Anda di halaman 1dari 34

Modul 3

MERENCANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Capaian Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. menentukan langkah-langkah untuk menemukan masalah;
2. menganalisis masalah yang ditemukan;
3. merumuskan masalah;
4. mengembangkan altematif tindakan;
5. menentukan cara pengumpulan data;
6. menyusun rencana perbaikan secara lengkap, serta
7. menyusun proposal PTK.
Modul 3 Merencanakan PTK

KB 1. Langkah-langkah Perencanaan PTK


a. Langkah-langkah untuk menemukan dan merumuskan
masalah
b. Mengembangkan alternatif tindakan

KB 2. Rencana dan proposal PTK


a. Rencana perbaikan
b. Menentukan dan mempersiapkan prosedur dan
instrument pengumpul data
c. Proposal PTK
Langkah-langkah merencanakan PTK secara operasional
yaitu:
• Identifikasi masalah,
• Analisis masalah,
• Perumusan masalah, dan
• Pengembangan alternatif tindakan
Beberapa contoh masalah yang mungkin kita hadapi sehari-hari antara
lain seperti berikut.

1. Dalam lnteraksi Pembelajaran


a. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelas
b. Bila diberikan pertanyaan, siswa tidak mau mengangkat tangan untuk
menjawab.
c. Jika ada siswa yang terpaksa menjawab, jawabannya sering
menyimpang.
d. Sebagian besar jawaban siswa tidak benar.
e. Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang.
f. Pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah.
2. Berkaitan dengan Prestasi Belajar
a. Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran Anda kurang
memuaskan (di bawah rata-rata).
b. Nilai EHB rata-rata kurang dari 50.
c. Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif.
d. Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata
bahasa Inggris.
e. Siswa kurang mampu menerapkan rumus matematika.
f. Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan
sering tidak terjawab
3. Disiplin Belajar
a. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas atau PR.
b. Siswa tidak memperhatikan pelajaran.
c. Selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengantuk.
d. Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di kelas
Contoh 3.1
Anda merasa bingung karena nilai ulangan Siswa Anda
pada pelajaran IPS (pada mata pelajaran yang Anda
ajarkan) selalu rendah, rata-rata kurang dari 40. Ini hampir
terjadi seliap kali ulangan. Apabila Anda mengajukan
pertanyaan. siswa tampak ragu-ragu dan bingung. dan
kalau menjawab tidak sesuai dengan keinginan Anda.
Contoh 3 2
Ketika Pak Diki menjelaskan sifat-sifat benda dalam
pelajaran IPA di kelas III SD, siswa banyak yang
mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan
guru. Kemudian, ketika guru bertanya apakah siswa
sudah mengerti, tidak seorang pun siswa yang
menjawab. Keadaan seperti ini telah (terjadi berulang
kali, hampir pada setiap pelajaran IPA. Akibatnya, pada
setiap ulangan, skor yang diperoleh siswa selalu rendah
Contoh 3.3
Pak Muhana, guru Bahasa Indonesia di SMA II, menjadi
bingung karena hampir 70% (27 orang dari 40 siswa)
tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia tulis dalam
mengungkapkan pikirannya. Selama setengah semester,
karangan para siswa banyak yang tidak dapat dipahami
karena struktur kalimat dan pilihan kata yang kurang
tepat, di samping penguasaan ejaan yang masih parah
Contoh 3.4
Ibu Siti, guru Matematika di SMP 28, sudah lama
merasa menghadapi masalah karena siswa tidak tenarik
pada pelajarannya dan menganggap pelajaran
Matematika paling sukar. Setiap masuk kelas, banyak
siswa di kelas tersebut yang tidak hadir dengan alasan
yang tidak masuk akal
Menganalisis Masalah
Pertama, merenungkan kembali masalah tersebut, dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan yang harus Anda jawab sendiri.
a. Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan bahasa yang
cukup jelas?
b. Apakah saya menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti siswa?
c. Apakah dalam menjelaskan, saya menggunakan contoh yang cukup?
d. Apakah saat menjelaskan, saya menggunakan alat bantu?
e. Apakah saya memberitahukan waktu ulangan kepada siswa?
f. Apakah siswa mendapat kesempatan untuk bertanya?
g. Apakah ada siswa yang meminta penjelasan ulang?
h. Apakah saya memberikan latihan penerapan konsep setelah penjelasan
selesai?
i. Apakah saya selalu memeriksa pekerjaan/latihan siswa dan memberi
balikan/ masukan untuk perbaikan?
Kedua, Anda juga dapat bertanya kepada siswa Anda, apa yang terjadi sehingga
nilai ulangan/ujian mereka selalu rendah, atau menyapa mereka tidak tertarik
kepada pelajaran tersebut? Anda dapat bertanya langsung kepada siswa, baik
dengan wawancara maupun dengan menggunakan kuesioner.

Beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda ajukan adalah seperti berikut.
a. Mengapa nilai ulanganmu kurang bagus?
b. Apakah kamu mengerti apa yang dijelaskan oleh guru?
c. Apa yang sukar ditangkap dari penjelasan guru?
d. Apakah cara guru menjclaskan kurang menarik?
e. Apakah kamu memiliki buku sumber?
f. Apakah kamu mencatat penjelasan guru?
g. Mcngapa kamu tidak bertanya, ketika diberi kesempatan bertanya’?
h. Apakah soalnya sulit?
i. Apakah materi yang diujikan pernah dijelaskan guru?
j. Apakah kamu merasa tidak nyaman ketika guru menjelaskan?
Cara ketiga, Anda dapat menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan
hasil belajar siswa. Misalnya, Anda dapat menelaah tugas/pekerjaan rumah yang
dikerjakan oleh siswa, menelaah hasil ulangan mereka atau melihat ulang
mgas/soal yang Anda berikan.

a. Apakah PR yang saya berikan kepada siswa dipersiapkan dengan baik sesuai
dengan kebutuhan siswa?
b. Apakah PR yang saya berikan merupakan tindak lanjut dari konsep yang
sedang dikaji, atau bcrmanfaat untuk memantapkan pemahaman siswa?
c. Apakah saya selalu memeriksa ulangan atau PR yang saya berikan?
d. Apakah saya memberikan balikan atau saran-saran kepada siswa tentang PR
tersebut?
e. Apakah ulangan atau PR selalu saya kembalikan?
f. Apakah tugas atau soal yang saya berikan sesuai dengan kemampuan siswa?
Contoh 3.1
Anda merasa bingung karena nilai ulangan Siswa Anda pada pelajaran IPS
selalu rendah, rata-rata kurang dari 40. Ini hampir terjadi seliap kali ulangan.
Apabila Anda mengajukan pertanyaan. siswa tampak ragu-ragu dan bingung.
dan kalau menjawab tidak sesuai dengan keinginan Anda.
HASIL ANALISIS
Penyebab rendahnya nilai IPS para siswa.
1. Penjelasan guru terlalu cepat.
2. Kurang diberikan contoh konkret yang mudah dipahami siswa.
3. Guru terlalu banyak ceramah dan asyik sendiri.
4. Guru tidak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
5. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru. guru tidak
memberikan tuntunan tetapi melanjutkan pelajaran.
6. Guru tidak pemah memberikan tugas yang ada pada buku sumber.
7. Siswa tidak mempunyai buku sumber.
8. Siswa tidak pemah mencatat selama mendengarkan penjelasan
guru.
Penyebab dan akar masalah yang merupakan gabungan dari masalah yang
bersumber dari guru dan dari Siswa berikut ini.

Penjelasan guru pada pelajaran IPS tidak jelas dan sulit ditangkap oleh
Siswa karena tidak diberikan contoh konkret. guru tidak memberikan
kesempatan bertanya, tidak mengajukan pertanyaan, dan
menggunakan istilah asing yang tidak diberi penjelasan. Selain itu
siswa juga tidak mencatat materi yang diterangkan guru. padahal
mereka tidak mempunyai buku sumber. Oleh karena itu pada setiap
saat akan menghadapi ujian siswa selalu tidak siap karena tidak dapat
belajar dengan baik sehingga nilainya rendah.
Contoh 3 2
Ketika Pak Diki menjelaskan sifat-sifat benda dalam pelajaran IPA di kelas III SD,
siswa banyak yang mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru.
Kemudian, ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, tidak seorang pun
siswa yang menjawab. Keadaan seperti ini telah (terjadi berulang kali, hampir pada
setiap pelajaran IPA. Akibatnya, pada setiap ulangan, skor yang diperoleh siswa selalu
rendah

HASIL ANALISIS
Hasil refleksi guru dan dialognya dengan siswa menunjukkan bahwa
siswa sering mengantuk dalam pelajaran IPA karena:
1. guru tidak menggunakan alat peraga sehingga pelajaran menjadi
tidak menarik,
2. selama menjelaskan guru tidak pernah bertanya,
3. penjelasan guru terlampau abstrak dan cepat,
4. bahasa yang digunakan guru terlampau sukar, serta ,
5. siswa sukar menangkap penjelasan guru.
Contoh 3.3
Pak Muhana, guru Bahasa Indonesia di SMA II, menjadi bingung karena
hampir 70% (27 orang dari 40 siswa) tidak mampu menggunakan bahasa
Indonesia tulis dalam mengungkapkan pikirannya. Selama setengah semester,
karangan para siswa banyak yang tidak dapat dipahami karena struktur
kalimat dan pilihan kata yang kurang tepat, di samping penguasaan ejaan
yang masih parah

