Anda di halaman 1dari 52

DKI JAKARTA

NASI UDUK KOMPLIT KHAS BETAWI

 ASAL USUL

Nasi uduk dikenal sebagai makanan khas Betawi yang menjadi menu sarapan favorit
warga Jakarta. Nasi uduk dibuat dari beras yang diaron terlebih dahulu dengan air santan,
daun salam, daun jeruk, laos, dan serai, untuk kemudian dikukus hingga matang. Dengan
menggunakan bumbu-bumbu tersebut, tak heran jika aroma nasi uduk sangat menggoda
terutama ketika masih hangat.

Nasi uduk biasa disajikan dengan beberapa lauk pendamping seperti ayam goreng,
semur tahu, kering tempe, telur balado, bihun goreng, gorengan, dan masih banyak lagi. Tak
lupa tambahan sambal kacang kemiri yang kental nan pedas untuk menambah citarasa
khasnya.
Berasal dari Melayu

Nasi uduk konon sudah ada sejak abad ke-14 an dan datang melalui jalur
perdagangan. Asal mulanya nasi uduk dibawa dari Tanah Melayu. Orang-orang Melayu yang
ada di pulau Sumatera lalu berhijrah ke pulau Jawa. Ada banyak pendapat mengenai asal
nama nasi uduk.

Beberapa menyebutkan bahwa nasi uduk berasal dari bahasa Sunda ‘uduk’ yang
artinya bersatu atau bercampur. Tapi ada juga yang bilang kalau nama ‘uduk’ ini secara
etimologi memiliki arti kata ‘susah’. Memang benar, dulu nasi uduk identik dengan makanan
yang dijual di gerobak-gerobak dan hanya bisa dijumpai di pasar saja.    

Nasi uduk pertama kali dijual di kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta.
Nama Kebon Kacang ini seringkali dijadikan embel-embel nama oleh banyak penjual nasi
uduk untuk menambah pelanggannya. Ciri khas nasi uduk Kebon Kacang adalah
menggunakan daun pisang yang dibentuk kerucut untuk pembungkusnya serta taburan
bawang merah goreng yang sangat melimpah.

 FILOSOFI

Nama nasi uduk yang  diambil dari kata ‘uduk’ bahasa Sunda memiliki arti bersatu
atau bercampur. Jadi, nasi yang dicampur dengan bahan makanan lain ini hampir serupa
dengan nasi lemak yang sangat khas di malaysia. Tapi, sebagian orang juga mengartikan
‘uduk’ ini sebagai kata susah. Mengingat perekonomian Indonesia saat zaman dulu sangat
susah, sehingga banyak rakyat kecil  cenderung mengonsumsi makanan apa adanya.

Dahulu, nasi uduk khas Betawi ini sempat dijual secara tradisional dibungkus dengan
daun pisang berbentuk kerucut dan bagian atasnya ditaburi dengan bawang goreng. Nasi
uduk ini tentu berbeda dengan nasi putih, tekstur nasi uduk tak lengket atau terlihat seperti
butiran nasi. Hal ini terjadi karena proses memasak beras yang diaron terlebih dahulu dengan
beragam rempah-rempah dan kemudian dikukus hingga matang. Menambah aroma nasi
menjadi lebih gurih dan wangi

 RESEP MASAKAN

Bahan untuk nasi:

 400 gram beras


 600 ml santan
 3 lembar daun salam
 1 batang serai, geprek
 2 cm jahe, geprek
 2 cm lengkuas, geprek
 Garam secukupnya
Bahan sambal kacang:

 2 buah cabai merah


 3 buah cabai rawit
 2 siung bawang putih
 150 gram kacang tanah goreng
 ¼ sendok teh cuka
 1 sendok teh gula pasir
 Garam secukupnya
 100 ml air panas

Bahan perkedel kentang:

 500 gram kentang, potong dan goreng hingga matang (haluskan)


 1 batang daun bawang, iris halus
 4 siung bawang merah goreng
 2 siung bawang putih goreng
 ¾ sendok teh garam
 ½ sendok teh merica bubuk
 1 butir telur, kocok lepas
 Minyak untuk menggoreng

Bahan semur tahu dan telur:

 4 buah tahu, potong menjadi dua bagian dan goreng hingga matang
 4 butir telur ayam, rebus
 6 sendok makan kecap manis
 Minyak untuk menumis
 150 ml air
 ½ buah tomat, potong-potong
 1 lembar daun salam
 1 batang serai, geprek

Bahan bumbu halus:

 3 siung bawang merah


 3 siung bawang putih
 ¼ sendok teh merica
 3 butir kemiri, sangrai
 Garam secukupnya
 Gula secukupnya
Bahan orek tempe:

 250 gram tempe, iris tipis kotak


 4 siung bawang merah, iris tipis
 4 siung bawang putih, iris tipis
 3 buah cabai merah besar, iris serong
 1 ruas lengkuas, geprek
 2 batang serai, geprek
 2 lembar daun salam
 1 sendok makan gula merah, sisir halus 
 3 sendok makan gula pasir
 3 sendok makan air asam Jawa
 1 sendok teh garam
 50 ml air
 minyak untuk menggoreng

Cara membuat:

1. Cuci beras hingga bersih, lalu kukus sampai setengah matang, sisihkan.
2. Rebus santan. Tambahkan daun salam, jahe, lengkuas, dan garam, masak hingga
mendidih. Masukkan beras, aduk-aduk, lalu matikan apinya.
3. Aduk terus hingga santan terserap habis. Kukus beras selama 30 menit atau sampai
matang.
4. Selanjutnya, kita buat sambal kacang.
5. Giling atau tumbuk halus cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan kacang tanah.
6. Tuang air panas, cuka, garam, dan gula, aduk hingga merata.
7. Sambal kacang sudah beres.
8. Kemudian buat perkedel kentang, haluskan bawang merah dan bawang putih goreng.
9. Masukkan kentang goreng tumbuk, aduk hingga merata.
10. Masukkan daun bawang, garam, dan merica bubuk. Aduk hingga merata.
11. Koreksi rasanya.
12. Bentuk adonan perkedel menjadi bola-bola dengan tangan, sambil dipadatkan supaya
tidak pecah saat digoreng.
13. Pipihkan kemudian celupkan ke kocokan telur.
14. Goreng dalam minyak panas hingga cokelat keemasan.
15. Angkat dan tiriskan.
16. Untuk membuat semur tahu dan telur, tumis bumbu halus sampai harum.
17. Masukkan tomat, daun salam, dan serai, aduk hingga merata.
18. Masukkan tahu dan telur, aduk hingga merata.
19. Masukkan kecap manis dan air, aduk rata hingga masak sampai agak kental.
20. Selanjutnya, masak orek tempe dengan cara goreng tempe sampai kering. Sisihkan.
21. Goreng cabai iris, bawang merah iris, dan bawang putih iris. Goreng masing-masing, lalu
sisihkan.
22. Panaskan sedikit minyak, tumis lengkuas, serai, dan daun salam.
23. Masukkan gula merah, gula pasir, air asam, garam dan air. Aduk rata dan biarkan hingga
mendidih.
24. Masak terus sambil diaduk hingga gula menjadi kental.
25. Masukkan tempe kering, bawang merah, bawang putih, dan cabai goreng, aduk hingga
semua bahan tercampur rata. Angkat.
26. Nasi uduk komplet siap untuk disantap.
JAWA BARAT
NASI LIWET UDANG

 ASAL USUL

Selain Nasi Liwet Solo, Indonesia juga punya ragam nasi yang berbumbu dan bercita
rasa gurih. Antara lain nasi lemak, nasi uduk, nasi megono, nasi gemuk, dan lainnya. Salah
satu jenis nasi yang populer hingga kini ialah liwet yang masuk tatar sunda yaitu Nasi liwet
bandung, atau dikenal dengan "sangu liwet" khas Sunda. "Proses pembuatan nasi liwet sunda
disebut "ngaliwet".
Ngaliwet dalam Tatar Sunda umumnya memakai ketel/kastrol atau panci, dimasak
bersama bumbu-bumbu namun tanpa santan. Bumbunya antara lain garam, bawang merah,
bawang putih, daun salam, sereh, lengkuas, cabe, santan, minyak kelapa,” ujar Teddi
Muhtadin, Dosen Sastra Sunda Universitas Padjajaran kepada KompasTravel, Kamis
(8/6/2017). BACA: Berikut Asal Sejarah Nasi Liwet di Indonesia Di balik kelezatannya, nasi
liwet khas sunda menyimpan cerita. Berasal dari kehidupan masyarakat perkebunan, nasi
liwet sunda lahir dari alasan penghematan.

“Itu sebenernya dulunya malah lahir dari penghematan, jadi nasi yang sekalian
dimasukin lauk pauk di dalamnya,” ujar Murdijati Gardjito, ahli gastronomi yang juga
peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia menceritakan
bahwa dahulu masyarakat di Tanah sunda Untuk mencapai perkebunannya harus melewati
jarak yang cukup jauh. Setelah sampai kebun pun, jauh dari sumber makanan.

Oleh karena itu nasi liwet dibawa dengan tempat memasak, ketel atau kastrolnya
yang tertutup rapat. Makanan santri atau dikenal dengan sebutan Deungeun Santri yang
terdiri dari nasi liwet, ikan peda, lalapan dan sambal. Deungeun Santri biasa dimasak oleh
para santri di di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat.(KOMPAS/PRIYOMBODO) Maksud hal tersebut ialah agar nasi yang sudah
bercampur lauk tersebut tahan lama dari pagi hingga siang, bahkan tetap hangat dimakan.
Jika ingin memanaskan pun cukup menaruh ketelnya langsung diatas pembakaran. “Nasi
liwet di Sunda tujuannya penghematan, beda sama di Jawa. Karena orang sunda dulu makan
nasi sama ikan asin dan sambal aja cukup, selesai.

Untuk sayurnya dia tinggal ngambil langsung di kebunnya, biasa dinamakan lalapan,”
ujar Murdijati. Seperti ikan peda merah, ikan kembung yang sudah dipindang, bisa juga ikan
asin. Semuanya dimasak bersama nasi setengah matang tanpa menggunakan santan. Uniknya
dari sejarah munculnya nasi liwet sunda yang merupakan sebuah penghematan dari kalangan
bawah, kini panganan tersebut menjelma di restoran-restoran modern. Banyak yang
menyukai jenis liwetan ini dengan langsung disajikan dalam ketelnya. “Liwetan Sunda
sekarang bayak ditemui di resto-resto modern, unik menggunakan ketel, walaupun dituang
juga. Dalam nasinya sudah ada teri atau ikan asin,” tutup Murdijati.

 FILOSOFI

Nasi liwet memang adalah makanan sehari-hari, tapi ia juga pernah jadi bagian sakral
dari satu rangkaian upacara dan ikut menyumbang ekspresi kultural Jawa dalam bidang
kebahasaan.

Setelah proto-manusia mengenal api dan menggunakannya untuk memasak, para


nenek moyang itu berhasil menghemat waktu makan sampai 4 jam dalam sehari. Sebelum
ada api, waktu selama itu diperlukan untuk memamah makanan mentah.

