Makalah Pancasila Kelompok 3
Makalah Pancasila Kelompok 3
Anggota :
Puji syukur pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia”. Karena tanpa Rahmat
dan Ridhonya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Dahlil Marjon,
SH., MH. Selaku dosen pengampu pancasila yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman- teman kami yang setia membantu dalam hal pengumpulan data - data
dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………..…………………………….16
3.2 Saran……………………………………………………………..…………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1
pegangan, landasan dan tujuan kehidupan bersama mereka. 24
Kedua, ideologi tersebut membuka dirinya untuk dikembangkan
secara terus menerus dari generasi ke generasi sehingga
menjadikannya hidup dan dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan
beku. Oleh karena tiap generasi merasa berhak untuk
mengembangkannya, tentu tanpa mengingkari jatidiri atau nilai-nilai
dasarnya sesuai dengan tuntutan dinamika kehidupannya yang makin
maju, maka ideologi bukan saja tidak akan kehilangan relevansinya,
tetapi juga akan makin mapan dan makin diyakini kebenarannya. Sifat
terbuka seperti itu hanya mungkin dimiliki oleh ideologi demokrasi.
Sifat terbukanya itu sekaligus berfungsi sebagai dinamika internal
yang menggerakkan masyarakatnya untuk mengembangkan ideologi
demokrasi yang dimilikinya. Ketiga, ideplogi demokrasi tidak mungkin
dapat memelihara sifat terbuka yang menjadi dinamika internalnya itu
bilamana masyarakat, terutama mereka yang memegang kekuasaan,
tidak berhasil memiliki persepsi yang wajar dan sehat tentang itu.
Sifat terbuka dari ideologi demokrasi mengandung makna bahwa
tidak ada yang berhak memonopoli kebenaran tentang ideologi tu.
Semua orang berhak mengembangkan pemikiran tentangnya, sejauh
tidak main mutlak-mutlakan yang menganggap pemikirannya sajalah
yang paling benar (Alfian, 1992, h. 21). Berdasarkan ketiga paramater
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila telah memenuhi
persyaratan sebagai ideologi yang mampu merangsang lahir,
berkembang dan menjiwai nilai-nilai instrumen yang diperlukan
bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat modern, tidak lain tidak
bukan karena ia adalah hasil galian bangsa Indonesia sendiri, melalui
musyawarah-mufakat para pemimpin yang mewakili mereka.
Pancasila bukan suatu ideologi yang paksakan 25 apalagi diimpor dari
luar. Nilai-nilai dasarnya bersumber dari budaya, pengalaman sejarah
bangsa Indonesia sendiri. Selain itu ideologi Pancasila merupakan
ideologi demokrasi yang terbuka, dimana sifat tersebut sudah dimiliki
sejak kelahirannya yaitu melalui proses musyawarah yang hangat,
tegang, kreatif dan produktif. Dengan demikian Pancasila adalah jiwa
2
dari Undang-Undang Dasar 1945 karena nilai-nilai dasarnya yang lima
itu adalah nilai-nilai fundamental ideologi nasional.
Bedasarkan alasan serta kenyataan objektif tersebut maka
menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga Negara untuk
mengembangkan serta mengkaji tentang Pancasila Sebagai Jati Diri
Bangsa Indonesia . Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk
mengetahui apa itu arti pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia,
Agar mengetahui makna jati diri bangsa Indonesia, Untuk mengetahui
implementasi nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat, Untuk
mengetahui cara melestarikan nilai- nilai pancasila sebagai jati diri di
era globalisasi, serta mengetahui mengapa pancasila dijadikan
sebagai jati diri bangsa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kaelan (2002:47) menyebut pancasila sebagai jati diri bangsa.
Hal ini dikarenakan jati diri bangsa itu berisikan nilai-nilai dasar yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak,
corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Penanaman dan penguatan
kesadaran nasional tentang hal- hal tersebut sangat penting karena
apabila kesadaran tersebut tidak segera kembali disosialisasikan,
diinternalisasikan, dan diperkuat implementasinya, maka masalah yang
lebih besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu musnahnya suatu
1
Octavia, E., & Rube’i, A. (2019). IMPLEMENTASI SILA KE EMPAT BERLANDASKAN PANCASILA
PADA MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 6(1), 149-164.
4
bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, 1995 yaitu, the end of
nation – state).2
5
peraturan internasional, perlu menjaga eksistensi dan kokohnya jati
diri bangsa. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa
yang memiliki karakter yang kokoh dan tangguh mampu mengatasi
krisis yang dihadapi oleh negara dengan berhasil baik. Membangun jati
diri bangsa Indonesia berarti membangun jati diri setiap manusia
Indonesia, yang tiada lain adalah membangun karakter manusia
Indonesia. Sasaran utama dalam pembangunan jati diri bangsa dan
karakter adalah para pemuda yang hendak menjadi generasi penerus
kepemimpinan. Maka dari itu para pemuda harus memiliki sikap bela
negara serta rasa cinta tanah air yang tinggi.
3
Octavian, W. A. (2018). Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 5(2), 125.
