Musal As'ari - 857702519 - TTM 1
Musal As'ari - 857702519 - TTM 1
NIM : 857702519
3) Amati perubahan-perubahan yang terjadi pada anak kelas 1-3 SD, kemudian
klasifikasikan mana yang termasuk bagian perkembangan dan pertumbuhan!
Berilah tanda (V) pada tabel berikut
No Perubahan yang terjadi Perkembangan Pertumbuhan
1. Mulai mengembangkan kemampuan V
berpikir logis dan mengolah informasi
2. Memahami perintah yang terdiri dari 3 V
bagian terpisah
3. Bisa melakukan penambahan dan V
pengurangan dasar sampai 20
4. Bisa duduk diam dan memperhatikan V
sesuatu yang menarik selama 30-45
menit
5. Anak akan mengalami gigi susu yang V
lepas, dan ompong hingga gigi
permanennya tumbuh
6. Anak akan mengalami kenaikan berat V
badan dan tinggi badan anak akan
mengalami peningkatan
4) Jelaskan beberapa tipe masalah emosional yang pernah terjadi di sekolah saudara
dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasinya!
a. Masalah emosional berkelahi, yang menjadi penyebab anak berkelahi
dengan teman-temannya biasanya kalau tidak tersinggung karena diejek
temannya, ditertawakan teman setelah jatuh akibat di dorong. Tidak jarang
anak-anak berkelahi sampai cakar-cakaran dan pukul-pukulan dengan
temannya.
Anak-anak di usia ini memang masih perlu belajar bagaimana menyelesaikan
konflik dengan teman secara asertif. Guru harus sabar dan hati-hati dalam
menghadapi masalah anak seperti ini. Coba minta anak dan temannya yang
terlibat perkelahian untuk menceritakan kejadian menurut versi mereka.
Setelah itu, tanyakan kepada masing-masing anak, apa yang mereka rasakan
dan apa yang mereka ingin teman lakukan. Setelah mereka mengemukakan
jawaban mereka, guru bisa mulai menjelaskan bahwa dalam berteman tidak
boleh saling menyakiti dan setiap masalah harus diselesaikan dengan damai.
Belum tentu anak langsung mengerti dan bisa menahan emosinya, oleh sebab
itu tak cukup sekali untuk mengingatkan anak mengenai hal ini, jadi, perlu
diulang dan dilatih berkali-kali. Bukan hanya guru, melainkan para orang tua
juga wajib untuk mengajarkan indahnya perdamaian dalam persahabatan
kepada anak-anaknya.
b. Masalah emosional berbohong, seorang anak baru melempar bola saat
bermain hingga membuat kaca ruang kelas pecah. Karena takut dimarahi guru,
anak ini mengatakan bahwa dia tidak melempar bola tersebut, tapi temannya
yang melakukan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya tanya dengan lembut dan ajak
bicara hanya berdua. Mulai bertanya dengan nada yang rendah dan santai,
mengapa anak berbohong. Dengarkan hingga selesai, jika anak Menyukai
sikap diam maka bujuk dengan kelembutan hati agar dia mau bicara. Berjanji
Tidak akan menghukum jika anak berkata jujur.
Anak-anak akan sering berbohong untuk menghindari hukuman. Meskipun itu
hal yang normal, kita ingin anak-anak mampu bertanggung jawab atas
tindakan mereka.
Anda lebih berfokus pada disiplin berbasis konsekuensi, maka Anda dapat
mengajarkan anak-anak bahwa mereka mampu mengatasi konsekuensi dari
perilaku mereka. Berikan anak konsekuensi atas kesalahannya, dan
konsekuensi lain atas kebohongannya.
5) Perkembangan social anak, peranan orang tua dan guru sangat penting, jelaskan
kapan reward and punishment dapat dilakukan untuk perkembangan sosial
seorang anak!
Hadiah (reward) dan hukuman (punishment) adalah dua hal yang berlawanan.
Hadiah diberikan sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapai anak, sedang
hukuman adalah sesuatu yang diberikan apabila terjadi pelanggaran atau
kesalahan yang dilakukan anak. Hadiah atau pujian akan berperan efektif sebagai
sarana memotifasi anak untuk mengulangi hal yang sama dan memperkuat
perilaku yang sudah tepat secara kontinyu dan bahkan menjadi lebih baik lagi.
Hadiah yang diberikan dapat bermacam-macam bentuknya diantaranya adalah
dapat berupa barang atau materi, berupa pujian seperti ungkapan "bagus, jempol,
baik" dan lainnya, tanda-tanda berupa mimic wajah, angka-angka atau nilai dan
lain sebagainya.
Hadiah sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat imbalan, karena imbalan
merupakan sesuatu yang diberikan sebagai ganti atas tindakan yang telah
dilakukan seseorang. Jika hadiah sudah bersifat imbalan, maka anak akan
melakukan kebaikan hanya karena mengharapkan imbalan, dan tidak lagi bersifat
mendidik. Pemberian hadiah harus bernilai pendidikan, yaitu anak memiliki
pengetahuan bahwa perbuatannya baik sehingga layak mendapatkan penghargaan
sehingga memotivasi anak untuk mengulangi perbuatan baik tersebut dan
memperkuat perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan.
Hukuman dilakukan untuk mengurangi terjadinya suatu perilaku yang melanggar
dan tidak sesuai dan berlaku sebagai perbaikan bukan sebagai suatu siksaan.
Hukuman sebaiknya diberikan dengan cara-cara yang lembut dan menghindari
hal-hal yang keras dan kasar karena akan mengakibatkan rasa takut dan rasa
kurang percaya diri pada anak.
Anak belajar tentang salah dan benar melalui hukuman, mengajari anak suatu
aturan yang harus difahami dan dipatuhi, yang menuntunnya untuk mengetahui
bahwa ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Namun dalam pemberian
hukuman tidak boleh dilakukan dengan sewenang-wenang dan secara emosional.
Karena tujuan hukuman yang sebenarnya (memberikan penyadaran dan tidak akan
mengulangi) tidak akan tercapai dengan efektif. Peraturan dan hukuman yang
didiskusikan antara orang tua dan anak juga akan berdampak baik pada anak, anak
akan siap menerima hukuman jika suatu saat dia melakukan tindakan yang
melanggar peraturan yng telah disepakati. Hukuman juga harus dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu mulai dari yang paling ringan dan sampai yang paling
berat.
Hadiah dan hukuman dalam proses pembelajaran adalah suatu motivasi untuk
anak agar selalu bersemangat untuk melakukan hal-hal yang baik dan selalu
berusaha untuk menghindari perilaku-perilaku yang menyimpang dan melanggar,
dan pada akhirnya hal ini akan menjadi suatu kebiasaan bagi anak dalam
menjalani kehidupannya.