Waktu yang menjadi luang kemudian dipergunakan oleh leluhur kita untuk
memperkaya hidup mereka dengan belajar filsafat, seni, dan ilmu pengetahuan. Memasak
telah membuat manusia menjadi makhluk mulia, begitu kata Michael Pollan, seorang
jurnalis, aktivis, dan penulis buku Cooked.

Begitu pun halnya dalam proses mengubah beras menjadi sesuatu yang mudah kita
makan. Setelah ditemukan ketel, perkakas memasak yang awalnya dibuat dari bahan
perunggu dan besi, memasak beras menjadi semakin mudah. Proses menanak nasi yang
umurnya sangat tua ini, di Jawa diistilahkan ‘ngeliwet.’ Proses ngeliwet ini tertulis dalam
Serat Centhini yang ditulis pada 1819.

Nasi liwet sendiri adalah nasi gurih yang dapat kita jumpai di Jawa Tengah
(khususnya Solo) dan Jawa Barat. Meski namanya sama, ada perbedaan antara sego liwet
Solo dengan nasi liwet Sunda.

Maida N.H., mahasiswa yang berasal dari Klaten, baru memahami perbedaan nasi
liwet Solo dengan nasi liwet Sunda itu saat ia melakukan penelitian skripsi di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong selama tiga bulan.

Mahasiswa dari salah satu kampus Yogyakarta itu baru tahu bahwa nasi liwet Sunda
dimasak tanpa menggunakan santan. Berbeda dengan sego liwet Solo buatan ibunya yang
menggunakan air santan dalam proses memasaknya.

Nasi liwet khas Sunda disajikan bersama lauk yang sudah bersatu dengan nasi. Lauk
yang biasa melengkapinya adalah ikan asin peda merah, ikan kembung yang sudah
dipindang, dilengkapi lalapan dan sambal terasi.

Sego liwet solo lahir dari kalangan masyarakat di satu daerah yang bernama Desa
Menuran, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Kemudian masyarakat desa itu mulai coba
menjual nasi tersebut di Solo setiap hari sekitar tahun 1934 dan terus berkembang hingga
sampai saat ini.

Sego liwet khas Solo dimasak dengan santan kelapa, dan disajikan dengan sayur labu
siam, suwiran ayam, dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa).

Maida bercerita kepada Tirto bahwa sentra pedagang nasi liwet memang banyak
dijumpai di daerah Baki, Sukoharjo, selain beberapa daerah lain di Klaten dan Yogyakarta.

Umar Kayam yang dijuluki “si lidah cerdas” turut berkomentar mengenai nasi liwet
Solo di dalam buku Mangan Ora Mangan Ngumpul. Ia menyatakan bahwa tidak ada yang
bisa menandingi sego liwet khas Solo.

“Sego liwet Malioboro itu kan tiruan Solo. Itu pun tiruan yang jelek. Tidak gurih,
tanpa areh yang putih mumpluk ditaruh di atas sambel goreng jipang. Sing asli itu ya sega
liwet Baki itu, Pak. Lha, kalo tindak Solo mau mencicipi itu di Keprabon,” komentar Umar
Kayam.

Menurut Heri Priyatmoko, sejarawan Kota Solo yang meneliti sejarah kuliner Solo,
nasi liwet Solo selain menjadi makanan sehari-hari, juga menjadi bagian sakral dari
rangkaian upacara dan ikut menyumbang ekspresi kultural Jawa dalam bidang kebahasaan.

Heri menjelaskan bahwa hal itu dapat dilacak dari karangan Mardiwarsito berjudul
Peribahasa dan Saloko Bahasa Jawa (1980). Tercatat sejumput ungkapan yang mengenakan
unsur sega atau sekul (nasi).

Contohnya, sekul pamit (nasi berpamit) yang memuat arti: terlambat mengerjakan
sesuatu dan tidak memperoleh upahnya. Itu menjadi ajaran perihal pentingnya kedisiplinan.
Sekul urug (nasi timbunan) berarti bahwa menimbun dengan nasi sama saja tindakan bodoh,
bakal sia-sia karena akan lenyap. Kemudian, sekul tan urip berarti orang memberi sesuatu
yang tiada manfaatnya.

Ragam ungkapan yang mengandung sebongkah nasihat di atas menggambarkan


luasnya implikasi atau efek sosial-kultural kedekatan manusia Jawa dengan nasi. Ekspresi
kultural tersebut mengajarkan keutamaan dalam hidup manusia tidak hanya urusan muluk
(makan), tapi juga memunculkan nilai-nilai.

Serat Centhini yang disusun tahun 1814-1823 juga menyinggung sepintas mengenai
sego liwet. Naskah kuno itu memuat selarik kalimat: liwet anget ulam kang nggajih/ wus
lumajeng ngarsi/ sadaya kemebul.

Sego liwet wajib dihadirkan manakala Pulau Jawa diguncang gempa bumi. Nasi liwet
beserta beraneka lauk ikan senantiasa disajikan dengan lantunan doa ketika gempa bumi
terjadi di bulan Dulkaidah. Catatan ini menunjukkan nasi liwet bergerak di dua ruang
berbeda, yang sakral dan yang profan: ubarampe upacara dan meja makan.

Sunarto, seorang warga Gunungkidul bercerita kepada Tirto bahwa di sana sego liwet
sering dihadirkan sebagai menu utama di banyak perayaan di sana. Acara-acara itu adalah
malam midodareni (agenda sebelum upacara pernikahan di Jawa), acara Maulid Nabi
Muhammad, dan bagi penganut Kejawen, nasi liwet hadir di upacara nyadranan (perayaan
panen). Ia hadir dalam upacara itu lengkap dengan ingkung ayam utuh, dipersembahkan bagi
penunggu sumur atau mata air yang ada di sana.

Saat ini, nasi liwet yang menjadi tren di kalangan masyarakat, termasuk di perkotaan,
adalah memakannya beramai-ramai atau makan bancakan (Jawa). Bancakan adalah
mengkonsumsi nasi liwet bersama-sama dengan duduk berderet secara lesehan. Nasi dan
lauk tersebut disajikan di atas daun pisang.

Dengan tren kuliner ini, masyarakat perkotaan seperti ingin menghadirkan suasana
dari ruang yang lain, yakni pedesaan, serta waktu yang lain pula: waktu lampau, waktu milik
para leluhur.

Nasi liwet adalah nasi gurih yang dapat dijumpai di Solo dan Sunda, keduanya
mempunyai sejarah yang berbeda
 RESEP MASAKAN
Bahan-bahan:
- 4 cup beras 
- 10 ekor udang kupas 
- 1 ons teri medan 
- Bawang goreng 
- 3 bawang merah iris 
- 4 bawang putih iris 
- 4 cabai merah iris 
- 3 cabai rawit iris 
- Daun salam secukupnya 
- Sereh geprek secukupnya 
- Lengkuas geprek secukupnya 
- Margarin/mentega secukupnya 

Cara membuat: 
1. Cuci beras seperti biasa saat memasak nasi. Sisihkan dulu. 
2. Cairkan margarin atau mentega di rice cooker, tumis semua bumbu sampai harum. Masukkan
udang, teri Medan, dan masak sampai matang. 
3. Bersihkan rice cooker. 
4. Tuang kembali bumbu tumisan, bawang goreng, dan beras ke dalam rice cooker. Tutup dan
nyalakan. Setelah 15 menit, buka sebentar aduk sampai rata ke bawah agar bumbu meresap dan
menyatu. 
5. Jika sudah matang, nasi liwet siap disajikan.
JAWA TENGAH
TAHU PETIS

 ASAL USUL

Petis merupakan bumbu semi basah, petis bukanlah makanan utama, tapi merupakan
jenis bumbu, atau jenis makanan pendamping yang akan menambah kelezatan makanan
anda.

Bentuknya menurut saya cukup unik yaitu berwarna gelap cokelat kehitaman dengan
bau yang khas serta rasanya yang merupakan perpaduan antara manis dengan campuran
olahan hasil laut seperti udang,ikan atau kupang. Kita sebagai Bangsa Indonesia patut bangga
karena petis berasal dari Indonesia dan harus kita lestarikan dan jaga.
Nah sekarang saya akan ulas philosophy mengenai petis. Petis terbuat dari bahan udang kecil
atau yang dikenal dengan rebon. Petis yang berbahan dasar udang disebut petis udang.
Namun ada juga petis yang dibuat dari bahan ikan, dan ditempat lain petis juga dibuat dari
daging sapi.
Sebagai kuliner asli Indonesia, petis menyimpan ‘misteri’ tentang asal usulnya. Ada
beberapa versi yang menjelaskan tentang asal usul petis.
Salah satu literatur babad Cirebon, menjelaskan bahwa petis ada sejak zaman kerajaan
Padjajaran. Tepatnya saat pangeran Walangsungsang atau yang dikenal dengan pangeran
Cakrabuana bertahta. Raja Padjajaran yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi berkuasa
sekitar diabad ke 14 masehi, itu berarti keberadaan petis sudah 616-an tahun.

Pada masa itu kuwu Cairebon (sebuatan Cirebon pada masa lampau)
mempersembahkan hasil tangkapan para nelayan di wilayah utara Cirebon kepada raja,
sebagai bentuk upeti kepada negara. Upeti itu berupa gelondongan udang rebon yang di
rebus. Sisa air dari rebusan itulah yang kemudian diolah mejadi petis.

Ditemukkanya petis pada masa ini erat kaitannya dengan awal mulanya keberadaan
terasi, sebab udang gelondongan yang diserahkan kepada raja tersebut yang kemudian
disebut sebagai terasi, asal kata terasih yang berarti dikasihi.
Menilik dari asal mula kota Cirebon yang dulu disebut dengan Cairebon, yang terdiri dari
dua kata yaitu Cai yang berarti air dan rebon yang berarti udang kecil. Dari literature ini
dapat disimpulkan bahwa petis memang berasal dari Cirebon.

Sumber lain menyebutkan bahwa petis berasal dari nelayan pantura, terutama wilayah
Sidoarjo yang selama ini terkenal sebagai penghasil petis. Awal munculnya petis ini sama
yang terjadi di Cirebon, terjadi karena ketidaksengajaan. Yaitu saat para nelayan kewalahan
menangani hasil tangkapannya, kemudian terbisitlah ide untuk merebus hasil tangkapannya
itu biar lebih awet. Dari proses ini ternyata menghasilkan produk sampingan berupa limbah
air bekas rebusan. Kemudian air sisa rebusan itu diberilah bumbu oleh para istri nelayan, dari
situlah awalnya petis muncul. Di sidoarjo sendiri nampaknya berbeda bahan dasar yang
dibuat petis dengan petis di daerah lain. Di sidoarjo petis dibuat dari kupang (Corbula Faba)
atau kerang yang berukuran kecil. Hal ini berbeda dengan petis Cirebon yang dibuat dari
bahan dasar udang rebon.

