Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Manusia, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, adalah

makhluk Allah yang diciptakan dalam kondisi sempurna dan dalam kondisi

terbaik.

‫لَقَ ۡد خَ لَ ۡقنَا ااۡل ِ ۡن َسانَ فِ ۡۤى اَ ۡح َس ِن ت َۡق ِو ۡي ٍم‬

“ Sesungguhnya Kami Telah Menciptakan Manusia Dalam Bentuk Yang

Sebaik- baiknya,(QS.At-Tiin :4). “1

Secara Manusia yang hidup secara alami membutuhkan bantuan orang

lain, dan manusia menjadi "manusia" hanya ketika mereka berada di lingkungan

dan memiliki hubungan dengan mereka. Dengan kata lain, manusia adalah

makhluk sosial.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu bergerak dan dinamis, dan

tentunya segala sesuatunya berhubungan dengan dirinya dan orang-orang di

sekitarnya. Pada dasarnya fitrah manusia sebagai makhluk sosial adalah

mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga individu manusia

adalah orang lain dalam setiap proses yang dialaminya akan dibutuhkan. Tentunya

interaksi dan relasi yang terjalin satu sama lain perlu dibuka oleh Anda berdua

1
Departement Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur’an, 1971), hal.1076.

1
2

untuk saling berbagi informasi tentang diri Anda.

dirinya masing- masing, agar terjalin hubungan yang baik yang disertai

rasa nyaman dan percaya.2

Perkembangan Perbaikan manusia adalah pemuda. Juvenile, yang dalam

dialek uniknya disebut adolescen, berasal dari bahasa Latin adolescere yang

berarti “berkembang atau berkembang untuk mencapai perkembangan”.

Perkembangan lanjut, istilah pubertas sebenarnya mencakup pengertian yang luas,

termasuk perkembangan mental, antusias, sosial dan fisik. Pandangan ini

ditegaskan oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah

usia di mana orang-orang dikoordinasikan ke dalam masyarakat dewasa, usia di

mana anak-anak tidak merasa bahwa mereka berada di bawah tingkat individu

yang lebih berpengalaman tetapi merasakan hal yang sama, atau setidaknya tidak

naik ke. Dalam hal ini perkembangan pubertas dibagi menjadi beberapa bagian

yang meliputi pubertas dini, remaja tengah, dan remaja akhir yang memiliki ciri

masing-masing klasifikasi tersebut.

Elizabeth Harlock menjelaskan bahwa perkembangan remaja

dikategorikan sebagai berikut: (1) Pubertas dini: Pubertas dini adalah remaja

berusia antara 12 dan 15 tahun yang merasa tidak nyaman, tidak mau bekerja, dan

pesimis. (2) Remaja menengah: Remaja menengah adalah remaja berusia antara

15 dan 18 tahun, selama waktu itu dorongan untuk hidup biasanya mulai tumbuh

dan seorang teman yang dapat memahaminya diperlukan. (3) Masa Remaja Akhir:

2
Ruswandi Hermawan dan Kanda Rukandi, Prespektif Sosial Budaya, (Bandung: UPI Press,
2007), hal.37
3

Seorang remaja berusia 1922 tahun sekarang dianggap berharga, mencari

pandangan hidup dan sesuatu yang siap untuk beranjak dewasa.

