Anda di halaman 1dari 15

Pemeriksaan Korban Hidup

Kasus Perlukaan
Korban Hidup Kasus Perlukaan

Dokter dalam praktik sehari-hari tidak hanya melakukan pemeriksaan medis untuk
kepentingan diagnostik dan pengobatan, tetapi juga untuk dibuatkan suatu surat keterangan
medis.
Visum et Repertum (VeR) merupakan alat bukti dalam proses peradilan menyangkut
perlukaan pada tubuh manusia sehingga dokter harus mampu melakukan pemeriksaan korban
hidup kasus perlukaan/penganiayaan agar dapat membuat VeR dengan baik ketika diminta oleh
penyidik.

 Tujuan pemeriksaan medikolegal : Untuk menegakkan hukum pada peristiwa pidana yang
dialami korban melalui penyusunan VeR yang baik.
 Tujuan pemeriksaan klinis : Untuk memulihkan kesehatan pasien melalui pemeriksaan,
pengobatan, dan tindakan medis lainnya.
Pemeriksaan
Dari segi medikolegal, orientasi yang digunakan dalam merinci luka dan cedera adalah
untuk membantu merekonstruksi peristiwa penyebab terjadinya luka dan memperkirakan
derajat keparahan luka (severity of injury).

 Pada pemeriksaan suatu luka, bisa saja ada beberapa hal yang dianggap penting dari
segi medikolegal, tidak dianggap perlu untuk tujuan pengobatan, seperti lokasi luka
dan tepi luka.

Sebelum dilakukan pemeriksaan harus dilakukan Informed Consent. Pasien/korban harus


dijelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan, tujuan, manfaat, alterhatif tindakan,
pengambilan dokumentasi, pengambilan sampel bila diperlukan termasuk hal - hal lain
seperti pembiayaan, pemeriksaan penunjang dan lain - lain.
Pemeriksaan Korban Perlukaan
1. Anamnesis
 Keluhan utama
 Bagaimana peristiwa tersebut terjadi, maupun riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita.
Anamnesis dicatat dengan lengkap dan benar dalam rekam medis, namun kesimpulan anamnesis harus dilakukan dengan
hati - hati. Hasil anamnesis yang tidak berhubungan dengan tindak pidana tidak perlu dituliskan dalam visum et repertum.

2. Pemeriksaan tanda - tanda vital


 keadaan umum
 tingkat kesadaran
 Frekuensi nafas
 Frekuensi nadi
 Tekanan darah
 Suhu
Tanda - tanda vital perlu dituliskan pada VeR jika dokter menganggap hasil pemeriksaan tersebut penting untuk
menggambarkan keadaan penderita sehubungan dengan tindak kekerasan yang dialaminya.
3. Deskripsi luka
Luka - luka yang ditemukan harus dideskripsikan dengan jelas dan lengkap untuk mengetahui
jenis kekerasan yang dialami oleh korban. Bila perlu gunakan gambar dan dimasukkan dalam
berkas rekam medis.
Deskripsi luka : Regio, koordinat, jenis luka, bentuk luka, tepi luka, dasar luka, keadaan
sekitar luka, ukuran luka, jembatan jaringan, benda asing dan sebagainya.
A. Luka Lecet

Deskripsi : Pada daerah tungkai kanan bawah sisi depan, mulai dari tiga sentimeter di bawah lutut terdapat luka
lecet geser dengan arah dari atas ke bawah, seluas lima sentimeter kali sebelas sentimeter.
B. Luka Memar

Deskripsi : Pada lengan kiri bawah sisi depan enam sentimeter dari pergelangan tangan,terdapat memar
berwarna keunguan seluas lima sentimeter kali tiga sentimeter
C. Vulnus Laseratum

Deskripsi : Pada kepala bagian belakang kiri, enam sentimeter di atas batas tumbuh rambut bawah, terdapat luka
terbuka, tepi tidak rata, dasar tulang kepala, terdapat jembatan jaringan, bila dirapatkan berbentuk garis
sepanjang sebelas sentimeter.
D. Vulnus Scissum

Deskripsi : Pada punggung kiri, sepuluh sentimeter dari garis pertengahan belakang, lima belas sentimeter di
bawah puncak bahu, terdapat luka terbuka, tepi rata, dasar otot, bila dirapatkan berbentuk garis sepanjang dua
setengah sentimeter.
E. Luka Bakar

Deskripsi : Pada lengan kiri bawah sisi depan, lima sentimeter dari pergelangan tangan, terdapat kulit yang
berwarna kemerahan dengan gelembung berisi cairan seluas satu sentimeter kali dua sentimeter
4. Pengobatan / perawatan yang diberikan
Tuliskan pemeriksaan penunjang yang dilakukan beserta hasilnya, terapi / pengobatan serta perawatan yang
dilakukan terhadap korban.
Contoh :
 Terhadap korban dilakukan foto rontgen dada dengan hasil terdapat patah tulang iga ketiga dan keempat kanan.
 Terhadap korban dilakukan pembersihan luka, perawatan luka penjahitan luka sebanyak tiga simpul dan pemberian
obat - obatan.
 Korban dirawat selama lima hari, pulang dalam keadaan membaik dengan anjuran control satu minggu lagi.
 Korban dipulangkan.
Kualifikasi Luka
Salah satu yang harus diungkapkan dalam kesimpulan VeR perlukaan adalah derajat luka atau kualifikasi luka.
Dampak perlukaan tersebut berperan dalam penentuan beratnya sanksi pidana yang dijatuhkan.
1. Luka derajat pertama (golongan C) : Luka yang tidak memerlukan perawatan lebih lanjut terhadap korban.
 Kesimpulan : Tidak terhalangnya korban dalam melakukan jabatan/pekerjaan/aktivitas.
 Kesimpulan di visum et repertum, dalam konteks hukum pidana berhubungan dengan tindak pidana penganiayaan
ringan sebagaimana ditentukan di dalam KUHP Pasal 352
2. Luka derajat kedua (golongan B) : Luka yang memerlukan perawatan terhadap korban tindak pidana untuk
sementara waktu.
 Kesimpulan : Luka yang menyebabkan terhalangnya melakukan jabatan/pekerjaan/aktivitas untuk sementara waktu.
 Kesimpulan di visum et repertum dalam konteks hukum pidana dikategorikan sebagai tindak pidana penganiayaan
(biasa) sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP
3. Luka derajat ketiga (golongan A) : Luka yang mengakibatkan luka berat sehingga terhalang dalam
menjalankan jabatan/pekerjaan/aktivitas.
KUHP Pasal 90 (Luka berat pada tubuh)
 Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh lagi secara sempurna, atau luka yang dapat mendatangkan
bahaya maut
 Terus menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan
 Tidak lagi memiliki salah satu pancaindera, lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari empat minggu lamanya
 Membunuh anak dari kandungan ibu.
Kualifikasi luka derajat ketiga dalam konteks hukum pidana menurut KUHP dikualifikasikan sebagai
penganiayaan berat yang diatur di dalam Pasal 351 ayat (2) dan/atau Pasal 354 ayat (1)
Penentuan Derajat Luka

 Jika korban dengan kasus penganiyaan memenuhi kriteria luka berat menurut
pasal 90 KUHP. Maka derajat lukanya menjadi derajat 3.
 Jika tidak, namun perlu perawatan mutlak, terdapat gangguan fungsi, lokasi luka
di organ vital dan total luas luka ≥ 47,2 cm2 maka dikatakan luka derajat 2.
 Apabila tidak memenuhi semua kriteria diatas, maka dikategorikan luka derajat 1.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai