Anda di halaman 1dari 18

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 4, AGUSTUS 1976: 40 ± 57

VALIDITAS TES SPM SEBAGAI ALAT PENGUKUR


KECERDASAN PELAJAR-PELAJAR SMA

Masrun, Johana E. Prawitasari, Sugiyanto,


Anastasia Suwarsiyah, Toto Kuwato

I. PENGANTAR nya pembangunan, terutama


sumbangan tes-tes psikolo-
Psikologi adalah ilmu gi di bidang kemiliteran,
pengetahuan yang usianya pendidikan, kesehatan, dan
masih sangat muda. Ilmu perusahaan.
ini baru dianggap sebagai Penggunaan tes-tes ter-
ilmu yang berdiri sendiri sebut terutama untuk ke-
setelah salah seorang pentingan seleksi, pe-
ahlinya yang bernama Wundt nempatan tenaga, pengobat-
mendirikan laboratorium an dan penyuluhan, di sam-
psikologi di Universitas ping untuk tujuan peneli-
Leipzig pada tahun 1879 tian.
serta memasukkan psikologi
Walaupun tes bukan meru-
sebagai mata kuliah yang
pakan satu-satunya sarana
berdiri sendiri di uni-
bagi para ahli psikologi
versitas tersebut.
dalam melaksanakan tugas
Namun demikian sejak keahliannya, baik keahlian
permulaan abad dua puluh, untuk mengadakan peneli-
terutama setelah terjadi tian maupun keahlian untuk
perang dunia pertama, maka melaksanakan fungsi profe-
psikologi telah mengalami sinya, namun kiranya tidak
perkembangan yang sangat dapat disangkal bahwa tes
pesat dan mencakup ruang tampaknya pada waktu seka-
lingkup yang sangat luas, rang merupakan sarana psi-
sehingga pada masa ini kologis yang paling banyak
telah dirasakan peranannya dipergunakan (9).
dalam banyak bidang.
Tes bagi seorang psiko-
Di Indonesia telah dia- log tak kalah pentingnya
kui pula perlunya sumbang- seperti sepucuk senapan
an psikologi bagi sukses- bagi seorang prajurit (9).

40 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Memang tes bila dibanding- hasil yang ditujukan


kan dengan sarana-sarana untuk kepentingan pene-
yang lain terdapat banyak litian, maupun untuk
keunggulan-keunggulan, se- kepentingan diagnosis.
perti misalnya data yang Cara yang pertama biasa-
diperoleh pada umumnya le- nya makan waktu yang jauh
bih objektif, lebih efek- lebih lama bila dibanding-
tif, lebih efisien, dan kan dengan cara kedua,
lebih mudah dianalisis. karenanya bila ditinjau
Namun demikian, adalah dari segi biaya, tenaga
suatu kenyataan bahwa tes yang dicurahkan serta ke-
psikologi yang memenuhi butuhan yang sangat mende-
syarat-syarat sebagai tes sak, cara yang pertama
yang baik, di Indonesia kiranya kurang efisien.
masih sangat sedikit
Dalam kondisi kebutuhan
jumlahnya, bahkan dapat
yang sangat mendesak kira-
dikatakan masih sangat
nya cara yang kedua lebih
langka bila dibandingkan
banyak segi positifnya.
dengan ke-butuhan yang
Akan tetapi dalam menempuh
ada.
cara yang kedua sebelum
Oleh karena itu perlu tes tersebut dipergunakan
dikembangkan tes psikologi secara luas, perlu dise-
sebanyak mungkin, sehingga suaikan dengan kondisi
kebutuhan akan tes terse- subjek di Indonesia. Tes
but dalam jangka waktu tersebut perlu diteliti
yang tidak terlalu lama secara seksama, untuk me-
dapat dipenuhi. Dalam ngetahui apakah tes terse-
rangka memenuhi lebutuhan but bila subjeknya terdiri
tes ini ada dua kemungkin- dari manusia-manusia Indo-
an yang dapat ditempuh: nesia telah dapat merupa-
1. Menciptakan tes yang kan tes yang memenuhi
aitem-aitemnya serba syarat-syarat sebagai tes
baru. yang baik.
2. Menggunakan tes yang Menggunakan tes psikolo-
asalnya dari luar nege- gi yang disusun dan dikem-
ri, dan telah dibukti- bangkan di luar negeri un-
kan bahwa tes tersebut tuk orang-orang Indonesia
di luar negeri telah tanpa diadakan penelitian
memberikan hasil-hasil secara tuntas lebih dulu
yang memuaskan baik mengenai syarat-syaratnya,