Persebaran petis yang ada di Indonesia didominasi di daerah pesisir utara Jawa
diantaranya Cirebon dan Gresik yang membuat Petis dengan bahan dasar udang, Boyolali
dengan Petis Sapi andalannya, Madura dengan petis ikan tuna dan petis lorjuk serta Sidoarjo
dengan petis berbahan dasar kupang.

Tahu

Indonesia memang surganya kuliner, Surabaya, Jawa Timur selain dikenal sebagai
kota pahlawan juga memiliki berbagai macam makanan khas yang enak dan lezat. Salah
satunya Tahu Tek, kalian tahu apa tidak kenapa dinamakan Tahu Tek? Konon makanan ini
dulu dijajakan secara berkeliling, dan sebagai penanda kehadirannya si penjual biasanya
memukul-mukul wajannya dengan sutil hingga menghasilkan bunyi “tek tek tek”. Ada juga
versi lain yang mengatakan bahwa nama Tahu Tek ini diambil dari suara gunting yang
digunakan untuk memotong-motong bahan baku Tahu Tek.
Penjual memotong lontong, tahu, telor, menggunakan gunting. Sekali lagi,
GUNTING. Unik bukan? Mungkin filosofi menggunakan gunting adalah mempermudah
pengerjaan penyajian di antara pembeli yang banyak, karena makanan ini sangat terjangkau,
lebih khusus lagi untuk para anak kos.

Tahu Tek ini memiliki rasa yang unik dan khas. Rasa dari saus yang terbuat dari petis
ini memberikan cita rasa dan aroma yang khas. Rasa kacang pada sausnya juga sangat terasa,
karena pada dasarnya kacang pada saus ini tidak diulek sampai lembut sehingga memberikan
sensasi tersendiri di lidah kita. Selain rasanya yang nikmat Tahu Tek ini juga sangat
mengenyangkan karena menggunakan lontong dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan
bahan lainnya. Petis yang digunakan pada tahu tek sendiri adalah petis udang.
Proses pembuatan Tahu Tek ini terlihat cukup sederhana. Tahu Tek terbuat dari bahan seperti
lontong, tahu goreng, kentang goreng, taoge dan irisan timun. Bahan – bahan tersebut
kemudian dipotong kecil dengan menggunakan gunting khusus dan alat garpu untuk
memegangnya. Setelah bahan tersebut dipotong kemudian siap untuk disajikan. 

Pada penyajiannya bahan yang sudah disiapkan disusun ke dalam piring kemudian
disiram dengan saus petis. Saus petis ini terbuat dari bahan seperti petis, kacang goreng, air,
cabai dan bawang putih. Bahan tersebut kemudian diulek dengan menggunakan cobek yang
terbuat dari batu sampai bumbunya mengental. Petis yang di gunakan untuk membuat saus
ini biasanya diambil dari Sidoarjo, karena disana merupakan daerah asal dari petis sehingga
dirasa lebih enak dan asli. 

Setelah bahan Tahu Tek disiram dengan saus petis kemudian diatasnya ditaburi
bawang goreng, irisan seledri dan kerupuk udang. Untuk penyajian Tahu Tek ini biasanya
dibedakan menjadi dua macam yaitu Lontong Tahu atau Tahu Telur. Untuk lontong tahu
biasanya seperti yang disebutkan di atas. Sedangkan tahu telur biasanya ditambahkan telur
goreng diatasnya. Walaupun sebenarnya hampir sama namun memiliki rasa yang sedikit
berbeda

 FILOSOFI

Tahu petis adalah jajanan khas kota Semarang berupa tahu goreng yang dimakan
dengan petis (saus berwarna hitam kental yang biasanya terbuat dari udang) yang
dioleskan/disisipkan di tengah-tengah tahu. Seperti tahu pong tetapi rasanya tidak asin, yaitu
berasal dari tahu putih yang digoreng sampai kecokelatan tanpa dibumbui atau dibumbui
dengan larutan garam dan bawang putih saja.[1] Sedangkan petisnya berasa manis agak sedikit
asin. Agar menggugah selera tahu petis biasanya dimakan dengan cabai rawit.[2]

Keunikan produk ini ada pada bumbu petis berbahan dasar udang yang diracik dengan bumbu
spesial sehingga menghasilkan petis udang siap saji yang bearoma harum dan tidak menyengat.
Dipadu dengan tahu pong yang segar dan renyah sehingga menambah kelezatannya.
 RESEP

Bahan Bahan Tahu Petis:

- Tahu 4 buah

- Petis udang 1 sendok makan

- Gula merah 1 sendok makan

- Lengkuas 1 ruas

- Bawang putih 3 siung

- Kecap manis 1 sendok makan

- air secukupnya

- tepung tapioka secukupnya

- Garam secukupnya

- lada secukupnya

 Cara Membuat Tahu Petis:

1. Goreng tahu hingga matang,angkat dan tiriskan

2. Tumis bawang putih,dan lengkuas sampai terasa harum,masukan gula merah,kecap


,garam,merica dan petisnya,aduk sampai rata dan tambahkan sedikit air

3. Masukan tepungb tapioka kedalam saus,aduk hingga rata

4. Campur tahu goreng dan siramkan saus petis nya

5. Tahu petis siap dihidangkan


JAWA TIMUR
GADO-GADO SIRAM
 ASAL USUL
Statement bahwa gado gado adalah makanan khas Indonesia tidak salah. Namun jika
ingin melihat lebih jauh lagi, Anda akan mendapatkan informasi lebih bahwa gado gado
adalah merupakan makanan khas yang datangnya dari Kota Jakarta tepatnya adalah makanan
khas orang Betawi. Banyak pastinya yang sudah merasakan gado gado di segala penjuru
Indonesia. Baik dari ujung barat Indonesia hingga Timur, gado gado sudah banyak dijual
seperti misalnyda nasi goreng dengan mungkin rasa yang agak berbeda karena sudah
menyesuaikan daerah masing masing dimana gado gado itu dijual.

Tapi jika ditilik lebih lanjut dan diambil benang merahnya, seperti sejarah nasi ulam
dimana nasi dimakan hanya dengan campuran yang bahan pokoknya sayuran, dapat
disimpulkan juga bahwa memang orang Betawi mengkonsumsi lebih banyak jenis sayuran
dari jaman kolonial dulu. Walau jika dilihat dari bahasa yang digunakan oleh baik itu orang
Betawi asli, tidak pernah ada kata gado gado dalam sejarahnya.

Gado-gado adalah salah satu makanan yang berasal dari Indonesia yang berupa sayur-
sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu, dengan bumbu kacang atau saus dari kacang
tanah dan yang dihaluskan disertai irisan telur dan pada umumnya banyak yang
menambahkan kentang rebus yang sudah dihaluskan untuk saus gado gado kentang rebus
dimasak bersamaan dengan bumbu kacang kemudian di atasnya ditaburi bawang goreng.
Sedikit emping goreng atau kerupuk (ada juga yang memakai kerupuk udang) juga
ditambahkan.

Gado-gado dapat dimakan begitu saja seperti salad dengan bumbu/saus kacang, tetapi
juga dapat dimakan beserta nasi putih atau kadang-kadang juga disajikan dengan lontong.

1 Bahan-bahan

1. Sayuran

2. Saus kacang

 Bahan-bahan

Sayur-sayuran yang sering digunakan dapat bervariasi, walau sayuran yang biasa digunakan
adalah:

 Sayuran hijau yang diiris kecil-kecil seperti selada, kubis, bunga kol, kacang panjang, dan
taoge
 Sayuran lainnya seperti wortel dan mentimun
 Tomat
 Kentang rebus yang diiris
 Telur rebus
 Tempe
 Tahu
 Jagung Pipil

Dengan perkecualian telur dan kentang rebus, sayur-sayuran yang digunakan biasanya masih
dalam keadaan mentah. Walau kadang-kadang sayuran seperti kubis dan bunga kol bisa juga
direbus air panas. Ada juga sayuran yang kadang-kadang dimasak dengan uap air panas.

Bahan bahan untuk pembuatan Gado-gado.

Saus kacang

Salah satu perbedaan gado-gado dari salad sayuran lainnya adalah saus kacang yang digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk saus kacang ini juga dapat bervariasi. Bahan yang biasa
digunakan adalah:

 Kacang tanah yang dihaluskan


 Bawang putih
 Cabai, merica
 Air jeruk nipis
 Garam, gula merah

Terkadang juga ditambah:

 Santan
 Kecap
 Terasi
 Kencur

 FILOSOFI
Kata gado gado sendiri lebih sering diartikan secara umum sebagai campuran,
gabungan dari beberapa jenis hal, adukan dan segala hal yang sifatnya berbeda tetapi dibaur
menjadi satu. Entah mana yang duluan, sebutan gado gado yang berarti campuran tersebut
baru makanan gado gado ini muncul dan diberi nama gado gado atau makanan khas ini yang
duluan muncul lalu perumpamaan untuk segala campur aduk disebut gado gado. Karena
banyak juga kata yang menggunakan gado gado sebagai pendampingnya. Sebut saja
misalnya ada sebutan buku gado gado yang dipakai di istilah dunia pendidikan oleh beberapa
anak yang mengartikan bahwa buku itu adalah buku catatan untuk segala jenis mata pelajaran
dan contoh lainnya .
Atau juga ada yang berpendapat seperti Gado-gado bahkan menjadi istilah untuk
segala macam yang sifatnya merupakan adukan dari berbagai unsur. Misalnya, bahasa gado-
gado untuk mengatakan bahasa campur-campur. Perkimpoian gado-gado adalah untuk dua
mempelai yang punya latar belakang suku, agama, atau ras yang berbeda. Gado-gado
barangkali juga merupakan istilah rakyat untuk mengatakan Bhinneka Tunggal Ika atau
keberagamaan.