Dengan Perkembangan remaja ini memungkinkan

orang untuk beradaptasi secara alami dengan lingkungan sosial. Tentu

saja, sebagai mahasiswa, terutama mahasiswa baru, banyak

yang berjuang dengan pengaturan

yang baru. Kesulitan-kesulitan ini membuat Anda merasa kesepian dan

bingung ketika Anda harus memilih teman yang saling mendukung dan memberi

Anda rasa aman. Banyak sekali remaja yang tidak dapat bersosialisasi karena

tidak tertarik, tidak mencerminkan perilaku sosial dalam kelompok, memiliki

sikap yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan yang ada,

tidak diterima oleh teman dan sering dipilih. .Bahasa psikologi terisolasi jika

ditolak oleh sekelompok orang atau di masyarakat. Hal ini membutuhkan upaya

untuk membangun rasa percaya diri pada siswa yang terisolasi, mengembangkan

keterampilan dan potensi yang ada dalam diri mereka, serta mengatasi dan

menguasai tantangan yang dihadapi klien mereka. Percaya diri, juga disebut

percaya diri, adalah sikap orang yang percaya pada kemampuan mereka tanpa

menghubungkan atau membandingkan dengan orang lain. Selain itu, konsep harga

diri pada dasarnya adalah keyakinan dalam hidup, mempertimbangkan pilihan dan

memilih untuk dapat melakukan sesuatu sendiri. Artinya kepercayaan dan

kepercayaan diri hanya terjadi jika seseorang dapat melakukan apa yang mereka

bisa dan melakukannya dengan percaya diri tanpa pengaruh lebih lanjut.
4

Individu Orang perlu percaya diri agar dapat memberikan dampak positif

pada kesuksesan dan cita-cita mereka, dan kesuksesan yang akan mereka capai di

kemudian hari. Melalui sikap percaya diri, seseorang dapat mengenali

kemampuannya, pantang menyerah, dan menghadapi kesulitan yang dihadapi,

sehingga Wilis (1985) mengatakan bahwa kepercayaan diri memiliki masalah

dalam keadaan terbaik dan orang lain.Dapat memberikan sesuatu yang baik untuk

Anda. Hal ini terlihat dari gambaran kepribadian Carl Gustav Jung. Menurut Jung,

kepribadian adalah semua pikiran, perasaan, dan tindakan yang benar, baik yang

disadari maupun yang tidak disadari. Setiap individu memiliki sifat unik, dan

keunikan itu berkembang dari awal kehidupan hingga individu paruh baya. Selain

itu, seseorang mengembangkan universalitas individualitas, yang tidak didominasi

oleh satu aspek saja.

Jung juga memiliki pandangan yang lebih positif tentang sifat manusia

dan citra manusia yang penuh harapan. Hal itu nantinya akan mempengaruhi ego

atau jiwa setiap individu, apakah bisa dikendalikan dengan baik atau tidak.

Mengenai Mengenai sifat siswa yang terisolasi, Andi Mappiare

mengatakan bahwa 4.444 siswa yang terisolasi adalah siswa yang jarang dipilih

atau sering ditolak oleh lingkungannya, termasuk kemampuan berpikirnya yang

buruk atau bodoh. Dan siswa yang terisolasi adalah mereka yang tidak memiliki

teman, jarang dipilih, selalu ditolak oleh teman sekelas, tidak tertarik dengan

kegiatan kelompok, tidak dapat menerima norma dalam kepribadiannya, tidak

dapat bertindak dengan baik, atau beradaptasi. tidak bisa. Persyaratan lingkungan
5

yang ada, siswa yang jarang diseleksi atau sering ditolak oleh lingkungan. Berikut

ciri-ciri siswa yang terisolasi: Anak yang terisolasi dari lingkungannya memiliki

ciri-ciri sebagai berikut::

1. Mempunyai minat yang rendah untuk bersosial

2. Tidak bisa bersosialisasi dengan baik

3. Kurang bisa menyesuiakan diri dengan lingkungannya

4. Melakukan kegiatan sendiri dan tidak dapat menyerap norma-norma

dari lingkungannya

5. Kemampuan daya pikirnya lemah atau rendah

6. Tidak rapi dan Tidak aktif dalam urusan kelompok

7. Tidak berinisiatif dan Tidak memikirkan kepentingan kelompok

8. Tidak sabar dan Tidak jujur

9. Tidak suka menolong. Tidak suka bekerjasama dan membantu

kelompok

10. Tidak bertanggung jawab.dan Tidak pemurah

Tidak kasih sayang

Selain ciri-ciri di atas ada ciri-ciri lain anak terisolasi menurut

Elizabeth B.Hurlock3 yaitu:

1. Penampilan diri yang kurang menarik

2. Kurang sportif

3. Penampilan yang tidak sesuai dengan standar teman

4. Perilaku yang menonjolkan diri, mengganggu orang lain, suka

3
Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), hal. 16
6

memerintah, tidak bekerjasama dan kurang bijaksana

Indikator Indikator kepribadian dan kepribadian muncul dari banyaknya

fenomena yang muncul pada dirinya, bagaimana pengalaman klien, mereka yang

merasa terasing dan terancam hingga mengalami trauma. kepribadian. Dan klien

juga disebut Ally (nama samaran). Ketika seorang peneliti mengamati pergerakan

klien yang terisolasi ini, peneliti tidak dapat beradaptasi dengan situasi sosial dan

mengendalikan dirinya untuk mengembangkan potensinya, sehingga muncul

kepercayaan diri klien. Anda dapat melihat bahwa saya tidak dapat lagi

memilikinya. Selain itu, klien juga merasa bahwa ketika mereka berada di tengah

sekelompok orang yang tidak mereka kenal, mereka merasa bahwa mereka sedang

merasakan diri mereka sendiri, mendapatkan kembali ketenangan mereka, dan

menarik diri, dan mereka sudah berpengalaman dalam diri mereka sendiri.

berhubungan dengan teman yang Anda kenal lebih mudah. Bicaralah dengan diri

mereka sendiri lebih sering sehingga kepribadian mereka yang terisolasi

terhubung dengan klien ini. Peneliti mengetahui bahwa klien memiliki

kepribadian penarikan diri karena mengalami kejadian buruk di sekolah dasar.