HASIL ANALISIS
Pak Muhana menunjukkan bahwa penyebab masalah ini sangat
kompleks. Pertama Pak Muhana menyadari dan menemukan
bahwa karangan siswa jarang, bahkan hampir tidak pemah
diberi masukan, dan tidak pemah dibahas di dalam kelas.
Kedua, latihan menulis secara bertahap tidak pernah diberikan.
Siswa langsung diminta membuat karangan sesuai dengan topik
yang dipilih. Itulah penyebab yang ditemukan oleh Pak Muhana
Contoh 3.4
Ibu Siti, guru Matematika di SMP 28, sudah lama merasa menghadapi
masalah karena siswa tidak tenarik pada pelajarannya dan menganggap
pelajaran Matematika paling sukar. Setiap masuk kelas, banyak siswa di
kelas tersebut yang tidak hadir dengan alasan yang tidak masuk akal

HASIL ANALISIS
setelah melakukan refleksi, Ibu Siti menelaah berbagai PR siswa,
dan berdialog dengan siswa, mencoba bekerja sama dengan
teman sejawatnya yang juga mengajar matematika. Ia meminta
Bu Tuti mengamati kelasnya ketika Bu Siti sedang mengajar
Matematika. Setelah beberapa kali mengamati pelajaran yang
disajikan oleh Bu Siti, Bu Tuti mengajak Bu Siti berdiskusi. Dari
hasil diskusi :

1. Cara mengajar Bu Siti terlalu formal, hampir tidak ada


komunikasi dengan siswa. Setelah selesai menjelaskan satu
rumus, langsung memberi latihan. Tidak ada pengantar
rumus-rumus itu dengan kehidupan nyata siswa.
2. Hasil latihan hampir tidak pemah dibahas, tetapi
diperiksa silang. Jawaban yang benar ditulis guru di
papan tulis dan kemudian siswa diminta memeriksa
pekerjaan temannya.
3. Soal-soal yang diberikan terlalu sukar.
4. Siswa merasa tidak ada manfaatnya belajar
matematika.
Merumuskan Masalah
Setelah melakukan analisis masalah dan menemukan penyebab atau akar
masalah, tiba saatnya kita merumuskan masalah pembelajaran yang kita
hadapi, dalam bentuk masalah penelitian.

Rumusan masalah haruslah memandu guru untuk melakukan tindakan


perbaikan. Dengan perkataan lain, rumusan masalah sudah menyiratkan apa
yang akan dilakukan olch guru untuk mengatasi masalah tersebut. Sehubungan
dengan itu, rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk kalimat tanya serta
mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya memperbaikinya.
Contoh 3.1
Anda merasa bingung karena nilai ulangan Siswa Anda pada pelajaran IPS
selalu rendah, rata-rata kurang dari 40. Ini hampir terjadi seliap kali ulangan.
Apabila Anda mengajukan pertanyaan. siswa tampak ragu-ragu dan bingung.
dan kalau menjawab tidak sesuai dengan keinginan Anda.

HASIL ANALISIS
Penjelasan guru pada pelajaran IPS tidak jelas dan sulit ditangkap oleh Siswa karena tidak
diberikan contoh konkret. guru tidak memberikan kesempatan bertanya, tidak mengajukan
pertanyaan, dan menggunakan istilah asing yang tidak diberi penjelasan. Selain itu siswa
juga tidak mencatat materi yang diterangkan guru. padahal mereka tidak mempunyai buku
sumber. Oleh karena itu pada setiap saat akan menghadapi ujian siswa selalu tidak siap
karena tidak dapat belajar dengan baik sehingga nilainya rendah.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara membuat penjelasan menjadi lebih mudah
dipahami, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat
peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa
dalam pelajaran IPS?
Contoh 3 2
Ketika Pak Diki menjelaskan sifat-sifat benda dalam pelajaran IPA di kelas III SD,
siswa banyak yang mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru.
Kemudian, ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, tidak seorang pun
siswa yang menjawab. Keadaan seperti ini telah (terjadi berulang kali, hampir pada
setiap pelajaran IPA. Akibatnya, pada setiap ulangan, skor yang diperoleh siswa selalu
rendah

Hasil refleksi menunjukkan bahwa siswa sering mengantuk dalam pelajaran IPA karena:
1. guru tidak menggunakan alat peraga sehingga pelajaran menjadi tidak menarik,
2. selama menjelaskan guru tidak pernah bertanya,
3. penjelasan guru terlampau abstrak dan cepat,
4. bahasa yang digunakan guru terlampau sukar, serta ,
5. siswa sukar menangkap penjelasan guru.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengaktifkan siswa, menggunakan alat
peraga. dan memberikan balikan pada pekerjaan siswa, agar
mampu meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas
III dalam pelajaran IPA?
Contoh 3.3
Pak Muhana, guru Bahasa Indonesia di SMA II, menjadi bingung karena
hampir 70% (27 orang dari 40 siswa) tidak mampu menggunakan bahasa
Indonesia tulis dalam mengungkapkan pikirannya. Selama setengah semester,
karangan para siswa banyak yang tidak dapat dipahami karena struktur
kalimat dan pilihan kata yang kurang tepat, di samping penguasaan ejaan
yang masih parah
Hasil analisis Pak Muhana menunjukkan bahwa penyebab masalah
ini sangat kompleks. Pertama Pak Muhana menyadari dan menemukan
bahwa karangan siswa jarang, bahkan hampir tidak pemah diberi
masukan, dan tidak pemah dibahas di dalam kelas. Kedua, latihan
menulis secara bertahap tidak pernah diberikan. Siswa langsung
diminta membuat karangan sesuai dengan topik yang dipilih. Itulah
penyebab yang ditemukan oleh Pak Muhana

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara menerapkan langkah-langkah menulis agar
dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMA?
MENGEMBANGKAN ALTERNATIF TINDAKAN
Dalam mengembangkan alternatif tindakan/hipotesis, kita dapat
melakukan hal-hal berikut.
1. Mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang terkait dengan
masalah yang kita hadapi.
2. Berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar bidang ilmu yang
relevan.
3. Mengingat kembali pengalaman kita dalam menangani masalah
serupa
Kriteria yang dapat dijadikan untuk menguji hipotesis
adalah seperti berikut.
1. Apakah tindakan yang diambil dapat dan mungkin dilaksanakan
oleh guru?
2. Apakah kemampuan siswa baik dari segi psikologis, sosial, budaya
dan etika mendukung?
3. Apakah sarana dan fasilitas yang tersedia cukup mendukung?
4. Apakah iklim belajar di kelas cukup mendukung dilaksanakannya
tindakan yang dipilih?
5. Apakah tidak bertentangan dengan kebijakan sekolah?
Masalah 1:
Bagaimana cara membuat penjelasan lebih mudah dipahami,
mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga
mampu meningkatkan prestasi siswa dalam IPS?

Hipotesis/Altematif Tindakan 1 :
Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran IPS, guru menerangkannya
disertai dengan memberikan contoh-contoh konkret, menggunakan alat
peraga yang sesuai, tidak menggunakan kata-kata asing yang sulit
dipahami siswa, serta memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi
kepada siswa, maka pemahaman siswa akan meningkat.

Altematif lain untuk membuat penjelasan mudah dipahami dan


meningkatkan keaktifan siswa adalah: mengaitkan topik yang baru dengan
pengalaman siswa, meminta siswa mencari contoh-contoh dari
pengalamannya sendiri, dan meminta siswa bekerja dalam kelompok
untuk mengidentifikasi masalah dan mencari altematif pemecahannya.
Kegiatan Belajar 2
Rencana dan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas
A. Rencana Perbaikan

Format Rencana perbaikan pembelajaran

Mata Pelajaran :
Pokok bahasan :
Sub pokok bahasan :
Kelas / semester :
Waktu :
I. Tujuan
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
C. Tujuan Perbaikan

II. Materi, Media dan sumber


A. Materi
B. Media
C. Sumber

II. Kegiatan Pembelajaran


A. Kegiatan awal
B. Kegiatan inti
C. Kegiatan penutup

IV. Evaluasi
Perhatikan RENCANA PEMBELAJARAN dan
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Pada halaman 3.28 dan 3.29

Carilah perbedaannya
Langkah-langkah menyusun Rencana perbaikan pembelajaran

1. Membuat skenario pembelajaran


2. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran
3. Menyusun RPP yang lengkap
4. Mensimulasikan Rencana perbaikan
B. Menentukan dan mempersiapkan prosedur
dan instrument pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data


1. Obsevasi oleh teman sejawat untuk merekam cara guru menjelaskan
dan keaktifan siswa
2. Wawancara dengan siswa setelah selesai pelajaran
3. Analisis dokumen (hasil latihan siswa)
C. Proposal PTK
Hakekat Proposal PTK
• Proposal diajukan oleh guru atau satu tim
• Disusun sesuai format
• Memaparkan tentang apa yang akan dikerjakan, siapa
yang terlibat, aka yang dihasilkan, bagaimana dan kapan
dilaksanakan serta berapa anggaran yang diperlukan
Sistematika Proposal PTK

A. Judul penelitian
B. Bidang kajian
C. Pendahuluan
D. Perumusan dan pemecahan masalah
E. Tujuan penelitian
F. Manfaat hasil penelitian
G. Kajian pustaka
H. Rencana dan prosedur penelitian
I. Jadwal penelitian
J. Biaya penelitian
K. Personalia penelitian
L. Daftar pustaka
M. lampiran

Anda mungkin juga menyukai