Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

APLIKASI BIOTEKNOLOGI PANGAN

SAUERKRAUT

NAMA : ANNISA AULIA RAMADHANI HIDAYAT


NIM : G031191016
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
ASISTEN : MUHAMMAD HANIF MUFLIH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
SAUERKRAUT
AAR Hidayat1), MH Muflih2)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Abstrak
Cabbage is a horticultural product that is very abundant and easily damaged. Fermentation is method
that can prevent damage to cabbage, assisted by some lactic acid bacteria. The purpose of this practicum
are: 1) to determine the procedure for making Sauerkraut; 2) to determine the effect of adding salt to
Sauerkraut fermentation; 3) and to determine the characteristics of Sauerkraut produced from several
treatments. The method of practicum is carried out by soaking with salt with different concentrations,
2%, 5% and 10%. The results of the practicum show that the characteristics of Sauerkraut produced,
namely at a salt concentration of 2% produce a pale green color, sour odor, crunchy texture, quite salty
and sour taste, 5% salt concentration produces a cloudy green color, sour odor, crunchy texture, salty
taste and sour, and a salt concentration of 10% produces a brownish green color, quite sour odor,
crunchy texture and salty and quite sour taste. The addition of salt affects the color, aroma and taste of
Sauerkraut, the higher the concentration of salt added, the intensity of the color, aroma and taste of
Sauerkraut decreases. The texture can be maintained its crispness as the salt concentration increases.
Keywords: kadar garam, kubis, sauerkraut, organoleptik

I. PENDAHULUAN merupakan salah satu komponen penting.


Hal tersebut dikarenakan garam akan
I.1 Latar Belakang
merusak sel dari kubis sehingga bakteri
Kubis merupakan produk hortikultura
asam laktat, baik yang homofermentatif
yang jumlahnya sangat melimpah dan
maupun heterofermentatif dapat dengan
mudah mengalami kerusakan. Kerusakan
mudah memecah gula pada kubis dan
yang terjadi dapat mengakibatkan komoditi
menggunakannya sebagai nutrisi untuk
tersebut terbuang di lingkungan dan
tumbuh. Berdasarkan hal tersebut, maka
menjadi limbah karena mutu yang menurun
praktikum Sauerkraut akan dilakukan.
dan tidak layak konsumsi. Akan tetapi, ada
banyak cara untuk mengatasi dan I.2 Rumusan Masalah
menyelamatkan komoditi hortikultura Rumusan masalah dari praktikum ini
seperti kubis tersebut. Fermentasi ialah perendaman dengan garam merupakan
merupakan salah satu metode yang dapat salah satu proses dalam pembuatan
mencegah kerusakan kubis. sauerkraut. Penambahan garam dalam
Fermentasi dengan bahan baku kubis fermentasi sauerkraut akan merusak sel dari
diperkenalkan oleh negara Jerman yang kubis sehingga bakteri asam laktat dapat
disebut dengan sauerkraut. Fermentasi memecah gula pada kubis dan
kubis dibantu oleh beberapa bakteri asam menghasilkan produk asam. Akan tetapi,
laktat dan dilakukan secara anaerob. hal tersebut dapat terjadi apabila
Mikroorganisme yang terdapat di dalam konsentrasi garam yang ditambahkan tepat
asinan kubis (sauerkraut), yaitu sehingga dihasilkan sauerkraut yang
Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus memiliki karakteristik yang baik.
plantarum, dan Lactobacillus brevis (Zabat I.3 Tujuan dan Kegunaan
et al., 2018). Tujuan dari praktikum ini, yaitu:
Pada pembuatan sauerkraut, garam 1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan
1)
Praktikan Aplikasi Bioteknoloi Pangan
2)
Asisten Aplikasi Bioteknologi Pangan
sauerkraut II.3 Prosedur Praktikum
2. Untuk mengetahui pengaruh Pembuatan sauerkraut dilakukan
penambahan garam terhadap fermentasi dengan cara kubis dibersihkan dengan air
sauerkraut mengalir lalu diiris tipis-tipis. Kubis
3. Untuk mengetahui karakteristik ditimbang masing-masing sebanyak ±1000
sauerkraut yang dihasilkan dari beberapa g masing-masing 3 wadah dan garam dapur
perlakuan ditimbang dengan konsentrasi 2% (20 g),
Kegunaan yang diharapkan dari 5% (50 g) dan 10% (100 g) dari berat kubis.
praktikum ini adalah praktikan dapat Kubis dimasukkan ke dalam baskom dan
membuat secara langsung sauerkraut masing-masing ditambahkan sebagian dari
melalui pengaplikasian materi praktikum jumlah garam lalu diremas-remas. Diamkan
yang diberikan oleh dosen. selama 15 menit kemudian ditambahkan
sisa garam, diaduk dan diremas-remas
II. METODOLOGI PRAKTIKUM hingga volume kubis menyusut. Diamkan
kembali sekitar 15 menit. Selanjutnya kubis
II.1 Waktu dan Tempat Praktikum
dimasukkan ke dalam stoples dan
Praktikum Sauerkraut dilakukan pada
dipadatkan dengan cara ditekan-tekan
Rabu, 8 September 2021 yang bertempat di
menggunakan gelas steril, lalu sisa air
Laboratorium Mikrobiologi dan
dalam baskom dimasukkan ke dalam
Bioteknologi Pangan, Program Studi Ilmu
stoples beserta 2 siung bawang putih yang
dan Teknologi Pangan, Departemen
telah digeprek, 2 g jintan bubuk dan 2 g
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
merica bubuk. Stoples ditutup dan
Universitas Hasanuddin.
dilakukan fermentasi selama 7-10 hari.
II.2 Alat dan Bahan Pada hari ke-3 dan seterusnya, tutup stoples
Alat yang digunakan dalam praktikum dilonggarkan setiap hari untuk melepaskan
ini ialah basko, label, pisau, sendok, stoples gas CO2. Setelah fermentasi selesai,
fermentasi, talenan dan timbangan digital. dilakukan pengamatan berupa warna,
Bahan yang digunakan dalam aroma, tekstur dan rasa.
praktikum ini ialah bawang putih, garam
dapur, jintan bubuk, kubis dan merica/lada
bubuk.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Hasil
Hasil praktikum Sauerkraut, yaitu:
Tabel 04. Hasil Pengamatan Pembuatan Sauerkraut
No. Pengamatan