Komunikasi sehari-hari terhambat. Apabila Jika masalah terus berlanjut, akan

sulit bagi klien untuk beradaptasi atau menyesuaikan perilakunya dalam

lingkungan sosial. Bahkan, dia jarang meminta bantuan teman-temannya saat dia

dalam kesulitan. Dia hanya diam dan mengaburkannya. Bahkan, dia juga sulit

mengungkapkan perasaan marah dan sedih di lingkungan sosial karena tidak

menanggapi keinginan kliennya tersebut.

Mengurangi perilaku terisolasi berarti bahwa seseorang tidak hanya mengenali


7

dan mengatasi kepribadian seseorang yang berbeda, menafsirkan dan bereaksi

terhadap situasi sosial yang berbeda, dan berfokus pada diri sendiri, tetapi juga

banyak orang.Ini berarti Anda dapat berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini,

hal ini dapat dilakukan oleh guru sekolah. Dengan menggunakan layanan

bimbingan dan konseling yang ada pada sekolah dimana strategi layanan

diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Salah Salah satunya adalah menyelesaikan masalah ini dengan terapi perilaku

emosional logis. Rational Emotive Behavior Therapy atau Terapi Perilaku Emosi

Rasional (REBT) adalah terapi yang dikembangkan oleh Albert Ellis, yang

merupakan terapi yang sangat komprehensif yang menangani masalah emosional,

perilaku, dan kognitif.Saya percaya itu. Selain itu, terapi perilaku emosional logis

didasarkan pada pemahaman orang-orang yang mengembangkan penyakit mental

berdasarkan keyakinan mereka, terutama mereka yang tidak rasional dan

menaklukkan diri sendiri. Terapi perilaku logis dan emosional, di sisi lain, adalah

upaya untuk membuat klien sadar bahwa hal-hal bukan tentang dirinya, dan

akibatnya, tidak semuanya terjadi setelah itu terjadi. Dengan kata lain, hal-hal

negatif dalam pikirannya tidak selalu terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi

perilakunya ketika hal-hal negatif dianggap oleh klien dan klien tidak sadarkan

diri. Terapi perilaku emosional logis juga dapat mengatasi pikiran tidak logis

tentang diri sendiri dan lingkungan. Oleh karena itu, obat ini adalah Hal ini sangat

membantu klien menghilangkan pikiran yang melemahkan sehingga menjadi

cemas karena pikiran negatif tentang diri sendiri dan orang lain. Selain itu,

penggunaan terapi perilaku logis dan emosional diharapkan dapat membantu klien
8

mengeksplorasi diri dan meningkatkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri

dalam lingkungan sosialnya dan bidang lainnya.

Dari penjelasan di atas, peneliti ingin membahas mengenai “Bimbingan

Konseling Islami dengan Perilaku Emosional Rasional untuk Meningkatkan Rasa

Percaya Diri Siswa Terisolasi di SMAN10 Tangerang Selatan

B. Identifikasi Masalah

a. Kurangnya tingkat kepercayaan diri Siswa terisolir

b. Sulitnya siswa terisolir untuk beradaptasi dengan lingkunganya

c. Banyaknya siswa yang tidak mampu mencari jati dirinya sendiri

d. Banyaknya siswa yang merasa tidak mampu memaksimalkan potensi yang

ada pada dirinya sendiri

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan penelitian hanya pada masalah kepercayaan

diri (self confidence) pada siswa terisolir dalam konteks agar memaksimalkan

potensi dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang ada pada pada

siswa/i SMAN 10 Tangerang Selatan. Peneliti akan memfokuskan pada siswa

yang terindikasi terisolir dari latar belakang permasalahan yang berbeda, mulai

dari korban bullying, parenting yang salah dari kedua orang tua, faktor

lingkungan, dan trauma yang pernah dialami sejak kecil.

D. Rumusan Masalah.
9

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana tingkat kepercayaan diri siswa/i terisolir SMAN 10 Tangerang

Selatan?

b. Seberapa besar peningkatan kepercayaan diri siswa/i terisolir SMAN 10

Tangerang Selatan setelah mendapatkan layanan bimbingan REBT Islami?

c. Bagaimana bimbingan dan konseling REBT Islami yang efektif untuk

meningkatkan kepercayaan diri siswa/i terisolir pada tingkat SMA?

E. Tujuan Penelitian.

Berdasakan rmusan masalah yang diemukakan tersebu, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingat kepercayaan diri siswa/i terisolir SMAN 10

Tangerang selatan

b. Untuk mengetahui Seberapa besar peningkatan kepercayaan diri siswa/i

SMAN 10 Tangerang Selatan setelah mendapatkan layanan bimbingan REBT

Islami

c. Untuk merumuskan Bagaimana pendekatan REBT islami yang efektif untuk

meningkatkan self confidence siswa/i terisolir pada tingkat SMA

F. Manfaat Penelitian.

Dengan penelitian ini, peneliti berharap para pembaca akan

menemukan hasil teoritis dan praktis dari penelitian ini, antara lain

Secara Teoritis
10

i. Memberikan erpikir dengan pembaruan proses konsultasi sesuai

dengan Prinsip Agama Islam

ii. Memberikan kontribusi ilmiah dalam ilmu penasehat dan

penasehat yaitu inovasi dalam pengobatan REBT dengan

pendekatan Islam

iii. Memperkuat rasa percaya diri siswa terasing, terutama sebagai

informasi dan buku referensi bagi institusi pendidikan dan siswa

umum

b. Secara Praktis.

i. Kami memberikan dukungan praktis untuk membangun

kepercayaan diri pada siswa yang terisolasi..

ii. Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan

diri siswa yang terisolasi dengan imbalan peneliti lain

G. Penelusuran Ilmiah

Manfaat dari kajian relevan ialah mengemukakan tentang hasil-hasilpenelitian

yang diperoleh peneliti terdahulu dan memiliki kaitan dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh seorang peneliti. Dapat berupa sebuah penelitian yang baru

(belum ada yang meneliti) atau pula suatu penelitian yang serupa dengan maksud

menguatkan atau meneruskan penelitian sebelumnya.Peneliti mencoba menelusuri

penelitian-penelitian yang membahas tema yang berhubungan dengan penelitian

ini

a. Teknik Kursi Kosong Dalam peningkatanRasa Percaya Diri Terhadap


11

Teknik Kursi Kosong Dalam peningkatanRasa Percaya Diri Terhadap yang

ditulis oleh Mukhammad Fikri Fatoni Korban Bullying Di UIN Sunan

Ampel Surabaya pada tahun 2018 yang merupakan teknik permainan peran

dimana konseli memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain atau

beberapa aspek kepribadianya sendiri yang dibayangkan duduk pada kursi

kosong

b. Konseling Rational Emotif Behaviour Theraphy (Rebt)-Islami (Sebuah

Pendekatan Integrasi Keilmuan) Hasan Bastomi, Muhammad Ali Sofyan

Aji dari IAIN Kudus tahun 2016 yang menuliskan tentang konsep REBT

Islami yang ideal yang bisa digunakan dalam pendidikan Islam di Indonesia.

c. Islamic based Rational Emotive Behavior Therapy Approach Group

Counseling to Reduce Delinquent Behaviors yang ditulis oleh Novaili1,

Anwar Sutoyo & Muhammad Japar pada prodi Bimbingan dan konseling

Universitas Negeri Semarang Tahun 2019 tentang penaganaganan siswa

maladaptive dan penangananya di sekolah

d. Terapi berkala kombinasi Bimbingan dan Konseling REBT yang ditulis

oleh Lukman Fahmi Fahmi pada prodi Bimbingan dan Konseling Islam

UIN Sunan Ampel tahun 2019 tentang penanganan anak insecure di

masyarakat

e. Rancangan Intervensi REBT dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santriwati

di Ponpes Miftahunnajah Yogyakarta yang ditulis oleh Fitriani Rahayu

Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga Tahun 2020 yang

membahas tentang bagaimana membangun kedisplinan dengan memasukan


12

program REBT di pesantren

f. Meningkatkan Kesadaran Menutup Aurat Melalui Pendekatan Konseling

REBT Islami yang ditulis oleh Syarifah Alawiyah1), Imas Kania Rahman2),

Budi Handrianto) pada jurnal ATTHULAB: Islamic Religion Teaching &

Learning Journal 2020 yang membahas tentang bagaimana menyadarkan

peserta didik di sekolah maupun dipesantren dapat menyadarkan dirinya

sendiri bagaimana pentingnya menutup aurat

g. Efektifitas Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) dengan Training