6
menuntun manusia dalam menjalankan kehid4upannya sesuai dengan
ajaran agama yang dianut. agama yang dianut dapat membantu dalam
pembentukan karakter bangsa, dimana Nilai Ketuhanan mengandung
arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis.
3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/29/143000769/kenapa-pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-
pandangan-hidup-bangsa-perlu?page=all
7
Memberikan perlindungan kepada semua orang yang
berstatus warga Negara Indonesia.
Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimana pun
berada tanpa memandang latar belakang suku, ras,
budaya, maupun agama.
5
Somantri, Gumilar Rusliwa. "Jati Diri Bangsa." Makalah Seminar. 2010.
8
Bangsa yang menopang seluruh perjuangan bahkan perjalanan
bangsa Indonesia. Ketika mendengar nama pancasila maka dengan
sendirinya orang akan mengenal bangsa Indonesia. Nilai bangsa
yang terkandung dalam kelima sila pancasila mewakili jati diri
bangsa kita. Seluruh rakyat meyakini bahwa pancasila adalah jati
diri bangsa Indonesia.
Bapak presiden pertama kita yaitu bapak Soekarno telah
menetapkan Pancasila sebagai jati diri bangsa sejak kita
memproklamirkan diri sebagai Bangsa yang merdeka. Pancasila dan
jatidiri adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan
dan terpisahkan.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa jati diri bangsa Indonesia
memiliki kaitan dengan Pancasila. Kaelan (2002:47) menyebut
Pancasila sebagai jati diri bangsa.6 Hal ini dikarenakan jati diri
bangsa Indonesia itu berisikan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak,
corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Corak dan watak itu adalah
bangsa yang religious, menghormati bangsa dan manusia lain,
adanya persatuan, gotong royong, dan musyawarah, serta ide
tentang keadilan sosial. Nilai-nilai dasar itu selanjutnya dirumuskan
sebagai Pancasila.
Dikatakan pula bahwa Pancasila merupakan pernyataan
jati diri bangsa (Hardono Hadi, 1994:62), merupakan identitas
kultural (Asa’ad Said Ali, 2009:72), Pancasila menjadi identitas atau
jati diri bangsa Indonesia (Desain Induk Pembangunan Karakter
Bangsa, 2010:9) dan bahwa hakikat dari identitas kita hidup
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila (Koento Wibisono,
2007:132). Sastrapetedja (2006: 488; 2010:155) mengatakan
identitas bangsa Indonesia antara lain didasari oleh nilai-nilai
Pancasila dan Pancasila merupakan nilai-nilai yang dapat digunakan
untuk membangun atau mengkontruksikan identitas sebagai
6
Kaderi, M. A. (2015). Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi.
9
bangsa. Berdasar hal ini dapat dikatakan Pancasila memiliki
hubungan dengan jati diri bangsa.
10
berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/ keimanan. Olah
pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah
raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan,
manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah
rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan.
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada
masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai
berikut.7
1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan
bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotic
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
3. Karakter yang bersumber dari olah raga/ kinestetika antara lain
bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan,
ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit
(mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air
(patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa
sebenarnya saling terkait satu sama lainnya. Oleh sebab itu, banyak
aspek karakter yang dapat dijelaskan sebagai hasil dari beberapa
proses. Jati diri bangsa tersebut hanya dapat terbentuk melalui
contoh perilaku pemimpinpemimpin bangsa yang tangguh, yang
7
Alawiyah, F. (2012). Kebijakan dan Pengembangan Pembangunan Karakter melalui Pendidikan
di Indonesia. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 3(1), 87-101.
11
mempunyai semangat perubahan, global dan transformational serta
tetap memiliki semangat kebangsaan yang kuat. Tidak harus
merupakan negarawan (statesman) yang merupakan manusia
langka.
8
Karakter kepemimpinan (Muladi: 2006) yang dapat diteladani
tersebut adalah:
8
Iriany, I. S. (2017). Pendidikan karakter sebagai upaya revitalisasi jati diri bangsa. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 8(1), 54-85.
12
Tidak seperti kepemimpinan individual saat ini, seorang
pemimpin yang berhasil di masa depan akan bergerak secara
terintegrasi. Apabila konsep kepemimpinan tersebut
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, maka niscaya semua permasalahan bangsa akan dapat
dicarikan solusinya, karena perilaku pemimpin suatu bangsa, besar
sekali pengaruhnya kepada kehidupan masyarakat banyak. Bangsa
Indoneia memiliki karakteristik masyarakat yang paternalistik yang
rakyatnya beroreintasi ke atas. Apa yang dilakukan pemimpin akan
ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku pemimpin yang baik maupun
yang buruk. Maka mulailah dari keteladanan para pemimpin untuk
hidup yang wajar yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Dengan membangun jati diri yang tangguh, maka bangsa ini akan
menjadi bangsa yang kuat, maju, demokartis dan modern.
13
kemanusiaan dengan kandungan maknanya yang luhur sesuai
pandangan hidup yang menopang urusan dunia juga akhirat.
https://beritalima.com/pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa/
9
14
hati nurani yang jernih, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak
manapun.
BAB III
15
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Somantri, Gumilar Rusliwa. "Jati Diri Bangsa." Makalah Seminar. 2010.
17