6. Population Size
Secara default, ukuran populasi tidak terbatas, dan populasi berkembang
sesuai dengan persamaan deterministik. Memasukkan bilangan bulat positif
untuk ukuran populasi membuat populasi terbatas. Setiap generasi, frekuensi
alel ditentukan dengan pengambilan sampel dari kumpulan gen generasi
sebelumnya.
7. Inbreeding coefficient (F)
Parameter ini, juga dikenal sebagai F, menentukan probabilitas bahwa
dua alel individu identik dengan keturunan indukan yang sama. Nilai 0
mewakili perkawinan silang; nilai 1 mewakili selfing. F tidak boleh kurang dari
nol atau lebih besar dari satu.

B. Tujuan Praktikum
Untuk mensimulasikan frekuensi alel dalam suatu populasi dengan aplikasi
allel A1.
BAB II METODE PENGAMATAN

A. Alat dan Bahan


1. Komputer/ Laptop
2. Aplikasi AlleleA1
3. Kalkulator
4. Pulpen
5. Kertas

B. Cara Kerja
1. Download aplikasi AlleleA1
2. Instal dan Buka aplikasi
3. Lalu mulailah mengisi kolom-kolom pada parameter yang ada berupa :
Starting frequency of allele A1 ( dengan menggunakan persamaan Hardy-
Wainberg), Fitness of genotypes A1A1, Fitness of genotypes A1A2, Fitness
of genotypes A2A2, Mutation rates from A1 to A2, Mutation rates from A2 to
A1, Fraction migrants each generation, Frequency of allele A1 in the source
population, Population size dan Inbreding Coefficient sesuai data yang ada.
4. Klik tombol “run” dan lihat grafik yang terbentuk
5. Gambaran generasi pada grafik dapat dilihat dengan cara klik gambar pada
sudut kanan atas aplikasi ( dibawah tombol close )
6. Lakukan dengan nilai starting frequency of AlleleA1 yang berbeda
7. Hasil di screen shoot dari tiap-tiap starting frequency of allele A1 yang
berbeda.
½
8. Mencatat hasil dari frekuensi awal ke N
9. Hasil N ½ dibuatkan kurva ke microsoft excel.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Simulasi Dengan AlleleA1
Kasus 3
Reseptor C-Chemokine tipe 5 (CCR5) adalah protein permukaan sel
lekosit yang berperan sebagai reseptor khemokin. Reseptor ini berperan dalam
sistem imun saat sel-T tertarik ke jaringan atau organ tertentu. CCR5 juga
berperan sebagai ko-reseptor pada infeksi HIV-1. Pada manusia gen CCR5
terletak di 3p21.Individu tertentu membawa mutasi CCR5-D32 yang memberikan
kekebalan terhadap infeksi HIV-1.
Pada populasi orang Eropa, frekuensi CCR5-D32 mencapai angka 0,2. Mutan ini
diperkirakan muncul sekitar 700 tahun yl. Seberapa besarkah gaya seleksi
terhadap alel mutan ini sehingga dalam waktu relatif singkat dapat mencapai
frekuensi yang tinggi.

Penyelesaiaan dapat dilihat pada aplikasi dibawah ini :

Dalam waktu relatif singkat alel tertinggi dicapai pada generasi ke 4 yaitu
dengan frekuensi sebesar 195,9891.
B. Pembahasan
Pada Praktikum kali ini yaitu melakukan simulasi frekuensi alel dalam
suatu populasi dengan aplikasi alleleA1. Adanya perubahan keseimbangan
frekuensi alel dalam populasi menunjukkan adanya evolusi. Hubungan
antara waktu (generasi) dengan perubahan frekuensi alel dalam proses
evolusi, proses tersebut maka menyebabkan terbentuknya spesies-spesies
baru. Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila
terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Jika dimisalkan Jika dimisalkan dalam 1 generasi berlangsung
selama 30 tahun, maka : 30 tahun x 14 generasi = 420 tahun. Dengan hasil
tersebut, maka yang dilakukan oleh A. Hitler merupakan hal yang sia-sia,
karena tidak mungkin menghilangkan suatu genotip hanya dalam waktu
singkat.
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Praktikum Eugenetika yang dilakukan oleh Adolf Hitler untuk
menghilangkan penderita merupakan hal yang sia-sia. Hal ini dikarenakan
diperlukan jumlah generasi yang banyak, serta waktu yang sangat lama
untuk menurunkan frekuensi alel menjadi setengahnya.
2. Semakin kecil frekuensi awal maka semakin besar generasi yang
dibutuhkan untuk menurunkan gen jadi setengahnya

B. Saran
Dalam penulisan laporan pratikum ini, praktikan benar-benar menyadari
bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kekurangan dalam berbagai aspek. Oleh sebab itu praktikan memberi saran
saat menyusun laporan hendaknya dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan
memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tidak lupa pula untuk aktif mencari
sumber acuan mengenai genetika, baik berupa video maupun jurnal-jurnal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics Secon Edition. New Age International (P) Limited.
Publishers. New Delhi, India.
Suryo. 2011. Genetika Manusia. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Thohari M et al. 1995. Genetika Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatranus) dan Konsep Pengelolaan Populasinya Secara Lestari. Media
Konservasi 4(4): 209-221.
Passarge, Eberhard. 2007. Color Atlas of Genetics. New York: Theime Stuttgart.

Anda mungkin juga menyukai