  Kita hanya dapat memperkirakan asal nama gado-gado. Orang Jawa biasanya
memakai istilah digado untuk makanan yang bisa dimakan tanpa nasi. Gado-gado, sekalipun
sering dimakan dengan lontong, memang jarang dimakan dengan nasi. Bila dimakan dengan
lontong, gado-gado memang merupakan a meal in itself, bukan lauk. Di Jawa ada makanan
yang disebut gadon karena bisa dimakan tanpa nasi

 RESEP

Bahan

 3 buah tahu goreng, potong dadu


 3 potong tempe goreng, potong dadu
 3 butir telur rebus, masing-masing dibelah dua
 1 buah kentang ukuran besar (300g), rebus, potong dadu
 2 buah tomat
 3 buah mentimun, potong setebal 1/2 cm
 2 ikat daun selada keriting, iris sesuai dengan selera
 50 g taoge, seduh dengan air mendidih, tiriskan segera
 1 ikat kacang panjang, rebus hingga matang, tiriskan, potong ukuran 3 cm
 150 g daun kol, rebus hingga matang, tiriskan, potong sesuai selera

Saus kacang:

 200 g kacang tanah, sangrai/goreng hingga matang, buang kulit arinya, lalu tumbuk atau
blender sampai halus
 50 g kacang mede sangrai/goreng hingga matang, lalu tumbuk atau blender hingga halus
(kalau tidak ada bisa menggunakan kacang tanah seluruhnya)
 350 ml santan
 5 siung bawang putih
 2 buah cabai merah keriting
 3 lembar daun jeruk
 2 buah cabai rawit
 75 g gula merah atau secukupnya
 Garam secukupnya
 3 sdm air asam jawa
 Kaldu bubuk secukupnya
Pelengkap:

 Lontong, kupas dan potong-potong


 Kerupuk udang
 Emping goreng
 Bawang goreng untuk taburan

Cara membuat:

1. Saus kacang; haluskan bawang putih dengan cabai lalu tumis hingga harum. Lalu
masukkan daun jeruk dan tumis sampai harum, selanjutnya masukkan santan dan kacang
tanah tumbuk, Kemudian tambahkan irisan gula merah, garam, dan kaldu bubuk. Cicipi
dan koreksi rasanya hingga pas. Angkat dan sisihkan. Bila saus masih kental sekali,
tambahkan air matang.
2. Penyajian: Atur dengan rapi semua bahan gado-gado di piring saji lalu sajikan bersama
saus kacang. Tuang saus hingga seluruh sayuran dan bahan gado-gado tertutup
seluruhnya, dan beri taburan bawang goreng dan kerupuk sesaat sebelum dinikmati.
D I YOGYAKARTA
GEPLAK

 ASALUSUL
Geplak adalah makanan khas kota Bantul yang terbuat dari parutan kelapa dan gula
pasir atau gula jawa, yang rasanya manis. Ada pula yang menyebutnya sebagai makanan
Betawi dengan tambahan bahan berupa tepung beras dan daun jeruk purut. Terdapat pula
geplak yang dibuat dari waluh. Industri geplak umumnya dapat ditemui di daerah Bantul,
Yogyakarta, yang kebanyakan diusahakan oleh industri rumah tangga. Selanjutnya jenis
penganan ini berkembang meluas akibat permintaan pasar dan diusahakan tidak hanya di
sekitar kota Yogya akan tetapi juga di seluruh nusantara.

Geplak ini memiliki ciri khas dengan bentuknya yang bulat dan warnanya yang
berwarna – warni. selain itu rasa parutan kelapa dan rasanya yang manis memberikan cita
rasa khas pada makanan satu ini. Dalam proses pembuatan Geplak ini, pertama daging kelapa
direndam kedalam air kelapa sampai minyaknya hilang. Kemudian daging kelapa itu dicuci
bersih dan di parut. Parutan tersebut kemudian dimasak bersama dengan gula dan juga
pewarna makanan. Kemudian didinginkan dan di bentuk bulat dan di kemas.

Geplak ini biasanya di kemas menggunakan besek yang terbuat dari anyaman bambu.
Dalam satu kemasan besek biasanya berisi banyak Geplak yang berwarna – warni. Pada
awalnya, Geplak ini hanya terdapat dua warna, yaitu putih dan coklat. Untuk warna putih
biasanya menggunakan gula tebu, sedangkan yang berwarna coklat biasanya terbuat dari gula
jawa.
Seiring dengan perkembangannya, mulai banyak kreasi baru dari segi warna dan juga
rasa dalam memproduksi makanan ini. Warna Geplak yang awalnya hanya dua warna, kini
menjadi berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, putih dan coklat. Selain itu dalam segi
rasa Geplak yang awalnya hanya rasa gula tebu dan gula jawa, kini juga di tambahkan
beberbagai rasa seperti rasa jahe, kacang, strawbarry, durian dan lain – lain. Geplak ini
sangat mudah kita temukan di Bantul ataupun di Yogyakarta.

 FILOSOFI

Geplak berbentuk bulatan-bulatan dari daging kelapa yang disajikan dengan rasa
manis. Awalnya geplak yang merupakan kekayaan kuliner berasa manis ini hanya memiliki
warna putih dan kelam, namun seiring dengan perkembangan jaman, olahan geplak tersebut
mulai dimodifikasi dengan warna dan aroma yang bermacam-macam sehingga lebih menarik
pembeli untuk mencicipinya.

Dahulu geplak sering dijadikan masyarakat sebagai makanan utama pengganti beras.
Hal tersebut disebabkan karena banyaknya bahan pembuat geplak yaitu daging kelapa serta
berlimpahnya lahan tebu yang diolah untuk menjadi gula di pabrik-pabrik pengolahan tebu
seperti Madukismo yang masih ada sampai saat ini. Melimpahnya bahan pembuatan geplak
terlebih saat musim paceklik dinama bahan makanan susah ditemukan inilah yang membuat
masyarakat menjadikannya makanan pengganti beras atau nasi.

Dalam perkembangannnya saat ini makanan khas Bantul tersebut lebih dikenal oleh
masyarakat sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta dengan rasa manis. Akan lebih nikmat lagi
ketika geplak dinikmati selagi masih panas.

 RESEP

Bahan

 2 butir kelapa (parut)


 750 gram tepung beras
 500 gram gula pasir
 300 ml air matang
 1/4 sdt garam
 Pewarna makanan (sesuai selera, aneka warna)

Cara Membuat

1. Ayak tepung beras. Sangrai hingga kering. Tambahkan kelapa parut, aduk rata. Sisihkan
sebentar.
2. Rebus air matang bersama gula pasir hingga mendidih dan gula larut. 
3. Masukkan adonan tepung dan kelapa ke dalam air rebusan gula. Tambahkan garam, aduk
rata hingga mengental dan mendidih. Angkat. 
4. Bagi adonan menjadi beberapa bagian dan beri masing-masing bagian dengan pewarna
makanan, aduk rata. 
5. Ambil adonan, bentuk bulat-bulat kecil sesuai selera. 
6. Letakkan adonan di atas loyang dan biarkan dingin serta mengeras. 
7. Kue geplak siap disajikan.
BALI
NASI TEPENG
 ASAL USUL
Secara khusus, nasi tepeng khas Gianyar ini menjadi pilihan masyarakat Gianyar
ketika pagi hari. Apalagi, nasi ini memiliki tekstur seperti bubur. Nasi khas Gianyar ini
punya tekstur yang cukup lembek.

Namun, hal yang cukup unik dijumpai dari kuliner tradisional ini adalah, rasanya
yang terbilang cukup pedas. Tidak hanya itu, nasi ini juga di dalamnya terdapat berbagai
bumbu rempah-rempah khas Bali yang membuatnya punya cita rasa berbeda.
Dalam proses pembuatannya, nasi tepeng khas Gianyar ini menggunakan beragam
jenis bahan. Anda bisa mendapati bahan berupa nangka muda, ayam goreng, kacang panjang,
kacang merah, terong, kelor, ataupun telur pada menu yang satu ini. Biasanya, makanan ini
pun disajikan dengan daun pisang yang membuatnya terlihat begitu sederhana.

Nasi ini memiliki kemiripan dengan nasi uduk yang sudah bisa dijumpai dengan
mudah dan juga sama-sama menu sarapan. Kesamaan itu, karena keduanya memiliki cita rasa
yang gurih. Rasa gurih ini didapatkan karena nasi tepeng juga menggunakan santan dalam
proses pembuatannya. Beras direbus bersama santan yang kemudian dicampur dengan
bumbu seperti kunyit, daun salam, serta garam.

Nasi yang punya tekstur lembek kemudian ditaburi dengan beragam jenis sayuran
yang telah disebutkan. Selanjutnya, pada bagian atas akan disiram dengan racikan bumbu
khas Bali. Tak lupa, ada pula parutan kelapa yang selalu menyertai cara penyajian nasi
tepeng khas Gianyar. Untuk lauk, biasanya daging ayam disajikan dalam bentuk suwiran.
Selain itu, ada pula opsi potongan telur.

Selain bisa dimakan secara langsung di tempat, menu tradisional ini juga dapat
dibawa pulang. Caranya pengemasannya tak jauh berbeda ketika dimakan di tempat.
Bungkus yang digunakan tetap merupakan bungkus dari daun pisang.

Menu tradisional ini bisa didapatkan dengan cukup mudah. Anda bisa memilih
berkunjung ke Pasar Senggol Gianyar pada pagi hari. Harganya tidak terlalu mahal. Cukup
dengan uang sebesar Rp10 ribu, Anda sudah memperoleh menu nasi tepeng khas Gianyar
dengan porsi yang cukup mengenyangkan. Selain itu, bisa pula mendapatkan nasi ini di
beberapa pasar tradisional lainnya yang ada di Gianyar.

Anda juga tidak hanya bisa mendapatkan menu tradisional ini pada pagi hari. Meski
dikenal sebagai makanan untuk sarapan, tak jarang pula masyarakat Bali memilih nasi tepeng
untuk santap siang ataupun malam. Oleh karena itu, tidak heran kalau ada pula pedagang nasi
tepeng khas Gianyar yang masih menjanjakan menu khas ini hingga malam hari, sekitar
pukul 10.

Hanya saja, perlu memperhatikan masalah kehalalan ketika seorang traveler muslim
yang ingin mencicipi makanan ini. Apalagi, biasanya penjual nasi tepeng juga menyediakan
menu yang berbahan daging babi. Selain itu, Anda juga tidak bisa mengharapkan para
pedagang di pasar tradisional itu melengkapi produk dagangannya dengan sertifikat halal dari
MUI.

 FILOSOFI
Makanan khas bali yang selanjutnya akan kita bahas adalah sebuah makanan yang
mempunyai nama yang unik yakni Nasi Tepeng. Makanan khas yang satu ini merupakan
salah satu makanan yang berasal dari Gianyar Bali dan mempunyai tekstur yang sangat
lembek, bahkan hampir seperti bubur yang biasa kita temukan. Akan tetapi bumbu rempah
khas bali yang ada di Nasi Tepeng ini yang membuat Nasi Tepeng ini berbeda dengan bubur.

Rasa dari bumbu rempah khas bali yang ada di Nasi Tepeng ini sangat menggugah
selera. Akan tetapi makanan ini bisa di sajikan dengan rasa yang original atau di
kombinasikan dengan rasa pedas yang tentu akan sangat cocok bagi anda yang doyan dengan
makanan pedas. Beberapa bahan yang bisa anda temukan di Nasi Tepeng seperti misalkan
ayam goreng, telur, nangka muda, kelor, terong, kacang merah dan kacang panjang.