JURNAL PSIKOLOGI 41
MASRUN, DKK.

kemnugkinannya besar yang diimpor dari luar


sekali untuk memberikan negeri dan langsung dapat
hasil yang menyesatkan, dipergunakan. Tes sangat
dan besar sekali bahayanya peka dan tergantung sekali
apabila tes tersebut pada berbagai-bagai para-
dipergunakan untuk kepen- meter, seperti kebudayaan,
tingan diagnosis, di mana persepsi dan sikap. Atas
diagnosis ini dipergukan dasar pertimbangan-pertim-
sebagai dasar untuk meng- bangan yang telah dikemu-
adakan terapi psikologis. kakan di atas, maka bila
Suatu laporan hail-hasil kita mengimpor tes dari
penelitian yang dikemuka- luar negeri, perlu diteli-
kan oleh Oei Tjin Sun (7) ti lebih dulu sebelum tes
menunjukkan hahwa banyak tersebut dipergunakan se-
sekali tes-tes yang disu- cara luas.
sun di luar negeri yang Penelitian yang sekarang
oleh pembuatnya, atas ini dimaksudkan untuk tu-
hasil-hasil penelitian te- rut mengembangkan tes
lah dinyatakan sebagai tes dengan cara mengambil tes
yang memenuhi syarat- yang telah tersedia dan
syarat tes yang baik, ter- yang asalnya dari Inggris.
nyata setelah diterapkan Tujuan yang pokok adalah
begitu saja kepada anak- untuk meneliti apakah tes
anak Indonesia memberikan yang aslinya dibuat di
hasil yang tidak memuas- Inggris ini bila dikenakan
kan. pada anak-anak remaja yang
Hasil penelitian yang duduk di bangku SMA, meme-
dilakukan penulis (6) juga nuhi syarat terpenting
menunjukkan bahwa sebuah daripada tes yang baik.
tes yang disusun di luar Mengenai syarat-syarat
negeri tidak dapat memberi tes yang baik telah banyak
hasil yang memuaskan sete- dikemukakan oleh para
lah dicoba untuk diberikan ahli, antara lain oleh
begitu saja kepada anak- Anastasi (1) Cronbach (2)
anak Indonesia. dan Guilford (4). Syarat-
Kiranya tepatlah apa syarat tersebut antara
yang dikemukakan oleh lain adalah validitas,
Sudirgo Wibowo (9), bahwa reliabilitas, standardisa-
tes bukanlah seperti tim- si, memiliki daya pembeda
bangan atau thermometer dan objektif.

42 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Penelitian yang sekarang cukup tinggi bila dipergu-


ini bermaksud untuk mene- nakan untuk mengungkap
liti satu syarat dari kecerdasan anak-anak rema-
beberapa syarat yang telah ja dan orang dewasa. Dari
dikemukakan di atas tadi, penelitian yang dilakukan
yaitu syarat validitas. di Inggris, tes SPM memi-
Adapun alasan untuk liki korelasi yang sangat
mengambil satu syarat ter- tinggi dengan tes inteli-
sebut ialah karena banyak JHQVL ³Terman Merril
uraian-uraian yang menun- Scale´ .HGXD WHV LWX
jukkan bahwa validitas menunjukkan korelasi de-
merupakan syarat terpen- ngan koefisien 0,86.
ting dari tes. Hal ini Menurut Raven, tes SPM
dikemukakan antara lain tidak hanya berlaku untuk
oleh Cronbach (2), orang-orang Inggris, teta-
Guilford (4), dan Tyler pi juga berlaku bagi bang-
(10). Bahkan Cronbach dan sa-bangsa lain. Hal ini
Guilford menegaskan tes disebabkan karena tes ter-
yang valid tentu reliable. sebut hanya berwujud
Mereka ini menunjukkan gambar-gambar sederhana,
bahwa koefisien validitas dan subjek DWDX ³tesee´
tidak akan lebih tinggi dalam usahanya untuk
dari akar koefisien relia- menyelesaikan soal-soal
bilitas. tidak perlu menggunakan
Adapun tes yang diseli- bahasa tertulis maupun
diki validitasnya ini oleh bahasa lisan yang berben-
pembuatnya diberi nama tuk kata-kata maupun kali-
Standard Progressive mat. Oleh karena itu tes
Matrices (8) yang sering SPM pada dasarnya merupa-
disingkat dengan nama SPM. kan tes yang mendekati
Menurut penciptanya tes ³free culture tes´
tersebut dapat diperguna- Bila apa yang dikemuka-
kan untuk mengungkap kan oleh Raven tersebut di
kecerdasan anak-anak masa atas benar, maka kiranya
remaja. Karena tes terse- dapat diduga bahwa tes SPM
but dibuat oleh J.C. Raven akan memiliki validitas
maka sering juga dinamakan yang cukup tinggi bila
tes Raven. dipergunakan untuk meng-
Menurut Raven, tes SPM ungkap kecerdasan anak-
mempunyai validitas yang

