Anda di halaman 1dari 10

BLOK CAIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

 
 

Kelompok B-16

Nurzanah C Primadani (1102011203)


Raisa Desyta Adliza (1102011220)
Rayi Andi Puspitaningati (1102011224)
Reza Rahmana (1102010239)
Ritno Ryadi (1102010237)
Sausan Rasmiyyah (1102011255)
Suskha P Pratomo (1102011268)
Tasdik Syadikin (1102011276)
Ujang Kadir (1102011287)
Yunevialkha (1102011299)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2011/2012
PRAKTIKUM DIURESIS
HOMEOSTASIS DAN IMBANGAN CAIRAN

TUJUAN
Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami :
1. Konsep homeostasis dan imbangan cairan
2. Mekanisme umpan balik negative yang mendasari homeostasis
3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsangan → reseptor
→jaras aferen →efektor →efek)

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Air 1 L
2. Air teh 300 cc
3. Air gula 300 cc
4. Gelas plastic penampung urine ukuran 250 cc
5. Gelas ukur
6. Multistix
7. Jam
8. Timbangan badan
9. Sfigmomanometer air raksa
10. Tisu, sarung tangan
11. Ergometer sepedda (Monark)
12. Stopwatch
13. Heart rate monitor
14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)

TATA KERJA

1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan


2 kelompok kontrol) mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing-masing
perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok.

2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jenis kelamin
laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata golongan
(A/B)

3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang dan minum
dibagian ilmu Faal

4. Pukul 12.00 O.P. ditimbang berat badannya.

5. Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani
rangkaian pemeriksaan berupa:
 Penimbangan berat badan (usahakan O.P. menggunakan pakaian dan sepatu yang sama
percobaan berlangsung)

 Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk

 Pengukuran berat jenis (BJ), pH, dan kadar glukosa dengan menggunakan multistix.
(cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix). Hasil
pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra.

6. Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama pada
no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0

7. O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar selanjutnya).

8. Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai no.5
pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan dicatat
pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.

9. Setelah menjalani masing-masing perlakuan O.P. tidak diperkenankan makan dan


minum, serta aktivitas fisik minimal saja.

P.Diur 1. Mengapa aktivitas fisik O.P. dibatasi minimal?


Karena kalau O.P melakukan aktivitas berlebihan, maka sel-sel dalam tubuh akan
mengeluarkan cairan lewat kulit atau udara pernapasan. Sehingga urin yang dikeluarkan
tinggal sedikit

PERLAKUAN A
MINUM AIR

1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, O.P. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari 10
menit.

P. Diur 2. Apa maksud pemberian minum air 1 liter air?


Untuk melihat apakah ada pengaruh antara pemberian minum dan ekskresi urin. Dan
pemberian air ini lebih mengarah ke peningkatan ekskresi urin

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukan rangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P. Diur 3. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Terjadi perubahan pada keseimbangan cairan karena ditambahkannya cairan. Karena volume
air bertambah, tubuh mengurangi sekresi ADH sehingga urin banyak keluar
PERLAKUAN B
MINUM AIR TEH

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10 menit.

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P. Diur 4. Apa efek yang di harapkan terjadi?


Peningkatan volume (hipervolemia) karena adanya glukosa yang masuk dan menyebabkan
ketonusan terganggu

PERLAKUAN C
MINUM AIR GULA

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10 menit.

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Urin tidak keluar terlalu banyak karena cairan tertumpuk / terhambat oleh glukosa yang terlalu
tinggi tersebut

PERLAKUAN D
ANAEROBIC EXERCISE ( OLAHRAGA ANEROBIK)

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari 10 menit.
Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi(menggunakan heart rate
monitor).

2. O.P. melakukan pemanasan mengayuh sepeda selama 5-10 menit dengan caraselang-
seling 30’’ kayuhan maksimal dengan beban dan 30‘’ istirahat (pemberian beban
dilakukan oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyut nadiO.P. mencapai ±
150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat.

3. Setelah selesai pemanasan O.P. istirahat 3-5 menit.

4. O.P. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic
exercise dimulai dengan cara meningkatkan beban hingga maksimal sambil tetap
mempertahankan kayuhan maksimal (dibutuhkan wajtu 3-4 menit untuk mencapai
kecepatan dan beban maksimal). Kemudian O.P. mengayuh dengan beban dan kecepatan
maksimal selama 30 detik. Setelah selesai anaerobic exercise, dilakukan pencatatan
denyut nadi.
5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda kecepatan dan bebanrendah selama
2-3 menit.

6. Tiga puluh menit setelah anaerobic exercise, O.P. buang air kecil dan
melakukanrangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja
nomor 8.