 RESEP

BAHAN

 NASI
- Beras, siapkan sekitar 500 gram
- Daun Salam, sebanyak 4 lembar
- Santan segar, 1 liter dari 1 butir kelapa (bisa diganti dengan melarutkan 200ml santan
kelapa instan ke dalam 800ml air)
- Serai, 2 batang
- Garam, 2 sendok teh

 LAUK

 Ayam, 1/2 kg
 Telur yang sudah direbus, 4 butir
 Bawang Merah, 4 siung
 Bawang putih, 2 siung
 Ketumbar Bubuk, 1 sendok teh

 SAYURAN

 Daun kelor (bisa diganti dengan daun singkong atau kenikir), sekitar 4 genggam
 Nangka Muda, sekitar 250 gram
 Kacang Panjang, sekitar 5 julur
 Tauge, sekitar 2 genggam
 Kelapa serut (optional)
 Garam, sejumput untuk perebusan masing-masing sayuran

 SAMBAL NENDANG
 Cabai merah keriting, 4 buah
 Cabai merah besar, 4 buah
 Cabai rawit, 5 buah (bisa ditambah lagi jika suka lebih pedas)
 Bawang putih, 3 siung
 Bawang merah, 4 siung
 Terasi, 1 sendok teh
 Gula 1 sendok makan
 Garam 1 sendok teh
 Minyak secukupnya

CARA MEMBUAT

NASI
1. Didihkan santan bersama dengan daun salam, serai yang sudah dimemarkan, dan
garam sambil sesekali diaduk supaya santan tidak pecah.
2. Bila sudah betul-betul mendidih, masukkan beras yang sudah dicuci bersih ke
dalam santan tadi. Aduk terus sampai meresap atau air terlihat menyusut. Pada
nasi biasa, pengadukan hanya dilakukan sesekali. Untuk mendapatkan tekstur
Nasi Tepeng yang diinginkan, aduklah terus adonan beras dan santan tersebut,
dan berhentilah sesekali. Jika sudah benar-benar menyusut kadar airnya, matikan
api dan diamkan terlebih dahulu.
3. Sementara itu, Anda dapat menyalakan kukusan sampai panas, atau sampai
terlihat uap mengepul keluar dari panci kukusan.
4. Saat kukusan telah siap, adonan nasi yang baru setengah matang tadi sudah
semakin ‘asat’ atau menyusut sempurna. Maka Anda tinggal memasukkan adonan
tadi ke dalam kukusan. Tunggulah selama kira-kira 45 menit sampai matang.
5. Sembari menunggu matang, Anda dapat mulai mengolah Lauk.

LAUK
6. Haluskan bawang merah, bawang putih dan ketumbar, lalu tumis sebentar.
Tambahkan air secukupnya lalu masukkan potongan ayam dan telur rebus. Air
yang digunakan kira-kira sampai sedikit diatas lauk yang direbus dalam panci.
Didihkan sampai bumbu meresap ke dalam ayam dan telur dan air menyusut.
7. Jika sudah, goreng Ayam dan telur berbumbu tadi. Untuk telur rebusnya Anda
bisa juga tidak menggorengnya jika memang tidak suka.

SAYURAN
8. Rebus terpisah masing-masing sayuran dengan sejumput garam untuk memberi
sedikit rasa dan menghilangkan getah pada nangka muda. Khusus kelapa serut
tidak perlu direbus ya.
SAMBAL
9. Goreng cabai merah keriting, Cabai merah besar, cabai rawit, serta bawang merah
dan putih dalam minyak panas. Haluskan semuanya bersama terasi, gula dan
garam.
10. Jika semua bagian telah siap, saatnya Platting. Supaya kesan Gianyarnya tetap
dapat, Anda dapat menggunakan daun pisang sebagai piring. Tata Nasi Tepeng
yang sudah matang. Beri sambal secara merata di atas Nasi Tepeng, lalu letakkan
sayuran dan lauk.
NUSA TENGGARA BARAT
ARES

 ASAL USUL
Konon pada satu masa, pulau lombok dihadapkan pada sebuah musim kekeringan
yang sangat panjang. tak banyak tanaman yang bisa tumbuh. banyak binatang ternak yang
akhirnya mati karena haus dan kelaparan. Salah satu jenih pohon yang bisa tumbuh adalah
pohon pisang. Pohon pisang waktu itu menjadi salah satu makanan ternak, sebagai pengganti
rumput yang pelahan menjadi langka. Adalah seorang lelaki bernama Loq Ares,  ia tengah
mengamati pohon pisang yang biasa dimakan oleh ternak  tersebut. sambil berfikir ia
bergumam," ah kalau sapi ini suka mungkin enak juga untuk dibuat sayur" fikir Loq Ares.
akhirnya dia memotong-motong dan mencincang pohon pisang tersebut lalu dibawanya
pulang. Sampai dirumah ia minta ibunya untuk memasak potongan-potongan pohon pisang
tersebut. ternyata setelah dimasak dengan bumbu yang biasa dipakai di dapur, irisan pohon
pisang tersebut lumayan enak. Sejak itu Loq Areslah yang dianggap penemu masakan
tradisional Lombok tersebut. Kini ares menjadi masakan wajib setiap acara begawe digelar.
Belum puas "epen gawe" jika acara yang dihelat tidak disertai dengan menyajikan
masakan tersebut

Proses pembuatan Ares sangat lah mudah, setelah pohon pisang dibuang kulit luarnya
yang keras dan agak kering kemudian di iris tipis-tipis dan kemudian di pisah-pisah
kemudian di tambahkan garam agar bisa lembek dan bumbu masakan bisa terasa sampai ke
serat-serat bagian yang sudah di iris-iris tersebut.

Setelah itu kemudian seorang ran (koki) mulai memasukkan pohon pisag yang suah di
iris ke dalam subuah jambangan (panci besar) kemudian tambahkan santan, di tambahkan
bumbu setelah mendidih dan harus tetap di aduk agar bumbunya bisa merata dan semua
itu.Memang proses memasaknya agak lama sapai 1 jam. Selama proses itu tetap di kontrol
oleh seorang ran (koki) agar masakan tetap terjaga rasanya.Setelah di masak selama 1 jam
dan mateng kemudian ares di pindahkan ke panci yang lebih kecil, atau piring agar lebih
mudah untuk di bagikan.

 FILOSOFI
Masakan Ares merupakan sayuran khas Lombok yang berbahan utama pelepah atau
kedebong pisang yang masih muda. Uniknya, meskipun diolah bersama santan, saat dimakan
rasa makanan ini adalah manis dan gurih. Pada awalnya, ares yang merupakan makanan
tradisional suku Sasak ini hanya disajikan saat acara begawe (acara makan-makan setelah
berlangsungnya pernikahan).

 RESEP

Bahan

Untuk 4 porsi :

1. 1 kg batang pisang muda (kepok,susu,batu,radja)


2. 8 biji cabe rawit
3. 2 biji cabe merah besar
4. 5 cangkir Santan kara (sdh dicairkan)
5. 11 butir Bawang merah
6. 3 siung Bawang putih
7. 1/2 sendok teh terasi
8. 2 ruas Laos
9. 10 butir Kemiri
10. 1 ruas Jahe
11. 3 sendok makan minyak kelapa
12. 1 ruas kunyit
13. secukupnya garam
14. secukupnya gula
15. 5 helai daun jeruk limau
Langkah

30 menit

1. Batang pisang (yg blm berbuah) dikupas sampai bagian dalamnya yang muda, baru
kemudian diiris-iris. Benang-benang yang terdapat antara irisan-irisan batang pisang
tersebut dibuangi sampai habis
2. Setelah benang-benang terbuang, batang pisang yang telah diiris diberi garam (garamm
kasar beryodium) sambil diremas-remas, maksudnya agar ares ini menjadi lemas dan rasa
sepatnya agak mengurang, diperas dan dicuci dengan air bersih lalu diperas lagi
3. Bumbu-bumbu diulek semua sampai halus. kecuali jahe cukup dikeprok saja hingga
memar
4. Bumbu-bumbu yang telah halus ditumis sampai aromanya keluar baru dimasukkan ares
sambil diaduk.
5. Terakhir dimasukkan santannya dan dimasak sampai masak..dgn cara dipencet jika sdh
lunak artinya sdh matang.
NUSA TENGGARA TIMUR
CATEMAK JAGUNG

 ASAL USUL

Banyak sajian kuliner dari seluruh wilayah Indonesia yang memiliki cita rasa spesial.
Salah satunya untuk jenis makanan dari Indonesia Timur. Salah satu yang patut untuk dicoba
adalah Catemak jagung dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Makanan yang satu ini memang sangat identik dengan daerah NTT. Kawasan timur
Indonesia yang memiliki suhu lebih hangat di banding pulau Jawa, sehingga daerah ini cocok
untuk ditanami jagung. Sama halnya dengan Catemak jagung yang sesuai dengan namanya
pasti berbahan baku utama dari jagung juga.  Makanan khas NTT ini sangat kental dengan
nuansa rasa khas kawasan Nusa Tenggara.
Catemak jagung adalah makanan alami yang sangat sehat dan cocok untuk dijadikan
hidangan penutup dalam menu santap Anda. Makanan yang banyak mengandung kuah ini
selain terbuat dari bahan utama jagung, juga ada tambahan lainnya. bahan pelengkap tersebut
diantaranya kacang-kacangan yang terdiri  dari jenis kacang tanah ditambah dengan biji
kacang hijau.

Tak jarang makanan ini juga dicampur dengan labu lilin serta beraneka sayuran hijau
lainnya. cara pengolahan Catemak jagung juga masih sangat tradisional asli NTT. Makanan
ini ditambah aneka bumbu rempah serta sedikit tambahan penyedap masakan sehingga
citarasa yang dihasilkan sangat identik dengan rasa asin yang menyegarkan.  Dilihat dari
tampilan sajian makanan khas ini, Anda akan berpikir jika itu adalah kolak.

Namun nyatanya Catemak jagung beda dengan jenis kolak pada umumnya. Citarasa
asin yang menyerupai kuah sup ini semakin menggoyang lidah Anda. Warna kuah atau kaldu
dari Catemak yang kecoklatan ini sangat cocok dimakan sebagai sajian penutup makan siang
Anda. Agar semakin lengkap, cara santap makanan ini perlu ditambah perasan air jeruk nipis.

Catemak jagung khas NTT juga sering dijadikan salah satu daftar menu dalam
berbuka puasa atau juga sajian akhir dalam rangkaian makan siang. Kuliner khas NTT yang
satu ini siap menggoyang lidah Anda.

 FILOSOFI

Makanan khas Nusa Tenggara Timur (NTT) ini merupakan makanan khas yang biasa
dinikmati sebagai hidangan penutup bagi warga NTT. Disamping itu juga makanan catemak
ini termasuk makanan sehat karena mengandung banyak vitamin dan manfaat yang
terkandung didalamnya. Salah satunya adalah mengandung vitamin B kompleks yang dapat
menjaga kesehatan saraf, selain itu juga dapat memperkuat tulang pada tubuh, menjadikan
awet muda, menangkal gejala kurang darah dan juga dapat memperlancar pencernaan.
Sehingga makanan yang memiliki citarasa asin ini sangat baik untuk dikonsumsi bagi siapa
saja.

 RESEP

BAHAN

 500 gram biji jagung


 100 gram kacang tanah,
 200 gram kacang hijau,
CARA MEMBUAT

1. Rebus kacang – kacangan sampai kacang tersebut empuk, biarkan air rebusan tetap
bergabung dengan kacang – kacangan.
2. Setelah empuk , masukkan bumbu penyedap rasa sesuai selera , termasuk garam . Karena
makanan ini khas dengan rasanya yang asin , jadi kasih garamnya agak banyak ya .
3. Tambahkan macam – macam sayuran sesuai selera seperti bunga pepaya , daun ubi atau
jantung pisang pucuk labu juga boleh.
4. Tunggu kuahnya mengental dan semua daun masak . setelah masak angkat
5. Catemak Jagung siap disajikan.
KALIMANTAN BARAT
BUBUR PEDAS

 ASAL USUL

Makanan khas suku Melayu Sambas ini biasa juga disebut dengan Bubbor Paddas.

Kata “Pedas” merupakan perumpamaan dari suku Melayu Sambas yang mempunyai
makna beragam sayuran dan rempah yang terdapat dalam bubur tersebut.

Sejenak mendengar namanya, mungkin kita akan berpikir bahwa bubur ini memiliki
rasa yang benar-benar pedas, padahal tidak seperti demikian, rasa pedas itu sendiri berasal
dari lada yang telah disangrai, namun demikian rasa pedasnya pun tidak berlebihan, hanya
meninggalkan sedikit rasa pedas saja di lidah.

Bubur ini lumayan berbeda dengan bubur yang biasa dijumpai di kota-kota lainnya.
Bubur pedas khas Sambas terbuat dari beras yang ditumbuk dengan sangat halus kemudian
dioseng, dicampur dengan sayur-sayuran seperti pakis, kangkung dan daun kesum ikut
dimasukkan secara bersamaan ketika bubur sedang dimasak, biasanya bubur ini disajikan
dengan ikan teri goreng dan juga kacang tanah yang ditambahkan di atas bubur pedas sebagai
toping.
Wangi khas yang muncul dari bubur pedas ini berasal dari kaun kesum dan juga daun
kunyit yang dirajang sampai halus kemudian dicampurkan dengan bahan-bahan yang
lainnya. Banyaknya campuran rempah dan sayuran yang diolah secara bersamaan, maka dari
itu bubur ini dianggap mengandung banyak nilai gizi.

Dikutip dari Liputan6.com menurut Nurbaningsih salah satu masyarakat Sambas,


bubur pedas ini cocok untuk disantap kapan saja, terlebih pada saat bulan Ramadhan.

Menurut cerita masyarakat, bubur pedas khas Sambas dahulu berasal dari suku
Melayu yang menempat wilayah Singkawang, Pontianak dan sekitarnya. Dahulu bubur ini
hanya akan dimasak pada saat acara kerajaan atau upacara adat saja yang bersifat sakral,
bahkan pada saat terjadi perang, bubur pedas ini dibuat sebagai metode untuk menghemat
biaya makanan saat masyarakat di Kabupaten Sambas tengah melawan para penjajah.

Pada saat masa penjajahan stok makanan di Sambas sangat sedikit dan menipis,
sehingga masyarakat berinisiatif untuk membuat makanan tanpa harus mengeluarkan banyak
biaya, maka dari itu solusi dari mereka adalah dengan cara membuat bubur pedas tersebut.

Bubur pedas bisa diperoleh hampir di setiap sudut Kota Sambas, di kantin sekolah,
kantor, pasar tradisional, bahkan sampai restoran berbintang. Seiring berjalannya waktu
bubur ini tidak hanya tersedia di Sambas saja, melainkan sekarang tersedia sampai ke negara
tetangga yakni di Serawak, Malaysia.

Harganya pun bervariasi, untuk bisa menikmati satu mangkuk bubur pedas ini
biasanya dikenakan biaya sebesar Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu saja sudah bisa membuat
perut kita kenyang, tergantung di mana kalian membelinya. Tetapi para ibu-ibu di Sambas
biasanya lebih sering membuat bubur pedas ini sendiri, karena bisa menambahkan bumbu
atau sayuran yang diinginkan sesuai dengan seleranya masing-masing.

 FILOSOFI

Suku Melayu Sambas di Kalimantan Barat, punya unggulan kuliner pedas yang harus
dicicipi para wisatawan. Inilah Bubur Pedas Sambas, dahulu bubur pedas ini disajikan di
kerajaan, dan merupakan cerminan budaya yang kental di kerajaan Melayu Deli.

Bubur pedas ini ternyata tidak hanya ada di Sambas, Singkawang, Bengkayang,
Mempawah, dan Pontianak. Ternyata bubur pedas ini ada juga di Negeri Jiran yaitu Sarawak,
Malaysia. Menurut informasi dari para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) atau TKW (Tenaga
Kerja Wanita) yang berasal dari Kalimantan Barat (Sambas, Singkawang, Bengkayang,
Mempawah, dan Pontianak serta Sintang) mengkhabarkan bahwa Malaysia (Sarawak) telah
mengklaim bahwa “bubur pedas” itu adalah milik mereka, punya mereka, berasal usul dari
Malaysia.
Bubur pedas terbuat dari beras yang ditumbuk halus dioseng dan kaya akan rempah
serta sayuran, tidak heran jika bubur ini dinilai penuh gizi. Sayuran seperti kangkung, pakis,
daun kesum menjadi campuran yang menyehatkan. Belum lagi paduan gorengan kacang
tanah plus ikan teri yang digoreng kering menambah citarasa.

Selain menjadi salah satu menu andalan di warung milik orang Melayu, bubur pedas
pun mudah ditemui di tempat orang berjualan ta’jil saat bulan Ramadhan. Bubur Pedas ini
memang unik, tanpa membubuhkan sambal, kita tidak akan merasakan pedas sama sekali,
malah cenderung bertekstur gurih dan segar.

Bubur ini sangat kaya akan gizi. Berbahan dasar beras yang telah dihaluskan dan
disangrai, serta kelapa parut yang telah disangrai, kaldu daging, berbagai macam sayuran dan
rempah-rempah menghasilkan citarasa yang luar biasa unik. Sangat gurih dan lezat, tentunya
lebih enak disantap saat masih hangat.

 RESEP

Bahan

Untuk 15 porsi
1. 7 siung Bawang Putih
2. 9 siung Bawang Merah
3. 1 buah Bawang Bombay
4. 3 buah Cabe Merah Besar
5. 2 buah Cabe Hijau Besar
6. 2 sdm Terasi
7. 2 sdt Lada Hitam
8. 2 sdt Ketumbar
9. 5 buah Kemiri
10. 2 cm Lengkuas
11. 2 batang Serai
12. segenggam Daun Kunyit
13. segenggam Daun Kesum
14. secukupnya Garam
15. 6 buah Wortel
16. 4 buah Ubi Jalar
17. 2 buah Gambas
18. 2 ikat Kacang Panjang
19. 2 ikat Kangkung
20. 250 gram Kecambah
21. 2 buah Jagung
22. 500 gram Daging Sapi
23. 250 gram Kacang Tanah
24. 500 gram Beras
25. 500 gram Kelapa Parut
26. secukupnya Minyak goreng untuk menumis
Langkah

60 menit

1. Cuci daun kesum dan daun kunyit, kemudian iris halus lalu masukkan dalam satu wadah.
Yang gak tau bentuk daun kesum, bisa dilihat digambar ya, daun kesum (kiri) daun
kunyit (kanan) hasil (bawah).

2. Kupas ubi jalar, wortel, dan gambas, kemudian cuci semuanya termasuk jagung dan
kacang panjang. Potong kecil-kecil ubi jalar, kacang panjang, jagung, wortel, dan
gambas. Untuk jagung diambil biji jagungnya saja. Ubi, wortel, dan gambas dipotong
dadu.

3. Kangkung disiang kemudian dicuci, kecambahnya juga jangan lupa dicuci bersih.

4. Iris bawang bombay, cabe merah besar, dan cabe hijau besar.

5. Haluskan bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, terasi dan kemiri. Setelahnya
lengkuas dan serai cukup dimemarkan saja.

6. Ini adalah bahan pengental buburnya, cara bikinnya, beras dicuci, dikeringkan, kemudian
disangrai bersama dengan kelapa parut. Sangrai sampe warna agak coklat, kemudian
diblender halus, jadinya kayak serbuk gitu.

7. Daging, ubi jalar, dan kacang tanah direbus terlebih dahulu supaya lembut.

8. Tuangkan sedikit minyak goreng keatas wajan. Aku pake minyak goreng ini, terbuat dari
100% minyak kelapa, warnanya bening kayak air putih, bau minyaknya juga kayak bau
kelapa gitu hehe. Tapi pake minyak biasa juga.

9. Tumis bawang bombay, cabe merah dan hijau besar, sampai harum. Kemudian masukkan
bumbu halus tadi, tumis sebentar hingga harum, setelah itu masukkan daun kesum dan
daun kunyit, tumis hingga layu.

10. Setelah daging empuk, masukkan wortel, gambas, jagung, dan kacang panjang kedalam
panci yang berisi daging.

11. Kemudian masukkan bumbu yang telah ditumis tadi kedalam panci. Aduk2, masukkan
serbuk pengental, aduk2 terus, inget jangan sampai berhenti mengaduk, nanti bisa gosong
didasar panci. Sampai kental, mendidih dan meletup2.

12. Terakhir masukkan kangkung kedalam panci, aduk sebentar saja hingga kangkung layu.
Takaran garam sesuai selera aja.
13. Bubur pedas ini gak akan nikmat kalo gak disantap pake sambel, cara bikinnya cuma
cabe rawit sama bawang putih diblender halus, kemudian tambahkan sedikt air, gula, dan
garam.

14. Bubur pedas khas Kalimantan Barat siap disajikan. Rekomendasi: Lebih enak disantap
pake bawang goreng, kacang goreng dan ikan teri goreng ditabur diatasnya. Pemberian
kecap dan sambal sesuai selera

KALIMANTAN TIMUR
PISANG GAPIT
 ASAL USUL

Pisang Gapit adalah salah satu kuliner khas Kalimantan timur yang menggunakan
pisang sebagai bahan dasarnya. Sama seperti namanya, Pisang Gapit di buat dengan cara di
jepit dan di panggang. Makanan satu ini sangat terkenal di berbagai daerah di Kalimantan
timur seperti Samarinda, Balikpapan dan daerah lainnya.

Dalam proses pembuatannya, pisang yang di gunakan merupakan pisang setengah


matang yang sering di gunakan untuk membuat pisang goreng seperti pisang kapok, pisang
tanduk dan pisang sanggar. Dalam proses pengolahannya, pisang di kupas kulitnya lalu di
panggang dengan cara di jepit. Setelah matang pisang di jepit sampai pipih kemudian di
campur dengan saus khusus yang terbuat dari gula merah dan bahan lainya.

Saus yang di gunakan untuk menyajikan Pisang Gapit Ini adalah saus yang terbuat
dari gula merah, santan,daun pandan, garam dan tepung maizena. Pada proses pembuatannya,
gula merah di rebus dengan air sampai mendidih kemudian di saring airnya. Setelah itu di
rebus kembali dengan santan dan daun pandan. Tidak lupa tambahkan larutan tepung
maizena dan garam, lalu di aduk sampai rata.
Dalam proses penyajiannya, pisang yang sudah di panggang tadi di siram dengan
saus. Selain itu dalam penyajiannya, ada beberapa variasi atau kreasi untuk menambah cita
rasa dari Pisang Gapit tersebut. Contohnya seperti di taburkan dengan keju atau mesis coklat.
Tentunya kreasi tersebut di sesuaikan dengan selera kita sendiri.

Dalam perkembangannya, Pisang Gapit menjadi jajanan yang sangat populer di


Kalimantan timur. Selain kita bisa menemukannya di warung pinggir jalan, Pisang Gapit juga
menjadi salah satu hidangan di beberapa hotel ternama di Kalimantan timur. Jajanan satu ini
bisa di nikmati oleh berbagai kalangan, selain itu kita bisa membuatnya sendiri karena
prosesnya yang sederhana.

 FILOSOFI

" Pisang Gapit " itulah nama salah satu makanan populer di Samarinda tempat gue
tinggal.Makanan ini pun sangat terkenal dengan rasanya didaerah gue, dan berkat dari rasa
penasaran gue yang udah gak sabar akhirnya gue pun beli pisang gapit ini di salah satu
tempat nongkrong di Samarinda.

" Mba , pisang gapit nya satu ya . makan ditempat ! kata gue sambil nengok kanan kiri.

" Iya mas . kata si penjual yang kebetulan seorang manusia.

Kurang lebih 15 menit gue nunggu makanan ini , rasa lapar dan kepo pun bergabung didalam
diri gue dan akhirnya makanan yang udah membuat gue penasaran datang juga.

" Oh ini ya yang nama nya pisang gapit ? " kata gue dalam hati.

Bentuknya yang menurut gue unik dan masih kental ke tradisionalannya membuat gue
dengan lahap menyantap makanan ini.

" Ini pisang nya dipanggang yak ? " kata gue berpikir sejenak sambil bolak balik sendok.

Setelahh gue telusuri tentang pisang gapit ini , ternyata pisang nya di gapit. Dan gue pun bingung
apa maksud dari di "gapit".Mungkin di gapit adalah di pukul pukul atau di tekan tekan hingga
bentuknya melebar.

Ternyata dugaan gue salah. Gapit itu diambil dari bahasa banjar dan kutai artinya " jepit " .
Maklum lah gue kan bukan orang kalimantan jadi wajar kalo gak tau.

Lama kelamaan pisang yang gue makan udah sampe di finish ( habis ) , tapi gue ketagihan sama
santan nya. Gue pun bingung ,

" Kok pisang di santanin kayak gini ya ?  ?" kata gue dalam hati.

" Tapi enak juga santannya nya kayak ada manis manis nya gitu :v ".
Dan setelah makanan itu udah kinclong dari piringnya gue langsung browsing dirumah gue
tentang pisang gapit.Dan ternyata santan yang gue makan tadi bareng pisang gapit terbuat oleh
karamel dari gula merah.

" Pantes rasanya manis " .

Gak sampe disitu , gue pun sempat berpikir sejenak.

" Laku gak ya kalo pisang gapit dijual di Jakarta ? " kata gue sambil menengok kanan kiri.

" Kayaknya bakal rame nanti " maklum lah anak ekonomi.

Gue pun berencana bakal ngajak pacar temen gue untuk makan pisang gapit bareng. Kan
lumayan bulan puasa , buka puasa pake pisang gapit.

Ada beberapa filosofi yang menurut gue memiliki makna yang khas , sesuai dengan cipta rasa
yang termuat dalam kelezatan pisang gapit :

1 . Santan Karamel : melambangkan kesempurnaan. Kenapa gue bilang "kesempurnaan" ? santan


karamel merupakan pelengkap sebagai bagian dari pisang gapit. Tanpa santan karamel yang
manis itu , pisang gapit tidaklah menjadi makanan yang sempurna.Justru , menjadi sebuah
makanan yang tak memiliki arti. Maka dari itulah sebuah sesuatu yang kita buat harus di
kombinasikan dengan sesuatu hal yang unik agar sesuatu yang kita buat menjadi lebih terlihat
objektif dan sempurna.

2. Pisang : Pisang adalah bahan dasar " pisang gapit ". Kalau gak ada pisang apa yang mau di
jepit ?. Pisang merupakan  suatu topik.Maksud topik disini adalah objek nya. Artinya , pisang
gapit melambangkan " kelembutan ".Apa hubungannya ? , secara kasat mata emang gak ada
hubungannya. Tetapi ,arti dari kelembutan disini adalah sebagai paduan dari santan karamel.
Santan karamel tanpa pisang gapit tak ada arti , begitupun sebaliknya.Kelembutan dari buah
pisang yang di baur dengan kelezatan santan karamel menjadikan arti tersendiri bagi manusia
yang mencicipinya.

Jadi , dari makna filosofi diatas dapat disimpulkan :

- Cobalah hal baru yang dapat membuat mu menjadi manusia yang lebih baik lagi.

- Sesuatu yang dikombinasikan dengan hal yang unik dapat menghasilkan suatu hal yang dapat
menarik perhatian orang lain.
- Jangan takut mencoba hal baru sebelum gagal. Dan jika gagal , jangan takut untuk
mengulangnya.

 RESEP

Bahan

Untuk 6 porsi

1. 10 biji Pisang Sanggar / Pisang Raja


2. Secukupnya Margarine
3. 200ml Santan Kemasan
4. 75gr Gula Merah / Aren
5. 2 lembar Daun Pandan
6. Secukupnya Garam
7. 150ml air
8. 1sdm tepung Maisena
9. 50ml air untuk melarutkan maisena
10. 3 biji Daging Durian jika suka. Haluskan

Langkah

15 menit

1. Buat saus nya terlebih dahulu. Didihkan 150ml air bersama gula aren yg diserut halus dan
daun pandan.
2. Sesudah gula merah larut masukan santan dan garam. Jika dirasa kurang manis boleh
ditambah gual aren lagi atau gula pasir. masukan durian yg sudah dihaluskan.tunggu
hingga mendidih masukan tepung maisena yg dilarutkan. Aduk rata.
3. Pisang digeprek secukupnya. Panaskan teflon anti lengket.
oles sedikit margarine pada teflon. Pisang dioles margarine pada kedua sisi dan panggang
di teflon sampai kecoklatan. Panggang 2 sisi pisang. Angkat dan potong2.
4. Susun irisan pisang di piring saji. Siram saus dan taburi keju parut.

KALIMANTAN UTARA
DODOL RUMPUT LAUT
 ASAL USUL

Rumput laut adalah jenis ganggang yang banyak hidup di dasar laut. Rumput laut ini
memiliki tingkat nutrisi yang baik bagi tubuh. Salah satunya sebagai obat melancarkan
pencernaan. Para nelayan Kota Tarakan saat ini sudah beralih pada penanaman dan
pembudidayaan rumput laut, bahkan ada yang menjadikan rumput laut ini sebagai pekerjaan
utama mereka dan tempat bergantung hidup. Biasanya para nelayan memukat ikan, tapi
sekarang sudah sebaliknya yaitu memukat rumput laut.

Memang penghasilan dari memukat ikan dan rumput laut lebih besar penghasilan
rumput laut ketimbang ikan. Makanya para nelayan di Tarakan ini sudah beralih pada rumput
laut. Yang menjadi sebuah pertanyaan, Bisakah rumput laut itu diolah menjadi sebuah
makanan yang lezat dan nikmat? Dan bisa kah rumput laut itu dijadikan oleh-oleh?
Jawabannya tentu saja bisa. Rumput laut merupakan jenis tumbuhan laut yang bisa diolah
apa saja. Bisa mengolahnya menjadi kerupuk, agar-agar, bahkan sebagai campuran dalam
membuat kue dan cake.Rumput laut ini juga sudah dibranding oleh Tarakan sebagai 'Oleh-
oleh Khas Tarakan yang berupa Dodol Rumput Laut'. Jika Anda berkunjung ke Kota
Tarakan, jangan lupa membeli dodol ini sebagai buah tangan Anda.

Pembuatan dodol seaweed melalui dua proses, yaitu proses pencucian dan
perendaman. Sebelum direndam, rumput laut dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan
kotoran yang melekat pada rumput laut. Setelah itu, rumput laut kering direndam dalam air
tawar sebanyak 18 kali berat rumput laut (sampai rumput laut terendam semua dalam air) dan
setiap satu hari sekali air tawar tersebut diganti.

Penambahan air saat perendaman menjadi dua kali lipat perlu dilakukan karena
terjadi pengembangan volume akibat rumput laut kering tersebut menyerap air. Perendaman
dilakukan dua atau tiga hari sampai tekstur rumput laut menjadi agak lunak, tidak berbau dan
berwarna putih. Perendaman kedua dilakukan dengan air tawar atau kapur sirih 1 % selain
untuk menghilangkan bau amis, perendaman dimaksudkan agar rumput laut lebih aseptis dan
memiliki tekstur lebih mantap. Setelah satu jam, kemudian rumput laut tersebut dicuci
sampai bersih.

 FILOSOFI

Rumput laut sebenarnya adalah gulma laut, sejenis alga atau ganggang, yang hidup di
laut, di antara karang mati di perairan pantai. Sejak lama jenis ganggang laut yang kita beri
nama dagang sebagai ‘rumput laut’ ini dimanfaatkan masyarakat dunia sebagai bahan
kosmetik  dan makanan kesehatan. Dan kita boleh bangga karena Indonesia, yang dua pertiga
wilayahnya merupakan kawasan laut tropika, merupakan negeri produsen rumput laut
terkemuka di dunia. Lebih dari 60% produksi rumput laut dunia dihasilkan dari ladang-
ladang petani di pesisir pantai Indonesia.