JURNAL PSIKOLOGI 43
MASRUN, DKK.

anak remaja yang duduk di dibakukan dan diselidiki


bangku SMA. validitasQ\D VHFDUD ³WXQ-
Atas dasar uraian di WDV´ PDND GL GDODP PHQJ-
atas, maka dalam rangka uji kebenaran hipotesis di
penelitian ini dikemukakan atas harus ditempuh jalan
hipotesis tunggal sebagai lain. Yang dipergunakan
berikut: sebagai kriteria adalah
nilai ujian-ujian dalam
Tes SPM dari Raven bila
mata pelajaran yang dapat
dipergunakan untuk meng-
dianggap mengungkap atau
ungkap kecerdasan anak-
mencerminkan taraf kecer-
anak SMA akan menunjukkan
dasan seseorang anak.
validitas yang cukup meya-
Untuk ini maka pilihan
kinkan. Dalam rangka meng-
jatuh pada tiga kelompok
uji kebenaran hipotesis
mata pelajaran, yaitu:
tersebut, perlu kiranya
kelompok ilmu pengetahuan
dikemukakan bahwa setiap
alam, kelompok matemati-
usaha menentukan validitas
ka, dan kelompok bahasa.
suatu tes perlu adanya
Ilmu pengetahuan alam
kriterium. Kriterium ini
termasuk di dalamnya ilmu
merupakan alat penera un-
alam, matematika mencakup
tuk menentukan apakah tes
aljabar dan ilmu ukur,
tersebut betul-betul meng-
sedangkan bahasa mencakup
ukur apa yang ingin diu-
bahasa Inggris dan bahasa
kur.
Indonesia.
Biasanya kriterium yang
Dengan menggunakan keti-
dianggap baik adalah alat
ga kelompok mata pelajaran
pengukur yang mempunyai
tersebut, maka dapat di-
fungsi sejenis dengan
tentukan validitas tes SPM
fungsi tes yang diuji
dan dengan cara demikian
validitasnya, dan alat
dapat diuji kebenaran
pengukur tersebut telah
hipotesis di atas.
dibakukan (distandardisa-
sikan) serta telah diuji Di samping itu akan
VHFDUD ³WXQWDV´ NHEDLNDQ- diselidiki juga validitas
nya. Akan tetapi, karena internal dari tes tersebut
sampai sekarang sepanjang dengan jalan mencari
pengetahuan penulis, belum korelasi antara aitem
ada tes inteligensi untuk dengan skor total.
anak-anak maupun untuk
orang dewasa yang telah

44 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

II. CARA PENELITIAN izin dari Kantor Wilayah P


dan K Daerah Istimewa
A. Tempat penelitian Yogyakarta. Tabel 1 menun-
Penelitian dilakukan di jukkan banyaknya subjek
beberapa sekolah SMA Dae- yang dites dari masing-
rah Istimewa Yogyakarta, masing sekolah yang dija-
yaitu di Bantul, Sleman dikan tempat penelitian.
dan Kotamadya Yogyakarta. Data pada Tabel 1
SMA yang dipergunakan ada- menunjukkan adanya variasi
lah SMA Negeri dan Swasta. banyaknya subjek antara
Penelitian di masing- sekolah yang satu dan
masing daerah dilakukan sekolah yang lain. Subjek
secara terpisah dan dalam dari SMA Negeri VI meru-
waktu yang berbeda, tetapi pakan jumlah yang terke-
dalam suatu koordinasi. cil, sedangkan SMA Santo
Thomas merupakan jumlah
B. Subjek penelitian tertinggi.
Subjek penelitian terdi-
ri dari siswa-siswa SMA C. Alat penelitian
Negeri maupun Swasta yang Alat yang dipergunakan
diambil dari daerah terse- dalam penelitian ini
but. Subjek terdiri dari adalah tes SPM dari Raven.
siswa kelas I sampai de- Tes ini merupakan tes
ngan kelas III. Pengambil- inteligensi yang disusun
an subjek dilakukan atas atas dasar teori Spearman
dasar persetujuan dari mengenai inteligensi. Tes
pemimpin sekolah-sekolah ini terdiri 60 aitem yang
yang bersangkutan serta terbagi menjadi lima ke-