Super Student Dalam peningkatanRasa Percaya Diri (Self Confidence)

Siswa dalam Menghadapi Ujian Niha’i di MA Islamiyah Attanwir Talun

Sumberejo Bojonegoro yang ditulis oleh Ilmi Amalin Tahun : 2017 yang

menulis artikel bagaimana melatih siswa untuk mempercayai dirinya sendiri

dalam kehidupan sehari-hari

h. Konseling Rational Emotif Behaviour Theraphy (Rebt)-Islami (Sebuah

Pendekatan Integrasi Keilmuan) Hasan Bastomi, Muhammad Ali Sofyan

Aji dari IAIN Kudus tahun 2016 yang menuliskan tentang konsep REBT

Islami yang ideal yang bisa digunakan dalam pendidikan Islam di Indonesia.

i. Islamic based Rational Emotive Behavior Therapy Approach Group

Counseling to Reduce Delinquent Behaviors artikel yang ditulis oleh

Novaili1, Anwar Sutoyo & Muhammad Japar prodi Bimbingan dan

konseling Universitas Negeri Semarang tahun 2019 yang meneliti tentang

bagaimana menekan tingkat kecenderungan prilaku mal adaptive pada

kalangan remaja
13

j. Rancangan Intervensi REBT dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santriwati

di Ponpes Miftahunnajah Yogyakarta yang ditulis Oleh Fitriani Rahayu

prodi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga tahun 2018

H. Sistematika Penulisan

Dalam upaya menjawab rumusan masalah, maka dalam penulisan tesis

ini akan dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Ketiga

bagian tersebut akan dibagi menjadi beberapa bab yang masing-masing terbagi

akan beberapa sub bab. .

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Bagian ini berisi analisa gejala gangguan siswa terisolir dan penyebabnya

sehingga mempengaruhi kepercayaan dirinya serta masalah-masalah lain yang

terdapat pada siswa terisolir.

B. Fokus Masalah dan Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah khusus penanganan siswa

terisolir dalam meningkatkan self confidence disekolah yang beragama Islam,

dengan 3 rumusan masalah hubungannya dengan penyusunan metode REBT


14

Islami untuk siswa terisolir.

C. Pembatasan Masalah

Bagian ini mengutarakan pembatasan pada masalah yang akan

dilakukan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan peneliti

pada masalah utama. Sehingga penelitian dapat lebih fokus dan efektif

D. Tujuan Penelitian

Bagian ini merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam

penelitian, sesuai dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan sehingga

dapat memberikan deskripsi dengan jelas, detail dan mendalam mengenai

proses dan hasil penelitian yang ingin dicapai.

E. Manfaat Penelitian

Merupakan harapan penulis, bahwa hasil dari penelitian memberi

manfaat seluas-luasnya dalam masyarakat khususnya dalam dunia kesehatan,

lebih khusus lagi dalam perannya untuk membantu menangani gangguan

kesehatan mental bagi pasien.

F. Penelusuran Ilmiah

Berisi sepuluh jenis penelitian yang relevan dengan tema dalam tesis ini

serta gambaran singkat tentang isi dari masing-masing penelitian tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Gambaran tentang isi keseluruhan dari tesis ini, yang menjelaskan isi

tesis mulai dari bab I Pendahuluan sampai bagian terakhir yaitu bab Penutup.
15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang stress yang berasal dari Al Qur’an dan Hadist

serta berbagai kajian pustaka lainnya. Dalam kajian pustaka ini dikelompokkan

dalam tiga bagian pembahasan yaitu, REBT, Self Confidence, dan Siswa terisolir.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang cara-cara dan langkah-langkah yang dilakukan

peneliti agar tujuan penelitian dapat dicapai. Sehingga dalam bab ini akan

menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, tekhnik

pengumpulan data, dan tekhnik analisis data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Dalam bab ini akan dibahas tentang program REB Islami serta hasil

eksperimen kuasi yang dilakukan secara langsung ke objek penelitian mengenai

pengaruh REB Islami terhadap tingkat kepercayaan diri Siswa terisolir SMAN 10

Tangerang Selatan, .

BAB V PENUTUP

Bab penutup ini terdiri dari kesimpulan secara umum dari semua pembahasan

dalam tesis ini dan juga saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi

semua pihak.
16

Anda mungkin juga menyukai