Warna Aroma Tekstur Rasa


Garam 2%
1 5 4 5 4
Hijau pucat Asam Renyah Cukup asin dan asam
2 Garam 5%
3 4 5 3
Hijau keruh Asam Renyah Asin dan asam
Garam 10%
3 2 3 5 2
Hijau kecoklatan Cukup asam Renyah Sangat asin dan cukup asam
Sumber: Data Primer Praktikum Aplikasi Bioteknologi Pangan, 2021.

yang semakin asam di dalam wadah


III.2 Pembahasan mengakibatkan Leuconostoc mesenteroides
Sauerkraut merupakan produk makanan mati sehingga proses fermentasi digantikan
hasil fermentasi yang berasal dari Jerman. oleh bakteri-bakteri asam laktat
Umumnya sauerkraut menggunakan kubis homofermentatif yang bersifat lebih toleran
sebagai bahan dasarnya dan akan terhadap asam, seperti Lactobacillus brevis,
difermentasi secara spontan. Fermentasi Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus
spontan sauerkraut dilakukan oleh beberapa rhamnosus (Khanna, 2018).
mikroorganisme, seperti Leuconostoc Hasil praktikum menunjukkan
mesenteroides, Lactobacillus plantarum, sauerkraut dengan konsentrasi garam 2%
Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus menghasilkan warna hijau pucat,
brevis. Leuconostoc mesenteroides akan konsentrasi 5% berwarna hijau keruh dan
memproduksi karbondioksida dan asam konsentrasi 10% berwarna hijau
laktat sehingga membuat kondisi fermentasi kecoklatan. Berdasarkan hasil, dapat
menjadi asam dan BAL lainnya dapat dinyatakan semakin tinggi konsentrasi
melakukan proses fermentasi (Kwon et al., garam maka intensitas warna sauerkraut
2014; Zabat et al., 2018). Hal ini sesuai yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini
dengan pernyataan Khanna (2018) bahwa sesuai dengan pernyataan Christi (2017)
bakteri asam laktat akan melakukan bahwa konsentrasi garam yang terlalu
fermentasi terhadap sisa gula di dalam kubis tinggi akan mengakibatkan sauerkraut
dan akan terus menghasilkan asam laktat berwarna kecoklatan.
hingga produk sauerkraut yang dihasilkan Pengamatan terhadap aroma dari
sepenuhnya telah terfermentasi dan telah sauerkraut yang berkonsentrasi garam 2%
stabil dan 5% menghasilkan aroma yang asam dan
Fermentasi sauerkraut diawali dengan 10% menghasilkan aroma yang cukup
bakteri asam laktat heterofermentatif, asam. Berdasarkan hasil, dapat dinyatakan
Leuconostoc mesenteroides yang terdapat semakin tinggi konsentrasi garam maka
di dalam kubis, akan mengonversi gula intensitas aroma sauerkraut yang dihasilkan
dalam kubis, yaitu glukosa dan fruktosa semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
menjadi asam laktat, asam asetat, manitol, pernyataan Nakdiyani dan Batubara (2019)
etanol dan karbondioksida. Asam laktat dan bahwa kadar garam yang terlalu tinggi akan
asam asetat yang dihasilkan selama menyebabkan aroma sauerkraut yang
fermentasi mengakibatkan pH semakin dihasilkan semakin tidak kuat dikarenakan
menurun di bawah angka 4 dikarenakan kadar keasaman berkurang akibat
kandungan asam yang meningkat menjadi penguapan melalui gas yang keluar saat