Tabel 1
Perincian subjek berdasarkan sekolah
No S M A Banyaknya
1. Negeri I Bantul 130
2. Negeri VI Yogyakarta 100
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 143
4. Muhammadiyah Prambanan 120
5. BOPKRI II Yogayakarta 154
6. BOPKRI Bantul 116
7. St. Agustinus Sleman 102
8. Santo Thomas Yogyakarta 156

JURNAL PSIKOLOGI 45
MASRUN, DKK.

lompok, yang masing-masing Pertama; menentukan tem-


kelompok diberi nama: A, pat-tempat penelitian ser-
B, C, D dan E. Pada dasar- ta subjek-subjek yang akan
nya aitem disusun atas dites. Menurut rencana se-
dasar urut-urutan kesu- mula maka sekolah-sekolah
karan, dari yang paling yang dijadikan tempat
mudah sampai yang paling penelitian dan sampel yang
sukar. Untuk aitem kelom- dites akan dilakukan seca-
pok A dan B disediakan ra random. Akan tetapi
enam macam pilihan jawab- dalam pelaksanaannya ter-
an, sedangkan untuk kelom- nyata mengalami banyak
pok C, D dan E terdapat kesulitan, karena peneliti
delapan macam pilihan ja- tidak mempunyai wewenang
waban. Untuk masing-masing penuh terhadap sekolah-
aitem, di antara pilihan sekolah di daerah-daerah
yang bermacam-macam itu yang direncanakan untuk
hanya satu yang betul. menjadi tempat penelitian.
Semua aitem hanya berwu- Oleh karena itu usaha yang
jud gambar dan tanpa ada dapat dilakukan secara
tulisan-tulisan. Lagi pula maksimal ialah mengusaha-
semua aitem hanya memiliki kan untuk mendapatkan
dua warna, yaitu hitam dan sekolah-sekolah yang
putih. Salah satu contoh siswa-siswanya berasal
dari aitem tersebut dapat dari orang tua yang
dilihat pada lampiran I. tingkat kehidupan sosial
Contoh ini merupakan aitem ekonomi mempunyai banyak
nomor 1 (atau A) dari tes perbedaannya. Maka dipi-
tersebut. Di samping tes lihlah sekolah negeri yang
tersebut, dipergunakan ju- di Kota Yogyakarta dan
ga lembar jawaban yang Kota Bantul serta sekolah-
terpisah dari tes. Contoh sekolah swasta yang
lembar jawaban terdapat subsidi penuh dan yang
dalam lampiran II. tidak subsidi dan yang
tempatnya di kota kecil,
D. Prosedur penelitian seperti misalnya di
Prambanan. Dengan cara
Dalam pelaksanaannya,
pemilihan subjek seperti
penelitian dilakukan de-
tersebut di atas, diharap-
ngan melalui langkah-lang-
kan adanya variasi yang
kah sebagai berikut:
agak luas di antara kelom-

46 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

pok yang satu dengan ke- statistik yang diperguna-


lompok yang lain. kan DGDODK WHNQLN ³product
Kedua; setelah sekolah- moment´ GDUL 3HDUVRQ 8Q-
sekolah tempat penelitian tuk memudahkan penggunaan
ditentukan maka mulailah teknik ini, maka data
dilakukan pengumpulan da- dimasukkan dalam peta
ta, dimana data ini ada korelasi. Untuk menentukan
dua macam. Yang pertama: validitas tes SPM maka
merupakan data yang berwu- ditempuh dua jalan. Jalan
jud nilai-nilai subjek yang pertama untuk menen-
dalam mata pelajaran baha- tukan ´internal consis-
sa (Inggris dan Indone- tency validity´ GDUL WHV
sia), matematika (Aljabar dengan cara mencari kore-
dan Ilmu Ukur), dan ilmu lasi masing-masing aitem
pengetahuan alam (Ilmu dengan skor total. Untuk
Alam). Nilai tersebut menentukan validitas ini,
merupakan nilai kwartal maka seluruh subjek dija-
kedua tahun ajaran 1975. dikan satu kelompok besar.
Pengumpulan data tersebut Karena masing-masing ai-
mendapat bantuan para guru tem, dalam rangka mencari
dari sekolah-sekolah yang ³internal consistency va-
siswanya dijadikan subjek lidity´ KDQ\D diskor satu
penelitian. Data yang apabila jawabannya betul,
kedua, adalah data yang dan diskor nol apabila
berwujud hasil pengujian jawabannya salah, maka
terhadap subjek dengan korelasi yang digunakan
menggunakan tes SPM. Pe- untuk menentukan validi-
ngetesan ini dilakukan an- tasnya adalah korelasi bi-
tara bulan Agustus sampai serial, dengan menggunakan
dengan November 1975. Tabel Fan (3). Jalan yang
Pelaksanaan pengetesan kedua dipergunakan untuk
dilakukan secara kelompok, menentukan validitas tes
dengan mengikuti prosedur SPM. Untuk ini diperguna-
yang terdapat dalam buku NDQ WHNQLN NRUHODVL ³pro-
petunjuk tes. duct moment´ $GDSXQ \DQJ
dikorelasikan ialah: tes
dan bahasa, tes dan mate-
E. Cara analisis data
matika, tes dan ilmu
Data yang telah terkum- pengetahuan alam, serta
pul diolah dengan teknik tes dan gabungan ketiga
statistik. Adapun teknik kelompok mata pelajaran

JURNAL PSIKOLOGI 47
MASRUN, DKK.

tersebut. Analisis data Telah diuraikan dalam


dilakukan untuk masing- bagian sebelumnya bahwa
masing sekolah secara ter- validitas tes dicari de-
pisah. Dengan demikian ngan menggunakan teknik
diperoleh koefisien vali- korelasi. Hasil korelasi
ditas untuk masing-masing biserial yang menunjukkan
sekolah. Analisis ini mem- korelasi antara aitem dan
beri kemungkinan untuk skor total dari tes SPM
dapat membandingkan hasil tercantum dalam Tabel 2.
antara sekolah yang satu Berdasarkan Tabel 2
dengan sekolah yang lain. dapat ditarik kesimpulan
Selain itu, sebagai tam- bahwa aitem-aitem dalam
bahan dicari juga mean dan WHV 630 PHPLOLNL ³internal
standard deviasi skor tes consistency validity´ \DQJ
SPM dari masing-masing cukup baik. Sebagian besar
kelompok sekolah. Dengan aitem memiliki nilai r
demikian dapat dibanding- sebesar .30 atau lebih.
kan hasil tes SPM untuk Aitem-aitem dalam kelompok
kelompok yang satu dengan E tampaknya agak sukar
kelompok yang lain. sehingga beberapa di anta-
ranya memiliki r sebesar
III. HASIL PENELITIAN DAN .29 dan ada satu aitem
PEMBAHASAN yang r nya .28. Walaupun

Tabel 2
Korelasi antara aitem dan skor total dari tes SPM
No Aitem No Aitem No Aitem No Aitem No Aitem
r r r r r
A B C D E
1 - 1 .40 1 .40 1 .30 1 .30
2 - 2 .58 2 .30 2 .29 2 .30
3 .30 3 .38 3 .36 3 .38 3 .39
4 -32 4 .39 4 .40 4 .32 4 .39
5 .30 5 .51 5 .40 5 .41 5 .32
6 .42 6 .43 6 .30 6 .39 6 .31
7 .49 7 .32 7 .38 7 .40 7 .30
8 .50 8 .32 8 .37 8 .38 8 .29
9 .36 9 .41 9 .33 9 .45 9 .28
10 .37 10 .43 10 .31 10 .44 10 .39
11 .52 11 .45 11 .31 11 .42 11 .29
12 .46 12 .44 12 .35 12 .31 12 .29

48 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

demikian dilihat secara Dari delapan SMA, hanya


keseluruhan tidak terdapat dua SMA yang menunjukkan
aitem yang r-nya negatif. hasil yang tidak signi-
Ini merupakan tanda bahwa fikan, yaitu SMA Negeri VI
terdapat keselarasan anta- Yogyakarta dan SMA Santo
ra aitem dengan tes. Thomas Yogyakarta.
Tabel 3 berisi korelasi Dari yang signifikan,
antara tes SPM dan mata korelasi tertinggi terda-
pelajaran bahasa. Dari pat di SMA BOPKRI II
tabel tersebut tampak bah- Yogyakarta, sedangkan yang
wa pada umumnya terdapat terendah terdapat di SMA
korelasi yang signifikan Muhammadiyah Prambanan.
antara variable tersebut.

Tabel 3
Korelasi antara tes SPM dan bahasa
No. S M A N r Keterangan
1. Negeri I Bantul 130 .263 Signifikan **
2. Negeri VI Yogyakarta 100 .041 Non Signifikan
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 143 .256 Signifikan **
4. Muhammadiyah Prambanan 120 .230 Signifikan **
5. BOPKRI II Yogyakarta 154 .427 Signifikan **
6. BOPKRI Bantul 116 .279 Signifikan **
7. St. Agustinus Sleman 102 0,130 Non Signifikan
8. Santo Thomas Yogyakarta 156 .298 Signifikan **
** p<0,01

Tabel 4
Korelasi antara tes SPM dan matematika
No. S M A N r Keterangan
1. Negeri I Bantul 130 .265 Signifikan *
2. Negeri VI Yogyakarta 100 .196 Signifikan *
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 143 .330 Signifikan **
4. Muhammadiyah Prambanan 120 .291 Signifikan **
5. BOPKRI II Yogyakarta 154 .218 Signifikan *
6. BOPKRI Bantul 116 .055 Non Signifikan
7. St. Agustinus Sleman 102 0,036 Non Signifikan
8. Santo Thomas Yogyakarta 156 0,229 Signifikan **
* p<0,01 ** p<0,01

JURNAL PSIKOLOGI 49
MASRUN, DKK.

Tabel 4 yang berisi 0,291 dan SMA BOPKRI II


korelasi antara tes SPM Yogyakarta sebesar 0,218.
dan mata pelajaran mate- Berdasarkan Tabel 5 da-
matika, menunjukkan bahwa pat terlihat bahwa kore-
sebagian besar korelasinya lasi antara tes SPM dan
signifikan. Dari delapan mata pelajaran ilmu penge-
SMA hanya dua tempat yang tahuan alam di SMA terse-
hasilnya tidak signifikan, but pada umumnya hasilnya
yaitu SMA BOPKRI Bantul signifikan. Dari delapan
dan SMA Santo Agustinus SMA terdapat enam SMA yang
Sleman. Di antara yang hasilnya signifikan, dan
signifikan, korelasi koe- hanya dua SMA yang tidak
fisien yang tertinggi signifikan. Korelasi yang
sebesar 0,330 terdapat di tertinggi terdapat di SMA
SMA Muhammadiyah I Yogya- BOPKRI II Yogyakarta. Ber-
karta, dan yang terendah beda dengan bahasa dan
sebesar 0,196 terdapat di matematika, maka pada ilmu
SMA Negeri VI Yogyakarta. pengetahuan alam terdapat
Pada SMA Negeri Bantul korelasi negatif yang ti-
menunjukkan korelasi sebe- dak signifikan, yaitu di
sar 0,265, SMA Muhammadi- SMA St Agustinus Sleman.
yah Prambanan sebesar

Tabel 5
Korelasi antara tes SPM ilmu pengetahuan alam
No. S M A N r Keterangan
1. Negeri I Bantul 130 0,314 Signifikan **
2. Negeri VI Yogyakarta 100 0,064 Non Signifikan
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 143 0,339 Signifikan **
4. Muhammadiyah Prambanan 120 0,284 Signifikan **
5. BOPKRI II Yogyakarta 154 0,562 Signifikan **
6. BOPKRI Bantul 116 0,211 Signifikan *
7. St. Agustinus Sleman 102 -0,163 Non Signifikan
8. Santo Thomas Yogyakarta 156 0,285 Signifikan **
* p<0,05 ** p<0,01

50 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Tabel 6
Korelasi antara tes SPM dan gabungan bahasa, matematika
dan ilmu pengetahuan alam
No. S M A N r Keterangan
1. Negeri I Bantul 130 0,315 Signifikan **
2. Negeri VI Yogyakarta 100 0,125 Non Signifikan
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 143 0,368 Signifikan **
4. Muhammadiyah Prambanan 120 0,366 Signifikan **
5. BOPKRI II Yogyakarta 154 0,389 Signifikan **
6. BOPKRI Bantul 116 0,261 Signifikan **
7. St. Agustinus Sleman 102 -0,097 Non Signifikan
8. Santo Thomas Yogyakarta 156 0,288 Signifikan **
** p>0,01

Tabel 6 berisi hasil Yogyakarta selalu menun-


korelasi antara tes SPM jukkan hasil yang signifi-
dan gabungan ketiga kelom- kan. Dengan demikian seba-
pok mata pelajaran. Bila gian besar dari data yang
dibandingkan dengan data terkumpul dapat menunjuk-
tabel-tabel sebelumnya, kan bahwa tes SPM sebagai
pada umumnya nilai kore- alat pengukur kecerdasan
lasi koefisien menunjukkan anak-anak SMA di Yogya-
adanya kenaikan. karta mempunyai validitas
Dari tabel-tabel yang yang cukup meyakinkan.
telah disajikan, maka tam- Namun demikian bila di-
pak jelas bahwa pada lihat dari koefisien kore-
umumnya terdapat korelasi lasi yang ada, pada umum-
positif dan signifikan an- nya memberi kesan bahwa
tara tes SPM dn kriteria. validitas tersebut tidak
Dari delapan SMA yang tinggi. Adanya korelasi
dijadikan tempat peneli- koefisien yang tidak ting-
tian hanya satu SMA yang gi ini tampaknya disebab-
selalu menunjukkan hasil kan oleh cara-cara guru di
yang tidak signifikan, SMA tersebut dalam membe-
yaitu SMA St Agustinus rikan pernilaian terhadap
Sleman. Di SMA Negeri siswa-siswanya. Tampaknya
Bantul, Muhammadiyah I dalam pernilaian mereka
Yogyakarta, Muhammadiyah WHUGDSDW ³regression
Prambanan, BOPKRI II Yog- effects´ DWDX ³cental ten-
yakarta dan Santo Thomas dency effects´ \DLWX

JURNAL PSIKOLOGI 51
MASRUN, DKK.

suatu pernilaian yang cen- dipergunakan untuk meng-


derung kearah nilai tengah ungkap kecerdasan anak-
atau nilai rata-rata. anak SMA di Indonesia.
Walaupun dalam teori Tabel 7 menunjukkan mean
mereka dapat memberikan dan standard deviasi dis-
nilai 0 sampai 10, tetapi tribusi skor tes SPM untuk
dari data yang masuk hanya masing-masing sekolah.
bergerak dari 5 sampai de- Dari distribusi tersebut
ngan 8, dan sebagian besar tampak bahwa mean terting-
terdapat nilai 6 dan 7. gi terdapat pada SMA
Jarang sekali yang menda- BOPKRI II Yogyakarta dan
pat nilai 8. Kenyataan SMA Negeri VI menunjukkan
inilah yang mungkin sekali urutan kedua. Mean yang
merupakan sebab mengapa terkecil terdapat pada SMA
nilai korelasi pada umum- Muhammadiyah Prambanan.
nya rendah.
Apabila ditinjau dari
Oleh karena itu, walau- tempat sekolah maka SMA di
pun data yang terkumpul kota Yogyakarta menunjuk-
memberi kesan adanya vali- kan mean tertinggi, SMA di
ditas yang tidak cukup Bantul merupakan yang no-
tinggi, ini tidak berarti mor dua, sedangkan SMA
bahwa tes tersebut dalam dari daerah Sleman menun-
kenyataannya betul-betul jukkan mean yang terendah.
validitasnya rendah bila

Tabel 7
Mean dan standard deviasi hasil tes SPM
No. S M A Mean SD
1. Negeri I Bantul 36,3 8,2
2. Negeri VI Yogyakarta 40,9 7,1
3. Muhammadiyah I Yogyakarta 40,4 7,6
4. Muhammadiyah Prambanan 28,1 8,1
5. BOPKRI II Yogyakarta 42,8 6,3
6. BOPKRI Bantul 29,7 8,0
7. St. Agustinus Sleman 29,3 7,9
8. Santo Thomas Yogyakarta 37,5 6,4

52 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Variabilitas skor yang 1. 'LWLQMDX GDUL VHJL ³in-


terkecil terdapat pada SMA ternal criterion´ PDND
BOPKRI II Yogyakarta, dan hasil penelitian menun-
yang terbesar terdapat jukkan adanya kesela-
pada SMA Negeri Bantul. rasan antara masing-
Variabilitas antara kedua masing aitem dengan tes
kelompok ini terdapat secara keseluruhan. Ini
perbedaan yang signifikan merupakan bukti bahwa
(F=1,7; p>0,01). aitem-aitem dalam tes
Berdasarkan data pada SPM telah memenuhi sya-
Tabel 7 tampak adanya ke- rat sebagai aitem yang
cenderungan siswa-siswa baik.
dari SMA Negeri dan Sub- 2. Hasil penelitian juga
sidi (Muhammadiyah I dan menunjukkan bahwa tes
BOPKRI II) di Yogyakarta SPM dari Raven bila
memiliki kecerdasan yang diterapkan untuk meng-
lebih tinggi daripada ungkap kecerdasan sis-
mereka yang belajar di SMA wa-siswa SMA, khususnya
Bantul maupun di SMA dae- SMA di beberapa tempat
rah Sleman. Hal ini mung- di Daerah Istimewa Yog-
kin disebabkan adanya ke- yakarta, pada umumnya
cenderungan anak-anak yang memberikan petunjuk
mampu, untuk masuk SMA di adanya validitas yang
kota Yogyakarta, dimana cukup meyakinkan walau-
mungkin mutu pendidikannya pun validitas tersebut
dipandang lebih baik tidak tinggi.
daripada SMA di tempat 3. Adanya validitas yang
lain. tidak tinggi ini mung-
kin bukan karena tes
tersebut dalam kenyata-
IV. KESIMPULAN annya memang validitas-
nya rendah, akan tetapi
Berdasarkan uraian-urai-
kemungkinan besar dise-
an yang telah dipaparkan
babkan oleh penilaian
di muka, dan hasil anali-
prestasi siswa oleh gu-
sis secara statistik dari
runya dalam mata pela-
data yang terkumpul be-
jaran ± mata pelajaran
serta pembahasannya, maka
yang dijadikan kriteria
dapat ditarik kesimpulan
dalam menentukan vali-
sebagai berikut:
ditas terdapat adanya

JURNAL PSIKOLOGI 53
MASRUN, DKK.

³central tendency ef- -RQHV 0 + ³7KH $GXTXDF\


fect´ VHKLQJJD SHQ\H- of Employee Selection
koran nilai dari mata Report´ American Jour-
pelajaran tersebut ter- nal of Applied Psycho-
lalu sempit. logy, 34 halaman 219-
224, 1950.
4. Subjek-subjek yang be-
lajar di SMA di Yogya- 0DVUXQ ³Validitas dan
karta cenderung memi- Reliabilitas Tes Raven
sebagai Alat Pengukur
liki kecerdasan lebih
Kecerdasan Anak-anak di
tinggi daripada mereka
,QGRQHVLD´ -XUQDO 3si-
yang belajar di Bantul kologi I, halaman 1 ±
maupun di Sleman. 13, 1975.
Oei Tjin San. Pengalaman
DAFTAR PUSTAKA dengan beberapa tes psy-
chologis. Lembaga Pedi-
Anastasi, A. Psychological dikan Guru, Bandung,
Tesing. MacMillan Pub- 1957.
lishing Co. Inc. New Raven, J.C. Guide to The
York, 1964. Standard Progressive
Cronbach, L. J. Essentials Matrices. Set A, B, C,
of Psychological Tesing. and D. Lewis Co. London,
Harper & Brother. New 1960.
York, 1965. Sudirgo Wibawa. Penyusunan
Fan, Chun Teh. Aitem Ana- Tes Kemampuan Diferen-
lysa Table, Educational siil sebagai tes untuk
Tesing Service. Prin- Seleksi Calon Mahasiswa.
ceton, 1952. Disertasi, Fakultas Psi-
kologi Universitas Indo-
Guilford, J.P., Psychome-
nesia, 1976.
tric Method, ed 2.
McGraw-Hill. New York, Tyler, L.E. Tess and Mea-
1954. surements, Prentice Hall
Englewood Cliffs, 1963.

54 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Lampiran I

A1

1 2

3 4

JURNAL PSIKOLOGI 55
MASRUN, DKK.

5 6

56 JURNAL PSIKOLOGI
TES SPM, ALAT PENGUKUR KECERDASAN PELAJAR SMA

Lampiran II: Contoh Lembar Jawaban Tes SPM


T.K.K.D.: A2

LEMBAR JAWABAN
TES S P M

N a m a «««««««««« No. Seleksi ««««««««««««««


S e x e «««««««««« Sekolah ««««««««««««««
U m u r «««««««««« K e l a s ««««««««««««««
Tgl. Tesing «««««««««« T e s t e r ««««««««««««««

7XOLVODK ³DQJND QRPRU´ SLOLKDQ MDZDEDQ DQGD GDODP


kolom-kolom di samping nomor soal.

Seri A Seri B Seri C Seri D Seri E

A1 B1 C1 D1 E1
A2 B2 C2 D2 E2
A3 B3 C3 D3 E3
A4 B4 C4 D4 E4
A5 B5 C5 D5 E5
A6 B6 C6 D6 E6
A7 B7 C7 D7 E7
A8 B8 C8 D8 E8
A9 B9 C9 D9 E9
A10 B10 C10 D10 E10
A11 B11 C11 D11 E11
A12 B12 C12 D12 E12

BERHENTI DI SINI | TUNGGU PERINTAH


SELANJUTNYA
Scorer : _______________ SCORE (RS) : _____________
STANEL (WS) : _____________

JURNAL PSIKOLOGI 57

Anda mungkin juga menyukai