Judul Makalah
TES DIAGNOSTIK
Dosen Pengampu :
DiSusun Oleh :
MUHAMMAD RIZAL
(5032022081)
Sem/Unit : 3/V
2
BAB I
PENDAHULUAN
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
dilakukan pengukuran dan penilaian. Alat ukur yang digunakan dapat berupa tes
dan non tes. Dalam hal ini akan diuraikan salah satu jenis tes yakni tes diagnostik.
ganda yaitu mengukur siswa dan mengukur keberhasilan dari program pengajaran.
Menurut Arikunto (2009:33), “ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa
tes dibedakan atas 3 macam yaitu tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif”.
lain yang dimiliki oleh siswa. Diagnostik berasal dari kata diagnosis yang berarti
dokter, sebelum menentukan obat apa yang akan diberikan kepada pasien, dokter
darah, suara nafas, tes urine dan lainya. Demikian juga halnya seorang guru
sebelum memberikan bantuan kepada siswa, guru tersebut mengadakan tes untuk
memeriksa kesulitan belajar siswa. Tes seperti ini yang disebut dengan tes
diagnostik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Diagnostik
(2009:34). Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
yang dilakukan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh
para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Selanjutnya dalam buku Tes
Diagnostik yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun
2007 menyebutkan bahwa tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
belajar siswa, guru akan dapat mencarikan bantuan yang tepat kepada siswa. Dalam
a. dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan
4
b. dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau
siswa,
oleh karena itu dalam merencakan tes diagnostik sebaiknya dilakukan untuk
5
1. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya.
5. Menulis soal
6. Mereviu soal
melakukan tes diagnostik ini pada beberapa waktu sebelum proses pembelajaran,
pada saat proses pembelajaran dan pada saat akan mengakhiri pembelajaran
Tes diagnostik ke-1 dilakukan sebagai calon siswa sebagai input, untuk
merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah, sehingga tes ini disebut
juga tes penjajakan masuk (entering behaviour test). Tes diagnostik ke-1 dilakukan
pengetahuan bahan prasarat (pre-requisite). Oleh karena itu tes ini disebut juga tes
Tes diagnostik ke-2 dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai
mengikuti program. Apabila cukup banyak calon siswa yang diterima sehingga
diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian kelas diperlukan suatu
pertimbangan khusus. Apakah anak yang baik akan disatukan dalam satu kelas, atau
6
semua kelas akan diisi dengan campuran anak yang baik, sedang atau kurang, ini
semua memerlukan informasi. Informasi seperti ini dapat diperoleh dengan cara
melakukan tes diagnostik. Dengan demikian maka tes diagnostik telah berfungsi
Tes diagnostik ke-3 dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar. Tidak
semua siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan guru dengan lancar. Sebagai
mana dari bahan yang diberikan itu belum dikuasai siswa. Selain itu guru harus
dapat mengadakan deteksi apa sebab siswa tersebut belum menguasai bahan.
yang diperlukan.
Tes diagnostik ke-4 diadakan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran.
Dengan tes ini guru akan dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
bahan yang ia berikan. Tes ini dilakukan sebelum diadakan tes ulangan akhir
Berdasarkan pada gambar diatas maka tes diagnostik ke-1 dan ke-2 diikuti
oleh seluruh siswa. Tes diagmostik ke-3 dan ke-4 hanya diikuti oleh siswa yang
diduga bermasalah. Dugaan tersebut bisa di dasarkan pada hasil ulangan harian atau
kelas, laboratorium, di luar ruangan atau bahkan dapat dilakukan dirumah dalam
bentuk penugasan oleh guru. Dapat dilakukan oleh guru, wali kelas dan bahkan oleh
7
orang tua siswa di rumah. Perihal berapa lama tes diagnostik dilakukan dapat
gambaran tentang penyakit yang diderita pasien. Demikian juga halnya dengan guru
hasil tes secara cermat dan akurat sehingga dapat digunakan untuk memberikan
tindak lanjut.
Penskoran tes diagnostik pada prinsip tidak berbeda dengan penskoran pada
tes-tes yang lain, tetapi membutuhkan penelusuran dan interpretasi respons yang
lebih cermat untuk menemukan fungsi diagnostiknya. Beberapa hal yang harus
a. Memberikan skor tertinggi jika jawaban siswa lengkap dan skor terendah
jika jawaban siswa paling minim, kegiatan penskoran juga harus mampu
merekam jenis kesalahan (type error) yang ada dalam respons siswa. Siswa
tentu memiliki type error yang sama juga, karena itu mengidentifikasi
8
menentukan berapa jumlah kesalahannya atau berapa skor total yang
akurat.
yang terjadi, setiap type error dapat diberi kode yang ditentukan guru,
misalnya:
A=terjadi miskonsepsi
c. Bila tes diagnostik terhadap suatu indikator dibangun oleh sejumlah butir
toleransi untuk jumlah dan jenis type error yang boleh terjadi. Batas
9
1) kemampuan menerjemahkan masalah ke dalam bahasa sains (linguistic
knowledge);
knowledge);
(algorithmic knowledge).
kompleksitas cakupannya dan dapat berbeda antara soal satu dengan lainnya.
hasil tes diagnostik yang dicapai oleh seorang siswa tidak digunakan untuk
berikutnya.
sesuai dengan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi siswa. Ibarat pemberian
obat, dosisnya tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi, apalagi sampai salah
10
memberikan obat. Karena hal yang demikian justru akan memperberat atau
Kesembuhan pasien di rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh jenis dan
dosis obat yang diberikan oleh dokter, tetapi dipengaruhi juga oleh pribadi pasien,
sikap dokter, lingkungan rumah sakit, perhatian keluarga dan lain-lain. Demikian
juga kegiatan tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan siswa, tidak hanya
tertuju kepada siswa itu sendiri, melainkan juga kepada semua pihak yang terkait
menjadi lebih rumit dibandingkan mengobati suatu penyakit, karena keunikan dan
Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat
kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan tidak lanjut juga tidak selalu
11
b. Mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh miskonsepsi membutuhkan
atau penjelasan, oleh karena itu perlu dirancang aktivitas atau pengamatan
lanjuti hasil tes diagnostik, misalnya penyediaan sarana dan tenaga teknis,
12
BAB III
PENUTUP
B. Simpulan
belajar yang dialami siswa. Untuk dapat mengetahui kesulitan belajar yang dialami
siswa dengan cepat dan tepat, tes diagnostik harus direncanakan, dilaksanakan,
13
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid Harun dan Mansyur, 2007. Penilaian hasil Belajar, Bandung, Wacana
Prima
14