0,3-0,7% akibat produk asam laktat dan tutup stoples dilonggarkan setiap hari.
asam asetat yang terus dihasilkan. Kondisi Pengamatan terhadap tekstur dari
sauerkraut yang berkonsentrasi garam 2%, pertumbuhan BAL heterofermentatif
5% dan 10% masing-masing memiliki sehingga fermentasi tidak akan
tekstur renyah. Berdasarkan hasil, dapat berlangsung. Suhu yang tinggi juga
dinyatakan tekstur sayuran kubis selama mengakibatkan laju produksi produk asam
fermentasi tidak mengalami penurunan menjadi cepat sehingga akan menghasilkan
mutu. Hal tersebut sesuai dengan produk dengan rasa yang tidak biasa/umum.
pernyataan Shobahiya (2017) bahwa Adapun kadar garam yang optimal
pemberian garam dalam pembuatan digunakan untuk fermentasi sauerkraut
sauerkraut dapat menghambat terjadinya ialah 2-3% (b/b) sehingga Leuconostoc
pelunakan jaringan akibat kerja enzim dari mesenteroides dapat tumbuh. Apabila kadar
bakteri pektinolitik. garam terlalu tinggi maka akan
Pengamatan terhadap rasa dari menghambat pertumbuhan bakteri
sauerkraut yang berkonsentrasi garam 2% Leuconostoc mesenteroides dikarenakan
menghasilkan rasa yang cukup asin dan bakteri tersebut sensitif terhadap garam,
kecut, konsentrasi garam 5% memiliki rasa akan tetapi menciptakan kondisi yang
asin dan kecut, dan konsentrasi garam 10% mendukung pertumbuhan BAL
memiliki rasa sangat asin dan cukup kecut. homofermentatif. Hal tersebut sesuai
Rasa asin disebabkan oleh jumlah garam dengan pernyataan Shobahiya (2017)
yang diberikan untuk fermentasi sauerkraut. bahwa derajat keasaman (pH), suhu,
Berdasarkan hasil, dapat dinyatakan aktivitas air dan kadar garam merupakan
semakin tinggi konsentrasi garam maka beberapa faktor yang berpengaruh di dalam
rasa asam Sauerkraut yang dihasilkan proses fermentasi sayuran.
semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Shobahiya (2017) bahwa bakteri IV. PENUTUP
asam laktat mengalami penurunan IV.1 Kesimpulan
kemampuan dalam mengonversi gula dalam Kesimpulan dari praktikum ini, yaitu:
kondisi kadar garam yang tinggi sehingga 1. Prosedur pembuatan sauerkraut secara
produksi asam oleh bakteri asam laktat singkat meliputi pencucian dan
menurun. pengirisan kubis, proses perendaman
Menurut Das et al. (2016) terdapat dengan garam lalu didiamkan selama 15
beberapa faktor yang mempengaruhi menit, dan fermentasi yang dilakukan
fermentasi sauerkraut, yaitu aktivitas air, selama 7-10 hari.
pH, suhu dan kadar garam. Aktivitas air (aw) 2. Penambahan garam mempengaruhi
memicu pertumbuhan mikroba dan nilai aw warna, aroma dan rasa sauerkraut,
ditetapkan antara 0 sampai 1. Akan tetapi aw semakin tinggi konsentrasi garam yang
dapat diturunkan melalui penggunaan zat ditambahkan maka intensitas warna,
terlarut dari proses osmotik akibat aroma dan rasa dari sauerkraut semakin
penambahan garam saat fermentasi. menurun. Adapun tekstur dapat
Selanjutnya ialah pH bahwa keberhasilan dipertahankan kerenyahannya seiring
proses fermentasi bergantung pada nilai pH. bertambahnya konsentrasi garam.