P-Diur 6. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Urin lebih sedikit dari sebelum excersice, karena sebenarnya cairan sudah keluar lewat keringat

E. KONTROL

1. Setelah menampung U-pra dan U-0, O.P. tidak menjalani perlakuan apapun

2. Tiga puluh menit setelah buang air kecil untuk U-0, O.P. buang air kecil danmelakukan
rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan padatata kerja nomor 8.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DIURESIS

PERLAKUAN A (1 L AIR)

Nama O.P : Ritno Ryadi

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan darah
(kg) (mmHg)
U-Pra 80 1 Kuning 5 - 55 110/70
orange
U-30 70 1,03 Kuning 5 - 55,8
Pasca
U-60
Pasca

PERLAKUAN B (AIR TEH)

Nama O.P : Tasdik Sadikin

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan darah
(kg) (mmHg)
U-Pra 91 1,01 Kuning 6 4 45 110/70
keruh
U-30 50 1,02 kuning 7 - 45
Pasca
U-60
Pasca

PERLAKUAN C (AIR GULA)

Nama O.P : Ujang Kadir

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan darah
(kg) (mmHg)
U-Pra 150 1,01 Kuning 6 - 71 120/80
bening
U-30 150 1,001 Bening 6 - 71 125/100
Pasca
U-60 50 1,001 Bening 6 - 71 120/80
Pasca

PERLAKUAN D (ANAEROBIC EXCERSICE)

Nama O.P : Suskha P Pratomo

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan darah
(kg) (mmHg)
U-Pra 50 1,00 6,5 - 110/75/

U-30 50 1,02 6 -
Pasca
U-60
Pasca

VISKOSIMETER OSWALD
TUJUAN
Memahami aliran fluida dalam pipa kecil dan mengukur viskositas relative fluida dengan metode
aliran

ALAT-ALAT PERCOBAAN
1. Viskosimeter Oswald dan statip untuk menjepit viskosimeter
2. Larutan NaCl
3. Gelas piala untuk mencelupkan viskosimeter
4. Gelas ukur
5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,10 g/cm3
6. Stopwatch
7. Pipa karet untuk menghisap

JALANNYA PERCOBAAN
1. Ambilah tabung U viskosimeter Oswald dan bersihkan pipa tabung tersebut dengan cara
meniup dan menghisap pada pipa karet dengan air suling, sehingga tidak ada penyumbatan
pada saluran pipa
2. Isilah viskosimeter dengan aquades perlahan-lahan sehingga sampai batas c pipa kanan
tabung
3. Masukkan selang karet pada tabung kiri dan hisaplah perlahan-lahan sehingga fluida pipa
kiri naik. Hentikan hisapan saat fluida melewati batas a pipa kiri
4. Persiapkan stopwatch sambil mengamati gerak turunnya fluida pada pipa kiri. Hidupkan
stopwatch saat melewati batas a pipa kiri
5. Amati terus dan matikan stopwatch saat melewati batas b
6. Catatlah interval waktu antara batas a dan b dan dilambangkan sebagai ts untuk aquades
dan tf untuk larutan NaCl. Catat data hasil percobaan
7. Kosongkan viskosimeter dari fluida yang ada
8. Buatlah larutan NaCl (kita anggap konsentrasinya 100%). Ukurlah densitasnya dengan
aerometer, hasil ini kita sebut ρx 100%, dan isikan pada table data
9. Untuk larutan NaCl ini lakukan percobaan 2 s/d 7
10. Ulangi percobaan 9 sekali lagi
11. Ulangi percobaan 9 dan 10 untuk NaCl dengan konsentrasi 80%, 60%, 40%, 20%, dan
kembali dengan aquadest. Perhatikan densitas larutan untuk masing-masing konsentrasi
tidak perlu diukur tetapi dapat dihitung dari persamaan dibawah
12. Ukurlah suhu ruangan Tkamar dan catat hasilnya pada table data

Catatan :
1. Massa aquades tidak perlu diukur tetapi dapat diperoleh dari table
2. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi relative z% maka dapat dilakukan sebagai berikut
Masukkan z cc atau x ml larutan 100% ke gelas oengukur. Kemudian tuangkan aquades sehingga
volumenya menjadi 100ml
3. Dengan cara membuat larutan diatas, maka konsentrasi pada z% adalah

ρ0−ρ¿
ρz = ρaqua + 100 xz

ρaqua = densitas aquades pada suhu Tk


ρ0 = densitas larutan NaCl pada konsnetrasi 100%

DATA PERCOBAAN
Fluida Konstrasi Percobaan 1 Percobaan 2 Viskositas
realtif (s) (s)
ρ (g/cm )
3
relative
terhadap air
(%)
H2O 0% 1,2 1,2
NaCl 100 % 1,7 1,5
NaCl 80 % 1,5 1,4
NaCl 60 % 1,4 1,4
NaCl 40 % 1,3 1,2
NaCl 20 % 1,2 1,2
NaCl 0% 1,2 1,2

Anda mungkin juga menyukai