“OVERDOSIS”
Disusun Oleh :
Cahyo Sulksono
920173056
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karena ingin cepat sembuh kadang kala orang yang sakit mengonsumsi obat
berlebih. Tentu saja ini berbahaya. Penggunaan obat secara berlebihan atau melebihi
dosis yang ditentukan tidak akan memberikan manfaat bagi kesehatan, tapi justru
memicu munculnya gangguan kesehatan yang lain.Hal ini karena obat bisa menjadi
racun jika digunakan secara tidak tepat. Jika obat yang dikonsumsi tidak membuat
penyakitnya sembuh atau membaik setelah dikonsumsi beberapa kali, sebaiknya
hentikan penggunaannya. Dan sebaiknya tidak mencoba untuk menambahkan dosis
sendiri tanpa adanya nasihat dari dokter karena memicu terjadinya overdosis. Jadi
overdosis terjadi ketika seseorang menggunakan terlalu banyak obat (kombinasi dari
sejumlah obat). Overdosis mempengaruhi tubuh kita khususnya otak, hati, jantung,
paru-paru dan ginjal. Jika ini terjadi maka tubuh akan kehilangan kemampuan untuk
mengantisipasi obat yang bersangkutan.
Penggunaan obat secara overdosis umumnya ditemukan pada obat sakit kepala.
Gejala yang muncul termasuk pingsan, berhenti bernafas, atau kegagalan jantung,
semuanya bisa mengakibatkan kematian. Sedangkan jika overdosis yang terjadi pada
obat antibiotik maka bisa menyebabkan kuman menjadi kebal atau resisten sehingga
dibutuhkan obat antibiotik lainnya dengan dosis yang lebih tinggi. Tapi kasus
overdosis bisa terjadi pada obat apapun.
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
3) Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat
lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi
akibat adanya proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus,
baik yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang kronis.
2. Etiologi
3. Gejala Overdosis
8) Menggigil
10) Pingsan
11) Kejang-kejang
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
Umumnya manifestasi klinis yang timbul pada klien yang mengalami overdosis :
- Kelainan visus
- Keringat
- Kesukaran bernafas.
Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, tremor pada lidah, kelopak
mata pupil miosis.
Keracunan sedang :
Keracunan berat :
Diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negative, sesak nafas, sianosis, edema
paru, inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung
akhirnya meningal.
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorik. Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma,
penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik
(Menurun sekian % dari harga normal ).
Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40 % Berat : < 20 %
Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu
yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru
diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N
7. Penatalaksanaan
Tindakan emergensi :
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi
jaringan.
a. Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama
sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan
rangsangmuntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang
menghambatmotilitas (memperpanjang pengosongan) lambung. Rangsang muntah
dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding
belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
Penderita kejang
c. Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan
bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosonganl
ambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan
pada :
Keracunan hidrokarbon
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan kesadaran
3. Intervensi
Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian
SA.
Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapi
demamatau mengigil,monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi
yang cepat,distress pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain
kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian.Monitir vital sign
setiap 15 menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan segera kepada
dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor
semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta pertahankan
cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
Jika keracunan sebagai usaha untuk membunuh diri maka lakukan safety
precautions. Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis. Pertimbangkan
juga masalah kelainan kepribadian,reaksi depresi,psikosis neurosis, mental
retardasi dan lain-lain
BAB 4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Overdosis obat ini dapat menyebabkan kerusakan hati dengan gejala yang
termasuk kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, dan muntah, pucat, dan
berkeringat. Tahap berikutnya menunjukkan gejala kegagalan hati dan termasuk
sakit perut dan nyeri tekan, pembengkakan hati, dan tes darah abnormal untuk
enzim hati. Pada tahap terakhir dari keracunan, kemajuan gagal hati dan pasien
menjadi kuning, dengan menguningnya kulit dan putih mata. Mereka juga mungkin
mengalami gagal ginjal, gangguan perdarahan, dan ensefalopati (pembengkakan
otak).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/238210589/Askep-Overdosis-Jadi
http://id.wikipedia.org/wiki/Overdosis
http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-obat
http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-obat