Ganggang laut (atau sebutlah: rumput laut) jenis Euchema cottonii dan Gracilaria
spp. banyak dibudidayakan karena ragam manfaatnya. Beberapa daerah di Indonesia yang
masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budi daya rumput laut, antara lain di pesisir 
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Kepulauan Riau,
Pulau Bali, pesisir Nunukan Kalimantan Timur, Pulau Lombok, Kabupaten Wakatobi
Sulawesi Tenggara, Kepulauan Togean  Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Tumbuhan penghasil devisa ini dibudidayakan di perairan-perairan yang tenang,


dengan mengikatkan atau mengaitkan bibitnya pada sistem rentang tali-temali ataupun jaring
yang mengapung dan ditambatkan di bawah permukaan laut, dengan masa tanam sekitar 45
hari sebelum dipanen. Hasil panen disiangi dari ganggang atau biota karang yang ikut
menempel, lalu dijemur hingga kering antara 7 – 14 hari. Rumput laut kering dalam kemasan
inilah yang biasa kita temukan di pasaran sebagai rendam rumput laut kering tersebut satu
atau dua jam dengan air bersih, untuk menjadikannya ‘mekar’ kembali.
Kalau aslinya rumput laut ini berwarna dominan hijau atau kecokelatan, setelah
proses pengeringan, klorofilnya hilang sehingga saat direndam warnanya menjadi putih
bening. Untuk memperoleh hasil yang lebih putih dan bening, para ibu di Kepulauan Seribu
di Teluk Jakarta biasa merendamnya dengan air sisa cucian beras. Rumput laut yang
direndam ini siap diolah menjadi berbagai sajian, dibuat manisan, isian es sirop, ataupun
dodol

 RESEP

Bahan

 Rumput laut (Eucheuma cottonii) 1kg


 Gula pasir (800 gr)
 Tepung ketan (200 gr)
 Santan kelapa
 Garam
 Essence ± 2 sendok makan
 Vanili
 Tepung terigu

Cara Membuat Dodol Rumput Laut

1. Langkah pertama dalam pembuatan dodol seaweed adalah merendam rumput laut kering
kedalam larutan kapur (CaO) selama sehari semalam dengan pergantian air selama tiga
kali. Larutan CaO ini berrfungsi untuk memucatkan dan membersihkan rumpur laut.
2. Selanjutnya rumput laut dihaluskan dengan menggunakan blender hingga terbentuk pasta
rumput laut. Lalu dididihkan tepung ketan dengan santan di atas kompor. Tepung ketan
ini berfungsi sebagai pengikat dan membentuk tekstur plastis. Setelah mendidih,
masukkan pasta rumput laut pada adaonan tepug ketan tadi sambil diaduk hingga kalis (2
jam). Sambil diaduk, tambahkan gula, garam dan essence. Gula ini berfungsi sebagai
bahan pemanis, sedangkan garam berfungsi penambah cita rasa dan essence berfungsi
sebagai pemberi aroma dan rasa.
3. Lalu dituangkan adonan yang telah matang tadi ke dalam nampam kecil yang dilapisi
plastik. Setelah itu didinginkan selama 1 jam dan keringkan. Potong sesuai dengan selera
dan dodol siap dihidangkan.

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman baik itu suku
bangsa,bahasa,agama,kebudayaan,bahkan hingga makanan.Berbicara mengenai makanan
khas daerah,setiap suku bangsa di Indonesia memiliki keragaman makanan yang menjadi
ciri khas dari daerah tersebut atau biasa disebut makanan khas daerah.Makanan khas
daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di suatu daerah.Setiap daerah di Indonesia
memiliki karakter makanan khas yang berbeda-beda hal ini mencerminkan karakter setiap
masyarakatnya.Misalnya di daerah pegunungan,dominan masyarakatnya mengolah
makanan yang berasal dari sayur mayur.Sedangkan untuk di daerah pantai biasanya
makanannya didominasi oleh hasil laut.

Pada umumnya bahan pangan berasal dari dua sumber yaitu bahan pangan nabati
dan bahan pangan hewani.Bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran,umbi-umbian ( singkong,kentang,dan lain-
lain),buah-buahan,dan serealia.Sedangkan bahan pangan hewani adalah bahan pangan
yang berasal dari hewan seperti telur,ikan,daging,susu.

Perbedaan budaya dan bahan pengan serta pengolahan makanan khas daerah
menghasilkan produk makanan khas yang berbeda.Misalnya untuk di Jawa Tengah
contoh makanan khasnya yaitu lumpia,sawut,gethuk,dan lain sebagainya.Untuk Jawa
Timur makanan khasnya yaitu rujak cingur,tahu tek,sate Madura,dan lain
sebagainya.Untuk makanan khas Sumatra misalnya rendang,mpek-mpek-tempoyak,dan
lain-lain.Begitu pula untuk daerah Indonesia timur tentu memiliki makanan khas
tersendiri.

Di Indonesia banyak sekali macam-macam makanan khas nusantara atau sering


kita sebut dengan makanan khas kuliner, karena negara kita terdiri dari beberapa pulau,
dan beberapa provinsi. Dimana setiap provinsi mempunyai makanan khas daerahnya
masing-masing yang mana makanan kuliner tersebut menjadikan salah satu identitas
suatu daerah tersebut. 

Keanekaragam suku bangsa dengan budaya, bahasa, agama, dan istiadat yang
berbeda-beda itulah menciptakan aneka ragam masakan, makanan, dan minuman yang
menjadi ciri khas masing-masing daerah. Kuliner menjadi salah satu daya tarik tersendiri
di negeri ini. Di setiap daerah di tanah air mempunyai makanan yang khas, yang jenisnya
sangat banyak sekali yang tersebar di seluruh nusantara.

Ada satu wilayah yang nyaris mencakup seluruh kebudayaan di Indonesia, yaitu
Ibukota Jakarta. Jakarta adalahsebuah wilayah yang merupakan "melting pot"
bertemunya keanekaragaman dari tiap-tiap wilayah di Indonesia. Kota yang homogen,
terdapat keragaman budaya dari berbagai etnis, seperti etnis Jawa, Sund, Batak, Manado,
Tionghoa, termasuk penduduk asli kota Jakarta yaitu etnis Betawi. Belum lagi penduduk
kewarganegaraan asing yang tinggal disana. 
Belakangan ini, kebutuhan akan bahan pangan nabati. Sehingga hal tersebut
mendorong banyak orang untuk melakukan pengawetan terhadap bahan makanan
tersebut. Pengawetan bahan pangan nabati dan hewani dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara yaitu, pendinginan atau pembekuan, pengeringan, pengasapan,
penggaraman, pemanasan (pasteurisasi, sterilisasi) dan penambahan bahan pengawet
kimia. Semua cara tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk. Sehingga bahan makanan nabati atau
hewani tersebut lebih bisa bertahan lama.
Salah satu jenis kuliner tradisional yang lekat dengan kebudayaan tanah air adalah
kue-kue tradisional Nusantara yang juga biasa disebut jajanan pasar, yang kita kenal
dengan kue basah, dan kue kering. Kue Nusantara biasanya dijual di pasar-pasar
tradisional, dengan harga yang relative terjangkau dan murah. Kue-kue ini bersifat ringan
dan tidak mengenyangkan seperti makanan utama lainnya, sehingga dapat dikonsumsi
kapan dan dimana saja. Masyarakat tempo dulu mengkonsumsi kue tradisional pada
waktu santai di pagi dan sore hari sebagai teman minum teh atau kopi.

Dalam hal makanan kaleng atau minuman dalam karton, maka cara pengawetan
yang dilakukan adalah dengan proses pemanasan (sterilisasi). Pengalengan merupakan
cara pengawetan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan
panas. Cara pengawetan ini merupakan yang paling umum dilakukan karena bebas dari
kebusukan, serta dapat mempertahankan nilai gizi, cita rasa dan daya tarik. Proses
pemanasan kaleng yang dianggap aman adalah yang dapat menjamin bahan makanan
tersebut telah bebas dari karena bakteri tersebut menghasilkan toksin yang mematikan
dan paling tahan terhadap pemanasan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami akan memaparkan beberapa
resep olahan pangan nabati yang merupakan ciri khas makanan dari masing-masing
provinsi di nusantara.

b. Rumusan Masalah

- Apa itu pengolahan bahan pangan nabati ?


- Bagaimana makanan olahan dari nabati di masing-masing daerah?
- Bagaimana asal usul olahan pangan nabati tersebut ?
- Bagaimana filosofi dari olahan pangan nabati tersebut ?
- Bagaimana resep olahan pangan nabati tersebut dari masing-masing khas daerahnya?

c. Tujuan

1. Untuk bisa lebih mengetahui tentang bahan pangan nabati


2. Agar mengetahui bagaimana pengolahan, pengemasan dan pengawetan bahan
pangan nabati
3. Lebih mengenal tentang keberagaman produk pengolahan bahan pangan nabati
4. Lebih mengenal tentang keberagaman produk pengolahan bahan pangan nabati
dari masing-masing daerah di nusantara
5. Lebih mengetahui manfaat dari proses pengolahan bahan pangan nabati
6. Bagaimanakah teknik pengolahan dan pengawetan bahan nabati yang ideal bagi
masyarakat
7. Bagaimana cara penyajian produk bahan nabati

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di suatu
daerah.Makanan khas daerah dapat dibuat dari berbagai bahan salah satunya dari
umbi-umbian.Umbi-umbian banyak mengandung gizi terutama banyak
mengandung protein.Makanan yang dibuat dari umbi-umbian dapat dimasak
dengan mengunakan bermacam-macam teknik tergantung jenis
makanannya.Diantara teknik tersebut yaitu
merebus,mengukus,menyangan,menggoreng,dan lain sebagainya.

b. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan
dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran  yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan dari rekan pembaca sekalian demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua dan menambah wawasan kita.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta
alam dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan KUMPULAN RESEP MAKANAN DARI OLAHAN
NABATI
Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengembangkan pola pemikiran baru guna
meningkatkan sumberdaya manusia dalam hal ini agar generasi anak-anak akan dapat
menerapkan dan mengelola sumberdaya pangan nabati yang ada dengan baik dan terjaga
kelestariannya.

Selain itu, dengan melihat potensi sumber daya nabati yang ada memerlukan
SDM yang terdidik baik sehingga sumberdaya nabati tetap lestari dan dinikmati oleh
generasi mendatang. Maka, dalam titisan kumpulan resep ini, penulis memaparkan cara-
cara dan step-step yang harus diikuti.

Kami sangat menyadari bahwa tugas kami masih jauh dari kesempuranaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami sangat harapakan untuk
kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga dalam penulisan
selanjutnya akan jauh lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan resep ini, khusunya kepada:

1. Orang Tua, sebagai pembimbing.


2. Guru mata pelajaran Pra Karya dan Kewirausahaan, yaitu Pak Alfi
3. Teman serekan kerja kelompok, yaitu Cindy Agnesia, Lukman Hakim,
dan Najwa Awalia Absari
4. Teman-teman, serta
5. Sumber-sumber yang terkait

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan
dan pengorbanan mereka kepada kami dan melimpah rahmat dan karunia –Nya kepada
kita semua. Amin ya Rabbal Al Amin.

Kuala Kapuas, 29 November 2019

Pengarang

KATA PENUTUP
Demikian resep-resep olahan pangan nabati dan cara pembuatannya.

Kami tentu menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan-kekurangan


ataupun kesalahan yang telah kami perbuat, seperti kesalahan dalam penulisan kata,
kalimat yang tidak sinkron ataupun tidak baku.
Hal-hal tersebut dikarenakan pengerjaan tugas yang singkat dan terburu-buru
dikarenakan harus beriringan dengan tugas, pekerjaan rumah, ulangan harian, maupun
ketersedikitan waktu dikarenakan adalah sistem lima hari sekolah sehingga banyak terjadi
miss communication maupun saling lempar-melempar tugas masing-masing.

Karena berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, segala hambatan dan kesulitan
dapat teratasi dan Alhamdulillah, tugas dapat terkumpulkan sesuai waktu yang telah
ditentukan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap rekan-rekan maupun pihak yang


telah ikut serta dalam penyelesaian tugas kali ini.

Kami berharap, kedepannya kami dapat meluncurkan suatu karya dengan lebih
baik lagi berkat saran dan kritik dari sekalian yang bersifat membangun.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat kami,

Pengarang

Anda mungkin juga menyukai