Proses awal fermentasi berlangsung pada 3. Karakteristik sauerkraut yang
pH 6-7 kemudian akan menurun seiring dihasilkan, yaitu pada konsentrasi garam
terbentuknya asam sehingga produk akhir 2% menghasilkan warna hijau pucat,
sauerkraut yang dihasilkan memiliki nilai
aroma asam, tekstur renyah, rasa cukup
pH dengan kisaran 3-4. Suhu fermentasi asin dan kecut, konsentrasi garam 5%
yang rendah rendah akan menghambat
menghasilkan warna hijau keruh, aroma 207-217.
asam, tekstur renyah, rasa asin dan kecut, Khanna, S. 2018. Effects of Salt
serta konsentrasi garam 10% Concentration on The Physicochemical
menghasilkan warna hijau kecoklatan, Properties and Microbial Safety of
aroma cukup asam, tekstur renyah dan Spontaneously Fermented Cabbage.
rasa yang sangat asin dan cukup kecut. Thesis. University of Maine.
Kwon, D.Y., E. Nyakudya and Y.S. Jeong.
IV.2 Saran
2014. Fermentation: Food Products.
Saran untuk praktikum selanjutnya
Encyclopedia of Agriculture and Food
ialah demo video setiap praktikum
Systems 3: 113-123.
disediakan dan ditampilkan, serta dimohon
Nakdiyani, R. Dan Batubara, S.C. 2019.
agar penggunaan bahan praktikum yang
Mutu Sauerkraut Kubis dan Wortel
dikonsepkan seminimum mungkin untuk
Grade Rendah dengan Konsentrasi
menghindari mubadzir.
Garam yang Berbeda. Jurnal Teknologi
Pangan dan Kesehatan 1(2): 101-112.
DAFTAR PUSTAKA
Shobahiya, N. 2017. Pengaruh Jenis Media
Christi, A.D. 2017. Potensi Probiotik Fermentasi dan Konsentrasi Garam
Bakteri Asam Laktat Dalam Terhadap Karakteristik Asinan Sawi
Fermentasi Kubis Putih (Brassica Hijau (Brassica rapa L). Artikel.
oleracea) Dari Daerah Gedongsongo, Universitas Pasundan.
Bandungan Pada Kadar Garam 5% dan Zabat, M. A., W. H. Sano, J. I. Wurster, D.
7,5%. Skripsi. Universitas Katolik J. Cabral and P. Belenky. Microbial
Soegijapranata Semarang. Community Analysis of Sauerkraut
Das, R., H. Pandey, B. Das and S. Sarkar. Fermentation Reveals a Stable and
2016. Fermentation and Its Application Rapidly Established Community.
in Vegetable Preservation: A Review. Foods 7(5): 77-84.
Intl. J. Food. Ferment. Technol. 6(2):
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Sauerkraut
1. Pembuatan Sauerkraut
1000 g Kubis
(3 wadah)

Dicuci

Diiris tipis

Garam Ditambahkan
(2%, 5%, 10%) (sebagian)

Diremas-remas

Diamkan
15 menit

Garam Ditambahkan
(2%, 5%, 10%) (sisa garam)

Diremas-remas

Diamkan
15 menit

Dimasukkan
ke stoples

Ditekan-tekan

2 g jintan, 2 g
lada, 2 siung Ditambahkan
bawang putih

Stoples ditutup

Difermentasi

Hari ke 3-10
tutup stoples
dilonggarkan

Pengamatan
Sauerkraut (warna, aroma, tekstur, rasa)
Lampiran 2. Dokumentasi Sauerkraut

Kubis/kol Stoples Penimbangan wadah

100 g kubis Penimbangan wadah Garam 2%

Garam 5% Garam 10% Lada, jintan & 2 siung b.putih

2 gram lada 2 gram jintan Peremasan & pendiaman 15 meniit

Fermentasi Tutup dilonggarkan Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai