Anda di halaman 1dari 5

2.

5 Gangguan penyesuaian

2.5.1 Definisi

Gangguan penyesuaian merupakan reaksi maladatif jangka pendek terhadap apa yang
disebut orang awam sebagai bencana pribadi tetapi didalam istilah psikiatri disebut sebagai
stressor psikososial. Gangguan penyesuaian diharapka pulih segera setelah stressor berhenti
atau, jika menetap, diperoleh suatu singkat adaptasi baru.1
Gejala-gejala timbul dalam tiga bulan terjadinya stressor dan menghilang dalam
waktu enam bulan setelah tidak ada sresor. Sifat dan stressor tidak terinci. Stressor lebih
sering merupakan peristiwa sehari-hari yang terjadi dimana-mana, seperti kehilangab orang
yang dicintai, pergantian pekerjaan atau situasi keuangan. 1,2

2.5.2 Epidemiologi
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV-TR)
prevalensi gangguan ini diperkirakan 2-8 % dari populasi umum. Suatu penelitian di
Amerika, mendapatkan 5-20% pasien dewasa yang berobat di poliklinik jiwa menderita
gangguan penyesuaian, sedangkan 70 % anak yang dirawat di klinik jiwa menderita
gangguan penyesuaian.1,2
Perempuan didiagnosis dua kali lebih sering daripada laki-laki, dan perempuan lajang
umumnya ditunjukkan paling besar memiliki risiko. Pada anak dan remaja, anak laki-laki dan
perempuan sama-sama didiagnosis gangguan penyesuaian. Gangguan dapat terjadi pada usia
berapapum tetapi paling sering pada usia remaja. Diantara remaja laki-laki dan perempuan,
stressor pencetus yang lazim adalah masalah sekolah, penolakan orang tua dan perceraian
serta penyalahgunaan zat. Diantara orang dewasa, stressor pencetus yang paling lazim adalah
masalah pernikahan, perceraian, pindah kelingkungan baru, serta masalah keuangan.1

2.5.3 Etiologi
Gangguan penyesuain diperkirakan tidak akan terjadi tanpa adanya stressor.
Walaupun adanya stressor merupakan komponen esensial dari gangguan penyesuaian, namun
stress adalah salah satu dari banyak factor yang menentukan berkembangny, jenis dan
luasnya psikopatologi. Hingga sekarang, etiologi belum pasti dan dapat dibagi atas beberpa
faktor sebagai berikut:2
1. Genetik
Pada seseorang dengan tempretamen yang tinggi dan atau ansietas cenderung
lebih bereaksi terhadap suatu peristiwa yang memicu terjadinya stres dan
kemudian dapat terjadi gangguan penyesuaian. Ada penelitian mendapatkan
bahwa berbagai peristiwa kehidupan dan stressor ada korelasi pada anak kembar,
dan pada kembar monozigotik lebih tinggi dibandingkan degan dizigotik.
2. Biologik
Kerentanan yang besar dengan riwayat penyakit medis yang serius atau
disabilitas.
3. Psikososial
Kerentanan yang besar pada individu yang kehilangan orang tua pada masa bayi
atau mereka yang ada pengalaman buruk dengan ibi, kemampuan mentoleransi
frustasi dalam hidup individu dewasa berhubungan dengan kepuasan dari
kebutuhan dasar hiduo masa bayi.

2.5.4 Diagnosis dan gambaran klinis


Diagnosis dibuat berdasarkan suatu evaluasi psikiatrik yang komprehensif dengan
wawancara, dengan mengetahui sejarah pasien yang lengkap, termasuk identifikasi dari
stressor sebagai pencetus gangguan penyesuaian dan mengevaluasi respons terhadap stresor.
Adapun berikut criteria diagnostik menurut DSM-IV-TR:1,2
A. Timbulnya gejala emosional atau perilaku sebagai respon terhadap stresor yang
dapat diidentifikasi, terjad dalam 3 bulan sejak onset stresor.
B. Gejala atau perilaku ini secara klinis bermakna seperti yang terlihat dari hal
berikut:
(1). Penderitaan yang nyata dan berlebihan dari apa yang dapat diperkirakan
terjadi akibat pajanan terhadap stresor
(2).Hendaya bermakna fungsi social atau pekerjaan (akademik)
C. Gangguan terkait stress tidak memenuhi kriteria gangguan aksis I spesifik lainnya
dan bukan hanya perburukkan dari gangguan aksis I dan II yang telaj ada
sebelumnya.
D. Gejala tidak menunjukkan berkabung
E. Ketika stresor (atau akibat stresor) berakhir, gejala tidak berlangsung selama lebih
dari 6 bulan lagi.
Tentukan jika:
Akut : jika gangguan berlangsung kurang dari 6 bulan
Kronis : jika gangguan berlangsung lebih dari 6 bulan
Gangguan penyesuaian diberi kode berdasarkan subtipenya, yang dipilih menurut
gejala yang dominan. Stresor spesifik dapat dirinci pada aksis IV. Ada 6 tipe gangguan
penyesuaian dengan gejala-gejala yang predominan:
1. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi
Pada Gangguan penyesuaian dengan mood depresi manifestasi yang dominan
adalah mood depresi, menangis, dan putus asa. Jenis ini harus dibedakan dengan
gangguan depresif berat dan berkabung tanpa penyulit. Remaja dengan gangguan
jenis ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan depresif
berat pada masa dewasa muda.
2. Gangguan penyesuaian dengan ansietas
Gejala ansietas seperti palpitasi, gemetar, dan agitasi terdapat didalam gangguan
penyesuain dengan ansietas, yang harus dibedakan dengan gangguan ansietas.
3. Gangguan penyesuaian dengan campuran mood depresi dan ansietas
Pasien menunjukkan gambaran gejala ansietas dan depresi yang tidak memenuhi
kriteria gangguan ansietas atau gangguan depresif yang telah ditegakkan.
4. Gangguan penyesuaian dengan gangguan tihkah laku
Manifestasi yang dominan melibatkan tingkah laku yang melanggar hak orang
lain atau mengabaikan norma atau peraturan social yang sesuai usia. Contoh
dalam perilaku ini adalah bolos, perusakan, menyetir dengan ceroboh, dan
berkelahi. Kategori ini harus dibedakan dengan gangguan tingkah laku dan
gangguan kepribadian antisocial.
5. Gangguan penyesuaian dengan gangguan campur emosi dan tingkah laku
Kombinasi gangguan emosi dan tingkah laku kadang-kadang terjadi. Mencakup
gabungan antara perubahan tingkah laku dan perasaan depresi dan ansietas.
6. Gangguan penyesuaian yang tidak terinci
Gangguan penyesuaian yang tidak terinci adalah kategori sisa untuk reaksi
maladatif atipikal terhadap stress. Contohnya mebcakup respon yang tidak tepat
terhadap diagnosis penyakit fisik, seperti penyangklan hebat, ketidakpatuhan yang
berat terhadap terapi, dan penarikan social., tanpa mood depresi atau cemas yang
signifikan.
2.5.5 Diagnosis Banding
Gangguan lain yang harus dibedakan dari gangguan penyesuaian mencakup gangguan
depresif berat, gangguan psikotik singkat, gangguan ansietas menyeluruh, gangguan
somatisasi, gangguan terkait zat, gangguan tingkah laku, maslah akademik, masalah
pekerjaan, masalah identitas dan gangguan stress pascatrauma. Diagnosis ini harus
didahulukan pada semua kasus yang memenuhi criteria, bahkan saat adanya stressor atau
sekelompok stressor yang berlaku sebagai pencetus. Pasien dengan gangguan penyesuaian
memiliki hendaya fungsi sosial dan pekerjaan serta menunjukkan gejala diluar reaksi normal
dan dapat diterima stressor.1

2.5.6 Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi tetap merupakan terapi pilihan untuk gangguan penyesuaian. Terapi
kelompok terutama dapat berguna untuk pasien yang menjalani stress yang sama misalnya
para pensiunan atau pasien yang menjalani dialysis ginjal. Psikoterapi individual
menawarkan kesempatan untuk menggali arti stressor bagi pasien sehingga trauma yang lebih
dini dapat diatasi. Terapi lainnya dapat berupa terapi keluarga, biofeedback, teknik relaksasi,
hypnosis.1,2
Pasien dengan gangguan penyesuaian yang mencakup gangguan tingkah laku dapat
memiliki kesulitan hokum, pihak berwenang, atau sekolah. Psikiater sebaiknya tidak
berupaya menyelamakan pasien seperti itu dari akibat perbuatannya. Sangat sering, kebaikan
seperti itu hanya mendorong cara pengurangan tegangan yang tidak dapat diterima secara
sosial dan menghalangi perolehan tilikan dan pertumbuhan emosional selanjutnya.1

2. Farmakoterapi
Medikasi dengan obat-obatan harus diberikan untuk waktu yang singkat, tergantung
dari tipe gangguan penyesuaian, dapat diberikan pengobatan yang efektif. Pemberian
antiansietas berguna untuk pasien dengan kecemasan, tetapi hindari ketergantungan obat
seperti benzodiazepine. Antidepresi dapat diberikan bila dijumpai adanya depresi misalnya
SSRI, bila ada psikosis dapat diberikan antipsikotika. Perlu diketahui bahwa intervensi
farmakologik adalah sebagai augment psikoterapi dan bukan sebagai terapi utama.2
2.5.7 Prognosis
Terapi yang efektif, prognosis pada umumnya adalah baik. Kebanyakan pasien
kembali ke fungsi semula dalam waktu 3 bulan. Ada gnagguan penyesuaian yang
berlangsung sementara dan dapat sembuh sendiri atau setelah mendapat terapi. Remaja
membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih kembali dibangdingkan dengan orang dewasa.2

Daftar pustaka
1. Sadock BJ, Sadock VA. Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta:EGC.2010
2. Kandou JE. Gangguan penyesuaian. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting.
Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: Badan penerbit FKUI;2015. Hal. 317-21.

Anda mungkin juga menyukai